"Aku takkan pernah menyukaimu lebih dari ini, Mikasa. Karena kau adalah keluargaku satu-satunya. Jangan berharap lebih padaku Mikasa, karena aku tidak pernah memiliki perasaan khusus padamu."

Truth Of Love

Chapter 1

Attack On Titan/Shingeki no Kyoujin

Author : Cattleya Wistaria

Warning : Typo, Alur berantakan dsb.

Read and Review

.

.

.

.

.


Beberapa tahun setelah runtuhnya dinding Maria yang berada jauh dilapisan luar dinding lainnya. Eren, Mikasa dan Armin pun menjadi prajutit tangguh yang membasmi para titan sialan yang telah memberikan ketakutan kepada umat manusia, mengancam kepunahan mereka.

Eren, Mikasa, dan Armin serta teman seangkatan meraka yang bergabung dengan Recon Korps yaitu pasukan pengintai yang selalu menjalankan tugas mereka diluar dinding. Sugoi..

Namun hanya Reiner, Bertold dan Ymir yang menjadi pengkhianat setelah Annie. Mereka bahkan menculik Eren dan Annie pun bergabung dengan Recon Korps (Pasukan Pengintai) setelah dijatuhi hukuman. Meski sebelumnya Annie bergabung dengan Polisi Militer yang bekerja didalam dinding.

After Eren's Rescue Mission

"Aku tak menyangka mereka akan berkhianat seperti itu." Ucap Armin putus asa.

"Dulu Annie, sekarang Reiner dan Bertolt, Ymir pun ikut-ikutan.." Sela Connie kesal.

"Hey Eren... Kau, jangan sampai kau berkhianat kepada kami ya..." tutur Jean tegas.

"Apa kau ini, Aku takkan mengkhianati umat manusia..." Jelas Eren.

"Karena kaulah satu-satunya harapan bagi kami Eren." Sambung Mikasa dengan nada yang lembut.

"Wakatta yo..."

Seorang dengan perawakan pendek, cool dan ganas pun menghampiri mereka.

"Oi Eren..." Panggilnya dengan suara rendah nan menabjukan. Tersirat ketegasan dalam setiap getaran nadanya. Wow.

"Hai Kapten Levi..."

"Ikut denganku segera..."

"Baik Kapten..."

Eren pun mengikuti Atasannya yang garang namun cool itu, meskipun perawakannya pendek, lebih pendek darinya tapi ia sangatlah kuat mungkin ia adalah manusia terkuat saat ini dan ia dapat membunuh Eren kapanpun ia mau.

Mereka pun telah sampai di ruangan Komandan Erwin, atasan meraka di Recon Corps. Ia mendapatkan luka yang sedikit serius ketika misi penyelamatan Eren yang diculik Riner dkk. Ia kehilangan satu tangan kirinya, namun ia sangatlah kuat sehingga luka ini tidak seberapa.

"Erwin, aku membawanya." Ucap Levi yang memang terlihat kurang sopan dengan atasannya itu.

Komandan Erwin pun tersenyum kepada Eren yang berada diruangannya.

"Eren, bagaimana keadaanmu?" lalu ia pun tertawa "Hahaha seharusnya aku yang ditanyai seperti itu ya.."

"Erwin, sudah kau langsung saja bahas inti masalahnya..." tegur Levi.

"Ah iya baiklah, lagian kau jangan galak begitu padaku, atasanmu ini yang sedang terluka." Candanya. Dan dibalas dengan dengusan Kapten muda itu.

Sedangkan Eren yang melihat nya hanya tercengang dengan keadaan atasannya yang sedikit aneh.

"Baiklah Eren, bagaimana bisa mereka berusaha membawamu pergi?" tanya Komandan Erwin yang raut wajahnya berubah 180 drajat itu. Yang semula santai dan bersahabat namun sekarang menjadi serius.

Eren pun menjawabnya dengan tenang namun sedikit gugup, ya seperti waktu kita diinterogasi keadaannya.

"Mereka menginginkan saya untuk ikut bersama mereka komandan. Awalnya mereka mengajak saya secara halus dan mereka memberitahukan saya bahwa mereka adalah Titan Collosal dan Armor sebelum mereka menunjukannya pada kami semua." Ujarnya.

"Lalu bagaimana bisa mereka menginginkanmu ikut bersama mereka, Eren?" Tanya Levi penasaran.

Pria yang ditanyai itu pun menjawab lagi "Mereka menginginkan saya bergabung bersama mereka untuk pulang ke kampung halaman meraka yang entah ada dimana. Sepertinya mereka menginginkan sesuatu dari saya."

Erwin dan Levi pun berfikir keras mengenai 'Sesuatu' yang disebutkan Eren.

Lalu Eren pun melanjutkan penjelasannya lagi.

"Sepertinya saya sudah tahu apa yang mereka inginkan..."

Erwin dan Levi pun menoleh cepat kearah Eren dengan raut penasaran.

"Mereka menginginkan saya karena saya memiliki kemungkinan untuk mendapatkan kekuatan Titan koordinat. Kekuatan itu seperti mengendalikan Titan lainnya." Jelasnya sambil masih berfikir keras.

"Memang apa yang terjadi sewaktu pertempuran kemarin itu?" tanya Levi yang tak mengetahui karena ia tak ikut serta dalam misi penyelamatan Eren.

Sekarang giliran Komandan Erwin yang menjawab dan menjelaskan.

"Sewaktu kami melakukan misi penyelamatan Eren, disana banyak sekali titan titan dan tentunya mereka berusaha menyerang. Lalu Eren yang belum sepenuhnya beregenerasi pun tak bisa berbuat apa-apa. Akibatnya banyak korban yang mati dari pihak kita."

"Aku tahu mengenai itu Erwin." Ujar Levi yang tak sabar.

"Ya seperti yang kita ketahui Eren tidak selalu bisa berubah menjadi Titan, apalagi dengan kondisi yang tidak menguntungkan bagi Eren. Namun keajaiban terjadi begitu saja, ia tiba-tiba beregenerasi dengan cepat dan memukul telapak titan ketika titan itu selesai memekan Hannes dan hampir menyerang Eren dan Mikasa, lalu titan titan lainnya menyerang titan yang dipukul Eren. Mereka pun tak menghiraukan kami, dan Titan Armor pun mencoba menyerang Eren yang menggendong Mikasa Ackerman dan lagi gagal hanya dengan teriakan Eren seperti jangan menghalangiku." Jelas Erwin yang disambut senyuman keheranan Levi.

"Apa benar begitu Eren?" tanya Levi memastikan.

"Iya benar Kapten." Jawab Eren seadanya.

Erwin pun memberikan kesimpulan.

"Jadi menurutku, mereka ingin menggunakan Eren untuk mengontrol para titan sehingga mereka sangat menginginkan Eren. Eren memiliki kemampuan untuk memanfaatkan titan-titan itu. Ia memiliki kemampuan Titan Koordinat yang sangat menguntungkan untuk keberlangsungan umat manusia."

"Hoo, sungguh keajaiban yang sangat langka Eren..." Ujar Levi.

"Namun, apakah kau bisa menggunakan kemampuan itu dengan waktu berkala? Maksudku kau bisa menggunakannya sesering mungkin?" tanya Erwin kepada Eren.

"Saya belum tahu Komandan, namun sepertinya ini tidak bisa selalu digunakan."

"Baiklah Eren, kau boleh kembali pergi dari ruanganku."

"Yokai Komandan."

Eren pun pamit untuk meninggalkan ruangan Komandan Erwin.

"Erwin, kita juga tahu bahwa titan-titan yang kita bunuh selama ini adalah manusia. Bagimana ini bisa terjadi. Dan aku juga tak mengetahui apa tujuan mereka membawa Eren." Levi pun meletakan tangan didagunya. Ia sedang berfikir tentunya.

"Apakah mereka ingin memusnahkan seluruh umat manusia atau mereka memiliki rencana lain, begitu maksudmu Levi?" tanya Erwin kepada Levi.

Kapten muda Levi pun hanya membalas dengan lirikan matanya.

Dan sepertinya misteri mengenai makhluk raksaksa itu mulai terbongkar satu persatu. Layaknya fuzzle yang sedang mereka susun, dan kepingan-kepingan kebenaran yang tengah mereka cari itulah kuncinya, Kunci kebenaran yang dimiliki oleh Eren Jaeger dapat menyelamatkan umat manusia dari kepunahan.


"Eren..."

Terdengarlah suara seorang wanita. Pria yang dipanggil namanya itu pun menoleh kearah sumber suara. Lalu terlihatlah wanita berambut pirang yang dijepit dan poninya menutupi sebelah matanya. Pria itu pun tersenyum kepadanya.

"Annie kah..."

"Kau mau pergi kemana Eren?" tanyanya.

"Ah aku mau kembali kekamarku. Tubuhku rasanya lemas sekali dan..."

Belum sempat Eren melanjutkan kata-katanya, ia pun ambruk dihadapan Annie.

Annie yang melihat Eren ambruk dihadapannya pun langsung menahan tubuh Eren agar tidak terjatuh. Lalu ia pun membopong tubuh Eren yang lemas itu.

Eren pun masih dalam keadaan sadar. Annie pun membawa Eren kekamarnya.

Setelah sampai diruangan Eren yang bisa dibilang kamarnya yang terletak dibawah tanah. Ya karena itu adalah aturan Copral Levi dikarenakan suatu kondisi ya kalian taulah kalau udah nonton atau baca manga Attack on Titan. Oke Back to Topic.

Annie pun menidurkan Eren dikasurnya.

"Warri Annie, aku merepotkanmu..." dengan nada lemah.

"Tak apa Eren, seharusnya aku yang meminta maaf padamu." Ujarnya malu.

"Maaf untuk apa?"

"Maaf karena telah membuat kekacauan, merepotkanmu dan orang lain serta membuatmu terluka." Sambil memandang kelantai.

"Tak perlu Annie, kau tak perlu meminta maaf. Sudah tugasku untuk menolongmu Annie." Jelas Eren.

Wanita Titan yang sebelumnya menatap kebawah pun terjengat karena penuturan Eren yang tak mempermasalahkan semuanya, semua yang diperbuat Annie.

"Tapi aku membuatmu terluka Eren." Tegas Annie.

"Tapi aku baik-baik saja Annie. Lihatlah..." Eren pun menatap intens Annie yang balas menatapnya. Dipegang wajah Annie lembut.

"Mengapa kau menolongku Eren? Padahal aku adalah seorang pengkhianat." Annie pun mengalihkan pandangannya agar tak menatap Eren lagi.

"Ah memang kau dulu pengkhianat, namun sekarang kau bukan lagi pengkhianat Annie. Kau sekarang bagian dari kami, Recon Korps!" Eren pun meyakinkan.

"Dan alasan aku menolongmu karena, kau sama sepertiku Annie. Kau adalah Titan Shifter (Manusia yang bisa berubah menjadi titan). Aku pun merasa ragu untuk melawanmu ketika kita bertarung terakhir kalinya. Aku tak ingin melawanmu sewaktu aku tahu wanita titan itu adalah kamu Annie."

"Apakah begitu Eren? Sungguh kejam kan Eren? Aku berusaha membunuhmu namun kau malah menolongku. Terimakasih kau sudah menolongku. Bahkan saat aku hendak dihukum mati kau masih saja menolongku sehingga aku berada disini. Namun aku masih merasa tak pantas hidup lagi Eren... Aku tak tahu tujuan untuk hidup." Annie pun menangis.

Eren yang melihat Annie menangis pun tak kuasa menahannya, ia pun memejamkan mata dan memaksa wajah Annie agar mendekat kearahnya. Annie pun menatap mata Eren sekali lagi.

"Jadikan aku tujuan hidup untukmu Annie..." Ujar Eren menyemangati Annie.

"Eren..."

"Iya Annie..."

Lalu wajah mereka pun mendekat dan semakin dekat hampir tak ada jarak diantara mereka. Bibir mereka pun hampir bertemu dan-

"Eren..."

Sahut seorang wanita berambut hitam pendek sebahu dan berwajah cantik. Rupanya ia melihat Eren dan Annie hendak berciuman.

Wajah cantiknya tak bisa menyembunyikan raut wajah terkejutnya melihat Eren dan wanita titan itu hampir berciuman. Ia syok setengah mati.

Eren pun menoleh kearah wanita yang memasang raut terkejutnya memanggil namanya.

"Mikasa..."

Annie yang menyadari keberadaan wanita cantik itu pun segera melepaskan pelukan Eren yang masih melekat ditubuhnya.

Sedangkan wanita cantik yang diketahui bernama Mikasa itu pergi dari ruangan terkutuk yang ia singgahi tadi. Ia berlari keluar agar tak menunjukan trangisnya dihadapan Eren.

Eren yang melihat Mikasa berlari dengan raut wajah kecewa pun segera bangkit dari posisinya saat ini dan mengejar Mikasa.


Sesaat setelah Eren berada diluar markas ia tak dapat menemukan keberadaan Mikasa. Ia pun mencari Mikasa, sampai ia menemukan sebuah pohon besar yang terdapat tak jauh dari markas. Dibawah pohon itu ia dapat melihat rumput dan bunga berwarna ungu yang tumbuh, sungguh sangat mengingatkannya dengan kampung halamannya yang telah hancur oleh serangan para titan.

Ia pun melihat lihat kesekeliling dan atta, Mikasa terduduk dengan posisi menyender ke pohon tersebut. Mikasa pun menyembunyikan wajahnya diantara dua lututnya. Ia pun menangis sendirian disana.

"Mikasa..."

Mikasa pun tetap diam meskipun ia mendengar suara yang sangat dikenalinya.

Eren pun terus memanggilnya namun tak ada tanggapan. Ia tetap seperti itu.

"Mikasa.."

Tak kunjung membalas panggilannya Eren pun berteriak.

"MIKASA!"

Eren pun bergegas kearah Mikasa dengan kesal.

"Mikasa kau kenapa?" Tanya Eren.

Mikasa tetap bungkam dan lebih memilih menyembunyikan tangisannya.

"Oi Mikasa, mengapa kau berlari seperti itu hah? Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau mengabaikanku?" Eren pun marah karena Mikasa yang tak kunjung menjawab.

Eren yang telah habis kesabarannya pun menggoyang-goyang tubuh Mikasa kasar.

"Oi Mikasa..."

Lalu Mikasa pun menoleh kearah Eren dengan mata yang sembab.

"Terserah aku mau berbuat apa Eren. Ini tubuhku, jadi aku berhak menggunakannya, dan ini kakiku aku berhak berlari." Jawabnya dengan nada dingin.

"Lalu mengapa kau berlaku seperti itu Mikasa? Kau tak tahu aku sampai meninggalkan Annie dikamarku untuk mengejarmu..." ucapnya marah.

"Apa salahku Eren? Siapa yang menyuruhmu untuk meninggalkannya?" balas Mikasa dengan nada yang masih dingin, terlalu dingin malah.

"Mikasa, kenapa kau seperti ini hah? Kau aneh hari ini?" Eren pun terlihat lebih tenang.

"Kenapa kau seperti itu Eren? Kenapa kau mencium Annie?" tanya Mikasa dengan nada bergetar seakan ia hampir menangis lagi.

"Aku tak menciumnya Mikasa." Elak Eren.

"Tapi kau hampir menciumnya, Eren!" Mikasa pun berteriak.

"Memangnya kenapa Mikasa? Apa aku tak boleh mencium orang yang aku suka hah?" tanya Eren yang sama-sama berteriak kearah Mikasa.

Mikasa pun menangis dan ia pun bersiap untuk mengucapkan sepatah kata yang akan ia sesali seumur hidupnya.

"Aku menyukaimu Eren..."

Akhirnya kata-kata itu meluncur begitu saja dari bibir manis Mikasa, ia mengatakannya dengan tenang dan jelas serta ia mengatakannya dengan nada rendah.

Eren yang mendengarnya pun menatap Mikasa tak percaya, ia tak percaya dengan apa yang terucap dari bibir Mikasa. Ia berharap bahwa telinganya yang sedang bermasalah, ia tak ingin mendengar itu dari Mikasa. Ia tak mengharapkannya.

Mikasa pun menatap kebawah dan ia mengatakannya lagi dan lagi "Aku menyukaimu, Eren. Aku sungguh menyukaimu..." Mikasa pun menangis lagi untuk yang kesekian kalinya.

Ia masih mencerna apa yang sedang terjadi, Mikasa menyukainya? Hah apa-apaan ini. Kejadian bodoh apa ini? Kenyataan bodoh apa yang sedang kualami? Eren pun dengan mantap menatap Mikasa.

"Mikasa!" Eren pun memanggil nama yang tak asing ditelinganya sendiri itu.

Mikasa pun menoleh kearah pria yang tengah menatapnya, ditatapnya mata hijau khas miliknya, milik Eren seorang.

Eren melanjutkan perkataannya yang sempat tertunda itu "Aku takkan pernah menyukaimu lebih dari ini, Mikasa. Karena kau adalah keluargaku satu-satunya. Jangan berharap lebih padaku Mikasa, karena aku tidak pernah memiliki perasaan khusus padamu."

Mikasa yang mendengar penuturan Eren pun serasa tersengat listrik beribu watt, seperti tersambar petir disiang hari yang cerah ini. Ia tak percaya kepada informasi yang diberikan telinganya. Ia tak mempercayainya.

"Jadi Mikasa, buang jauh-jauh perasaanmu padaku karena aku hanya menyukai Annie seorang. Dan aku adalah keluargamu begitupun sebaliknya jadi aku tak ingin ada perasaan terlarang seperti itu Mikasa."

Sekali lagi Mikasa pun tertegun mendengar penuturan yang terucap dari bibir sang pemuda yang dilindungi segenap hatinya dengan pertaruhan nyawanya. Ia berharap mati saja daripada menanggung malu seumur hidupnya dan ia berharap ia bisa menghilang selamanya.

Ia hanya bisa tabah menerima semua kenyataan pahit yang menimpanya, ah bukankah kenyataan pahit dan pedih ini sangat sering ia rasakan, sampai ia kebal dengan semuanya. Pertama karena Ayah dan Ibunya dibunuh oleh penjahat, kedua ketika ibu angkatnya yang merupakan ibu kandung Eren meninggal dimakan titan, ketiga sewaktu Eren hampir mati ditelan titan dan sekarang menerima penolakan dari Eren. Kami-sama koroste kudasai...

"Aku pergi Mikasa..."

Eren pun meninggalkan Mikasa.

Mikasa yang mengetahui itu hanya diam. Ia tak bisa menahan Eren lagi. Ah mungkin ini adalah akhir baginya. Akhir dari segalanya. Begitulah fikirnya.


Eren's POV

Apa sih yang difikirkan Mikasa? Kenapa ia sampai mempunyai perasaan seperti itu padaku. Apakah ia gila karena menyukaiku? Apakah dia masih waras? Ah menyebalkan sekali. Itulah fikirku tentangnya.

"Eren..."

Ah terdengar lagi suara itu, suara yang sangat aku kenal. Ia memanggil namaku lagi.

"Annie..."

"Eren kenapa kau berlari seperti tadi? Bagaimana dengan dia? Apa kalian baik-baik saja?" tanya nya sedikit merajuk padaku.

"Kami baik-baik saja Annie. Sudah biarkan saja dia dulu. Biarkan ia sendiri. Ia akan baik-baik saja..."

Bohong, aku berbohong pada Annie tentang situasi yang aku dan Mikasa alami. Biadab sekali kau Eren!

"Annie, aku mau mengatakan sesuatu." Lanjutku.

"Mengatakan sesuatu? Apa itu?"

"Aku menyukaimu Annie!"

Annie yang mendengarnya pun terkejut atas perkataan ku.

"Maksudmu apa Eren? Kenapa kau berucap seperti itu?" ia pun tak tahu harus menjawab apa. Ia salting dibuatnya.

"Aku menyukaimu Annie, entah mengapa bisa aku memlikiki perasaan terhadapmu tapi ini sun gguh nyata Annie, perasaanku benar adanya." Eren pun mengungkapkan perasaannya pada Annie.

Wanita yang tengah berada dihadapanku pun tertegun mendengar ucapanku.

"Aku pun menyukaimu Eren semenjak kamu selalu menolongku. Terimakasih Eren. Aku menyukaimu.." Annie pun mengungkapkan hal yang sama. Perasaan suka ya...

"Annie, Aku akan melindungimu mulai saat ini dan seterusnya..." Aku pun memeluk Annie.

"Aku juga akan melindungi Eren mulai detik ini dan seterusnya..." Annie membalas pelukanku yang terasaa nyaman dan hanyat.

Tiba-tiba Annie melepaskan pelukanku "Tapi, bagaimana dengan Mikasa eren?"

Pertanyaan yang dilontarkannya padakku membuatku sedikit bingung.

Aku pun menjelaskan "Apanya yang bagaimana Annie? Mikasa hanyalah keluargaku. Aku menganggapnya hanya sebatas keluarga tak lebih..."

"Benar kamu tak ada hubungan apa-apa dengan Mikasa?" Annie pun bertanya sekali lagi.

"Iya Annie, ia hanya keluargaku tak lebih..." Eren pun memastikan.

"Baiklah aku percaya padamu Eren."

Annie pun memelukku erat. Sungguh itu kenyataannya bahwa aku hanya menganggap Mikasa sebagai keluarga, tak lebih dan tak akan lebih dari itu.

Eren's POV End


Mereka tak sadar bahwa ada sepasang mata yang tengah menatap mereka kecewa, sepasang mata yang diselimuti kesedihan luar biasa dari pemiliknya. Suram, ekpresi itu sangatlah suram. Wajah cantik itu tak terlihat lagi. Senyumnya pudar sudah hingga tak tersisa. Ia sudah kehilangan segalanya termasuk Eren untuk sekarang ini.

Bagaimana ini, akankah ia bisa bertahan dengan situasi Eren yang telah mengetahui bahwa Mikasa memiliki perasaan spesial padanya?

Siapa yang tahu? Mikasa adalah wanita tegar, pintar dan cerdik, gadis yang tangguh lebih dari siapapun. Ia dapat membunuh puluhan titan yang kuat, dan tentunya ia takkan bertindak bodoh lagi. Ia akan membunuh perasaan yang bermuara jauh dilubuk hatinya...

Namun membunuh perasaan tidaklah sama seperti membunuh para titan, Mikasa!

Apakah ia bisa membunuh perasaannya?

Who Knows!

To Be Continued

Yoo minna-san, balik lagi bersama author Cattleya nih. Author payah come back.. yeee...

Aduh entah kenapa nih author jadi pengen banget buat fanfic ini setelah nonton AOT season 2 nya. Whahaha.

Maaf ya minna author belum sempat update cerita lainnya, ya doain aja ya minna. Btw author juga agak terkejut si yah kenapa author jadi gereget mau bikin ini fanfic. Author juga suka sama Levi so author kapan-kapan bikin fanfic lemon levixhanji deh whahaha sorry ya author ga bakal bikin levixeren karena itu menyalahi kodrat hahaha. Wihh ntar author ditimpuk pecinta levixeren lagi.. Gomennasai. Dan juga seperti biasa ini adalah fanfiction, bukan original nya yaa sehingga mungkin ada perbedaan dan pastinya banyak sekali minna.

Yaudah segini aja sambutan gaje dari author yang malas ini, happy reading minna-san. Dan jangan lupa author ga akan lupa ngingetin readers sekalian...

.

.

.

.

.

REVIEW ONEGAISHIMASU