Mungkin saja perasan tersebut tetap ada untuk dirinya.
Namun siapa mengira ternyata perasaan khusus untuknya sudah menguar.
Alter Fate
===OO===
Alter Fate project
Story © Rie Kawamuri
Final Fantasy XIII-2 by Square-Enix
Genre: Romance / Angst
Rate: T
===OO===
"Serah, kau bermimpi lagi?" tegur Alyssa, seorang gadis berambut sebahu yang sering menginap di rumah keluarga Farron akhir-akhir ini.
"Ya, mimpi yang sama seperti semalam, seperti hari-hari sebelumnya…" Serah mengepalkan tangannya di depan dada. Ia seperti tengah memohon pertolongan dari entah siapa. Alyssa menghembuskan nafasnya. "Wajahnya asing, namun sifatnya sama dengan Fang…"
"Ahm, siapakah dia, Serah?"
"A-ah, bukan siapa-siapa. Ayo, kembali tidur. Aku lelah."
Alyssa mengangguk dan merapikan posisi selimutnya, menelungkupkan benda tersebut di atas tubuhnya untuk menangkal hawa dingin. Semenjak kakak sulung Serah menghilang, Serah merasa sepi dan terkadang mengajak gadis peneliti tersebut untuk tidur di rumahnya. Kedua gadis ini bersahabat cukup dekat. Mereka sering tertawa dan berbagi cerita bersama. Alyssa turut serta membantu Serah mencari kakaknya yang hilang. Meski keduanya belum bisa menemukan tanda-tanda kemana perginya Lightning, namun kedua gadis ini tak pernah menyerah.
===OO===
"Ini, ambillah." Snow menyerahkan sekaleng minuman ringan untuk Serah. Keduanya tengah berjalan bersisian di sisi pantai New Bodhum. Serah menerima minuman tersebut dan membuka tuas penguncinya, mulai menyesap dan menatap seseorang yang sangat berarti baginya di masa lalu.
"Hei, Snow," Serah menengadahkan kepalanya. Awan tipis terlihat mengitari atap bumi. "Aku sering bermimpi mengenai seorang lelaki. Aku tidak tahu siapa dia, namun dirinya terasa nyata."
Snow hanya menyesap minumannya dan menatap Serah dengan nanar. Semenjak Serah pertama kali memimpikan pria tersebut, ia kerap berulang kali menceritakan perihal yang sama. Hubungan dirinya dengan Serah semakin terdapat jarak yang memisahkan, akibat bunga tidur tersebut. Jika serakah, Snow bisa saja merebut Serah kembali, 'menyelamatkan' gadis tersebut dari mimpi-mimpinya dan memiliki Serah, seutuhnya. Masa depan yang sudah Snow rancang matang-matang harus pupus di tengah jalan. Namun ia berusaha menjauh dari sikap egoisnya. Ia hanya ingin melihat Serah bahagia, meskipun itu artinya adalah dengan melepaskannya dan melihat sosoknya bersatu dengan lelaki selain dirinya.
"Snow," Serah membuka katup mulutnya dan memulai kembali kisah itu. Kisah yang diam-diam dibenci oleh mantan kekasihnya. Terlihat dengan jelas bahwa Serah seperti kagum dengan pria ini. "Apakah boleh jika kita… berpisah jalur, untuk saat ini?"
"Maksudmu?"
"Mari kita mencari takdir yang lain. Bagaimana kedengarannya?"
Snow pun tahu, gadis itu secara halus ingin berpisah darinya. Serah, kini bagaikan mimpi-mimpinya. Kenangan cinta mereka hanyalah kenangan, debaran cinta hanyalah tinggal debaran semata, tanpa arti apa-apa.
"Doakan agar aku sukses, Snow. Aku tidak akan pernah lelah untuk mencari Lightning."
"Baiklah, baiklah, aku mengerti. Semoga berhasil, Serah."
"Terimakasih… Snow."
Dan keduanya tidak lagi saling menoleh ke belakang.
