EGO

Daehyun x Baekhyun

BoysLove, friendship, one-side-love, romance

BAP – EXO

I love them, keep support uri aliens

Chapter [1]

Teman satu apartemen

Terik matahari musim panas mulai terasa menyengat. Suhu udara mencapai 38 derajat celcius dan bukan main panasnya. Tidak banyak orang yang betah berdiri barang semenit diluar ruangan. Mereka memilih menyalakan AC atau kipas untuk mendinginkan tubuh. Tapi tidak dengan apa yang terjadi pada namja yang berteduh dibawah pohon dekat taman umum sebuah kawasan yang jauh dari kota. Kakinya yang pendek sudah diselonjorkan/? Ketanah. Sembari menikmati semilir angin yang masih kalah dengan panasnya hari itu.

"geez! Kenapa eomma tidak memindahkanku diasrama sekolah saja sih? Good! Supaya aku bisa mandiri dan bisa berhubungan sosial dengan masyarakat. Aigoo" namja itu bergumam tidak jelas dan membuat orang yang lewat menattapnya aneh, bagaimana tidak karena dia bertanya entah pada siapa lalu menjawabnya sendiri.

Tangannya mengetik sesuatu di ponsel touchnya, dia mencoba mengirim text ke pemilik apartemen kecil dan nyaman yang katanya di daerah sini. Dasarnya ia belum terlalu mengenal seluk beluk daerah Myungdong ini makanya dia tidak mau repot pergi tanpa arah yang akibatnya membuat kakinya pegal dan mati kepanasan. Asal tau saja, dia memiliki kulit putih yang menurutnya indah dan harus diproteksi dibanding tasnya yang ia letakkan tak elit dengan posisi menelungkup ditanah.

Kemudian tiba-tiba dengan kecepatan cahaya ah itu terlalu berlebihan intinya ada seseorang yang tiba-tiba melintas didepan pria yang sedang santai itu. Mengambil tasnya. Tas berisi dompet.

"hey... apa barusan itu pencopet?" otaknya merespon begitu lambat.

Benar anak muda, itu pencopet yang dengan tanpa beban mengambil tasmu yang kau abaikan karena mencegah sinar UV dari kulit mulusmu.

"MWOOO? YAAA!" dengan lengkingan tinggi dia berlari tunggang langgang mengejar pencopet itu.

"waaa!" dia tersandung batu dan membuatnya jatuh terjerembab. Dia benar-benar salah memilih sepatu karena ditengah usahanya menyelamatkan tasnya dia terhambat oleh sepatu bodoh itu. Tanpa pikir panjang ia melepaskan sepatunya dan melanjutkan pengejarannya.

Memang Tuhan sedang menguji pria manis itu. Kakinya yang pendek tidak mampu mempersempit jaraknya.

Myungdong street, pukul 2 siang, Byun Baekhyun kehilangan tasnya.

Baekhyun duduk lemas di pelataran sebuah bangunan besar. Dia menatap miris kakinya yang kotor dan memerah karena kepanasan. Ada sedikit lecet dengan darah yang sudah mengering di jari kakinya. Dia pasrah, ponselnya terus berdering namun Baekhyun tidak peduli. Seolah semuanya sudah berakhir padahal dia masih kelas dua SMA dan dia begitu sial di hari pertama kepindahannya yang entah dimana itu alamatnya.

"Hey chogi..."

Baekhyun terkejut dengan suara yang ada di dekatnya. Entah kenapa dari nada suara itu dia sangat penasaran. Baekhyun mendongak.

"ah syukurlah, kupikir kau menangis. Ada apa dengan sepatumu? Apa kau tinggal di apartemen ini?"

Baekhyun termangu. Entah kenapa dia begitu jelas mendengarkan setiap kata-kata orang asing di depannya. Suaranya manis seperti madu. Rambutnya sama seperti Baekhyun. apa ya yang berbeda?

"gwenchana? Apa kau memang menangis?" raut wajah khawatir itu membuat Baekhyun memalingkan wajahnya cepat.

Aneh. Sungguh aneh. Kenapa jantungnya tiba-tiba berdebar aneh begini?

Baekhyun kemudian tidak mendengar apa-apa di sekitarnya. Mungkinkah dia pergi? Baekhyun berbalik. Kali ini orang asing itu duduk sangat dekat dengannya. Hampir saja hidung mereka bertubrukan dan menyisakan getaran aneh diperut Baekhyun.

"namaku Jung Daehyun, aku bisa membantumu... emm" Jung Daehyun-sii itu memicingkan matanya mencoba memancing Baekhyun menyebutkan namanya.

"Baekhyun... Byun Baekhyun"

oooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooxxxxoooooooooooooooooooooooooooooooo

"waah apa ini TAKDIR?"

Baekhyun mengigit bibir bawahnya frustasi. Dia ada di situasi gawat dan aneh.

"ternyata kau Baekhyun hyung yang menjadi teman satu flat, tenang saja hyung aku sangat penurut dan siap melakukan pekerjaan rumah sesuai intruksimu, yaksok!"

Baekhyun tidak peduli dengan janji Daehyun yang sekarang menjadi teman satu flatnya. Baekhyun sudah dengar dari eommanya bahwa ia akan berbagi flat dengan orang lain. Karena eommanya menjamin bahwa orang itu adalah orang baik maka Baekhyun setuju saja. Memang sih Daehyun tidak memiliki tampang penjahat, namun dipertemuan pertama mereka sangaaaat aneh.

"Hyung kenapa kau diam? Gwenchana, kau tidak berat kok!"

Baekhyun merasakan wajahnya memanas. Dia menyesal... menerima begitu saja saat Daehyun menawarkan piggy back... disini justru Baekhyun merasa dirinyalah yang aneh.

"ah syukurlah, aku jauh-jauh dari Busan akhirnya mendapatkan teman sekamar yang ternyata sunbae. Bangapseumnida jinjja" entah kenapa Baekhyun seolah melihat Daehyun tersenyum meski ia tidak melihat dari depan. Astaga anak ini benar-benar terlalu ramah padanya.

"aku sedikit bodoh dan lamban, mohon bantuannya sunbae"

"nee... Daehyun-sii"

"ani. Daehyun~ie okay?hahaha"

Baekhyun ingin mengigit Daehyun karena dia "memaksa"nya memanggil begitu. Begitu memalukan memang, tapi tanpa disadari ada ruang baru dihati Baekhyun, ruang itu begitu hangat dan nyaman. Ruang baru untuk seorang namja, Baekhyun rasanya ingin menganggap Daehyun adalah teman yang menyenangkan. Mungkin menjadi teman berharganya, setidaknya feeling Baekhyun selalu benar. Tapi benarkah? Hanya teman? Who knows... ^^

Tepok Bibir Chanyeol :D