That Should Be Me

:Genre:

Romance, Drama, Angst

:Length:

Series

:Rate:

M

:Pairing:

KyuMin,KyuWook,HaeMin

:Warning:

Boys Love,YAOI,Mpreg

::Disclaimer::

Kyuhyun dan Sungmin itu saling memiliki. Tapi Sungmin juga milik saya. Yang jelas mereka milik Tuhan,orang tua,nenek,kakek dan sapa aja dah.. Saya hanya pinjam nama

DON'T LIKE DONT READ . Yang ga suka YAOI tinggal cabut aja dah. Gampang kan?

(((((THAT SHOULD BE ME)))))

Menyakitkan,malam ini terasa menyakitkan baginya. Ia terduduk bersila di balkon kamarnya berteman sepi dan gelap. Dia memandangi kelap kelip lampu kota Seoul dari atas sana tanpa terucap sepatah katapun dari mulut mungilnya.

"Arghhh Kyu.. ahh.. nghhh.. disanahh kyuhhh.. shitt"

Namja itu tersenyum miris mendengarnya. Malam ini,lagi-lagi malam ini ia harus rela mendengar suara itu dari kamar yang berada di sebelahnya. Ia hanya mampu memegangi dada sebelah kirinya saat mendengar suara itu yang terus menggema hingga kamar milik namja manis itu.

"Rupanya Nyonya besar Cho sedang bersenang-senang dengan Tuan Cho malam ini. Pantas saja ia tidak mau membantuku mengerjakan tugas sekolah" ucap namja itu sambil menahan bulir air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

"Aku,aku juga istrimu Kyuhyun-ah. Seharusnya itu aku. Aku yang seharusnya berada disana. Berada dalam dekapanmu dan memilikimu seutuhnya. Disitulah seharusnya aku berada"

Tangisnya tidak dapat lagi ia bendung. Sudah lama ia bertahan dalam posisi seperti ini. Menjadi istri kedua dan sama sekali tidak dipedulikan oleh suaminya. Dia merutuki kebaikannya,ia membenci kebodohannya selama ini. Ia selalu merasa bahwa sesungguhnya ialah yang seharusnya berada disana. Berada dalam dekapan hangat milik Cho Kyuhyun,merasakan aroma tubuhnya yang membuatnya candu dan merasakan hembusan nafas mint yang selalu ia suka. Lama ia tak mendengar suara yang baginya nista itu,tiba-tiba terdengar bunyi ketukan dari arah luar pintunya.

Tokkk.. tokkk.. "Sungmin-ah,kau belum tidur kan? Tolong buatkan aku makanan,aku lapar"

Hanya kata itu yang terucap dari mulut suami tercintanya,tapi namja manis itu hanya terdiam dan kemudian tersenyum kecut. Dihapusnya air mata yang mengalir di pipi chubbynya dan kemudian pergi melangkah keluar menemui sang suami.

"Kau betul-betul belum tidur, Sungmin?" Kyuhyun pun melangkahkan kakinya menuju kearah kulkas, kemudian menuangkan cairan bening itu ke dalam gelas dan meminumnya dengan sekali teguk. Sedangkan namja yang dipanggil Sungmin itu mendekat kea rah suaminya sambil tersenyum lembut.

"Ne. Kau ingin ku buatkan makanan apa Kyu?"

Kyuhyun nampak berpikir sejenak dan sedetik kemudian menyunggingkan sebuah senyuman kea rah Sungmin. Senyuman yang paling manis menurut Sungmin. "Karna ini sudah malam,buatkan aku ramen saja. Aku hanya ingin makan itu"

Sungmin tersenyum kecut. Bukan,bukan karna tingkah suaminya yang lucu tapi melihat penampilannya yang sangat berantakan dan jangan lupakan aroma khas orang bercinta itulah yang membuat ia kembali merasakan pedih di hatinya. Belum sempat ia mengucapkan sesuatu,tiba-tiba dari arah kamar milik Kyuhyun muncul seseorang dengan hanya memakai selimut yang menutupi tubuh polosnya sambil berjalan tertatih-tatih, dialah orang yang membuat harinya sangat buruk. Siapa lagi jika bukan istri pertama Kyuhyun.

"Kyu,aku juga lapar. Aku ingin makan. Kau menghajarku habis-habisan malam ini. Apa kau lupa aku sedang berbadan dua?"

"Hehehe,mian chagi. Habis kau begitu menggoda malam ini. Ermmm kau ingin makan apa?"

"Ermmm ramen pedas. Ne,aku ingin sekali makan itu malam ini"

"Ya! Andwae! Kau tidak boleh memakan itu chagi. Kau mau membuat uri aegya kesakitan eoh. Makan bubur saja ne?"

Namja imut itu mengerucutkan bibirnya pertanda tak suka,tapi sedetik kemudian ia pun mengangguk imut kea rah suaminya.

"Ming,kau maukan memasakan bubur untuk wookie malam ini? Jebal,wookie kelaparan malam ini" Mohon Kyuhyun pada Sungmin.

Sungmin terdiam,ia benar-benar merasa dirinya sudah tak berarti lagi dirumah ini. Tapi sedetik kemudian,ia tersenyum. Ia memang bukanlah siapa-siapa dirumah ini. Hanya sebuah kecelakaan yang telah membuat ia menikah dengan namja bernama Kyuhyun.

"Tentu saja aku akan membuatkannya. Kalian tunggu saja di kamar. Aku akan segera membuatkannya untuk kalian"

Setelah mengucapkan itu,Sungmin langsung pergi menuju dapur dan membuat makanan yang di inginkan oleh kedua orang yang membuat harinya begitu suram. Dengan cekatan ia mulai mengarahkan tangannya pada bahan-bahan makanan yang ada dihadapannya saat ini.

"Tolong jangan terlalu lama membuatnya ne hyung. Aku sudah sangat lapar. Kau pasti tidak mau jika keponakanmu akan kelaparan kan?"

Sebuah suara menginterupsi kegiatan Sungmin yang sedang sibuk memasak. Tangannya mengepal menahan amarah. Namun ia urungkan mengingat seseorang yang berada di sampingnya ialah istri kesayangan Cho Kyuhyun.

"Pergilah wookie-ah. Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu"

"Apa kau iri karna aku bisa memberikan Kyuhyun keturunan sedangkan kau tidak? Sepertinya tuhan benar-benar berbaik hati denganku. Aku bersyukur bisa menjadi salah satu dari beberapa namja istimewa di dunia ini"

Sungmin hanya bisa menghela nafas. Manusia disamping ia berdiri benar-benar ingin sekali ia sumpal mulutnya menggunakan spatula yang sedang ia pegang.

"Apa kau tak tau malu wookie-ah? Seharusnya aku lah yang berada di posisimu. Kau hanya sampah yang berhasil merebut sesuatu milik seseorang"

Ryeowook hanya bisa mendecih mendengarnya. Beribu-ribu kali sudah ia dengar ucapan ini dari mulut Sungmin. Dia sudah kebal,bahkan rasa malunya sudah tak ada lagi dipikirannya. Yang terpenting ialah,ia mencintai Kyuhyun dan Kyuhyun pun mencintai dirinya. Baginya apapun tak penting selain mendapatkan cinta Kyuhyun yang begitu besar terhadap dirinya.

"Lebih baik kau pergi dari rumah ini. Karna selamanya hanya aku yang akan menjadi nyonya cho dirumah ini. Bukan kau,hanya aku"

Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak, bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka, bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merasa rindu dan cemburu.

Cinta bukanlah dari kata-kata tetapi dari segumpal keinginan diberi pada hati yang memerlukan. Tangisan juga bukanlah pengobat cinta karena ia tidak mengerti perjalanan hati nurani.

(((((THAT SHOULD BE ME)))))

Author POV

Sungmin berjalan cepat menuju kantin sekolahnya. Suaminya baru saja menghubungi handphonenya beberapa menit yang lalu dan menyuruhnya untuk segera datang ke kantin secepatnya. Suasana sekolah sangat sepi karna bel pertanda mulainya jam belajar sudah dimulai sedari tadi. Sungmin rela meninggalkan pelajaran demi suaminya itu meskipun ia tau pasti itu takkan berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Langkahnya terhenti saat melihat suaminya tengah asik bercumbu dengan wookie di sudut kantin. Kyuhyun sibuk mencium bibir wookie itu dengan ganas sambil menggerakan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Tangannya yang bebas mulai menggerayangi tubuh mungil wookie yang sudah lemah akibat sentuhan milik Kyuhyun. Tangannya mulai melepas tiga kancing atas milik wookie dan kemudian memelintir nipple nya yang sudah terangsang hebat.

"Hebat sekali mereka. Apa Kyuhyun memanggilku hanya untuk menyaksikan itu?"

Dengan berani Sungmin pun menghampiri mereka dan duduk dihadapan dua orang yang tengah asik bercumbu. Tangannya mengepal,hatinya sakit dan matanya mulai memanas. Berkali-kali ia meyakinkan hatinya bahwa semua baik-baik saja,semua akan indah jika pada waktunya itu tiba. Ia yakin dia akan bahagia,ia yakin akan hal itu.

"Kyu,aku sudah disini 15 menit yang lalu. Mau sampai kapan kau bertahan dalam posisi itu?"

Mendengar ucapan dari istri keduanya itu,Kyuhyun pun mendecih dan melepaskan ciumannya dari bibir mungil wookie dan membantunya membetulkan seragam. Setelah itu,ia pun mengelus perut wookie yang masih terbilang rata dan menciumnya dengan penuh rasa kasih sayang. "Annyeong baby-ah. Apa kau didalam sana sehat-sehat saja? Jangan marah ne,jika saat ini appa yang memiliki ummamu"

Setelah bermonolog dengan sesuatu didalam perut istri pertamanya,Kyuhyun pun kemudian mengangkat kepalanya dan mencium kening wookie. Setelah selesai berurusan dengan wookie,ia pun menatap datar kearah Sungmin.

"Min,nanti malam wookie akan pergi dengan umma bersama dengan ku. Kau tidak apa-apa kutinggal sendiri dirumah?"

Lagi-lagi Sungmin hanya bisa tersenyum kecut. Kejadian seperti ini sudah sangat sering ia alami,dia sama sekali tidak terkejut apalagi tersentak. Ia sudah terlalu terbiasa akan kebiasaan Kyuhyun yang selalu meninggalkan ia sendiri di rumah. "Gwaenchana,tak perlu ijin pun tak apa. Bukannya kalian sudah biasa seperti ini? Mian,tapi jika ingin memberi kabar tak penting seperti ini aku rasa bisa dibicarakan nanti saja,kenapa harus menghubungiku sekarang? Membuang waktuku saja kalian ini"

Setelah mengucapkan kalimat itu,Sungmin pun berdiri dari tempatnya dan berjalan menjauhi pasangan suami istri yang tengah menatapnya heran. Dilangkahkan kakinya menuju bukit kecil di belakang sekolah yang selalu menjadi tempat pelarian Sungmin. Tempat keluh kesah Sungmin selama ini. Ia pun terduduk berselonjor diatas bukit itu sambil sesekali mulutnya menyanyikan sebuah lagu yang sangat menyayat hati bagi siapapun yang mendengarnya.

"Orang baik itu tidak berguna,untuk apa kau masih berbaik hati dengannya. Sudah kukatakan jangan merelakan kebahagiaanmu untuk orang seperti dia"

Suara itu terdengar sangat dekat ditelinga Sungmin. Ia sadar siapa yang sedang berbicara padanya,ia sudah sangat mengenal suara milik sahabatnya itu.

"Kau membolos hae?"

"Jangan mengalihkan pembicaraan. Aku tau selama ini kau menyesal karna keputusanmu dulu kan?" Namja yang dipanggil dengan sebutan hae itu pun mendudukan dirinya di samping Sungmin. Membelai rambut Sungmin kemudian menaruh kepala itu di pundaknya sedangkan Sungmin hanya bisa terdiam dan menurut diperlakukan seperti itu.

"Lalu aku harus bagaimana? Berteriak kepada tuhan agar mengembalikan dia padaku?"

"Itu sulit,mengingat istrinya tengah mengandung anak dari Cho sialan itu"

"Yang sialan itu istri pertamanya bukan Kyuhyun,hae. Jangan seperti itu"

"Memberontaklah Hyung. Kau tau,jika aku ada disisimu aku pasti sudah mendorongnya menuju jurang terdalam di dunia ini. Biar sekalian mati dengan anaknya itu"

"Jangan seperti itu. Kalau dia mati,aku pun akan ikut mati. Kau pasti tau jika Kyuhyun sangat mencintai Wookie,jika istrinya itu mati pasti Kyuhyun akan ikut mati. Dan jika Kyuhyun mati,aku pun akan ikut mati" ucap Sungmin sambil tersenyum miris. "Aku bersyukur,karna kecelakaan itulah yang membuatku bertemu kembali dengannya"

"Itu membuktikan jika kalian memang di takdirkan bersama hyung"

"Entahlah,tapi aku rasa takdir begitu hebat mempermainkanku hingga saat ini. Ah,sebentar lagi bel pulang akan berbunyi. Aku harus menghubungi Kyuhyun dulu"

Setelah beberapa kali menelepon Kyuhyun,Sungmin mengerucutkan bibirnya karna ia sama sekali tak mendapat balasan panggilan dari suaminya itu. Ia bingung dimana sekarang Kyuhyun berada. Biasanya jika Kyuhyun membolos jam segini,ia pasti sudah mengajak Sungmin dan wookie pulang ke rumah.

"Kenapa? Tidak diangkat oleh suamimu?"

"Molla.. aku bingung dia dimana. Aishhh apa aku harus pulang sendiri lagi?"

"Kuantar saja. Kebetulan hari ini aku membawa mobil kok Hyung"

"Aniyo,aku tidak mau merepotkanmu hae. Cukup,biar aku yang menghadapi semua ini sendiri. Sudah ya hae,aku pulang dulu. Annyeong"

Setelah Sungmin mulai hilang dari pandangannya,namja tampan itu pun menatap Sungmin dengan pandangan miris. Sedih sekali ia melihat orang yang ia sayangi menjadi seperti itu.

"Tuhan,aku mohon. Berikanlah Sungmin kebahagiaan di setiap detik nafas yang ia hembus. Jadikanlah ia manusia paling bahagia di dunia,aku pun rela jika harus menukarkan kebahagiaanku untuknya dan menukarkan segala kepedihannya untukku. Aku terlalu menyayanginya. Jagalah ia untukku,aku mohon ya tuhan"

.

.

.

.

.

.

.

.

Sungmin melangkahkan kakinya dengan malas kearah rumahnya. Ia memutuskan untuk langsung tidur setelah lelah seharian ini belajar di sekolah terlebih lagi menghadapi Suami dan istri nya itu. Belum sampai ia ke kamar miliknya,ia berhenti tepat di depan kamar Kyuhyun. Pintu kamar itu sedikit terbuka. Dengan rasa penasaran,Sungmin pun membukanya tanpa menimbulkan suara sedikitpun.

"Ahrrrhhh kyuhh.. pelan-pelan. Sudah kukatakan.. uhhh nngghh"

"Shhshhh akuhh tidak tahan chagi,sebentar saja.. sial,kau sempit sekaliiihh"

Sungmin tertegun melihat pemandangan di depannya itu. Air matanya menetes deras melihat suaminya tengah bercinta dengan wookie. Ini memang sudah biasa,tapi hatinya sakit melihat suaminya bersama dengan manusia yang paling dibenci olehnya.

"Kau tak mau mengantarku pulang karna sedang bersamanya eoh? Bagus sekali kyu.. terima kasih. Entah aku harus berterima kasih karna kejadian setahun lalu atau dengan siapa.. hikss entahlah"

Dengan kaki yang lemas,Sungmin segera berjalan menuju kamarnya dan kemudian menjatuhkan dirinya di atas kasur empuk miliknya itu dan segera menenggelamkan wajahnya di balik bantal yang menemaninya merasakan pedihnya hati yang ia rasakan selama ini.

Tuhanku, tidurkanlah aku dalam kedamaian dan bangunkanlah aku esok pagi dengan kesegeraan yang kuat untuk memulai dari yang bisa kulakukan dengannya. Sadarkan aku bahwa aku tak mampu hidup tanpanya.

##TBC/DELETE##

Wuaaaa sembunyi di ketek Yesungie sambil nunjuk-nunjuk FF aneh diatas. Mian ya karna satu FF belum habis eh malah nambah lagi. Ga tau ini,otak Debbie lagi lancar ide cerita yang baru terus setelah studytour selama 3 hari kemarin. FF ini asli punya Debbie 100 %. Debbie sama sekali ga terinspirasi dari apapun,Debbie kepikiran mbuat FF ini saat Debbie lagi jalan di depan WC. #SuerGaPentingBgt =="

Kalaupun emang alurnya mirip dengan FF siapapun,itu hanyalah suatu kebetulan karna ini ceritanya emang pasaran.

Adakah yang bersedia mereview FF Debbie ini? Maaf ya jika di chap awal udah ada seperti itunya. Debbie lagi yadong masalahnya.

SILENT READERS = SUPER SLOW UPDATE

Gak review,gue cium loh. Review? Gue cium juga.. ==" Maaf kalau ada typo,karna Debbie nulisnya super gugup alias tergesa-gesa.

Tengkyu,gomawo.. *Elus-elus ketek bareng KyuMin*