1 Litre Of Tears.
Main Cast : Kim Mingyu, Jeon Wonwoo
And Other Seventeen Member.
Genre : Hurt, Friendship, Romance.
.
.
Warning! GenderSwicth.
Note : aku buat Fanfic ini karena terinspirasi sama Film jepang yang judulnya sama kayak fanfic ini, mungkin ada beberapa yang aku ubah dan gak terlalu ngikutin film yang aslinya. Hehe. Selamat Membaca..
.
.
.
Tubuh dapat bergerak bebas dan gesit. Dari beberapa hasil koordinasi dari Otak Kecil, Batang otak, dan sumsum tulang belakang.
Seoul, 14th July 2012
"Nyonya, ini adalah gambar dari Otak Putri anda. Jika dilihat lebih lanjut. Ini ada perbandingan antara Gambar otak normal dan otak anak anda."
Dokter Lee, pun langsung menunjukan hasil x-tray dari gambar otak dan menunjukan ke bagian otak kecil.
"dan dilihat lebih jelas, bahwa Otak kecil Anak anda mulai menyusut dari ukuran normal. Yang menyebabkan sistem saraf perlahan—lahan mengalami kemerosotan ."
Dokter Lee pun menjeda kalimatnya. Dan berkata,
"dengan kata lain, Mereka mulai rusak."
"Ru—sak?''
Nyonya Jeon pun langsung mengusap Air matanya dengan kasar.
"Tidak Mungkin. Wonwoo baik—baik saja. Ia tumbuh layak nya gadis seusianya. Wonwoo memang sering terjatuh akhir—akhir ini dan juga sering menjatuhkan Sumpitnya saat makan. Mungkin itu..i—tu hanya kecerobohannya."
"penderita akan mengalami gejala seperti. Sulit mengeseimbangkan tubuhnya ia kan sering terjatuh, dan juga Sulit untuk memberi jarak antara tubuhnya dan benda yang akan ia gapai, bahkan ia akan kesulitan untuk menulis dengan jelas."
Dengan pandangan yang sulit diartikan, Nyonya Jeon pun mendengar dengan jelas apa yang Dokter Lee ucapkan.
"bahkan.. Wonwoo akan mengalami kesulitan saat berbicara. Gejala Mulai perlahan—lahan, tapi pasti akan berlangsung."
.
Begin Story..
Seoul, 13th January 2012
"Ibu Ayah, aku berangkat..!" ucap gadis bermata tajam itu dengan nada riang.
"Hati—hati dijalan Wonwoo—ya" Nyonya Jeon pun melambaikan tangan nya kearah sang Putrinya.
Putri nya itu bernama Jeon Wonwoo, biasanya sejak kecil gadis itu lebih sering dipanggil Wonwoo, ia adalah seorang gadis yang kelewat riang. Jadi tak sedikit teman yang Wonwoo punyai bahkan hampir satu sekolah yang menyukainya karena sifat nya yang ramah.
Sekarang ini Wonwoo sedang menikmati pemandangan dari luar kaca bus, tak lama kemudian ia merasakan kantuk yang amat sangat,
"tidur sebentar saja tidak masalah." Ucap nya setelah itu ia langsung memejamkan matanya, dan Wonwoo pun tertidur pulas selama perjalanan berlangsung.
Sedangkan ditempat lain,
"ayo Jihoon—ah, kelas akan segera dimulai. Nanti kita bisa telat."
"kau duluan saja, aku masih menunggu Wonwoo. Aish, dimana gadis itu.."
Jihoon pun mengedarkan arah pandangnya dengan gelisah kearah gerbang masuk sekolah. Karena orang yang sedang ia tunggu tidak muncul hingga sekarang.
Tak lama kemudian bell sekolah pun berbunyi tanda jam pelajaran siap dimulai.
"Sudahlah hari ini pasti Wonwoo telat lagi, ku yakin ia pasti tertidur di bus lagi. Ayo ke kelas aku tak mau kita telat."
Soonyoung pun langsung menggandeng tangan Jihoon secara paksa.
"Maafkan aku, Wonwoo—ya." Ucap Jihoon pelan sambil memandang gerbang dengan tatapan yang sulit diartikan.
.
.
Mendengar bell sekolah berbunyi, Mingyu langsung mengambil tas nya yang ada di atas meja tempat ia duduk dan tidak lupa Mingyu langsung memasangkan earphone ketelinganya dan langsung bergegas untuk keluar dari kelasnya.
"Yak! Mingyu kelas baru saja dimulai, dan sekarang kau ingin kemana, hah?" teriak Seokmin kepada Mingyu, karena seokmin sudah jengah denga sifat sahabat nya yang susah ditebak itu.
Mingyu pun menoleh kearah Seokmin.
"jika ada yang menanyakan ku bilang saja aku tidak enak badan." Mingyu pun langsung bergegas keluar dari kelasnya dan menghiraukan teriakan Seokmin.
"Yak dasar.. Kim Hitam Mingyu! Ku adu kan pada ayah mu baru tahu rasa kau, beraninya menghiraukan ku. Sialan" Seokmin pun mengusap wajah nya dengan kasar.
.
.
.
"Noona, bangun anda turun dimana? Ini sudah penurunah halte terakhir"
Merasa bahunya digunjang oleh seseorang Wonwoo pun langsung membuka matanya dengan perlahan—lahan dan mencoba membaca situasi yang sedang ia amati.
1 detik
2 detik
3 det—
"Yak.. ajjussi kenapa tidak membangun kan ku sejak tadi, aish aku kelewatan halte ku."
Wonwoo pun langsung bergegas keluar dari buss, dan berlari sekuat tenaganya.
"apa yang harus aku lakukan..? aish aku tidak akan tepat waktu.."
Wonwoo pun terus berlari, dan saking kencang nya ia berlari.. entah kenapa Wonwoo terjatuh, mungkin saja karena kakinya tak sengaja terjungkal oleh kakinya sendiri.
"Ahh., tidak..!"
Brukk..
Wonwoo pun terjatuh tengkurap membuat dagunya mencium aspal jalan, dan membuat darah segar mengalir dari dagunya.
"akhh.. sa—kit.. shh.."
Wonwoo pun meringis saat ia perlahan memegang dagunya yang mengeluarkan banyak darah itu. Dengan sigap Wonwoo pun mengambil sapu tangan yang selau ia simpan di saku rok sekolahnya, dan Wonwoo pun langung menekan luka yang ada pada dagunya menggunakan sapu tangan nya.
Setelah itu, Wonwoo pun langsung bangkit dan melanjutkan larinya dengan menahan perih yang menjalar pada dagunya.
.
1 Litre Of Tears.
.
Mingyu pun langsung mengambil sepedanya yang sedang terparkirkan di halaman belakang sekolah, sekilas Mingyu pun memandang gedung sekolah nya dan membuatnya tersenyum kecut.
Brakk..
Mendengar suara gaduh dibelakang nya mingyu pun langsung menoleh kearah sumber suara tersebut. Alangkah terkejutnya Mingyu saat melihat jejeran sepeda yang tadi ia lihat tertata rapi, kini sudah berjatuhan.
Lebih terkejutnya Mingyu saat melihat seorang gadis yang memakai seragam yang sama dengan nya, terjatuh tengkurap. Membuat buku yang gadis itu bawa berhamburan ke aspal.
Mingyu pun memandang gadis itu yang sedang menahan tangisan nya sambil memegang lututnya berdarah dan dagu nya yang juga mengeluarkan darah segar.
"ahh.. sakit.. shh."
Mendengar itu membuat Mingyu meringis. Dan langung berdecak karena melihat barisan sepeda yang tadi gadis itu tabrak membuat nya berjatuhan.
"ck, kau pasti bercanda." Mingyu pun berguman. Dan langsung bergegas merapikan kekacauan yang gadis itu perbuat.
Wonwoo yang melihat itu langsung bangkit dan merasa takut dengan Mingyu dengan apa yang sudah ia perbuat.
"ma—aaf kan aku, sung—guh aku... ti—dak sengaja.." dengan tertatih Wonwoo pun langsung membantu mingyu mendirikan sepeda itu seperti semula.
"sudah lah tak usah dipikirkan." Mingyu pun kembali merapikan sepeda—sepeda itu.
Tes. Tes..
Tiba—tiba hujan pun turun secara mendadak. Membuat Wonwoo kembali berlari kearah buku—buku nya yang tadi sembat berhamburan saat ia terjatuh.
"ah, tidak buku ku.." dengan terburu buru wonwoo pun langsung memasukan bukunya keadalam tas nya.
Setelah merapikan semua sepeda yang terjatuh tadi mingyu pun langsung mendorong sepedanya meninggal kan tempat itu, karena hujan turun sangat lebat.
Tetapi ia urungkan karena melihat Wonwoo yang berjalan tertatih, Mingyu pun langsung membelokan sepedanya kearah wonwoo.
"Naiklah.!"
"eoh?" mendengar tawaran Mingyu itu membuat Wonwoo menerjapkan matanya bingung.
"cepat naiklah, hujan akan semakin lebat."
Setelah itu, berakhirlah Wonwoo duduk di belakang boncengan sepeda mingyu. Dan mingyu pun langsung mengayuh sepedanya dengan cepat menuju kesekolahnya.
.
1 Litre Of Tears.
.
Mingyu pun langsung membawa Wonwoo ke ruang kesehatan di gedung sekolahnya. Dengan lincah mingyu mengobati luka yang berada di dagu dan lutut wonwoo.
"ahh. Pelan—pelan.. sakit sekali"
Wonwoo pun hanya meringis perih akibat obat antibiotik yang Mingyu berikan ke lukanya itu. Reflek karena kesakitan Wonwoo pun tak sengaja meremas seragam bagian depan mingyu saat mingyu sedang mengobati luka nya yang berada di dagunya.
Merasa ada yang aneh mingyu pun langsung berhenti sejenak dari kegiatanya itu. Dan menatap wonwoo tidak suka.
Dan, wonwoo pun langsung menyadari apa yang ia buat dan langsung melepas kan gengaman tangan nya yang berada di seragam bagian depan mingyu.
"ma—aaf.. aku tidak se—ngaja" wonwoo pun langsung menunduk malu.
Mendengar itu mingyu pun kembali melanjutkan kegiatan nya, dan sekarang ia sedang membalut luka wonwoo dengan perban.
"Terimakasih, Min..gyu—ya, aku— melihat nametag di seragam mu, hehe" ucap Wonwoo sambil membungkuk kan badan nya, tak lupa dengam menampilkan senyuman manis nya kepada mingyu.
"hn."
"kau, dingin sekali.. perkenalkan aku Jeon Wonwoo kelas XI A, panggil aku Wonwoo saja."
Mingyu menatap binggung tangan Wonwoo yang sedang ia ulurkan untuk Mingyu, dan jangan lupa Wonwoo masih saja menampil kan senyuman manis nya.
Lama menatap Wonwoo, Mingyu pun langsung bergegas mengambil tas nya dan segara meninggal kan Wonwoo, tetapi saat ia ingin membuka pintu ruang kesehatan tiba—tiba saja pintu itu dibuka dengan kasar dari arah luar.
Brakk...
"yak. Jeon Wonwoo. Dari mana saja kau, hah? Dan ada apa dengan wajah mu? Apa kau tidak apa—apa" teriak Jeonghan, dia lah gadis yang membuka pintu dengan kasar tadi.
Jeonghan tak datang sendirian ia datang bersama Jihoon, Soonyoung, Seungcheol dan Jun
"bagian mana saja yang sakit."
Jihoon pun langsung segera memeriksa tubuh Wonwoo, hingga ia memeriksa ke bokong Wonwoo,
"yak, Jihoon itu memalukan!" Wonwoo pun langsung menjauhkan tubuh nya dan tidak lupa menutupi bokongnya itu dengan kedua tangan nya.
"aku hanya mengecek saja, kali saja bokong mu juga terluka."
"kau.. Mingyu? Kenapa kau ada disini?" mereka pun serempak menoleh kan kepala saat Seungcheol membuka suaranya.
"apa kau terluka karena laki—laki ini Wonwo?" Jeonghan pun langsung menarik Mingyu mendekat kearah Wonwoo.
"Ti—dak.. Sungguh. Justru mingyu lah yang menyalamat kan ku dan dia juga yang mengobati luka ku." Ucap Wonwoo dengan senyuman yang masih setia ia tampilan.
"oh.. terimakasih telah menolong gadis yang ceroboh ini."
"dan.. seungcheol kau mengenal mingyu?"
"kami berada di klub basket yang sama bersama Jun."
"aku permisi" mingyu pun langsung meninggal kan tempat itu.
Wonwoo pun menatap punggung Mingyu yang sudah menjauh darinya.
"dia memang seperti itu. Aslinya dia juga konyol sama seperti kita."
Jeonghan pun menatap khawatir Wonwoo.
"kau akhir—akhir ini sering terjatuh Wonwoo. Ada apa dengan mu?"
"aku hanya tersandung kaki ku sendiri saat berlari dan itu bukan hal yang aneh kan?"
Jeonghan pun hanya mengela nafas mendengar jawaban Wonwoo.
"sudah lah ayo kita kembali kekelas." Ucap Soonyoung.
"ayo wonwoo." Jihoon dan Jeonghan pun menggandeng Wonwoo menuju kelas.
.
1 Litre Of Tears.
.
Di kantin.
"lihat lah kau kembali lagi kesekolah ini kawan. Aku tahu kau takut dengan ancaman ku yang melibat kan Ayah mu kan? Haha"
"bisa tidak kau menutup mulut mu itu? Dan lanjut kan makan saja." Ucap Mingyu sambil memijat pelipis nya karena sedari tadi ia tak tahan dengan ocehan Seokmin yang tidak pernah selesai sejak ia kembali kekelas.
"tanpa kau meminta aku pun juga akan makan." Seokmin pun melanjut kan acara makan nya yang tadi sempat tertunda.
Mingyu pun sedang mengedar kan pandangan nya ke penjuru kantin, entah apa yang ia cari.
Dan.. Bingo!
Tatapan Mingyu pun berakhir menatap gadis yang duduk di meja kan tin tak jauh dari tempatnya berada. Dan dapat Mingyu lihat gadis menjatuh kan gelas jus sedang ia pegang.
"dasar ceroboh." Guman Mingyu yang ia tujukan pada gadis itu.
Mendengar gumanan Mingyu, Seokmin pun segera menoyor kepala Mingyu. Membuat Mingyu menatap tak suka padanya.
"hei. Hitam kau tidak boleh mengumpat pada orang yang sedang makan!"
"lanjutkan saja makan mu, kuda sialan." Mingyu pun langsung mengepalkan nasi yang ada di piring Seokmin dan langsung ia peperkan ke wajah Seokmin.
Sehabis itu Mingyu pun segera bangkit dan tertawa mengejek Seokmin dan berlari sekencang—kencang nya, karena ia tak mau mendapatkan pembalasan dendam dari seokmin.
"dasar Hitam, tak punya otak!"
Wonwoo, Point Of View.
Dapat dilihat Wonwoo sedang berusaha mengambil potongan telur gulung nya yang ia bawa dari rumah menggunakan sumpit yang ia pakai.
"aish.. kenapa sulit sekali. Aku dapat— ah sial terjatuh." Wonwoo pun terus berusaha mengambilnya menggunakan sumpitnya.
Melihat Wonwoo kesusahan mengambil potongan telur gulung nya, Jeonghan pun langsung memberhentikan kegiatan makanya, dan langsung mencapitkan Satu potongan telur gulung untuk Wonwoo.
"buka mulut mu." Jeonghan pun menyodorkan potongan telut itu ke dalam mulut Wonwoo
"ahmm... terimakasih, hehe"
"sayang aku juga mau di suapi seperti Wonwoo." Seungcheol pun memasang mode manja ke arah jeonghan.
"suap saja sendiri, kau sudah besar" ucap Jeonghan dan langsung melanjutkan makanya.
"ingat umur mu hyung. Haha" Soonyoung pun tertawa sambil mengejek Seungcheol
Serempak mereka pun tertawa mendengarkan celetukan Soonyoung.
"hahaha—uhukk... uhuk." Karena tertawa saat mengunyah membuat Wonwoo tersedak oleh makanan nya sendiri.
Segara ia mengambil jus nya yang yang tak jauh dari dari nya, tapi sayang ia malah menjauh kan gelas jus nya itu. Padalahal Wonwoo merasa ia sudah menggenggam nya dengan benar.
"yak Wonwoo kenapa kau malah menjatuh kan nya." Jihoon pun langsung mengambil gelas dan ia langsung mengelam ceceran jus yang tumpah.
"cepatt minum saja dulu jus ku."
Melihat itu Jun pun langsung memberikan gelas jus nya kepada Wonwoo dan membantu Wonwoo untuk memegang gelasnya.
"hahh.. terimakasih jun. Ada apa dengan ku, kenapa aku menjadi ceroboh." Wonwoo pun menjabak ramburnya frustasi.
Setelah membersihkan bekas jus yang tumpah Jihoon pun langsung mengelus punggung Wonwoo
"sudahlah mungkin kau sedang kelelahan."
Jeonghan pun merasa Khawatir dengan Wonwoo, karena bukan kali ini Wonwoo melakukan kecerobohan nya.
Bahkan selama sebulan terakhir ini Wonwoo menjadi lebih ceroboh. Mulai dari menjatuhkan pulpen nya dan barang lain nya, terjatuh sendiri saat berjalan, dan sulit menggunakan sumpit. Bahkan hari ini lah yang lebih parah.
"Wonwoo, kau telah menjatuhkan banyak hal akhir—akhir ini. Kan? Kau juga sering terjatuh. Kenapa tidak kau mencoba check—up ke rumah sakit. Apa yang sedang kau alami." Jeonghan pun membuka suaranya yang selama ini terus berputar di pikiran nya.
"Rumah sakit?"
"iya kerumah sakit."
"mungkin aku hanya kelelahan saja." Wonwoo pun hanya menanggapinya dengan santai.
"aku serius Wonwoo."
Suasana pun menjadi hening setelah mendengar ucapan Jeonghan, karena baru kali ini Jeonghan berucap serius.
"ahh. Jeonghan jangan menakut—nakuti ku." Wonwoo pun merengek ke arah Jeonghan.
"ini lebih menakutnya untukku sebagai anak dari seorang perawat kesehatan yang berkata seperti itu." Ucap Jeonghan menlayangkan tatapan khawatir nya kearah Wonwoo.
"umur ku baru 16 tahun, dan aku merasa baik—baik saja." Ucap Wonwoo Meyakinkan.
"tapi.."
"sudahlah Jeonghan, mungkin benar Wonwoo sedang kelelahan akhir—akhir ini." Seungcheol pun mencoba menghilangkan kegelisahan yang ada di pikiran Jeonghan.
Ucapan Seongcheol langsung diangguki oleh teman—teman nya termasuk Wonwoo.
Tetapi, ucapan Seungcheol tidak membuat gelisah nya hilang. Karena ia jadi teringat ucapat Ibu Wonwoo tiga hari yang lalu, yang memintanya untuk bertemu tiga hari yang lalu, tan pa sepengetahuan Wonwoo.
.
.
TBC.
Hai, aku kembali lagi nih bawa cerita baru dengan cast nya MEANIE. Hehe ini sebernya aku ambil sumber ceritanya dari drama Jepang yang judulnya 1 Litre Of Tears. Aku mau coba bawa dengan versi Meanie. semoga feel nya dapet ya hehe, padahal aku mau buat oneshoot tapi kepanjangan jadi aku buat beberapa chapter. review nya jangan lupa buat chapter pertama ini biar semangat ngetiknya buat chapter yang kedua hehe.
