Revenge
"Jongin-ah, kau sedang menggambar apa?" tanya seorang wanita paruh baya sambil menghampiri anaknya tersebut. Yang dipanggil Jongin menoleh, lalu tersenyum.
"Aku sedang menggambar keluarga."
"Benarkah? Boleh eomma lihat?" tanya lagi wanita itu. Dia adalah Ibu dari Jongin. Jongin mengangguk lalu memberikan kertasnya pada wanita tersebut. Ibunya menerimanya lalu meraba gambaran Jongin. Walaupun tidak terlalu bagus, namun ia cukup tersentuh melihatnya. Ada tiga gambar orang disana dan sebuah rumah dengan pohon. Matahari yang bulat diatas rumah pun tak ketinggalan.
"Gambaranmu bagus."
"Benarkah, eomma?"
Ibu Jongin mengangguk. Lalu datanglah Ayah Jongin yang sudah berpakaian rapi.
"Sayang, ayo kita berangkat." Ucap Ayahnya. Jongin memandang Ayahnya dengan bingung.
"Appa dan Eomma mau kemana?" tanya Jongin polos.
"Ada urusan yang harus kita berdua selesaikan. Jongin akan tinggal bersama Bibi Ahn ya? Jadilah anak yang baik." Pesan Ibunya sambil mengusap pipi anaknya tersebut. Ayah Jongin mengusap rambutnya. Raut wajah anak itu menjadi sedih.
Tok Tok Tok Tok Tok
Terdengar ketukan pintu tak beraturan. Kedua orang tuanya saling memandang. Jongin yang hendak membuka pintunya langsung ditahan Ibunya.
"Jongin, ikut Eomma sekarang."
"Ta-tapi.."
"Jongin." Tegas Ayahnya. Jongin menjadi takut, jadi ia mengikuti kemana Ibunya menarik tangannya. Hingga disebuah kamar dibawah tangganya.
"Jongin tetaplah disini sampai Eomma bilang kau sudah boleh keluar, mengerti?"
Jongin mengangguk. Ibunya memeluknya dan mencium keningnya. Jongin merasakan Ibunya menangis. Ia mengusap air mata Ibunya.
"Eomma kenapa menangis?"
"Tidak apa-apa. Eomma menangis karena debunya ugh."
Lalu Ibunya menutup pintunya dan beranjak dari sana. Jongin melihat punggung wanita itu yang menjauh dari lubang pintu.
DOR
Jongin tersentak mendengar suara keras itu. Dadanya berdetak cepat. Ia takut.
DOR
"Hentikan!"
Itu suara Ibunya.
Jongin semakin takut. Ia dapat melihat Ibunya tergeletak. Bersimbah darah. Jongin ingin memekik tapi ia tahan. Jadi anak itu menangis perlahan. Jongin semakin takut ketika melihat seseorang yang mendekati pintu. Ia langsung mundur.
"Aku rasa tidak ada orang lain disini."
Jongin bisa mendengar perkataan orang tersebut lalu terdengar suara kaki yang menjauh. Setelah menguatkan hatinya bahwa keadaan sudah aman, Jongin langsung keluar dan menghampiri Ibunya. Ia juga melihat Ayahnya yang juga bersimbah darah.
"Eo.. eomma..."
Ibunya membuka kedua matanya dengan susah payah. Tangannya yang penuh darah mengusap pipi Jongin.
"Jongin," ucapnya. "Bisakah kau balaskan dendam kami kelak?"
Jongin sungguh tak mengerti apa yang dikatakan Ibunya. Terang saja, Jongin hanyalah seorang bocah kelas dua SD dan diberi perkataan seperti itu. Namun ia hanya mengangguk sambil air matanya terus mengalir.
"Eomma dan Appa mencintaimu."
Setelah mengatakan hal itu, wanita yang melahirkan Jongin ke dunia itu menghembuskan napas terakhirnya.
"EOMMA!"
.
.
.
Revenge
.
.
.
SOON
A/N : Holla~~~ aku lagi mencoba peruntungan buat bikin ff KaiTae~ yap! KaiTae. Ini adalah ff KaiTaeku yang pertama buat chaptered. Aku minta nih reviewnya dari kalian, tertarik atau engga? Kalo engga, aku bisa stop. Kalo tertarik aku bisa lanjutin TAPI AKU GAK JANJI BISA CEPET LANJUTANNYA. Karena aku udah kelas 9 sekarang huhuhu. Tapi InshaaAllah tamat kok~. Kalo mau dilanjut, minimal review yang ada 7. Kalo kurang dari 7 review, itu bakalan aku simpulin kalo kalian gak tertarik sama ff ini.
Oke, mind to review?
