Chapter Prolog

Oxxy: Halo semuanya... kali ini kita publish fic bikinan bersama nih.

Crisan: Hmmmm

Oxxy: Ngomong sesuatu dong Mia Sorella

Crisan : Baca disclamernya

Oxxy : Oke.^^Disclamer ,pemilik hetalia adalah Hidekaz-san. Kalo punya aku, udah kubikin deh Official Characternya Indonesia. Tapi fic ini punya kita berdua.

Crisan : Warning, fic ini bikinan author baru. Pastinya akan ada banyak typo, keOOCan, keGajean, keAbalan dan lain ada beberapa uke yang gender bender, dan OC. Ehm. . . fic ini AU

Oxxy : Summary,Kirana diminta oleh sang ayah untuk membantu menjaga seorang 'Pangeran' karena janji sang ayah kepada almarhum kedua orang tua pemuda itu. Akankah ia dapat menjalankan ini semua dengan baik atau dia malah akan berhenti di tengah jalan? Terinspirasi dari drama asia Protec the enjoy this. Don't like don't read OK.

Crisan : OC Indonesia twins and Malaysia ada di sini.

CH Prolog:This all because promise.

Kirana Kusnapaharani,ya itu nama gadis yang sekarang tengah berjalan menyusuri koridor lantai tiga gedung sekolah HHS. Parasnya yang cantik, tubuhnya yang aduhai, dan badannya yang semampai itu ternyata mampu menarik perhatian hampir semua orang yang berpapasan dengannya. Mau itu perempuan atau laki-laki. Tapi nampaknya gadis itu tidak suka diperhatikan seperti itusetiap ia lewat sana untuk bertemu seseorang.

Ah, tidak-tidak, dia bukan mau bertemu teman atau pun pacar. Dia ke sana hanya kalau ada panggilan dan itupun terpaksa. Kalau bukan karena tugasnya sebagai seorang guard alias penjaga dia tak akan pernah mau bersusah payah menaiki anak tangga untuk sampai di sini, lebih baik di ruangannya bersama 3 sahabatnya yang lain sambil meminum tehnya. Hem. . . kedengarannya menyenangkan.

'Lain kali akan kubanting tubuhnya saat latihan nanti.' Batinnya seraya membuka pintu geser sebuah ruangan bertuliskan ruang OSIS. Yah setidaknya ini tak akan menjadi lebih buruk .

'kan ?

BYUR

"Akh!" gumam Kirana pelan saat tiba-tiba air yang brr... dingin mengguyur tubuhnya dan seketika itu pula tubuhnya langsung basah kuyup. Oh Tuhan, semalam dia mimpi apa sih sampai-sampai harus terguyur air dipagi hari begini?

Seorang pemuda yang berada di depan Kirana yang tengah meratapi tubuhnya yang basah hanya menyeringai tipis lalu berjalan mendekati Kirana, mengangkat dagu gadis itu agar sang gadis itu menatapnya. "Kenapa tadi pagi tak ada di rumah?" tanyanya dengan nada pelan tapi sangat tajam. Untuk sesaaat tadi Kirana merasa tubuhnya merinding takut.

"Aku dijemput Clasia dan yang lain." Jawab Kirana datar berusaha untuk menyembunyikan rasa takutnya. Pemuda intu menyeringai lalu mendekatkan wajahnya ke arah wajah Kirana sembari menyeringai.

Chu~

"Dengar ya,aku tak suka kalau gadisku berangkat kesekolah dengan orang lain. Mengerti?" Kirana hanya mampu menganggukakan kepala. Walau tadi bukan ciuman pertamanya tapi entah mengapa rasanya tetap sama seperti pemuda itu mengambil ciuman pertamanya dihari pertama merekamemulai semua ini. Rasanya tetap manis dan mendebarkan. Kirana yakin wajahnya pasti sudah memerah sekarang.

"Bagus kalau begitu." Kata pemuda itu sembari menjauhi tubuh Kirana. Ia berjalan kearah salah satu lemari besar di ruangan itu lalu mengeluarkan sebuah handuk dan seragam dan memberikannya kepada Kirana yang masih mematung di depan pintu.

"Ini. Keringkan tubuhmu dan ganti bajumu. Aku tak mau ada yang melihat gadisku dalam keadaan seperti ini." Katanya sembari memalingkan wajahnya yang merona. Bagaimanapun juga dia seorang lelaki remaja normal yang pasti takkan bisa menolak disuguhi pemandangan yang... waw banget dari seorang gadis cantik bernama Kirana ini.

"Baik, kasih." Kata Kirana sembari berjalan memasuki ruang OSIS itu dan berjalan menuju toilet yang ada di dalam. Kiku hanya mengangguk sembari bersandar pada meja kerjanya, setelah Kirana masuk ke dalam toilet Kiku meraba bibirnya yang tadi bersentuhan dengan bibir manis Kirana lalu tersenyum. Semburat merah tipis menjalar dikedua pipi putihnya.

"Manis..."

Sekarang jam istirahat tengah berlangsung. Kirana terduduk sendiri di taman belakang. Ketiga teman sekaligus senpainya sedang ada urusan penting, sedang Kiku sedang rapat anggota OSIS. Maka jadilah gadis cantik itu duduk termenung sembari menatap rerumputan yang bergoyang.

'Ada apa sebenarnya dengan diriku?' Batinnya sembari memikirkan kejadian tadi pagi. Kontan saja wajahnya langsung memerah padam. Segera ia menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir pikirannya barusan.

Jujur saja ia bingung pada dirinya yang sekarang. Rasanya ia sudah bertekuk lutut di hadapan seorang Kiku Honda, orang yang ditugaskan untuk dilindunginya. Tadi pagi saja ia sama sekali tak berontak saat bibir manis sang 'Pangeran' menyentuk bibirnya, padahal 7 hari yang lalu ia masih akan refleks membanting pemuda itu atau setidaknya menyikut perutnya sampai Pangeran itu mengerang kesakitan.

Dan lagi, dia merasa sudah seperti menjadi kekasih sang 'Pangeran' itu. Padahal semua ini hanya sandiwara belaka dan salah satu dari rencana untuk melindungi sang Pangeran dari serangan pihak manapun, terutama FG dari Kiku. Tapi pada kenyataannya, mereka terlihat lebih intim dari hari kehari dan itu bukan salah satu dari rencana mereka. Apalagi sekarang mereka mulai memanggil dengan panggilan 'sayang', Kiku memanggil Kirana 'Seruni-chan' atau 'Hime-chan' dan Kirana memanggilnya 'Kikkun' dan itupun tak ada dalam list rencana mereka.

Ugh... sekarang Kirana benar-benar bingung. Seandainya saja ayahnya tak memohon padanya untuk menjaga Pangeran itu, mungkin saja ia tak akan jadi seperti ini. Kalau saja Kirana tau bakal begini jadinya, mungkin hari itu ia tak akan mau menerimanya.

Eh?Benarkah?

Yah,sejujurnya Kirana pun tak mungkin bisa menolak permintaan ayahnya. Ayahnya yang membesarkannya seorang diri karena sang bunda sudah berada di surga bersama kakak kembarnya. Lagi pula ini permintaan dari ayahya yang pertama, mana mungkin ia mampu menolak prmintaan orang yang sudah membesarkannya, ya kan?

Tapi sebenarnya ini bukanlah sepenuhnya permintaan langsung sang ayah, melainkan karena ayahnya sudah terlanjur berjanji pada almarhum ayah dan ibu Kiku untuk menjaga pewaris tahta dari Honda corp itu. Waktu itu pun Kirana menyasikan sendiri bagaimana ayahnya berjanji saat nyawa kedua orang tua Kiku berada diambangnya, sementara putra mereka sedang dalam perjalanan.

Dengan mata kepalanya sendiri pula Kirana meyaksikan seorang Kiku Honda yang amat sangat berduka, sedih, kecewa dan marah karena terlambat menemani orang tuanya meregang nyawa. Di saat itu, tanpa sadar Kirana berjanji pada dirinya sendiri untuk berusaha semampunya untuk menjaga pemuda itu.

Maka sekarang ia tak bisa lari dari kenyataan ini walau ia benar-benar merasa terganggu dan belum terbiasa dengan semua ini. Yah setidaknya itulah yang bisa ia lakukan untuk memenuhi janji ini.

"Hime-chan!"seruan dari belakang tubuhnya itu sukses membuyarkan lamunannya dan membuatnya tersentak kaget. Ia pun menoleh kebelakang dan mendapati Kiku tengah tersenyum kearahnya, senyum yang sempat hilang beberapa hari setelah kematian orang tuanya. Ah sudahlah... tak perlu di ingat lagi.

'Sandiwara membingungkan ini hanya untuk menepati janji, ya hanya untuk menepati janji.' Batinnya mantap. Kini ia bertekat takkan lagi bimbang karena semua ini hanya sandiwara belaka.

"Ya Kikkun!"seru Kirana sembari bangkit dan setengah berlari menghampiri Kiku.

TBC

Oxxy: Waw, kok agak janggal ya?

Crisan: Mana ku tau

Oxxy: ya udah deh, RnR ya minna!