separuh sayap
Vocaloid fic
Genre: Persahabatan, Romance, dll
Penilaian: K / T
Summary: Rin pikir bahwa kebahagiaan dalam kehidupannya sudah terpenuhi. Akan tetapi, ketika peristiwa itu terjadi ... kebahagiaannya hilang separuh
.
Disclaimer : semua tokoh yang ada di sini bukan punya saya ^^/
.
Kei & Iris Present
.
Enjoy!^^
Normal Pov –musim panas, 2014-
Tiing Tiing
"Huaah! Panas!" Seru seorang anak dengan rambut teal twintail. Sebelah telapak tangannya mengusap dahinya pelan. "Nee, Luka-chan. Apakah kau tidak bosan membaca buku terus?" Tanyanya. Orang yang ditanya menggelengkan kepalanya pelan. "Tapi, Miku -chan. Kadang saat musim panas itu, jika memakan es krim sangat menyegarkan lho. Walaupun jadinya cepat meleleh," ucap seorang lelaki berambut blue ocean sambil memakan es krimnya.
Miku mendecak pelan. "Pikiranmu itu selalu saja tentang es krim kesayanganmu,"
"Minna, mau tidak kita main petak umpet?" Tanya seorang anak yang lain. Rambut honey blonde sebahunya tertiup angin dengan pelan. "Ah, boleh juga Rin-chan. Nah, semuanya ayo kita main petak umpet!" Seru seseorang dengan rambut yang sama dengan Miku, tetapi pendek, ia Mikuo, saudara kembar Miku. Dan Mikuo lahir setelah Miku, jadi ia adalah seorang adik.
Mereka yang awalnya sibuk dengan urusan masing-masing segera menyetujui kata Mikuo dengan semangat.
"Hey bakaito! Kau yang jaga! Kan kau kalah!" Seru seorang anak lelaki berambut honey blonde yang diikat. "Eh, engga kok! Tadi ada serangga di tanganku tahu!" Balas Kaito.
"Sudah sudah Len Kaito. Lebih baik kita ulangi lagi," lerai Rin. Akhirnya mereka mengulangi lagi dan Kaito tetap kalah. "Kau memang ditadirkan untuk kalah bakaito," Len menyeringai puas. Sedangkan Kaito menatap Len masam.
"Baiklah, kita mulai ya!" Seru Len semangat. Semuanya mengangguk dan memulai permainan dengan gembira. Ya, mereka berenam bersahabat. Kagami Rin, Kagamine Len, Megurine Luka, Shion Kaito, Hatsune Miku, dan Hatsune Mikuo.
-Musim Gugur, 2014-
"Sudah tidak terasa kalau sekarang sudah pertengahan musim gugur. Dan... mulai dingin," ujar Rin sambil mengeratkan jaketnya. Ia menatap Kaito yang sedari tadi asyik dengan es krimnya. "Kaito, kau tidak kedinginan?" Tanyanya. Kaito memandang Rin dengan wajah berseri-seri dan menggelengkan kepalanya pelan.
"Rin, kau tahu sendiri kan? Kalau Bakaito itu siluman monster salju. Tidak akan kedinginan," ejek Mikuo. "Atau mungkin karena syalnya yang selalu dipakainya itu memiliki kekuatan," Miku ikut mengejek Kaito. Kaito menatap mereka berdua masam. "Diam kalian negi aneh!" Seru Kaito. Miku dan Mikuo menatap Kaito tajam.
"Hora, kalian jangan berantem," ucap Luka yang sedari tadi terfokus dengan bukunya. "Tapi, lihatlah kalian berdua. Luka yang selalu membaca bukunya kapanpun tidak kalian ejek," ucap Kaito kesal. Len terkekeh pelan mendengarnya. "Karena Luka itu normal! Tidak sepertimu bakaito!" Ejek Miku sambil tertawa pelan.
"Tapi, sepertinya jika menjadi Kaito enak juga ya. Selalu bisa bertahan di musim apa pun," ucap Rin sambil tersenyum ceria. Semua kecuali Kaito menatap Rin dengan pandangan horror. "Rin-chaan~" Kaito memeluk lengan Rin. "Rin! Menjauh darinya! Kau bisa terinfeksi virus!" Seru Mikuo memperingatkan. Dan mereka kembali berantem lagi kecuali... Rin dan Luka yang hanya sweatdrop.
-Musim dingin, 2014-
"Selamat datang kalian semua. Mau menjenguk Miku ya? Ia sedang di kamarnya bersama Mikuo," Ucap seorang wanita. Ia ibunya Miku dan Mikuo, Hatsune Aoki. Keempat anak ini mengangguk mengerti dan segera berjalan ke kamar Miku dan Mikuo.
Krek
"Miku-chan Mikuo-kun. Kami datang," ucap Rin pelan sambil membuka pintu di depannya. Setelah memasuki ruangan mereka langsung berdiri mengelilingi ranjang Miku. Terlihat wajah Miku memerah dan keringat bercucuran. "Apakah Miku-chan sudah mulai membaik?" Tanya Luka. Mikuo menggelengkan kepalanya. "Panasnya belum turun. Tidak ada perubahan," jelas Mikuo dengan nada sedih. Rin menepuk pundak Mikuo dan tersenyum hangat. "Pasti Miku-chan akan sembuh kok," katanya. Mikuo mengangguk.
"Hey bakaito. Kau kan kuat di segala musim. Dan juga mempunyai syal sakti. Ayo cepat sembuhkan Miku!" Seru Len. "Enak aja! Aku ini manusia normal tahu!" balas Kaito. Mereka tertawa pelan.
"Miku-chan, cepat sembuh ya. Biar kita bisa bermain bersama lagi!" seru Rin riang. Miku menatap Rin lalu mengangguk sambil tersenyum senang.
-Musim Semi, 2015-
"Waah, sudah tidak kerasa kita sudah kelas 7 lagi. Tapi, katanya walaupun baru masuk. Akan ada karyawisata lho!" Seru Miku dengan riang. "Kita akan kemana?" Tanya Rin. "Entahlah, yang kudengar sih seperti pantai gitu," jelas Miku.
"Aku sudah tidak sabar!" Seru Mikuo dengan senang. Kelima sahabatnya mengangguk setuju. "Saat karyawisata aku bakal bawa es krim yang banyak ah!" Seru Kaito. Mereka menatap Kaito dengan sweatdrop.
'Es krim ... lagi?' Batin mereka.
-Saat karyawisata-
"Baiklah anak-anak. Kalian sudah beres-beres kan di hotel? Nah, kalau gitu, ini waktunya kita bersenang-senang!" Seru IA-sensei. Semua murid bersorak senang. Hampir seluruh murid bersenang-senang di laut. Tetapi, ada juga yang berjalan-jalan membeli oleh-oleh atau ada beberapa orang yang berjalan-jalan di pinggir hutan. Iya hutan. Di dekat pantai ini memang ada hutan.
Miku, Mikuo, Len, dan Kaito menikmati laut. Rin hanya terduduk di pasir memandang mereka berempat dari kejauhan. Luka? Entah di mana dia. Tiba-tiba saja Len berjalan kearah Rin. "Rin? Kenapa kau tidak main bersama kami?" Tanya Len. Rin menggeleng pelan sambil tersenyum tipis. "Tidak apa-apa kok," jawab Rin. Len menatapnya heran. Dan Len sepertinya menyadari sesuatu.
"Lho? Kemana Luka?" Tanya Len. "Katanya ia ingin melihat-lihat, dan ia ingin sendiri," jawab Rin. Len mengangguk mengerti. Lama mereka berdua terdiam, sampai akhirnya Rin membuka suara, " ne Len. Ada yang ingin kubicarakan," katanya lirih.
"Kau ingin bicara apa Rin?" Tanya Len. "Riin! Leen!" Panggil seseorang. Mereka berdua menoleh dan melihat Miku, Mikuo, dan Kaito berjalan ke arah mereka. "Eh? Ada apa denganmu Rin? Apakah kau sakit?" Tanya Miku khawatir. Rin menggelengkan kepalanya khawatir. " Minna , ada yang ingin kubicarakan kepada kalian," ucap Rin dengan nada serius. Mereka semua menatap Rin penasaran.
"Besok... aku akan pindah ke Osaka. Gomen ne minna, ini karena pekerjaan ayahku," jelas Rin dengan nada sedih. Terkejut? Tentu saja mereka berempat terkejut mendengar penjelasan Rin. Siapa yang tidak sedih ketika mendengar sahabatmu akan pindah?
"A-apakah itu benar Rin?" Tanya Miku dengan nada bergetar. Rin mengangguk. Miku mulai sesenggukan. Mikuo segera menenangkan saudara kembarnya itu. Tiba-tiba saja Miku memeluk Rin erat. "B-berjanjilah kau tidak akan melupakan k-kami semua Rin. K-kami semua pun akan selalu m-mengingatmu!" Seru Miku dengan sedikit tergagap, air matanya terus meluncur dari kedua matanya yang indah itu. Rin meneteskan air mata lalu tersenyum senang. "Aku tidak mungkin melupakan kalian semua!" Serunya walaupun nada suaranya mulai tidak jelas.
" Sensei ! Gawat!" Seru Seorang guru ditunjukan kepada IA- sensei . "Ada Apa Io- sensei ?" Tanya IA- sensei . "Megurine- san ! Ia Terjatuh Dari Tebing!" Seru Io- sensei . Sontak mereka berlima Yang sedang sedih KARENA kepindahan Rin Langsung menghampiri kedua sensei ITU.
"Apakah benar itu sensei?!" Seru Rin. Io-sensei mengangguk. Io-sensei kembali berbicara dengan IA-sensei.
"L-luka?"
"Bagaimana... bisa?"
"L-luka-Chaan!"
-Rumah sakit-
"Keadaan cukup parah. Kepalanya terbentur dengan sangat keras. Megurine-san mungkin akan hilang ingatan," jelas dokter. Kelima sahabatnya itu memandang dokter dengan pandangan tidak percaya. "B-bisakah kita bertemu dengannya?" Tanya Rin dengan nada berharap. Dokter itu mengangguk. Setelah mengucapkan terima kasih, mereka berlima memasuki ruangan tempat Luka dirawat.
"Luka-chan," gumam Rin lirih. Miku masih mengalirkan air matanya. Sedangkan Len, Kaito, dan Mikuo memandang Luka sedih. "Walaupun Luka hilang ingatan. Ikatan persahabatan kita pasti akan selalu kuat kan?" Ucap Rin. Yang lain mengangguk setuju. "Pasti Rin. Ikatan persahabatan kitalah yang terkuat," ucap Kaito.
"Nee minna. Jika, aku sudah berada di Osaka. Kita harus saling berkomunikasi ya," ucap Rin. "Itu sudah pasti Rin," ucap Len dengan wajah berseri-seri.
"Meskipun Luka hilang ingatan. Kita akan terus bersahabat selama-lamanya," ucap Mikuo sambil tersenyum hangat.
.
.
.
TBC
Telah Membaca Cerita Arigatou Saya Dan Iris- Chan(sahabat saya di sekolah) ^^ Ini Pertama Kalinya Saya Publish Cerita saya ^^ Yoroshiku Onegaishimasu Senpai Senpai ... ^^
