VIdentibus Oculis Tu
-your eyes-
TEASER
Ada seseorang yang sudah satu minggu ini menarik perhatian Park Chanyeol. Seseorang yang membuat hatinya berdegup kencang bahkan hanya dengan melewati depan rumahnya. Sangat tidak baik bagi kesehatan. Tapi, jujur saja, Chanyeol sangat menyukai rasanya. Ada adrenalin yang berpacu saat mata keduanya bersinggahan.
"Mendekatinya juga tidak mungkin." Chanyeol mendesah lelah sembari menatap rumah berwarna clean white yang berada tepat disebelah rumahnya. Ia mengacak rambutnya lalu segera mengambil jaket dan backpacknya, kampus di hari senin memang menyebalkan.
"Ibu, aku berangkat!" teriak Chanyeol sambil menaiki sepeda gunung yang sudah menjadi sahabat karibnya semenjak SMA, lalu mengkayuhnya perlahan. "Hati-hati!" jawab ibu Chanyeol sambil melambaikan tangan. Chanyeol hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Hei, Park!"
DEG
Chanyeol memberhentikan sepedanya tepat didepan sebuah rumah kecil berwarna clean white. Yup. Rumah clean white. Ia menoleh secara perlahan ke arah rumah tersebut dan melihat seorang pria berambut hitam berlari ke arahnya.
"Ada apa?" tanyanya.
"Uhh, bisa kau berikanan ini ke Jongin? Kurasa aku tidak bisa pergi ke kampus hari ini." ucap pria tersebut, menyodorkan sebuah buku. Chanyeol melihat buku itu sejenak, lalu mengambilnya. "Baiklah. Hey, Sehun. Kau jangan terlalu sering membolos. Aku sungguh lelah harus menjawab semua pertanyaan aneh dari penggemarmu di kampus!" tegur Chanyeol sambil mendorong pundak Sehun. Sehun tertawa, "Mau bagaimana lagi—"
"SEHUN!"
Keduanya menoleh ke arah sumber suara. Seorang wanita mungil dengan setengah rambutnya diikat berlari ke arah Sehun.
"Kau tidak perlu membolos, aku tidak apa-apa. Ini hanya flu ringan." ucap wanita tersebut sedikit terengah. Ia melirik ke arah pemuda tinggi berjaket biru yang sedang menaiki sepedanya, pandangan mereka bertemu.
Chanyeol merasakan adrenalin itu. Berpacu begitu cepat seolah bersaing dengan pembalap F1. Ia memandang wanita mungil itu dengan seksama. Orang yang sudah mengganggu kerja hatinya selama seminggu terakhir. Matanya seperti mata anak anjing, bersinar-sinar terpantul oleh cahaya matahari pagi. Rambutnya berwarna coklat. Kulitnya seputih susu. Cantik sekali batinnya.
Sehun melihat ke arah wanita tersebut lalu memasang wajah khawatir,
"Sudahlah. Membolos itu bisa ditebus nanti. Sekarang aku harus menemanimu, Ibu."
Wanita itu melirik ke arah Chanyeol lagi, dibalas senyuman hangat oleh Chanyeol.
"Jika benar anda sedang sakit, Sehun benar, Nyonya Byun."
please review, fav or follow if you want more!
kalau banyak yg menunggu, cerita dipost nanti besok atau malem hihihi.
anyway, marhaban ya ramadhan everyone!
