Cinta Tak Pernah Sama

Sehun – Luhan

Yaoi

Hasil Remake dari Novel 'Cinta Tak Pernah Sama' karya Dista Dee. Jadi ide cerita ini sepenuhnya milik Dista Dee, aku hanya sedikit mengubah nama tokoh, beberapa kalimat, dan juga aku ubah cerita ini menjadi yaoi. Aku harap kalian menyukainya, khususnya HunHan hard shipper.

Chapter 1

First thing first, let's meet Sehun Oh

Untuk pertama kali setelah bertahun-tahun merasa dunianya berputar hanya untuk grup idola –boyband- dimana dia bergabung dan para penggemarnya, dia jatuh cinta pada sosok lelaki cantik bermata rusa itu. Semuanya terasa begitu sempurna, setidaknya ketika nama malaikat tanpa sayap itu selalu terngiang di dalam kepalanya untuk menghiasi hari-harinya yang berwarna.

Then let us meet Luhan Xi

Ketika ditanya apakah hal yang membuatnya begitu menyukai Sehun, dia hanya bisa tersenyum sambil menjawab dengan pelan, "Kurasa karena dia adalah Oh Sehun," kemudian dia tertawa dan menyilangkan lengannya di depan wajah, meminta Suho, teman satu grup Sehun yang juga merupakan salah satu DJ radio di program itu, untuk berhenti bertanya sementara Sehun tergelak dikursinya dengan puas. Luhan mengatakannya terus terang, tapi disaat yang sama berusaha menutupi kegugupan yang membuat jantungnya berdetak begitu kencang.

Sehun dan Luhan mungkin tidak pernah merasa memperlihatkan keintiman persahabatan mereka secara gamblang, tapi tanpa mereka sadari begitu banyak orang yang menangkap sinyal berbeda yang terjadi diantara mereka berdua. Mereka saling jatuh cinta, tapi tidak seperti pasangan lain yang memilih untuk saling menyatakan perasaannya, satu di antara mereka memutuskan untuk merahasiakannya.

Kisah ini dimulai setelah dalam episode SBC Truth Talking edisi spesial tahun baru, Sehun tiba-tiba saja memberi tahu semua orang di seluruh pelosok negeri tentang perasaannya pada Luhan Xi. Dia telah membicarakan ini dengan hyung tertuanya dan juga dengan anggota lain, setelah meyakinkan para manajernya bahwa dia akan menerima segala resiko bila sesuatu terjadi pada mereka. Rasanya seperti kembali ke saat-saat ketika dirinya jauh lebih muda lebih dulu, dengan keagresifan yang hanya ditunjukkan oleh seorang laki-laki yang sedang jatuh cinta dan ingin mendapatkan apa yang diinginkannya dengan cepat. Untuk urusan perasaan, dia tidak bisa menjadi orang yang sabar, terutama dalam situasi ketika Luhan mulai tidak mengacuhkan pesan-pesan yang dikirimkannya pada lelaki itu. Sampai sebulan sebelum Sehun menyatakan perasaannya secara terbuka, Luhan masih rutin membalas usahanya ketika mengubungi lelaki itu, meski hanya sekedar sebuah pesan pendek dengan pertanyaan-pertanyaan yang sangat basi semacam 'Apa yang akan kau lakukan hari ini?', 'Hari ini cerah ya?', 'Aku sedang menonton program Weekly Idol sekarang, lucu sekali!' atau sekedar ucapan selamat pagi atau selamat malam, seterlambat apapun Luhan membaca pesannya, lelaki bemata rusa itu tidak pernah tidak membalasnya.

Baekhyun dan Suho memberi tahunya berulang kali bahwa dia harus bersikap lebih tenang dan sabar untuk menghadapi Luhan, terutama karena lelaki itu 'berbeda' dengan tipe laki-laki lain yang mereka temui dalam dunia hiburan. Mereka menganalisis dengan sangat detail mengatakan bahwa meski Luhan terlihat bersikap jauh lebih hangat pada orang yang telah mengenalnya dengan dekat, lelaki itu memiliki kecenderungan untuk menarik dirinya menjauh ketika sesuatu membuatnya merasa tidak nyaman, sebuah pertahanan diri yang dilakukannya agar tidak menyakiti siapapun orang terdekatnya yang berasangkutan.

Sehun menyadari sampai kapanpun dia tidak akan pernah mengerti apa yang Luhan pikirkan di dalam kepalanya. Meski setelah Kyungsoo memberi tahunya tentang ulah Chanyeol dan Kris , Luhan masih tidak memberinya jawaban yang memuaskan. Seperti kata ibunya, Luhan mungkin tidak ingin membuat suasana jadi tidak menyenangkan dalam persaudaraan grupnya bila dia memilih salah satu di antara mereka bertiga dan lebih memilih untuk melepaskan semuanya untuk melindungi persahabatan mereka. Tapi Sehun sungguh tidak bisa menerimanya, dia tidak bisa membiarkan Luhan berbohong pada dirinya sendiri dengan menyangkal seluruh kebenaran yang benar-benar terjadi. Dia sangat yakin Luhan tidak hanya menganggapnya seorang teman biasa, dan sampai kapanpun dia akan berusaha untuk membuat Luhan mengakuinya. Dan pengakuan ini adalah cara yang paling efektif untuk menarik perhatian Luhan agar melakukan apa yang di inginkannya, setidaknya begitulah yang dia pikirkan.

Suho dan Kai menyebutkan banyak hal yang kemungkinan terjadi sebagai efek pengakuan itu, termasuk berbagai isu yang akan beredar di kalangan komunitas online, meningkatnya jumlah sasaeng yang akan terus menguntit kesehariannya (tidak hanya dia saja, tapi Luhan juga), beberapa keberatan yang ditunjukkan oleh kedua petinggi perusahaan mereka hingga aksi ekstrim oleh para antifans padanya dan juga Luhan untuk menolak pengakuan ini. Apalagi mereka berdua adalah sama sama berjenis kelamin laki-laki. Yah, walaupun di negara mereka –Korea Selatan- mengijinkan hubungan sesama jenis. Tapi tetap saja masih banyak orang diluar sana yang merasa jijik dengan hubungan sesama jenis ini. Namun Sehun tidak memperdulikannya, meskipun ia sempat merasa ragu bila dia harus membuat Luhan yang kemungkinan akan diserang banyak orang bila dia tetap melakukan hal ini, tapi rasa penasarannya mengalahkan segala keraguan yang menyerang batinnya, selain itu teman-temannya mendukung keputusan ini, jadi tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Dia telah menyiapkan segudang 'Counter Attack' yang siap dilancarkannya pada siapapun yang berusaha untuk menyakiti lelaki kesayangannya paska pengakuan itu, mereka telah mempersiapkan segalanya kecuali satu hal.

Di awal syuting para penonton di dalam studio diminta untuk tidak menyebarkan satu segmen tentang Sehun karena menurut mereka ini akan menjadi sebuah 'kejutan' di tahun baru mereka, hingga tidak ada yang tahu sama sekali mengenai hal ini hingga tayangan itu disiarkan seminggu sebelum Lunar New Year.

Seperti yang sudah mereka duga, berita ini langsung menjadi headline di berbagai situs berita hiburan online hanya beberapa menit begitu siaran itu ditayangkan. Semua orang membicarakannya, banyak orang menelpon Sehun untuk menanyakan kebenaran berita itu atau apakah ini hanya bagian dari script saja, termasuk ibunya.

"Sehun-ah, apa Luhan tahu apa yang kau lakukan saat ini? Apa dia tahu kau akan mengatakannya di televisi?" Tanya ibunya ketika menghubunginya di dalam perjalanan pulang dari bandara malam itu.

"Tidak," Sehun melirik ke sampingnya melihat para hyung satu grupnya yang menatapnya dari samping dan kursi depan. Baekhyun bahkan sengaja menyandarkan tubuhnya di belakang kursi untuk mencuri dengar apa yang ibunya bicarakan lebih jelas, sebelum kemudian Sehun mendesis pelan memperingatkan mereka untuk tidak menguping meskipun dia tahu hal itu sia-sia. Kiamat pasti sudah dekat bila teman-temannya mulai menghargai apa kata privasi.

"Dia tidak tahu apapun tentang ini," ujarnya menambahkan.

Dari seberang telepon Sehun mendengar ibunya mendesah, bicara sesuatu pada ayahnya dengan suara yang tidak begitu jelas sebelum kemudian lagi padanya.

"Sehun-ah, ini tidak benar. Kau tidak seharusnya melakukan ini, aigoo… perasaanku tidak enak tentang ini. Aku dan Appamu memang membebaskanmu untuk menyukai siapapun entah itu laki-laki maupun perempuan. Tapi tidak begini caranya." Ibunya berkata lagi dengan nada penuh kekhawatiran yang menurut Sehun sangat berlebihan.

"Eomma, tidak perlu khawatir. Aku sudah membicarakan ini dengan yang lainnya, dan kami telah memikirkan segalanya dengan matang… aku harus melakukannya, Eomma, dengan begini dia akan berhenti menganggapku tidak ada."

"Nah, sejak dulu inilah yang ku maksud dengan mengontrol diri, Sehunnie. Kali ini kau telah melakukan kesalahan yang besar karena hanya memikirkan dirimu saja tanpa melihat apa yang nanti mungkin terjadi. Apa yang kau sebut dengan cinta itu membutuhkan dua pihak yang terlibat untuk bisa saling menghargai dan melangkah beriringan di jalan yang sama, kau tidak bisa memaksakannya, apa yang akan terjadi pada Luhan nanti apakah kau benar-benar telah memikirkannya? Bagaimana bila ternyata kenyataannya tidak seperti yang kau duga? Apa yang akan kau lakukan untuk memperbaiki situasi ini?" Ibunya bicara panjang dengan nada yang lebih tinggi. Sehun mendengarnya dengan seksama, dia tidak pernah mendengar ibunya bicara dengan nada penuh kekecewaan seperti ini sebelumnya, semarah apapun wanita itu padanya. Meski tetap merasa apa yang dilakukannya adalah hal yang benar, bagaimanapun juga terbersit setitik kecemasan di dalam hatinya bila yang ibunya katakan itu terjadi. Dia memang telah memperhitungkan segala macam reaksi yang akan mencuat karena pengakuannya itu dan siap untuk menghadapinya tanpa keraguan, tapi situasi yang mungkin muncul secara tidak terduga itu mulai membuatnya sedikit gugup.

"Apa Suho ada di sana? Berikan telepon ini padanya, aku ingin bicara,"

Tanpa membuang waktu Sehun menoleh pada Suho yang duduk di kursi sampingnya dan memberikan ponselnya pada pria itu, sementara teman-temannya yang lain mendekatkan telinganya karena penasaran.

Sementara Sehun membuang wajahnya menoleh keluar jendela, dia kembali mendesah pelan menatap gelapnya permukaan sungai Han sepanjang perjalanan mereka menyusuri Expressway dari bandara ke arah Gangnam. Yang amat disesalinya saat ini adalah karena ulah kedua hyungnya yang sangat tidak peka itu, dia benar-benar kehilangan kesempatan mendapatkan kepercayaan Luhan kembali bahkan hanya untuk menatap matanya. Dia berpikir, bila saja Kris dan Chanyeol memang benar-benar menyukai Luhan, bila saja ini bukanlah permainan konyol antara dua pria idiot yang bertaruh siapa di antara mereka yang lebih disukai Luhan tanpa memikirkan fakta bahwa Luhan bukanlah orang yang tepat untuk diajak bermain dalam permainan konyol ini. Bila mereka berdua saat itu benar-benar mempertimbangkan akibatnya, Sehun tidak akan merasa begitu buruk.

Di dalam kepalanya kembali terputar saa-saat yang mendebarkan itu, masih terbayang jelas di benaknya sorot mata Luhan yang penuh dengan rasa kecewa ketika untuk pertama kalinya Sehun mengungkapkan perasaannya secara langsung dengan lantang, seolah apa yang dikatakannya saat itu adalah sebuah dosa besar yang tidak termaafkan. Saat itu sungguh sulit bagi Sehun untuk bisa menemui Luhan secara personal, ketika dia begitu depresi melihat perubahan sikap Luhan yang tiba-tiba mulai menjauhinya (yang tanpa dia tahu dimulai sejak Chanyeol untuk pertama kali memulai permainannya). Tidak hanya itu, Sehun menyadari kalau lelaki itu menghindarinya. Saat mereka tampil di panggung yang sama dalam perhelatan festival akhir tahun, biasanya Luhan dan teman-temannya akan naik sebelum grupnya sebagai penampil penutup, dan ketika menunggu di belakang panggung lelaki itu sengaja muncul belakangan supaya tidak berada di tempat yang sama bersamanya cukup lama, ketika biasanya mereka mengobrol selama menunggu giliran naik panggung, kali itu Luhan hanya menyapa singkat semua anggota grupnya dengan formal dan menoleh padanya sekilas sebelum bergabung bersama teman-temannya.

Segalanya menjadi tidak mudah dengan kenyataan bahwa kebijakan agensi dimana Luhan bernaung, yang hanya mengirim para artisnya tampil di TV dan radio maksimal hanya 3 kali seminggu, jadi tentu saja sedikit pula kemungkinan mereka untuk bisa bertemu di sela bekerja. Sejak insiden bersama dua pria bodoh itu, Chanyeol dan Kris. Taemin bahkan mengakui bahwa Luhan mulai jarang bergabung bila anggota gang persahabatan mereka mengajak berkumpul bersama meskipun saat itu jadwal kerja dan belajarnya tidak begitu sibuk. Bila Luhan muncul pun, dia tidak akan tinggal lama dengan berbagai alasan yang dilontarkannya untuk segera mengundurkan diri. Sehun tidak mendapatkan petunjuk apapun dari dua sahabat terdekat Luhan, karena Luhan tidak pernah berkata apapun meski Taemin berusaha memancingnya untuk mengatakan sesuatu.

Karena itulah di suatu sore beberapa hari sebelum hari Natal, dia begitu bersemangat ketika Minho menghubunginya bahwa dia akan menyusul Taemin yang sedang bersama Luhan di Parkdaegamne, sebuah restoran Barbecue di Cheongdam, tempat di mana biasanya mereka berkumpul untuk makan bersama. Restoran itu tidak begitu jauh dari gedung agensinya, jadi selama 8 menit perjalanan begitu Minho menjemputnya. Sehun memutar otak apa yang harus dikatakannya pada Luhan bila nanti akhirnya bertemu dengan lelaki bermata rusa itu.

Flashback on.

"Oh, Hyung… Aku tidak tahu kau akan datang," Taemin berseru heran ketika melihat Sehun muncul dibalik punggung Minho ketika pelayan mengantar mereka ke dalam bilik tatami dimana hobaenya yang satu itu telah duduk bersama teman lelakinya menikmati makan malam mereka. Kelihatannya Taemin tidak lebih terkejut dari Luhan ketika melihatnya datang, meski dengan cepat lelaki itu menyembunyikan raut canggungnya sementara Taemin bersikap sebaliknya.

Dari caranya menatap Minho, Sehun menangkap kesan bahwa Taemin sama sekali tidak tahu bahwa Minho akan mengajaknya serta, dan entah bagaimana dia menduga kalau anak yang satu itu terlihat begitu merasa bersalah dengan situasi ini yang membuatnya serba canggung. Sepertinya mereka berdua memang sedang membicarakan sesuatu sebelum Sehun datang, dan dia yakin itu.

Berusaha bersikap seperti tidak ada masalah mereka mengobrol dengan santai meski beberapa kali Luhan menghindari kedua mata Sehun saat pria itu menatapnya. Ini sungguh membuat Sehun semakin bertanya apa yang terjadi, karena Luhan yang biasanya selalu menatap mata orang yang sedang bicara, dan kali itu dia hanya menundukan kepalanya menatap makanan atau layar ponselnya di atas meja.

"Luhan hyung… apa aku melakukan sesuatu yang membuatmu tersinggung?" Tanya Sehun ketika pada akhirnya mereka ditinggal berdua begitu Taemin pergi ke toilet dan Minho dengan sengaja memberi mereka waktu dengan berpura-pura menjawab telepon.

Di depan matanya Sehun mengawasi Luhan yang sangat terlihat jelas berusaha untuk terlihat tenang dibalik ketidaknyamanan bahwa mereka hanya berdua saja saat itu. Sehun menatap kedua mata Luhan yang bergerak-gerak menatap gelas ice tea disamping mangkuk nasinya yang berpindah ke piring sayuran di depan mangkuk milik Minho di sampingnya sebelum kemudian menatapnya dan mengalihkan matanya dengan cepat ke arah lain,

"Tidak ada, itu hanya perasaanmu saja, Hun." Jawab Luhan tenang sambil menyeruput teh dari sedotan,

"Kalau begitu tatap mataku bila sedang bicara padaku, hyung,"

Luhan menggerakan bola matannya dengan cepat langsung menatap kedua mata elang milik Sehun, yang membuatnya sedikit terkejut. Ada apa dengan kepercayaan diri yang tiba-tiba itu, setelah sebelumnya Luhan bersikap begitu canggung bicara dengannya.

"Kau, apa kau sedang mempermainkanku?" Sehun berkata lagi dengan nada penuh Tanya dan intimidasi. Dia bisa melihat mata Luhan melebar menatapnya, terkejut dengan pertanyaannya yang blak-blakan. Luhan mengerutkan dahinya dan membasahi bibirnya sebelum kemudian kembali menatap Sehun, terlihat bingung.

"Sehun, aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan saat ini… Kurasa pembicaraan ini akan jadi semakin absurd bila kita lanjutkan," Luhan menatap jam tangannya dan mengusap tengkuknya sebelum melanjutkan kalimatnya, "Maafkan aku, kurasa aku harus pergi."

Dari sudut matanya lagi, Sehun menatap Luhan yang dengan cepat beranjak dari duduknya dan dengan cepat berjalan keluar.

Begitu sajakah? Tanya Sehun di dalam hatinya. Lelaki itu tidak menjawab pertanyaannya, bahkan sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk bicara lebih banyak . Dalam sekejap saja dia merasa lelaki dihadapannya itu. Luhan yang selama ini dia kenal, apa yang terjadi, apa yang dipikirkan Luhan didalam kepalanya, dia dibuat begitu penasaran ingin tahu. Suara hatinya berteriak kencang, menuntutnya untuk mengungkapkan segala keluh kesah yang selama ini hanya dipendamnya. Dan tanpa disadarinya, Sehun menyerukan kalimat itu begitu Luhan menggeser pintu bilik.

"Nan neol juahae (Aku menyukaimu!)" ujarnya keras, membekukan langkah Luhan diambang pintu sementara Taemin sama terkejutnya begitu mendengar kalimat itu terucap di saat yang bersamaan.

"Kau bilang apa?" Taemin berseru.

"Nan neol saranghae, Luhan hyung" Sehun mengucapkannya lagi dengan nada yang lebih pelan, tidak untuk menjawab kalimat Taemin yang terlontar sebagai bentuk keterkejutannya, tapi karena dia ingin meyakinkan Luhan yang masih berdiri diam diposisinya.

Luhan menoleh menatap Sehun, dan dalam dua detik tatapan itu Sehun bisa melihat sorot mata penuh kebimbangan yang kemudian berganti dengan kekecewaan sebelum kemudian berpamitan pada temannya dan berlalu pergi.

Flashback off

"Ibumu tidak menyukainya?" Tanya Baekhyun berbisik dari belakang kursi, membuyarkan lamunan Sehun yang kemudian dia jawab dengan bahu yang terangkat tanpa sepatah katapun, sementara di dekat mereka Suho bicara dan menjawab dengan kata yang pendek berulang kali kemudian menutup teleponnya dalam satu menit.

"Ibuku bilang apa?" Tanya Sehun begitu Suho mengembalikan ponselnya.

"Dia memarahiku karena membiarkanmu melakukan ini, katanya bila sesuatu terjadi karena tayangan tadi aku tidak boleh membantu menyelesaikan masalahmu." Suho menjawabnya seperti orang bodoh yang langsung membuat seisi mobil tertawa mendengarnya,

"Yah, Sehun-ah, kenapa tiba-tiba saja aku berpikir kita telah melakukan kesalahan besar? Bagaimana bila yang ibumu katakan itu memang benar" pria itu melanjutkan kata-katanya, dia kemudian kembali menceritakan secara detail dan persis apa yang ibu Sehun katakan padanya di telepon pada teman-teman lainnya yang mendengarkan dengan serius menjadikan perjalanan itu sebuah pembicaraan serius mendiskusikan kembali segala rencana yang sebelumnya telah mereka bicarakan dengan matang hingga sang manager bicara dari belakang kursi supir setelah menerima telpon dari seseorang.

"Yedeul ah, Youngmin Sajangnim ingin bicara dengan kalian. Kurasa ini memang akan menjadi masalah yang besar." Omong-omong Youngmin adalah CEO SM Entertainment, agensi dimana Sehun dan grupnya bernaung.

Tanpa memperdulikan apa yang para hyungnya obrolkan setelah itu, Sehun menyumpal kedua telinganya dengan earphone dan membesarkan volume iPodnya hingga batas maksimal.

TBC

Ok. Mungkin kalian sedikit bingung tentang jalan ceritanya. Fyi, Sehun dan Luhan tidak satu grup ataupun satu agensi disini. Sehun, Suho, Kai, Baekhyun, Kyungsoo, Chanyeol dan Kris berada dalam satu grup yang sama dan bernaung diagensi SM Ent. Sedangkan Luhan satu grup dengan Chen, Xiumin, Lay, Tao, agensinya? Akan dijelaskan di chapter 2. Untuk Chapter 2 akan berpusat di Luhan. Penasaran? Berikan review/fav/follow kalian di chapter ini ^^ thanks and seeya~