Bad Boy Rules
KookGa - BTS
Warning (!) : BL, OOC? BadBoy!Kook Softie!Yoon
This Story Copyright by minyunghei
.
.
.
.
Enjoy!
.
.
.
.
Bad Boy Rules
Jeon Jungkook. 20 tahun. Masih lajang dan seorang pemuda pembangkang.
Jungkook bangga menamai dirinya sendiri sebagai Bad Boy. Hidupnya jadi lebih menyenangkan ketika ia membengkang dan tidak mematuhi aturan di sekolah maupun dirumah. Kebahagian tersendiri untuknya.
Dan tentu saja seorang Bad Boy sepertinya pasti mempunyai aturan.
.
.
.
Jungkook mengerang kesal sambil mengusak rambutnya. Di hari sabtu yang indah ini ia disuruh Kakaknya untuk membeli buku. Dan tentu saja awalnya ia menolak dengan mentah-mentah. Jungkook sudah merencanakan hari sabtunya untuk pergi bersama teman-temannya, bukannya membeli buku ke toko buku yang bau buku baru.
Tetapi tentu saja Kakaknya dengan tega akan menghancurkan motor besar kebanggaannya jika ia tidak menurutinya. Dasar Kakak setan.
Jadi Jungkook tidak punya pilihan lain selain untuk menurutinya. Kakaknya bilang "Kau membutuhkan udara segar." Jungkook mendengus.
Jungkook baru menginjakkan kakinya lagi ke sebuah toko buku, mungkin terakhir kali ia ke tempat seperti ini saat umurnya 9 tahun, entahlah ia tidak peduli.
Kakinya berjalan malas sembari matanya menatap deretan buku-buku yang masih tersegel oleh plastik. Rasanya Jungkook ingin sekali merobek semua plastik itu dan merubuhkan rak yang berada di depannya ini. Tetapi ia hanya bisa menghela nafasnya dan kembali mencoba untuk mencari buku yang Kakaknya inginkan. Sesekali Jungkook menatap ke beberapa kamera CCTV hanya untuk menunjukkan jari tengahnya.
Jungkook sedang mencari ke deretan novel ketika seseorang menepuk bahunya. Dengan jengkel ia menoleh kebelakang dan nafasnya langsung tercekat.
"Maaf, apa kau sedang kesulitan mencari buku?"
Apakah yang berdiri didepannya ini seorang malaikat?
Bad Boy Rule No. 2 : A Bad Boy NEVER praises someone else
Pemuda putih pucat yang Jungkook kira seorang malaikat itu menatap bingung ke arahnya. Ia membuka mulutnya untuk bersuara lagi tetapi Jungkook sudah lebih mendahuluinya dengan deheman yang terdengar gugup.
"A-ah! Ya, aku sedang mencari novel Breaking Dawn." Jungkook memaki dirinya sendiri yang terlihat bodoh di depannya.
Pemuda itu mengangguk mengerti dan ia mengulurkan tangannya tepat di samping wajah Jungkook untuk mengambil sebuah novel tebal keluar dari raknya. Dan Jungkook bersumpah jantungnya berdetak kencang bahkan hanya dengan menatap lengan putih itu.
"Ada tepat di sebelahmu." Pemuda itu tersenyum kecil dan menyerahkan novelnya pada Jungkook
Oh shit.
Bad Boy Rule No. 3 : A Bad Boy NEVER blushing
Dan apakah Jungkook benar-benar merasakan kedua pipinya memanas karena senyuman kecil pemuda itu?
.
.
.
.
.
Keesokkan harinya, Jungkook menemukan dirinya berdiri di depan pintu masuk toko buku kemarin. Dan sepertinya ia datang terlalu pagi karena toko tersebut masih tutup.
"Ini gila. Apa yang kulakukan disini?"
Jungkook baru saja ingin melangkahkan kakinya pergi menjauhi toko tersebut kalau saja matanya tak menangkap pemuda kemarin yang baru saja datang. Percaya atau tidak, Jungkook gugup setengah mati.
Pemuda itu menyadari keberadaan Jungkook yang terdiam kaku di samping pintu masuk. Alisnya mengerut bingung tetapi ia tetap mendekati Jungkook dengan sebuah senyuman hangat di pagi hari. Membuat nafas Jungkook untuk yang kedua kalinya kembali tercekat.
"Selamat pagi. Kau yang kemarin 'kan?"
Sekali lagi, percaya atau tidak Jungkook merasa senang setengah mati. Dan mungkin ia mengingkari peraturan nomor dua lagi.
"Pagi, aku kebetulan sedang jalan-jalan dekat sini." Nice Jungkook. Kau harus tetap mempertahankan sikap kerenmu bagaimana pun kondisinya.
Pemuda itu hanya mengangguk dan ia mengeluarkan kunci untuk membuka pintu. Diam-diam Jungkook mencuri pandang pada name tag yang tertancap di kemeja putih yang dikenakan pemuda itu.
"Min Yoongi, nama yang bagus."
Yang dipanggil Min Yoongi menoleh dengan mata yang membola. Kalau boleh jujur, Jungkook pikir itu lucu. Kedua tangan Jungkook dimasukan kedalam kantung celananya dan berusaha sekuat mungkin untuk tidak menampakkan senyuman diwajahnya (Jungkook setengah mati menahan senyumannya).
"Kalau begitu aku pergi dulu," Jungkook hanya memberikan senyuman tipis pada Yoongi dan segera mungkin untuk meninggalkan tepat itu.
Tetapi sebelum itu, ia kembali berbalik untuk mendapati Yoongi masih berada di tempatnya, menatap kepergiannya. "Namaku Jeon Jungkook."
Bad Boy Rule No. 4 : A Bad Boy NEVER give his name to a stranger
.
.
.
.
"Man, aku sudah gila."
Jimin dan Taehyung menaikkan alisnya bingung. Mereka menatap Jungkook yang tengah terbaring di ranjang Taehyung dengan pandangan kosong menatap ke langit-langit kamar Taehyung.
"Kau memang gila, apalagi yang baru sekarang?" Jimin bertanya dan setelahnya ia berseru senang ketika jagoannya mengalahkan jagoan Taehyung dalam permainan mereka.
Taehyung mengangguk setuju, hampir saja memukul Jimin dengan joystick-nya dikepala. "Jangan bilang kau mau mengajak Dosen seksi itu lagi untuk keranjangmu."
Jungkook memutarkan bola matanya, Jimin dan Taehyung masih sempat saja melakukan hi-five. Ia mengganti posisinya untuk terduduk di sisi ranjang Taehyung dan larut dalam pikirannya. Pemuda putih pucat bernama Min Yoongi itu benar-benar mengalihkan perhatiannya, dan astaga! Jungkook baru bertemu dengannya sehari yang lalu, dan yang tadi pagi.
Cinta pada pandangan pertama? Psh, tidak mungkin. Jungkook mungkin hanya teralihkan untuk sementara waktu dan setelahnya rasa bedebar ketika bertemu Yoongi akan hilang.
Ya, pasti itu hanya sementara.
Untuk memastikannya, Jungkook akan mencoba menemui Yoongi lagi nanti.
Ide bagus 'kan?
.
.
.
.
Jungkook tidak mengira toko bukunya akan sesepi ini.
Ia dapat melihat Yoongi di belakang meja kasir. Sedari tadi Jungkook memaki dalam hati, kenapa hanya Yoongi yang bekerja sendirian di tempat yang seluas ini? Apa tidak ada pegawai lain yang menemaninya? Yoongi terlihat kesepian.
Uh, tidak mungkin Jungkook akan menghampirinya dan mengajaknya mengobrol 'kan? Tapi kenyataannya itulah yang dilakukannya sekarang.
"Kau sendirian?" Jungkook sangat-sangat berusaha untuk membuat ekspresi wajahnya terlihat biasa saja. Tidak boleh terlihat antusias. Jangan.
Yoongi hanya mengangguk dan menatap jam tangannya. "Tapi shift-ku limabelas menit lagi akan berakhir dan akan ada yang menggantikan."
Jungkook mengambil asal buku yang terletak di rak bawah, tepat di bawah meja kasir dan langsung menyerahkan kepada Yoongi. Berkata "Aku beli ini." dan pura-pura sibuk dengan ponselnya.
Jungkook tidak bisa bohong ketika ia gugup saat keadaan menjadi hening. Hanya terdengar lagu yang dialunkan di speaker toko buku yang menemani mereka. Sampai tawa Yoongi menggema di telinganya dan Jungkook bersumpah ia mendengar seorang malaikat bernyanyi dihadapannya.
Karena penasaran dengan apa yang Yoongi tertawakan, Jungkook menoleh dan matanya langsung melebar.
"Buku panduan Yoga untuk Ibu mengandung?"
Shit. Jungkook mengutuk dirinya terus menerus didalam hati. Kenapa juga ia harus ceroboh dan tidak melihat buku apa yang diambilnya tadi. Yoongi sendiri masih tertawa karena kecerobohannya, tetapi Jungkook tidak merasa kesal sama sekali. Pemandangan didepannya sangat indah, kenapa ia harus marah?
"Ah-hahaha, itu untuk Kakakku."
Jeon Jungkook seketika lupa jika ia mempunyai Kakak laki-laki.
Yoongi terkekeh lalu segera membungkus buku yang Jungkook beli. Dan seorang Jeon Jungkook lagi-lagi harus mengingkari peraturan nomor dua ketika jemari mereka bersentuhan untuk keseperkian detik.
oh Man, Jungkook tidak bisa membantah. Ia benar-benar sedang jatuh cinta.
Limabelas menit berlalu dan Jungkook menunggu Yoongi didepan toko buku tanpa sepengetahuan orangnya. Ketika Yoongi keluar dan melihat Jungkook, hanya sebuah senyuman yang terpampang.
Jungkook tidak bisa menahannya.
"Sudah memasuki jam makan malam. Mau makan bersamaku?"
Yoongi terdiam dan Jungkook harap tangan yang menggapai lengan Yoongi tidak terasa basah karena kegugupannya. Ketika Yoongi mengangguk dan berkata "Te-tentu saja." Jungkook masih harus menahan pekikkan senangnya dengan menarik lengan Yoongi untuk berjalan disebelahnya.
Bad Boy Rule No. 5 : If a Bad Boy says something that is non-badass in a moment of weakness, he must play it off
.
.
.
.
"Terima kasih." Yoongi berkata dengan malu-malu ketika Jungkook membuka pintu restauran tersebut untuk Yoongi masuki terlebih dahulu.
Jungkook hanya mengangkat sebelah bahunya seakan tidak peduli. Ia kembali menarik lengan Yoongi untuk berjalan kesebuah meja untuk dua orang yang berada disamping kaca besar.
"Aku yang bayar. Makan apa pun yang kau inginkan." karena tubuhmu sangat kurus, sayang. Aku tidak mau kau sakit.
Mata Yoongi membola, ia mengibaskan kedua tangannya diudara. "Ti-tidak perlu, Jungkook-ssi. Aku akan membayar makananku sendiri."
Astaga, Yoongi masih mengingat namaku! "Tsk, anggap saja ini salam perkenalanku padamu. Final."
Yoongi masih tampak ragu tetapi setelahnya ia mengangguk patuh. Jungkook sangat ingin mencubit kedua pipi kenyal itu tetapi tentu saja ia harus bersikap keren di depan Yoongi.
Mereka tengah menunggu makanan yang telah dipesan ketika Yoongi membuka pembicaraan dengan suara yang kecil dan terdengar ragu.
"Sebenarnya aku sering melihatmu melewati depan toko. Terkadang kau sendiri, terkadang juga bersama kedua temanmu."
Jungkook terdiam. Yoongi menundukkan kepalanya sambil mengusap pipinya yang memerah. Setelah ini Jungkook akan mengiranya orang aneh, bagus sekali.
Tetapi Jungkook dengan sengaja menjatuhkan sendoknya, ia menundukkan tubuhnya untuk mengambil sendok tersebut, yang sebenarnya ia lakukan adalah mengipasi wajahnya yang ikut memanas karena ya Tuhan; Min Yoongi telah lebih dulu memperhatikannya?
Setelah merasa wajahnya kembali ke warna aslinya, Jungkook kembali duduk tegap lalu menopangkan dagunya diatas telapak tangannya dan menatap Yoongi.
"Itu saja?" sebelah alis Jungkook tertarik ke atas, meminta Yoongi untuk menjelaskan lebih lanjut.
Yoongi tampak bergerak gusar ditempatnya sebelum kembali melanjutkan. "Aku juga pernah melihatmu dan teman-temanmu disini."
Jungkook tersenyum kecil, membuat Yoongi ikut tersenyum.
"Aku kaget ketika melihatmu datang ke toko. Hari itu kau tampak sangat malas dan bingung. Jadi, eum.. Aku mendatangimu untuk membantumu."
"Ah maaf, pasti kau merasa terganggu, ya?" Yoongi tampak panik ketika melihat Jungkook yang sedari tadi hanya terdiam. Yap, Jungkook akan menganggapnya orang aneh.
Untuk beberapa saat Jungkook masih terdiam dan Yoongi rasanya ingin mengubur dirinya hidup-hidup. Tetapi setelahnya Jungkook berkedip dan menyapukan rambutnya kebelakang, matanya memandang liar kesegala arah.
Dan Yoongi bersumpah ia melihat semburat merah menghiasi kedua pipinya.
"Kau tahu," Jungkook menatap kedalam manik Yoongi.
Lalu tersenyum. "Kau seperti stalker."
.
.
.
.
Jungkook benar-benar membayar makanan Yoongi, walaupun sang empu memberitahunya tidak perlu. Dan sekarang Jungkook memaksa untuk mengantarkan Yoongi pulang. Karena tidak mungkin 'kan Jungkook membiarkan Yoongi pulang dan melewati sebuah gang sepi dan gelap seorang diri.
"Ah, Kau mempunyai dua piercing?" Yoongi yang sedari tadi berjalan disamping Jungkook terus saja mencuri pandang kearahnya. Jangan kira sang empu tidak menyadarinya, Jungkook sedari tadi menahan dirinya agar tidak bersemu apalagi tersenyum.
"Ya," Jungkook menoleh kesamping untuk menunjukkan sebelah telinganya. "Empat kalau kau hitung yang disini juga."
Yoongi terkesima dan sedari tadi tidak mengalihkan pandangannya pada piercing Jungkook yang berbentuk bulat. "Aku selalu mau memakai piercing, tapi aku takut."
Mereka telah sampai didepan rumah Yoongi ketika ia berkata seperti itu. Jungkook menghadapkan tubuhnya kearah Yoongi.
"Kalau begitu aku akan memakaikannya padamu dengan sangat lembut."
Yoongi tersenyum dengan semburat merah menghiasi wajah manisnya. Dan Jungkook, untuk sekarang tidak bisa menahan tangannya. Ia tanpa sadar mengusap lembut pipi Yoongi, membuat senyuman sang empu memudar dan wajahnya semakin memanas.
Jungkook tertawa kecil melihat ekspresi Yoongi. Tangannya berpindah keatas untuk mengusak gemas rambut halus Yoongi.
"Kalau kau tidak keberatan, mau menghabiskan waktu bersamaku besok?"
Yoongi mana mungkin menolak, jadi ia mengangguk kelewatan semangat yang membuat Jungkook kembali tertawa dan mengusak lagi rambut Yoongi. Ia menyuruh Yoongi untuk segera masuk kedalam karena ini sudah sangat larut. Yoongi hanya mengangguk patuh dan berkata "Hati-hati dijalan pulang, Jungkook-ah."
"Tentu saja."
Setelah Yoongi menghilang dibalik pintu rumahnya, Jungkook menghela nafas yang tanpa sadar ditahannya sedari tadi. Ia tidak bisa menahan senyumannya lebih lama, dan persetan dengan semua peraturan yang dibuatnya sendiri, ia benar-benar jatuh cinta dengan Min Yoongi.
Bad Boy Rule No. 1 : A Bad Boy is prohibited to fall in love with anyone else
And Jeon Jungkook is Bad Boy enough to break all the rules.
.
.
.
.
END
.
.
.
.
HAPPY NEW YEAR SEMUAA~~ YANG TERBAIK UNTUK TAHUN 2017!
Dan kayanya bakat nulisku mulai menipis/? ini payah banget -_- dan btw ini terinspirasi dari ff yang aku baca di ao3 tapi lupa apa namanya :(
Udah itu aja hehe,
Thank you for reading. I Love you all and review please?
- minyunghei
