Jika Aphrodite adalah Dewi Cinta yang baik, ramah dan penuh pengertian, maka Eros adalah kebalikannya. Eros mewakili cinta yang cantik sekaligus kejam. Cinta yang indah namun menyakitkan.
Karena cinta bagai pedang bermata dua. Koin dengan dua sisi. Aphrodite merestui cinta yang umum, sementara Eros mewakili cinta yang termarginalkan. Cinta yang dianggap tabu dan hina oleh sebagian besar orang.
Banyak yang menganggap, mendapat restu Eros berarti cinta mereka akan menjadi tragedi. Tapi Eros tidak mengeluh mengenai pekerjaannya. Ia tahu.
Cinta tidak selamanya indah, tapi justru itu yang membuat seseorang mempertahankan cintanya dengan begitu kuat. Jika kau berhasil menghadapi ujian Eros, niscaya hidup bahagia bersama orang yang kau cintai sampai akhir hayat bukan angan semata. Hal itu akan menjadi nyata. Tidak seperti restu Aphrodite yang mudah berganti.
Maka dari itu, Eros tidak sembarangan dalam menembakkan panah cintanya. Ia menginginkan orang yang benar-benar mampu menghadapi ujiannya kelak. Karena sebagian besar orang memang mengecewakannya dalam perjalan cinta mereka, tapi ada beberapa juga yang berhasil mencapai akhir dan saat itulah ia memberikan restunya yang sebenarnya. Cinta sejati nan abadi.
Sudah lama sejak terakhir kali Eros memberikan restu cintanya. Sejujurnya, ia sudah merasa cukup malas untuk memberikan restu karena yang ia beri restu pasti akan mengeluh sebelum akhirnya menjadi tragedi, jadi ia memutuskan untuk lebih selektif.
Sampai Eros melihat anak itu.
Ia masih bocah. Belia. Namun ia istimewa. Putra Hades.
Eros tahu ia mengambil begitu banyak resiko. Memberikan restu kepada seorang putra dari Tiga Besar, tapi Eros merasa kali ini pilihannya tidak akan salah. Bocah yang bernama Nico di Angelo itu memang kelihatan rapuh, tapi Eros yakin ini akan jadi menarik.
Maka hari itu, ketika seorang bocah bernama Percy Jackson yang merupakan Putra Poseidon muncul di hadapan Nico yang saat itu baru berusia sepuluh tahun, Eros menembakkan anak panahnya, tepat mengenai Nico. Dan semuanya dimulai bagi Nico.
Eros tahu itu tidak adil. Hanya menembakkan anak panah pada satu pihak. Tapi kali ini, ia tidak ingin menonton tragedi.
Namun, rencana Eros tidak berakhir hanya di Putra Hades dan Putra Poseidon. Ketika seorang Putra Jupiter—Jason Grace—muncul, alih-alih menyelesaikan kisah Nico dengan menembakkan anak panah satunya pada Percy, Eros justru menciptakan konflik baru dengan menembakkan anak panahnya pada Jason, tepat ketika ia dan Nico baru saja mengunjunginya.
Putra Hades, Putra Poseidon dan Putra Jupiter.
Eros abadi, jadi di masih punya waktu lama untuk menonton lingkaran itu sampai akhirnya dia memutuskan untuk mengakhirinya.
Tapi, sebenarnya kali ini ia menyerahkan segalanya pada Nico. Ketika Nico sudah mantap memilih, barulah ia akan menembakkan anak panah terakhirnya dan menyelesaikannya. Ia sudah siap bertarung dengan Aphrodite, mengingat Dewi itu lebih dulu merestui Annabeth Chase dan Piper McLean dengan Percy dan Jason. Ia bahkan siap menghadapi amukan Jupiter, Poseidon dan Hades karena sudah mempermaikan anak-anak mereka, tapi Eros tidak gentar.
Masalahnya adalah, kapan Nico akan menyadari itu?
Sampai saat itu tiba, Eros akan terus mengawasi.
Disclaimer: Rick Riordan
