Summary: Naruto murid baru? Tapi, sasuke mengincarnya?
Disclaimer: Semua chara punya Om Kishi. Tapi ceritanya punya Kami^^
Rated: M
WARNING: YAOI! LEMON! DON'T LIKE DON'T READ!
Enjoy~
A Pervert Boy
.Ini adalah SMA Konoha, dimana clan elit bermunculan di sekolah ini sehingga menjadi terkenal dan yang paling menguasai sekolah itu adalah Clan Uchiha, yang merupakan keluarga besar Fugaku Uchiha.
Sasuke Uchiha, putra bungsu Fugaku, duduk di kelas dua di SMA itu, dia sangat terkenal akan kekayaannya, ketampanan dan kepintarannya, tak heran jika semua gadis mengejarnya.
Tapi dibalik itu, sifat sasuke keras, egois, arogan dan Pemaksa. Dan satu hal lagi yang tidak orang lain ketahui, dia ternyata menyukai sesama jenis sama halnya dengan kedua temannya, Hyuuga Neji dan Naara Shikamaru yang juga merupakan Clan terpandang di sekolah itu.
"Pagi, Sas!" sapa Neji.
"Hn."
"Haaah… seperti biasa," gumam Shikamaru.
"Hn."
Tiba-tiba Neji berbicara, "Eh! Kalian tau gak, kalau dikelas kita bakal ada murid baru?" tanya Neji.
"Ah, Iya! Kata murid lain, dia itu laki-laki dan terlihat manis," timpal Shikamaru.
Sasuke hanya menjawab dengan 'Hn' nya dan Shikamaru serta Neji hanya bisa bersweatdrop ria.
"Kau ini Sas! Dari tadi 'Hn-hn' terus," timpal Neji.
"Aku gak tertarik!" jawab Sasuke singkat.
"Masa sih? Pastinya kau akan tertarik, karena dia sangat manis," ujar Shikamaru.
"Hn."
"Kita lihat aja nanti," tantang Neji.
"Hn."
(sfx: Bel berbunyi)
"Ck, mendokusei! Masa' baru datang udah masuk sih?" ujar Shikamaru kesal.
Dengan cepat pemuda rambut nanas itu memutar kursinya yang sedari tadi menghadap ke Sasuke. Begitu juga dengan Neji yang langsung menuju bangkunya di seberang bangku Sasuke.
"Selamat pagi anak-anak!" sapa Asuma-sensei seraya memasuki ruang kelas mereka.
"Selamat pagi!" balas para murid-minus Sasuke, Neji dan Shikamaru-, serempak. Guru fisika itu menghembuskan asap rokoknya sambil bersiap duduk di bangku guru.
"Ne, apa kalian sudah mengerjakan tug-"
"MAAF AKU TERLAMBAT!" Perkataan Asuma terpaksa harus dipotong oleh teriakan seorang pemuda pirang manis yang berdiri di depan pintu ruang kelas mereka. Keringat bercucuran dari pelipis pemuda itu, rambut cerahnya tampak sedikit lembab, dan baju putihnya juga nampak basah oleh keringat, membuat sedikit bagian dari tubuh tan seksi itu terekspos.
"Ne? Masih ada yang terlambat rupanya!" Asuma menolehkan kepalanya ke arah pintu masuk dengan malas, tapi ekspresinya nampak sedikit terkejut saat melihat siapa yang ada di sana.
"Hmm.. sepertinya aku belum perah melihatmu di kelasku. Kau... siapa?" tanya Asuma sambil menghembuskan asap rokoknya lagi. Tanpa diminta, pemuda pirang itu memasuki kelas, mendekati Asuma dan berdiri di hadapannya.
"Maafkan aku, Asuma-sensei. Aku murid baru pindahan dari Suna." Naruto membungkukkan tubuhnya, berusaha berlaku sopan di hadapan guru barunya.
"Eh? Murid baru ternyata. Baiklah, kalau begitu silahkan perkenalkan diri ke teman-teman barumu"
"Hai' Sensei!" Naruto segera membalikkan tubuhnya ke hadapan para murid yang sedari tadi memperhatikan sosok pirang itu.
"Perkenalkan, namaku Uzumaki Naruto, murid pindahan dari SMA Suna. Yang kusuka adalah ramen, ramen dan ramen. Yoroshiku!" Naruto mengakhiri perkenalan singkat itu dengan membungkukkan badan ke arah teman-teman barunya.
"Ohh, ternyata ini murid pindahan itu. Hmm.. manis juga," gumam Neji pelan, dia melirik Sasuke yang sedang sibuk menatap keluar jendela.
"Mendokusei, kenapa pemuda manis di sekolah ini terus bertambah? Membuatku ingin selingkuh dari Kiba saja," ujar Shikamaru pelan, sebuah jitakan manis dari Kiba pun mendarat di kepala nanas-nya sebagai hadiah atas ucapan tadi.
"Jangan coba-coba selingkuh!" desis Kiba tajam.
"Ck, iya... iya! Aku kan hanya bercanda." Shikamaru kemudian menolehkan kepalanya ke belakang, ke arah Sasuke yang duduk sendirian di bangkunya.
"Ssstt! Uchiha!" bisik Shikamaru, cukup keras untuk didengar Sasuke.
"Hn?" jawab Sasuke tanpa mengalihkan pandangannya dari langit dan awan.
"Kau benar-benar yakin tidak tertarik dengan murid baru itu?" Shikamaru sedikit menggeserkan bangkunya kebelakang agar bisa mendenga jawaban Sasuke dengan lebih jelas.
"Hn," gumam Sasuke pelan, lagi-lagi tanpa mengalihkan pandangannya ke Shikamaru.
"Ck, mendokusei! Lihat dulu baru berkomentar!" desis Shikamaru jengkel dengan ketidakpedulian sang Uchiha.
"Hn." Dengan malas, Sasuke mengalihkan pandangannya ke murid baru di depan kelas.
Sasuke melihat seorang murid baru yang berciri-ciri kulit Tan, rambut pirang, dan bola mata sebiru langit. dan lagi anak itu tersenyum ramah kepada semua orang, membuat para lelaki tidak berkedip melihatnya begitu pula dengan Sasuke.
'Manis' batin Sasuke.
"Gimana Sas? manis gak?" tanya Shikamaru penasaran.
"Hn."
"Haaah~ kau ini, Sas! Dari tadi Hn mulu!" ucap Shikamaru sambil menghela nafas.
"Baiklah... Umm Naruto kau duduk dengan... Ah! Uchiha Sasuke!" jawab guru tersebut.
Lalu Sasuke menampakkan seringainya membuat Shikamaru dan Neji mengetahui apa yang ada di pikiran Sasuke, lalu Shikamaru dan Neji saling berpandangan dan Shikamaru berkata "Sudah Kuduga, dia targetnya." jawab Shikamaru.
"Haaah~ betul itu. aku tidak tau apa yang bakal terjadi pada anak baru yang malang itu." timpal Neji.
Naruto pun langsung berjalan mendekati bangku yang diduduki Sasuke. Lalu Naruto meletakkan tasnya di atas meja dan segera duduk di samping Sasuke, Sasuke hanya bersikap sok cool padahal hatinya berkata lain.
"Hai... perkenalkan namaku Uzumaki Naruto..." sapa Naruto dengan senyum, membuat hati Sasuke berdegup kencang.
"Hn," jawab Sasuke bersikap sok cool.
"Eh? 'Hn' itu apa ya?" Naruto mendekatkan wajah tan-nya ke wajah Sasuke dengan tampang polos.
"Ck! Baka dobe!" desis Sasuke sinis. Mata-nya terus menatap mata biru laut Naruto. Hati-nya yang dingin terus terasa menghangat saat melihat bola mata itu.
"Eh? 'Baka dobe'?" Naruto kembali membeo, wajah tan nan polosnya terus mendekat ke arah Sasuke tana disadari oleh Naruto sendiri.
"Hn, baka dobe! Ck! Jauh-jauh sana!" ulang Sasuke lagi sambil mendorong kepala Naruto dengan telunjuknya agar menjauh.
"Ukh! Kau apa-apaan sih Teme! Aku kan hanya bertanya!" umpat Naruto jengkel, dia melirik ke arah Sasuke dengan sinis lalu cepat-cepat menelungkupkan kepala pirangnya ke meja.
"Ck! Kau tidak sadar wajahmu itu terlalu dekat, idiot!" gumam Sasuke sinis, matanya melirik rambut pirang cerah itu, kemudian lirikannya turun perlahan ke arah leher Naruto.
Sasuke melihat leher Naruto yang begitu indah. ingin sekali Sasuke meletakkan tanda Uchiha nya di leher naruto, tapi sekarang ini sedang belajar, jadi Sasuke mengurungkan niatnya terlebih dahulu.
'Ck! kau harus bersabar uchiha.' batin Sasuke dalam hati.
(sfx: bel istirahat)
"Hai Naruto, mau kekantin gak? ucap Kiba.
"Eh?"
"Hahahaha maaf, perkenalkan namaku Kiba dan ini Gaara..." ucap Kiba sambil memperkenalkan diri dan temannya di sampingnya.
"Eh? Hai, Kiba! Hai, Gaara!" sapa Naruto sambil tersenyum kepada Kiba dan Gaara.
"Hai," balas Gaara.
"Kalau begitu ayo ke kantin" Ajak Kiba.
Lalu mereka bertiga pun pergi ke kantin, Neji, Sasuke, dan Shikamaru hanya melihat Kiba, Naruto, dan Gaara yang pergi meninggalkan mereka.
"Bagaimana Sas? Kau tertarik?" tanya Neji.
"Hn. Kuakui aku memang tertarik" jawab Sasuke.
"Sudah kuduga," timpal Shikamaru.
"Hey! aku punya rencana. aku ingin kalian membantuku untuk mendapatkan Naruto, supaya dia berpaling padaku," ujar Sasuke.
"Baiklah..." jawab Shikamaru malas.
"Lalu apa rencanamu itu, Sas?" tanya Neji sambil memutar bangkunya agar menghadap Sasuke.
"Mudah, pulang sekolah besok kalian cukup mengurung-nya di ruang klub drama," ujar Sasuke, sebuah seringai menghiasi wajah tampannya. "Lalu kau mau langsung melakukannya di sana?" tanya Shikamaru dengan malas.
"Hn, memangnya kenapa?"
"Ck! Kukira Uchiha itu jenius dalam segala hal," gumam Shikamaru pelan namun masih cukup jelas untuk didengar oleh Sasuke.
"Apa maksudmu Nara?" desis Sasuke, sedikit jengkel dengan tingkah sobatnya itu.
"Lebih baik kau membuat dia jatuh cinta padamu dulu, baru melakukan 'itu'," usul Neji.
"Kau pikir aku bodoh? Tentu saja nanti pulang, aku akan membuat dia jatuh cinta denganku," ujar Sasuke panjang lebar.
"Caranya?" tanya Shikamaru. Sasuke menyunggingkan seringainya, membuat Neji dan Shikamaru menatap Sasuke dengan serius.
"Apa?" ujar Neji dan Shikamaru berbarengan.
"Mengajak dia berkencan sepulang sekolah," ujar Sasuke tersenyum puas.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sedari tadi, tapi anak baru berambut pirang itu tetap berada di dalam kelas sambil membereskan buku-buku biologi-nya. Mulutnya terus bersiul untuk mengusir rasa sepi yang tercipta di sana. Tangannya bergerak memasukkan sebuah buku tebal ke dalam ransel orange-hitam sebelum sebuah tangan putih pucat memegang pergelangan tangan tan itu.
"T-Teme! Apa-apaan kau? Lepaskan tanganku!" Naruto memberikan deathglare terbaiknya kepada orang yang dia panggil 'Teme' itu. Namun si pelaku sama sekali tidak terpengaruh dengan deathglare Uzumaki tersebut dan tetap menggenggam tangan Naruto erat.
"Kenapa kau belum pulang, hn?" bisik Sasuke di telinga Naruto.
'Twitch'
Empat sudut siku-siku muncul di dahi Naruto saat mendengar bisikan itu.
'Nggak nyambung' kira-kira itulah hal yang melintas di pikiran murid baru itu sekarang. Dahinya berkerut menatap wajah Sasuke yang hanya berjarak 5cm dari wajahnya.
"Ck, Teme! Tadi pagi kau menyuruhku jauh-jauh darimu, sekarang kenapa kau malah dekat-dekat?" tanya Naruto, polos. Sasuke semakin mendekatkan wajahnya, lalu kembali berbisik,
"Hn, kau terlalu menggoda untuk dihindari seharian, Manis,"
'BUAGGHH!'
sebuah pukulan telak telah bersarang di pipi kanan Sasuke. Pukulan manis dari pemuda pirang di hadapan Sasuke yang secara otomatis melepas genggaman tangannya dari tangan pemuda itu.
"Jangan pernah panggil aku 'Manis', Teme!" teriak Naruto kesal. Tangan Naruto masih mengepal erat. Empat sudut siku-siku di dahinya semakin menjadi-jadi, jangan lupakan jari tangan kanannya yang terus menunjuk-nunjuk Sasuke dengan tidak sopan
"Awas kalau kau berani macam-macam denganku!" ancam Naruto sambil melotot ke arah Sasuke.
"Aku tidak mau macam-macam. Aku hanya mau satu macam," jawab Sasuke sambil berdiri.
Sasuke pun langsung mendekati Naruto yang mulai mundur kebelakang.
"Kenapa kau mundur, Dobe?" tanya Sasuke yang tetap berjalan ke arah Naruto.
"Pergi kau!" ujar Naruto sambil mundur kebelakang.
Naruto mulai merasakan rambu-rambu bahaya dan berusaha untuk menghindar. Tapi ternyata Sasuke sudah menangkap tangannya duluan.
"Lepaskan!" ujar Naruto berusaha melepaskan tangannya.
"Hn. ikut aku," paksa Sasuke sambil menarik tangan Naruto.
"Mau kemana?" tanya Naruto dengan nada yang agak kasar.
"Ck, cerewet! Ikut saja!" Sasuke terus menarik Naruto keluar dari kelas, menuju lapangan parkir.
"Tapi... Hei! Tunggu! Tas-ku masih di kelas, Teme!" seru Naruto kesal. Dia menghentakkan tangan Sasuke, berusaha melepas genggaman itu.
"Nanti kubelikan yang baru, jadi jangan berisik lagi!"
"Tidak mau!" balas Naruto sambil menghentikan langkahnya, membuat langkah Sasuke ikut terhenti. Dia berbalik menghadap Naruto dan melihat ekspresi wajah yang kekanak-kanakan itu.
"Pokoknya ambil tas-ku dulu! Kalau tidak, aku tak mau pergi!" Naruto menggembungkan pipinya, bibirnya sedikit maju dan matanya menyipit.
"Ck! Kau seperti anak kecil saja!" decak Sasuke kesal. Tangannya bergerak mencubit pipi bergaris itu, membuat Naruto meringis kesakitan.
"Akhh! Sakit Teme! Apa-apaan kau?" Naruto mengelus pipinya yang sedikit membiru.
"Makanya, jangan cerewet!" Sasuke mengelus pipi Naruto dengan lembut, membuat pemuda pirang itu terkesiap.
"Ukh! Kau yang jangan seenaknya!" balas Naruto sambil menyingkirkan tangan Sasuke dari pipinya.
"Dasar dobe." ujar Sasuke sambil berjalan ke dalam sekolah menuju ke kelas untuk mengambil tas Naruto.
"Kau mau kemana teme?" tanya Naruto.
"Mengambil tas mu. Kau tunggu aja di sini," perintah Sasuke.
"Baiklah," jawab Naruto.
Sasuke pun berjalan ke dalam sekolah dan menuju ke kelas untuk mengambil tas Naruto.
'Ternyata teme baik juga' batin Naruto.
Sasuke berjalan melewati koridor, dan akhirnya sampai juga di depan kelasnya dan langsung menuju bangku Naruto, lalu mengambil tas Naruto dan kembali ketempat Naruto menunggu.
"Ini tas-mu, Dob- Ck! Sial! Kemana anak itu?" sekali lagi Sasuke berdecak kesal saat menyadari pemuda pirang itu sudah tidak ada lagi di sana.
"Bisa-bisanya aku tertipu oleh Dobe idiot itu!" Sasuke kembali melangkahkan kakinya mengelilingi lapangan parkir yang cukup luas itu, berusaha mencari si 'Murid Baru'.
"Kemana dia?" gumam Sasuke, tas Naruto sudah dia tinggalkan di mobil, sekarang tinggal mencari pemilik tas yang menghilang entah kemana.
Langkah Sasuke kembali terhenti saat melihat gumpalan benda kuning terang menyeruak di balik sebatang pohon sakura. Setelah memperhatikan benda itu beberapa saat, Sasuke begegas melangkahkan kakinya mendekati benda tersebut.
"Dobe! Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sasuke, pada 'benda' kuning itu.
"Eh? T-teme? Aku... hanya mengukur tinggi badan di sini," jawab Naruto polos, jarinya menunjuk ke goresan kecil yang dia buat di pohon itu.
"Hn? Untuk apa? Mau bagaimanapun juga kau tetap saja lebih pendek dariku," ejek Sasuke sambil membanding-bandingkan tinggi badannya dengan Naruto.
"Huft! Kau menyebalkan!" Naruto kembali menggembungkan pipinya lalu mencubit lengan Sasuke, keras.
"Aww! Baka! Kenapa kau mencubitku?"
"Ini sebagai balasan atas cubitan-mu tadi dan sebagai balasan karena kau mengejekku!" ujar Naruto sambil melepas cubitannya.
"Ya sudah, ayo!" Sasuke kembali menarik pergelangan tangan Naruto, kali ini yang ditarik sama sekali tidak protes.
Mereka pun masuk kedalam mobil Sasuke, dan mulai menjalankan mobilnya. beberapa menit, Sasuke pun akhirnya berbicara, "Dobe?" panggil Sasuke.
"Apa?" jawabnya.
"Kenapa kau pindah?" tanya Sasuke.
"Orang tuaku pindah pekerjaan teme." jawabnya.
"Hn" hanya itu yang bisa Sasuke balas, dan akhirnya mereka terdiam beberapa menit terdiam, Naruto merasa gelisah, dia tidak suka dengan suasana seperti ini. lalu akhirnya Naruto bertanya kepada Sasuke.
"Kita mau kemana Teme?" tanyanya.
"Kencan" jawab Sasuke singkat.
"APAAA?" teriak Naruto tidak percaya. dan Sasuke hanya bisa menutup sebelah telinganya.
"Berisik Dobe!" ujar Sasuke kesal.
"K-kau serius Teme?" tanya Naruto, gugup. Keringat dingin perlahan mengalir di pelipisnya.
"Hn. Memangnya kenapa?" jawab sekaligus tanya Sasuke.
"Kan kita sama-sama laki-laki. Apa kau tidak malu?" Naruto menunduk, menyembunyikan semburat merah muda di pipinya.
"Tidak Dobe. Bukannya hubungan sesama jenis sudah biasa di sini?" jawab Sasuke dengan nada pelan tapi tetap dingin.
"Iya sih... Tapi kan aku dari Suna, Teme. Dan di sana hubungan sesama jenis masih belum biasa." Naruto menatap mata hitam Sasuke yang terus fokus pada jalan.
"Hn. Tapi ini Konoha bukan Suna, Idiot!" Sasuke menghentikan laju mobilnya di pinggir trotoar yang membatasi jalan raya dengan sebuah hutan kecil di pinggir kota.
"Iya! Aku tau, jadi tidak perlu panggil aku idiot!" jawab Naruto sambil melepas sabuk pengaman yang melingkari tubuhnya.
-bersambung-
A/N: Wah... Maaf , sepertinya tdk ada lemon disini, tapi tenang aja, chap 2 uda di publish
Sankyuu buat yang udah baca, kalau gak keberatan RnR please~^^
