Captain Tsubasa (c) Yoichi Takahashi

Pihak Ketiga

Chapter 1

by 220734khageswara

Suatu hari di Furano, kota kecil nan indah yang terkenal dengan padang lavendernya. Hari ini cuacanya cukup cerah dan hangat sehingga semua orang beraktivitas dengan penuh semangat. Bahkan anak-anak sekolah pun pergi ke sekolah dengan ceria.

SMU Furano, salah satu SMU yang terkenal di kota itu. Yap, sekolah itu terkenal karena keikutsertaannya dalam pertandingan sepakbola antar sekolah se-Jepang di Tokyo. Tapi tampaknya bukan itu yang akan kita bahas disini.

Matsuyama Hikaru, murid SMU Furano yang terlihat biasa-biasa saja, namun terkenal karena posisinya sebagai kapten tim sepakbola SMU Furano. Pemuda bermata elang itu berhasil membawa timnya mencapai semifinal, walaupun belum pernah menjadi pemenang. Prestasi yang cukup membanggakan seluruh warga Hokkaido itu membuat Matsuyama terkenal. Di sisi lain, Matsuyama pun punya kisah pribadi yang tak kalah serunya.

Matsuyama memiliki kekasih yang sangat cantik dan aduhai, yakni Fujisawa Yoshiko. Semua laki-laki di SMU Furano pantaslah iri pada Matsuyama karena Yoshiko ini menjadi primadona di sekolahnya. Tapi siapa yang menyangka, ada rintangan yang harus dihadapi oleh mereka.

"Latihan selesai! Kalian boleh pulang sekarang..."

Seluruh pemain ber-yaaaaaaay ria setelah pelatih memberitahukan bahwa mereka sudah selesai latihan. Latihan yang cukup keras dari pelatih memang membuat para pemain kelelahan.

"Ini handukmu, Matsuyama." kata Machiko sambil memberikan handuknya. Matsuyama pun menunjukkan air muka penasaran pada Machiko.

"Yoshiko demam hari ini, makanya dia gak masuk sekolah." jawab Machiko santai. Tampaknya dia mengetahui maksud Matsuyama tadi.

"Oh begitu..., kok gue gak tau ya?" gumam Matsuyama.

"Yoshiko gak mau ngerepotin kamu, mungkin? Kenapa gak tanya ke dia aja?"

"Cieeeeeeee, kapten galau ya? Hahahaha." seru Oda, salah satu striker tim Furano yang juga sahabat Matsuyama.

"Aish, lo ini! Berisik ah!" balas Matsuyama bete. "Ya udah, setelah gue ganti baju, gue jenguk dia..."

"Duh, kapten ini! Bau keringet gitu mau jenguk orang sakit? Yang ada kamu ditendang keluar rumahnya deh! Hahahaha!"

Matsuyama memutuskan buat cuek pas dibilangin gitu.

~000~

Yoshiko berjalan ke pasar dengan terbatuk-batuk. Karena dia tinggal sendiri, Yoshiko terpaksa pergi untuk membeli bahan makanan. Orangtuanya berada di Amerika sehingga cukup sulit untuk menjenguk Yoshiko.

"Pak, daging sapinya sekilo aja..., uhuk uhuk!" kata Yoshiko sambil terbatuk-batuk. Bapak penjual daging itu kasihan pada Yoshiko.

"Haduh dek, sakit-sakit gini kok belanja? Bapak kasih potongan harga deh."

"Eh? Ma-makasih pak!"

Yoshiko langsung membayar dan membawa daging sapi yang dibelinya, tak lupa juga berterimakasih pada pak penjual yang sangat baik hati. Saat perjalanan pulang, jalannya terhuyung-huyung dan nyaris jatuh. Huft, resiko hidup sendiri, pikir Yoshiko.

"Mau kubantu, nona?"

Suara lelaki itu mengejutkan Yoshiko di belakangnya. Ternyata lelaki itu adalah Nosaka, teman sekelasnya.

"Nosaka-kun?"

"Oh, ternyata Fujisawa-san. Ehm, katanya sakit?"

"Anu, aku membeli daging dulu buat makan malam. Makanya aku pergi sendiri..."

Nosaka mendadak ingat sesuatu, "Matsuyama tidak dihubungi?"

"Tidak. Dia sedang sibuk. Soalnya bentar lagi mau ada pertandingan antar sekolah musim panas ini."

"Begitu ya..."

Obrolan itu membuat mereka tidak sadar kalo sudah sampai di rumah Yoshiko. Di depan rumah itu, Nosaka berpamitan dengan Yoshiko.

"Aku pulang dulu ya, Fujisawa-san." ujar Nosaka.

"Makasih banyak, Nosaka-kun. Jadi ngerepotin begini..."

"Tidak apa, Fujisawa-san. Kalo ada apa-apa, hubungi aku saja."

"Iya." balas Yoshiko sambil tersenyum.

Setelah Nosaka pergi, ponsel Yoshiko pun berdering. Yoshiko pun langsung melihat siapa yang meneleponnya di layar ponselnya. Nama Matsuyama Hikaru pun terpampang disana sehingga Yoshiko langsung saja mengangkat panggilan itu.

"Halo Matsuyama-kun..."

"Yoshiko-chan, kamu sedang apa?"

"Aku..., aku baru saja dari pasar..."

"Kamu ini..., kamu sedang sakit begini malah ke pasar?!" suara Matsuyama meninggi.

"Maaf, Matsuyama-kun. Aku tidak ingin merepotkanmu..."

"Jangan berkata seperti itu padaku, Yoshiko-chan. Aku ini pacarmu, aku sempatkan waktu untukmu kalo kamu menghubungiku."

"Iya, aku minta maaf."

"Ya sudah, kamu istirahat saja. Semoga besok bisa masuk sekolah ya..."

"Makasih ya Matsuyama-kun..."

"Iya..."

Ketika obrolan itu selesai, Yoshiko pun merasa bersalah. Secepat mungkin Yoshiko masuk ke dalam rumahnya.

~000~

Keesokan harinya, Yoshiko pun berangkat ke sekolah. Tanpa diduga, Nosaka yang menunggu Yoshiko di depan rumahnya.

"Nosaka-kun? Mau kemana?" tanya Yoshiko.

"Fujisawa-san, mau bareng bersamaku?" Nosaka balik bertanya.

"Eh?" Yoshiko pun kaget. "Matsuyama-kun gak kesini ya?"

"Ehm, aku udah ketemu dia. Katanya sih duluan aja karena dia ada urusan..."

Begitu ya, masa dia gak kasih tau ke aku?, gumam Yoshiko dalam hati. "Ya udah, ayo pergi..."

Sementara itu, Matsuyama berlari dengan tergesa-gesa ke rumah Yoshiko. Karena kesiangan, Matsuyama pun sarapan dengan terburu-buru karena ingin menjemput Yoshiko. Sayangnya, Matsuyama tidak berhasil bertemu dengan Yoshiko setelah melihat rumahnya kosong.

"Haduh, padahal hanya telat beberapa menit..., tapi masa dia sudah pergi sih?" gumam Matsuyama pada dirinya sendiri. Ketika bingung, seorang ibu yang juga tetangga Yoshiko itu menyapa Matsuyama.

"Oh, adek kan yang suka jemput Yoshiko ya?" sapanya.

"Iya bu. Yoshiko ada?"

"Tadi dia pergi sama teman cowoknya."

Matsuyama langsung terdiam. Dia tidak menyangka jika dirinya sudah didahului oleh seorang laki-laki yang entah siapa dia. Yang paling membuatnya heran, kenapa Yoshiko mau bersamanya?

Matsuyama langsung pamit dan segera berlari ke sekolah. Isi kepalanya pun penuh dengan berbagai pertanyaan.

~000~

Jam sekolah pun usai, tim sepakbola Furano pun memulai latihannya. Matsuyama yang tengah gagal fokus itu tidak bisa berlatih dengan baik. Sampai akhirnya Matsuyama pun terjatuh sampai lututnya terluka.

"Kapten Matsuyama, kamu gak apa-apa?" tanya rekan-rekan setimnya yang cemas.

"Gak apa. Maaf teman-teman..."

"Eh? Matsuyama kenapa?" komentar Machiko yang melihat kejadian tadi. Yoshiko pun khawatir dengan keadaaan Matsuyama.

"Matsuyama-kun..." gumam Yoshiko cemas. Dengan cepat, Yoshiko berlari ke arah Matsuyama sambil membawa kotak P3K.

Yoshiko pun mengobati luka Matsuyama, namun yang bersangkutan malah menggenggam tangan Yoshiko dan menjauhkannya dari lutut Matsuyama yang terluka dengan kasar. Semuanya yang ada di lapangan itu terkejut.

"Astaga! Kenapa begitu, kapten?!"

"Manajer mengobatimu tapi kok kamu kasar gitu?"

"Lo kenapa, Matsuyama? Lo aneh banget hari ini..." tanya Oda. Matsuyama pun hanya menggigit bibirnya lalu menatap Yoshiko dengan tatapan tajamnya. Yoshiko pun merasa takut.

"Sebaiknya lo pergi, Fujisawa. Gue gak apa-apa."

Kalimat pendek itu membuat semuanya terdiam. Selama ini Matsuyama selalu bertutur kata yang baik pada Yoshiko dan berbeda dengan gaya bicaranya pada teman-temannya. Yoshiko pun hanya diam dan air matanya pun mengalir. Seketika itu juga, Yoshiko pun berlari menjauh dari tim itu.

"Yoshiko! Astaga, kamu jahat sekali Matsuyama!" seru Machiko sambil mengejar Yoshiko. Semua teman-temannya pun menoleh ke Matsuyama.

"Kenapa? Ini masalah pribadi gue. Gak usah ikut campur." Matsuyama menanggapi dengan dingin. Sorot mata elangnya itu penuh dengan kemarahan.

~000~

-to be continued-