Cast :
-Yesung as namja
-Ryeowook as yeoja
-Anggota Suju lainnya
Genre : Romance/drama *mungkin?*
Disclaimer : Ye punya Wook, Wook punya ye, Ye dan Wook saling mempunyai. XD
Warning : Genderswitch, abal, gaje dan menyesatkan. Tapi bergizi dan baik untuk pencernaan. *dilempar* R&R ^^
Kecuali flashback, semua adalah Yesung POV.
Your Eyes
"Sial! Aku telat!" teriakku sambil membanting pintu apartemen dengan keras.
"Ah, Yesungie kau mau kemana?" seru seorang gadis yang berdiri di ambang pintu yang telah kubanting tadi tak kalah kuatnya. Gadis merepotkan!
"Kau diam di rumah dan tunggu aku sampai pulang!" seruku lantang sambil berlari dan menoleh kearahnya.
Tak kupedulikan gerutuannya yang akhirnya membuat kembali pintu merasakan korban keganasan manusia. Dia, benar-benar gadis merepotkan!
Baiklah, aku Yesung mengaku hidupku serasa damai, indah, sakinah, mawardah*?* dan sejahtera. Ya! Semua serasa bagaikan duduk di tahta kerajaan sampai gadis aneh...Ah, dia bukan saja aneh.
Tapi ia benar-benar gila! Sampai gadis gila itu datang dan mengusik ketenanganku. Dia benar-benar membuatku darah tinggi. Baiklah, akan kuceritakan pada kalian semua.
-Flashback in normal POV-
Sore yang indah untukmu yang sedang menikmati indahnya karunia Tuhan dalam hidupmu.
Bagaimana tidak? Senja yang indah dengan goresan-goresan oranye di langit, angin yang berhembus sepoi-sepoi, ditambah dengan daun maple yang berguguran di musim gugur yang indah.
Siapapun akan bersyukur pada sang Pencipta karna masih diberikan kesempatan untuk menikmati suasana indah ini.
Namun jika kau lihat pemuda yang sedang berjalan gusar kearah halte itu, tentu kau berpikir betapa wajahnya merusak suasana damai ini.
Bagaimana tidak? Wajah yang ditekuk dan kening yang berkerut, serta mulut yang henti-hentinya mengumpat kata-kata 'mutiara' itu seakan mengundang tangan kita untuk melayang ke kepala yang berukuran tak normal itu. *dibunuh clouds*
Kim Jong Woon atau yang lebih terkenal dipanggil Yesung itu kini tengah merutuki hari ini habis-habisan. Kau tahu? Tentu tidak! *plak*
Hari ini rasanya pemuda itu tengah berjalan menuju neraka yang paling panas.
"Guru sialan! Dibilang gue ga ada ngintip rok itu guru tua, masi aja ngotot! Ga nyadar diri apa kalo uda keriput? Sialan!"
Tak baik menghina gurumu sendiri Yesung. Nanti kualat!
"Kalau kau bukan wanita, sudah habis kucabuti semua bulu kakimu nenek peyot!" terus mengumpat, tak dipedulikannya tatapan orang yang memandah aneh kearahnya.
Yesung semakin melangkahkan kakinya, tak peduli apa dan siapa saja yang hampir ditabraknya.
Brruukkk...
Kubilang tadi juga apa? Inilah akibatnya jika kau sering membicarakan apalagi memaki-maki orang tua.
"Ya! Kau kalau jalan lihat-lihat dong!" ucap Yesung kasar sambil berdiri. Tak mau tahu siapa yang telah ia tabrak. Sekalipun itu seorang yeoja mungil yang terlihat rapuh, jika Yesung sedang emosi anak bayi pun sanggup ia telan hidup-hidup.
"Maaf," ucap yeoja yang masih tertunduk di atas tanah tersebut. Tak lama kemudian ia dongakkan kepalanya menghadap Yesung dengan mata berkaca-kaca.
Sejenak mata yeoja itu terbelalak ketika menangkap mata Yesung yang menatap iba kepadanya.
"Sudahlah, aku juga minta maaf pada mu nona," ucap Yesung akhirnya setelah beberapa saat ia melihat bingung kearah yeoja yang terus memandanginya.
Baru saja ia ingin pergi ketika menyadari sebuah tangan mungil menahan pergelangan tangannya.
Ditolehkannya kepalanya menghadap gadis yang sedang tertunduk itu, menunggu penjelasan yang akan keluar dari bibir si nona mungil.
"Kau... Jodoh ku!" ucapnya dengan nada lantang, masih dengan kepala tertunduk.
"A-apa maksudmu nona?" tentu saja Yesung bingung dengan ucapan yeoja itu.
Dan dalam satu kali gerakan, yeoja itu memandang Yesung dengan mata berbinar-binar cerah. Secerah Binar Bening Berlian. *korban tipi*
"Kau ajushi! Ajushi adalah jodoh Wookie," yeoja yang menyebut dirinya Wookie itu tersenyum dengan watadosnya kearah Yesung.
Membuat namja itu ternganga menatapnya. Shock atas pernyataan aneh barusan.
"Aku tak mengerti maksudmu nona. Sekarang lepaskan tanganku, aku ingin pulang," ucap Yesung setengah memelas. Entah kenapa ia merasa bahwa sebentar lagi neraka yang sesungguhnya akan datang menghampirinya.
"Tapi ajushi jodoh Wookie, kita harus selalu bersama," sanggah Wookie.
"Sudahlah. Berhenti bercanda nona. Aku lelah dan ingin segera istirahat. Jadi kumohon izinkan aku pulang," tanpa aba-aba lagi Yesung langsung menarik tangannya dan ambil langkah seribu tanpa menyadari sepasang kaki mengikutinya.
.
.
Cklek, pintu apartemen terbuka.
Huaaaa... Pintu gerbang Surga telah terbuka untuk Yesung.
"Apartemen yang bagus ajushi,"
Suara siapa itu? Ditolehkannya kepalanya ke belakang dan tidak mendapati siapapun.
"Mungkin cuma perasaanku,"
Tapi ketika ia memutar kembali kepala besarnya...
"Kauu!" jantungnya seakan loncat ketika melihat seorang yeoja tengah mengamati seluruh penjuru apartemennya.
"Kita jumpa lagi ajushi," ucapnya melambaikan tangan.
"Apa yang kau lakukan hah?"
"Aku? Aku sedang berdiri," ucapnya memasang watados.
"Ba-bagaimana bisa kau?"
"Dari tadi aku mengikuti ajushi," lagi-lagi watados.
"Kenapa kau mengikutiku?"
"Karna ajushi jodoh ku," dan sekali lagi WATADOS!
"BERHENTI MEMASANG WAJAH TANPA DOSA MU ITU!" ok, kesabaran Yesung untuk hari ini sudah mencapai persediaan terakhir. Dan bentakan barusan membuat Wookie terdiam ditempat.
Mata yang tadi berbinar bening seperti berlian *plak* kini mulai berkaca, tinggal tunggu sampai kaca rapuh itu pecah maka neraka yang sesungguhnya baru akan dimulai.
Benar saja, dalam hitungan detik tangis Wookie pecah dan akibatnya...
"Hhuuuuaaaaaaaaaa..." tangisnya menggelegar keseluruh penjuru gedung apartemen.
Segera Yesung menariknya masuk dan menutup pintu apartemen rapat-rapat.
"Berhentilah menangis. Aku minta maaf," ucapnya memohon.
Akhirnya Wookie menghentikan tangisnya. Sambil sesekali sesengukan ia mendekati Yesung yang berdiri tak jauh di depannya.
Diletakkanya kedua tangannya di dada bidang Yesung, memejamkan mata sesaat, merasakan aliran yang hanya mampu diartikan olehnya.
Kembali ia membuka mata dan menatap Yesung yang tengah menatapnya heran.
Lama mereka terpaku pada pandangan masing-masing, sampai helaan nafas Wookie terdengar dan memandang Yesung serius.
"Aku bilang juga apa? Ajushi itu jodohnya Wookie. Wookie sudah baca semua hati dan mata ajushi," ucapnya dengan nada dan mata memelas.
"Jujur aku masih belum mengerti apa yang kau katakan nona. Dan aku tidak setua itu kau panggil ajushi! Nama ku Yesung. Ingat itu baik-baik!" nadanya mulai merendah, mungkin sedikit iba dengan keadaan Wookie saat ini.
"Nanti kau juga akan tahu," ucapnya menarik tangannya.
"Oia, aku lapar. Apa di rumah mu ada makanan?" ucap Wookie datar sambil melenggang kearah dapur. Mengobok-obok isi kulkas Yesung.
Dalam waktu sekian detik sifat yeoja mungil itu bisa berubah. Benar-benar pernyataan yang bisa membuat Yesung mendidih. Menyesal ia sempat mengasihani yeoja mungil itu.
"Yesung buatkan aku makanan... Cepat!" teriak Wookie dari dapur. Membuat Yesung menahan diri untuk tidak menghantamkan kepalanya ke tembok.
"Neraka yang sebenarnya baru akan dimulai," :'(
-End of Flashback-
Bertemu gadis gila itu memang malapetaka! Kau tahu? Tentu tidak! *plak*
Gadis itu memiliki multi kepribadian! Terkadang ia bersikap manja seperti anak kucing, terkadang ia juga melebih-lebihi kepolosan anak TK, tapi kadang ia bersikap seperti raja dari segala raja setan yang menguasai neraka terpanas.
Dan ini kali ketiga ia membuatku hampir terlambat ke sekolah semenjak ia pindah ke apartemenku empat hari yang lalu. Dan aku masih belum mengerti alasannya tinggal di apartemenku adalah karena 'kami jodoh dan harus selalu bersama'. Benar-benar tidak lucu!
Kini aku duduk di bangku kelasku, menunggu guru masuk dan memberikan pelajaran.
Dan simsalabim, guru atau lebih tepatnya wali kelas kami masuk kedalam kelas.
Aneh, bukannya seharusnya ini bukan jam pelajarannya? Kenapa ia masuk? Baiklah, aku tahu kalian pasti tak tahu juga.
"Tolong perhatiannya anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru,"
Oh... Jadi karena murid baru ya.
"Ayo masuk nak," ucapnya mempersilahkan murid baru itu masuk.
Masuklah seorang yeoja berperawakan mungil ke dalam kelasku dengan kepala tertunduk.
Hei, rasanya aku mengenali orang ini. Tapi siapa ya?
Kuperhatikan wajahnya lekat-lekat. Tak kupedulikan teriakan para namja di kelas itu yang mulai heboh akan kedatangan yeoja mungil ini.
Dan perasaanku mulai tidak enak ketika ia mulai mengangkat wajahnya menatap seisi ruangan yang langsung riuh.
DIA!
Tamat riwayat ku! Kenapa dia bisa ada disini? Kontan tubuhku lemas, tak ingin mengetahui apa yang akan terjadi padaku kedepannya.
Kulipat tanganku diatas meja dan mulai menenggelamkan wajahku diantara keduanya, bermaksud untuk tidur.
"Anyeonghaseyo, Kim Ryeowook imnida," kudengar dia memperkenalkan dirinya.
Kim Ryeowook imnida... Kim Ryeowook imnida... Kim Ryeowook imnida...
Sial! Kau benar-benar setan, Kim Ryeowook! Tak bisakah jika sehari saja kau tak datang menghantuiku?
"Baiklah Ryeowook, kau boleh duduk di—"
"Ah, Yesungie!" panggilnya kearah ku dan kontan mengundang tatapan bingung seisi kelas.
Inilah neraka yang sesungguhnya. God help me... DX
.
.
Krikkk... Kriikkk... Cuma suara jangkrik.
TBC
Abaikan bagian terakhir. Hahahaha :D
Anyeonghaseyo readerdul, Akira disini. Yah, ini fic pertama saya di fandom ini .
Karna itu mohon bimbingannya ^^
Maaf kalo banyak kesalahan dan typo
Saya cuma manusia yang tak sempurna dan tak pernah luput dari dosa dan kegalauan. *?*
Untuk itu mohon saran dan semangat dari para reader untuk menyambung nyawa dari fic ini.
Caranya, ketik REG (spasi) *plak*
Cukup klik tulisan riview di bawah kok :D
Gomawooooo minnaaaa XD
