How to Love Somebody

Disclaimer : Masashi Kishimoto

AU, OOC, SasuHina fic, typo. Hope u like it.

.

Sasuke itu makhluk tampan yang selalu dikelilingi gadis-gadis. Tidak di sekolah, tidak di jalanan ramai, bahkan tidak di halaman depan rumahnya. Pagi tenang di akhir minggu dua hari yang lalu harus menjadi pagi yang sangat berisik bagi Sasuke yang senang kedamaian. Siapa sih gadis centil yang sengaja mengumumkan kalau Sasuke itu pacarnya? Tidak bisa dipungkiri, seluruh pengagum Uchiha bungsu itu seketika menyerbu kediamannya dan membuat keributan besar-besaran –memaksa Sasuke mengadakan konferensi pers tentang kabar burung itu.

Sasuke tidak habis pikir kenapa gadis-gadis itu sering mengerubunginya seperti lalat mengerubungi daging busuk. Tapi Sasuke tidak busuk. Oke, kita ganti perumpamaannya. Seperti lebah mengerubungi bunga yang paling indah.

Mungkin banyak cowok seumurannya yang menyimpan iri pada Sasuke. Apa yang tak ada pada dirinya? Wajah oke, bentuk tubuh bisa dibilang sempurna buat anak seusianya, ditambah dengan nama belakangnya yang terkenal 'wow', dan kemampuan berpikir yang jauh di atas standar sebagai penyempurna. Pelajaran mana sih, yang tidak dikuasai Sasuke?

Thanks to God untuk segala kelebihannya tadi. Tapi justru kelebihan itulah yang membawa bencana –tidak mungkin tidak bisa dibilang bencana jika kau tidak bisa tidur tiga hari tiga malam gara-gara nomor ponselmu diketahui ratusan fangirl yang terus meneleponmu tiap detik.

Kalau saja bisa, dia dengan sukarela dan seikhlas-ikhlasnya akan memberikan seluruh penggemarnya pada Naruto. Sasuke prihatin pada teman sekelasnya di sekolah menengah pertama itu. Padahal mukanya oke, senyumnya juga lumayan menawan. Hanya ada faktor yang bisa membuat para gadis bergidik jijik. Ya, Naruto norak.

Sasuke tidak butuh perhatian gadis-gadis itu. Dirinya lelah mendengar ocehan genit seperti,

"Sasuke-kun sudah makan belum? Makan bareng aku aja ya?"

Tidak bisakah mereka memanggil dirinya dengan nama belakangnya? Aku saja gak pernah kenal gadis yang mengatakan itu, batin Sasuke.

Seseorang menepuk pundaknya, membuat Sasuke menghentikan lamunannya sejak dia memasuki gerbang.

"Hei Teme, serius amat melamunnya!"

Umur panjang. Belum semenit Sasuke memikirkan Naruto, bocah duren itu sudah berdiri di sampingnya dengan senyum yang mampu menyaingi matahari musim panas. Ingatkan dia untuk memakai kacamata anti-Ultraviolet sebelum memandang senyum Naruto.

Konoha Junior High School mulai ramai. Beberapa anak terlihat sedang bermain basket. Gadis-gadis remaja berusia 14 tahunan sedang asyik bergosip di depan loker mereka. Belum sempat Sasuke menghindar, salah satu gadis pirang yang sedang bergosip itu melihat Sasuke dan langsung heboh sendiri.

"Kyaaa, Sasuke-kun datang!"

Otak cerdas Sasuke menyadari keadaan sedang menggawat saat melihat gerombolan penggemarnya yang berlarian dengan semangat ke arahnya. Syaraf sensorik seketika memaksa dirinya dan Naruto untuk bergegas pergi.

"Selamatkan dirimu, Teme!" seru Naruto sebelum keduanya berlari dengan kecepatan penuh menuju kelas mereka yang terletak di lantai tiga.

Great, senam jantung di pagi hari.

Mungkin selain rajin berolahraga, faktor dikejar-kejar fangirl setiap hari juga membuat bentuk tubuh Sasuke sangat atletis.

Sasuke tidak bisa membayangkan bagaimana nanti kehidupan SMA-nya kalau kehidupan SMP-nya saja sudah seburuk ini.

.

"Itu kelasnya, Sasuke!" tunjuk Naruto yang masih saja heboh berlarian bersama Sasuke. Beberapa kali mereka menengok ke belakang untuk melihat keadaan gerombolan fangirl itu. Bukan berkurang seperti yang diharapkan, gerombolan itu bertambah sekitar sepuluh orang setiap Sasuke mempercepat larinya.

"Hoi Dobe!" panggil Sasuke, masih saja terus berlari.

"Apa?" Naruto menengok ke arah Sasuke.

"Kenapa kau ikut lari? Yang dikejar kan aku," Sasuke menghentikan langkahnya tepat di depan kelas. Sementara Naruto,

"Eh?"

BRAK!

Na'as bagi Naruto, bocah Uzumaki itu sukses menabrak tong sampah di samping kelas karena tidak memperhatikan jalan saat berlari.

Sasuke yang sudah berlari memasuki kelas mengalami nasib yang sama seperti Naruto –mungkin karmanya karena tidak menolong Naruto saat jatuh. Bedanya, Naruto menabrak tong sampah, Sasuke menabrak seorang gadis.

Setumpuk buku dengan berbagai macam sampul yang dipegang gadis itu jatuh berhamburan tepat di hadapan Sasuke.

"Whoa, gomen!" ujar Sasuke sambil membantu memungutkan buku-buku tersebut.

"T-tidak apa-apa, U-uchiha-san," jawab gadis itu tetap menunduk. Setelah semua buku terkumpul, Uchiha muda itu memberikan buku yang ada di tangannya pada gadis berambut indigo di depannya.

Naruto muncul di depan kelas sambil memegangi badannya. "Aduduh... Sialan kau Tem! Kau yang dikejar tapi aku yang nabrak tong sampah!"

"Salah sendiri kau lari bersamaku," kata Sasuke tak peduli. Dirinya berjalan menuju bangku ketiga dari depan kemudian duduk dengan santai. Tak peduli dengan ricuhnya keadaan di luar kelas dikarenakan penggemar-penggemarnya.

"Curang, curang! Kau malah menabrak Hinata-chan! Padahal aku juga mau nabrak Hinata!" Naruto terus mengoceh sementara Hinata yang mendengar ocehan Naruto mendadak bersemu merah.

"S-sudahlah, N-naruto-kun," ujar Hinata lembut sambil tersenyum.

Telinga Sasuke sedikit berkedut mendengarnya. Hinata memanggil Naruto dengan nama depannya, ditambah dengan suffix 'kun'. Tapi Hinata tidak pernah memanggil Sasuke dengan nama depannya.

Sudah jadi rahasia umum kalau Hinata menyukai Naruto, dan Sasuke tahu itu. Tapi fakta bahwa Sasuke menyukai Hinata belum terungkap di depan publik.

Apakah wajar kalau Sasuke yang punya segalanya iri pada Naruto hanya karena Hinata menyukai Naruto?

.

TBC

.

a/n : oke, ini gaje dan OOC. Saya akui itu. Disini rata-rata charanya masih SMP gitu. Pendek ya? Maaf, saya gak bakat nulis fic yang panjang-panjang. Bisanya cuma segini doang. Mungkin saya akan apdet lebih cepat untuk chapter depan dikarenakan chap ini pendek minta ampun.

Okidi, MIND TO REVIEW, minna-san? Kritik dan flame halal-halal saja.