Pandora Family

I love you..you love me..we are PANDORA FAMILY

Fict with a bunch of idiot people inside. Much of unpleasable pairing..

Warning: Idiotisme, OOC, abalism, cupu, lemon, freak, unpleasable pairing.

Putih. Warna itu mendominasi Pandora Mansion. Ya. Karena sebentar lagi Oz Vessalius akan melangsungkan pernikahannya.

~Ruang Mempelai Pria~

"Hei, Gilbert! Tolong betulkan dasi Oz." Kata Elliot yang tengah menyisir rambut Oz. "Adu..duh..Elliot,pelan-pelan saja menyisirnya.." Oz mengeluh karena Elliot menyisir rambutnya terlalu kasar. Elliot tidak mendengarkan keluhan Oz dan tetap menyisir dengan kasar.

Oz melirik Gilbert yang sedang membetulkan letak dasi hitam di lehernya.

"Hei,Gil. Kapan kau akan menikah juga?"

Pertanyaan Oz membuat Gilbert kaget. Gilbert berfikir untuk mencari jawaban yang tepat atas pertanyaan itu.

"Haha..iya! Sudah umur segitu belum menikah..memalukan!" Elliot nimbrung pembicaraan. Dan kali ini pernyataan Elliot benar-benar membuat Gil kesal.

"Bodoh! Kau sendiri juga belum menikah.." Gilbert membalas dengan sewot. Ia tidak terima dikatai 'perjaka tua' oleh adiknya sendiri.

"Kau yang bodoh..Otak keritingmu itu nggak mikir,ya?Aku masih pelajar!" Elliot tidak kalah sewot. Urat kepalanya pun mulai menonjol.

"Sudah..sudah!" Reo mencoba melerai kedua saudaranya. Saat-saat seperti ini memang Reo-lah yang selalu bertindak sebagai penengah.

Gilbert dan Elliot diam sejenak. Namun dendam masih bertumpuk dalam batin masing-masing –alah lebay-

"Cih..mudah-mudahan kau menikah dengan Reo!" Ucap Gil kesal.

"APPPAAAA! Aku bukan GAY!" Elliot berteriak keras sementara Oz menjadi korban hujan lokal dadakan.

Plaaakkk!

"Elliot, tidak sopan kalau berteriak keras-keras di depan Gilbert dan Oz. Muka Oz jadi basah,kan?" Kata Reo sambil mengelap muka Oz dengan sapu tangannya.

Reo berkata dengan tenangnya sementara Elliot memegangi kepalanya yang benjol 3 tingkat karena dipukul oleh Reo.

"Heh, memangnya kau tidak merasa malu dikatai Gilbert seperti itu? Lagipula aku masih normal!" Elliot ngomel-ngomel dengan semangat sampai bibirnya maju 2 senti.

"Hm..menurutku tidak buruk juga" Kata Reo.

TRAAANGG!

Elliot sudah muak berada di tengah-tengah Gilbert dan Reo. Akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan ruangan itu untuk merilekskan urat syarafnya.

"Aku pergi.."

Elliot melangkah lunglai dari ruang pengantin pria. Oz dan Reo sweatdrop sementara Gilbert hanya cengar-cengir nggak jelas.

~Ruang Pengantin Wanita~

"Hmm..kalau kuperhatikan mengapa gaun pernikahan itu selalu berwarna putih,ya?" Lotti membuka pembicaraan.

"Memangnya kalau bukan gaun putih, Lotti mau gaun yang seperti apa?" Alyss menjawab pertanyaan Lotti sambil menata rambut Echo, sang pengantin wanita.

"Hahaha..kalau aku, mmm..aku ingin gaun hitam lengan panjang dengan renda di ujungnya, lalu aku ingin kerudung penutup kepala warna merah darah dengan mawar diatasnya. Ah, aku juga ingin kuku yang di cat dengan darah asli. Bagaimana? Bagus kan? Terkesan glamour gimanaaaa gitu." Lotti menjawab dengan semangat. Gadis ini memang identik sekali dengan warna hitam dan merah. Seleranya dalam berpakaian memang low-class.

'Glamour pale lu' Sharon membatin dalam hati.

"Lotti, putih melambangkan kesucian, seperti pernikahan. Dengan menikah, 2 cinta yang suci akan bersatu untuk selamanya..berlayar bersama di bahtera rumah tangga,dan saling membantu dikala ombak menerjang." Kata Sharon.

"Sharon ngomong apa, sih..nggak ngerti tau! Ini nih..akibat kebanyakan baca novel cinta." Lotti menggerutu kesal. Sulit bagi Lotti untuk memahami Sharon yang puitis.

"Bisanya kau bilang begitu. Lagipula..kau tidak tahu apa arti cinta,kan? Pantas saja sampai sekarang tidak ada laki-laki yang mendekatimu." Sharon menyindir Lotti.

"Tentu saja aku tahu! Cinta itu..Cerita Indah Namun Tanpa Arti. Mengerti, nona? Lagipula aku juga tidak ingin menikah!"

Tweeew..Alyss dan Sharon sweatdrop.
'Sudah nyolot, curhat pula..' Batin mereka.

"Daripada kita terus berdebat seperti ini,lebih baik kau konsentrasi merangkai buket bunganya saja." Sharon mencoba tetap rileks meskipun tangannya sudah kebelet ingin mengeluarkan harisennya.

Suasana pun kembali tenang..dan..

BRAKK!

Pintu ruangan mempelai wanita tiba-tiba didobrak oleh seseorang. Sharon kaget sehingga lipstik yang ia oleskan ke bibir Echo melenceng dan mencoret pipi Echo.

"ADAAAAA!" Lotti dan Sharon berteriak kaget dan kesal. Sementara Alyss tetap stay cool dan tersenyum sambil berkata "Halo Eida, pagi yang indah, ya?".

Ada hanya tersenyum kecil. Ia datang dengan wajah yang basah entah karena apa dan muka yang memerah.

"Malah senyam-senyum lagi! Kaget Tau!" Lotti menggerutu kesal.

"Ano..gomen minna-san.."Kata Ada. Sharon memperhatikan wajah Ada yang memerah dan basah.

"Kenapa wajahmu basah dan merah begitu?" Tanya Sharon. Penasaran.

"Jangan-jangan kau bertemu Elliot dan jadi korban hujan lokal dadakan,ya?" Tebak Lotti dengan penuh keyakinan.

Karena merasa tebakan Lotti benar, Ada pun berlari malu ke kamar mandi untuk memperbaiki penampilannya.

"Hyaaaaa~" Teriak Ada malu. Lotti sweatdrop sementara Alyss hanya berkata "fufufu".

"Aura gadis yang sedang jatuh cinta indah sekali.."Kata Sharon sambil mengelap lipstik yang tercoreng di wajah Echo.

'Ha-h..Apapun terlihat indah dimata gadis ini..' Gumam Lotti yang tidak mengerti dengan pribadi Sharon.

Suasana pun kembali hening.

"Alyss, katanya kau punya adik kembar,ya?" Kata Sharon sambil mengoleskan blush-on pink ke wajah Echo.

"Oh..itu. Ya,aku memang mempunyainya. Saat ini dia sedang kuliah kedokteran di luar negeri." Jawab Alyss.
"Kau tahu, aku iri dengan mereka berdua. Mentang-mentang kembar kalian selalu bermain bersama. Ya sudah karena tidak ada teman bermain, Vincent pun jadi.." Gerutu Lotti sang Putri yang terbuang (?). Yah..Glen dan Lacie juga tidak terlalu menaruh harapan pada Lotti,sih. Lagipula dari ketiga anak yang dimiliki Glen dan Lacie, Lotti yang paling tidak mirip.

Tok..tok..tok..

"Permisi, ada pesan untuk Putri Alyss Baskerville." Panggil orang di seberang pintu.

"Ya, sebentar.." Alyss beranjak dari tempat duduknya dan segera membuka pintu.

"Halo nona.." Pria itu menyapa Alyss dengan senyum jahil.

"Jack! Kukira siapa!" Kata Alyss sambil mencubit manja lengan Jack. Jack tertawa geli melihat ekspresi istrinya yang sedang jengkel, namun terlihat sangat manis dimata Jack. "Hahaha..tidak sepantasnya Putri kerajaan Pandora bertindak begitu,kan?"

"Jack, dekatkan telingamu sebentar" Perintah Alyss. Jack mendekatkan telinganya. Lalu Alyss membisikkan sesuatu. Jack tersenyum tipis tanda ia mengerti apa yang Alyss maksud.

"Hahaha..Baiklah..baiklah..As you wish, my lady! Ngomong-ngomong, Alyss, ini ada surat untukmu. Sepintas kubaca alamatnya, surat itu dikirim dari Perancis." Kata Jack sambil menyerahkan sepucuk surat dengan perangko bergambar kelinci. Alyss langsung tahu siapa pengirim surat itu. Ia pun mulai membuka amplop suratnya.

"Kau hebat sekali,ya, bisa punya teman dari negara lain..hahaha aku bangga,lho" Ucap Jack.

"Hiiih, ini bukan temanku. Ini adik iparmu tahu!" Kata Alyss jengkel. Ia mulai kesal dengan ke-lemotan suaminya ini.

"Oh—haha aku lupa kalau dia sedang kuliah di Perancis..duuuh.." Jack menepuk dahinya. Ia pun segera melangkah kembali ke ruang pengantin pria.

Alyss membuka lipatan suratnya. Ia mulai membaca lembar demi lembar surat itu.

Paris,12 Maret 1889

Bonjour, Alyss..

Aku baik-baik saja di Prancis. Kuharap kakak masih normal karena aku tidak yakin kau baik-baik saja dengan si kepang bodoh itu..hmm.

'Kepang bodoh? Yah..kurasa ada benarnya juga' Gumam Alyss. Untunglah Jack tidak ikut membaca surat terkutuk dari Prancis itu.

Alyss, aku mengirimkan surat ini hanya untuk memberitahukan kalau liburanku telah dimulai. Aku akan tiba di Leveirru Harbour seminggu setelah pernikahan Echo dan Oz.

Your beloved sister,
Alice Baskerville.

Nb: Ingat, tidak ada daging, tidak ada oleh-oleh! Titip salam buat Sis Lotti, Daddy Glen dan Mommy Lacie.

No need to replay.. J'taime sis!

Alyss menghela nafas. Ia tahu kalau akhir-akhirnya pasti akan seperti ini. 'Dasar maniak daging! Jangan sampai pasiennya jadi korban ketika ia jadi dokter nanti..' batin Alyss.

"Dari siapa, Alyss?" Tanya Lotti dan Sharon bersamaan.

"Panjang umur. Adikku akan berkunjung kesini seminggu lagi." Jawab Alyss sambil memasukkan surat itu ke dalam amplopnya.

"Ta—raaaa Sudah selesai! Pelayan Nightray berubah menjadi angsa putih yang cantik!" Pekik Sharon girang. Echo bercermin. Ia melihat tubuhnya yang dibalut oleh gaun berwarna putih penuh dengan renda, dengan pita besar di belakangnya. Make-up nya yang natural semakin mempertegas kecantikan Echo. Rambutnya ditata mirip model rambut favorit Putri Miranda Barma (Sejak kapan Echo punya rambut panjang?). Echo mengibaskan gaunnya ke kanan dan ke kiri. "Aaah..mirip sekali angsa putih yang sedang mengibaskan sayapnya..sungguh cantik" Ucap Sharon berbinar-binar. 'Haduuh..kumat lagi, dia..' gumam Alyss dalam hati.

"Sip! Ayo kita berangkat ke gereja!" Sahut Lotti girang.

Krriiieeeet...pintu kamar mandi terbuka perlahan. Seorang gadis remaja keluar dari dalam sambil mengelap mukanya yang basah dengan sapu tangannya.

"E—h! Echo, Sharon dan Lotti sudah duluan? Jadi aku ditinggal,nih! Duh..make-up ku kehapus gara-gara Eliot tadi.." Ucap Ada cemas. Ia melirik jam dinding di atas meja make-up. Sudah jam 9.45 dan pernikahan akan dimulai 15 menit lagi.

"Sudah tidak ada waktu untuk make-up!" Ada mengambil tasnya lalu segera pergi meninggalkan ruangan itu.

"Ah! Untuk berjaga-jaga lebih baik kubawa ini saja!" Kata Ada sambil memasukkan 1 handuk dan sehelai kain terpal ke tasnya untuk mengantisipasi adanya hujan lokal susulan (?).

Ketika ia akan membuka gagang pintu, tiba-tiba Ada seseorang yang mengetuk pintu ruang pengantin wanita. Ada segera membuka pintu itu dan..

"Jack, 15 menit lagi pernikahan akan dimulai..sebaiknya kau lebih ce.."Perkataan Elliot terhenti ketika ia melihat siapa orang yang membukakan pintu.

"Vessalius?"
"E..Elliot?"

"Eh, iya..Ada masih di kamar,kan?" Tanya Lotti.
"Duh, kenapa aku sampai lupa,ya..sebaiknya aku kesana untuk menjemput Ada dulu." Ketika Sharon melangkah kembali ke Ruang pengantin wanita, Alyss menarik gaun Sharon untuk mencegahnya.

"Alyss?"

"Tidak perlu,Sharon..aku sudah memesan seorang pangeran untuk menjemputnya." Ucap Alyss sambil mengerlingkan sebelah matanya. Sharon mengerti apa yang dimaksud Alyss. "Diam-diam kau sama jahilnya dengan Jack, ya?" sindir Sharon. Alyss dan Sharon akhirnya tertawa geli. "Kalian menertawakan apa,sih?" Tanya Lotti yang sama sekali tidak tahu menahu apa yang Sharon dan Alyss tertawakan. "Tidak ada apa-apa.." Sahut Alyss dan Sharon bersamaan.

Back to Ada and Elliot.

"Vessalius?"

"Elliot?"

Mereka terdiam sejenak. Lalu..

"Kenapa kau ada disini!" Bentak Elliot sambil menodongkan jari telunjuknya ke wajah Ada. Sementara Ada membuka terpalnya untuk melindungi wajahnya. Kali ini ia selamat.

"Jack, dimana kau?" Kata Elliot sambil masuk ke dalam ruangan. Ada kebingungan karena Elliot mencari-cari sosok yang memang dari tadi tidak ada di ruangan itu.

"Jack? Untuk apa kau mencarinya?" Tanya Ada sambil memasukkan kembali terpalnya ke dalam tas.
"Jack bilang 'jemput aku di kamar pengantin wanita jam 09:45'. Seharusnya dia ada di sini! Merepotkan saja!" Ucap Elliot sambil mencari Jack di dalam ruangan itu.

"Jack tidak ada disini, Elliot." Kata Ada.
"APAAAA! Awas kau,kepang bodoh!" Teriak Elliot kesal sambil berlari keluar dari ruangan. Ketika ia baru mau melangkahkan kaki, ia teringat kalau Ada masih tertinggal di Mansion. Ia khawatir Ada tersesat ketika menuju gereja. 'Huh, dimana-mana wanita memang merepotkan..biar saja dia tersesat. Tanggung sendiri..'. Namun. Ini mengingatkankepada Elliot tentang perkataan Reo sewaktu ia mengacungkan pedangnya ke Ada di Latowidge.'Sekali lagi kau bersikap jahat kepada Ada maupun wanita yang lainnya,tangan ini tidak segan-segan untuk memukulmu lho, Elliot.'

'Sebenarnya aku malas sekali menolong wanita..apalagi si Vessalius ini..tapi..' Ia langsung merinding mengingat momen-momen dimana kepalanya selalu benjol karena dipukul Reo. Akhirnya mau tidak mau, suka tidak suka, Elliot menarik tangan Ada lalu bergegas menuju gereja. "Elliot, apa maksudnya ini?" Tanya Ada. "Tidak baik seorang perempuan berjalan sendirian,kan?" Jawab Elliot.

Akhirnya mereka tiba di gereja tepat waktu. Kedua pengantin sudah ada di atas Altar. Hal pertama yang Elliot lakukan adalah mencari di mana Jack. Sementara Ada langsung bergabung tempat duduk bersama Sharon dan Lotti.

'Found you,Jack!' Batin Elliot kesal. Ia pun langsung mengambil tempat duduk disamping Jack. "Halo Elliot! Apa ka..UGGYAAAAA!" Jack berteriak kesakitan. Ternyata Elliot menginjak kepang Jack yang menjuntai sampai ke lantai. "Tuan Jack, dimohon untuk diam" Tegur Pak Pendeta. "Ba..baik pak pendeta.." Kata Jack sambil menahan sakit di kepalanya. Ia pun langsung melemparkan deathglare-nya ke Elliot yang juga sedang memberikan deathglare-nya ke Jack. "Apa maumu Elly?" Bisik Jack kesal. "Bodoh! Seharusnya aku yang bertanya begitu! Kau bilang 'jemput aku di kamar pengantin wanita jam 09:45' tapi yang kutemukan malah si kucing-holic itu!" bentak Elliot. PLAAAKK! Dan sebuah pukulan brutal mendarat dengan sempurna di kepala Elliot "Diamlah Elly!"Kata Reo dengan emotion-less. Elliot langsung 'kicep' melihat sosok yang sangat ditakutinya itu. Sementara Jack tersenyum kecut sambil mengerlingkan sebelah matanya ke arah Alyss.

Kedua pengantin kini sudah berada di atas Altar.

"Oz Vessaliuz, apakah kau bersedia untuk tetap mencintai gadis ini dikala, sedih, sakit, susah, miskin, jauh untuk selamanya?" Tanya pendeta.

"Aku bersedia" Jawab Oz.

"Echo Nightray, kau bersedia untuk tetap mencintai pria ini dikala, sedih, sakit, susah, miskin, jauh untuk selamanya?"

"Ho-oh" Jawab Echo dengan tidak resmi. Para undangan pun menahan tawa. Kalau tertawa terbahak-bahak disaat seperti ini..jadi tidak sakral lagi,kan?

"Nona, jawablah 'Aku bersedia' kalau kau tidak keberatan untuk mencintai pria ini atau 'Aku tidak bersedia' kalau kau merasa keberatan untuk mencintai pria ini. Itu yang benar." Jelas Pendeta.

"Aku bersedia!" Echo menjawab dengan mantap.

"Baiklah, untuk mengukuhkan janji kalian, silahkan berciuman." TRAANNNGG! Ciuman? Oh no..

"Duh, jangan didepan orang, dong.." Lirih Oz sambil menggaruk kepalanya.

"Tidak apa-apa..lagipula ini di pesta pernikahan kalian,kan?" Ujar Pendeta itu. Rupanya kedua sejoli ini masih canggung.

"Hoi! Ada apa dengan kalian! Sudahlah, lakukan saja! Kalau nggak, jadi garing nih!" Sahut Paman Oscar si biang mesum. Tamu yang lainnya tertawa melihat Paman Oscar. Akhirnya ke-sakralan yang dipertahankan goyah juga..

"Oz, bagaimana ini? Aku maluuu!" Kata Echo sambil menundukkan kepalanya. Bagaimana cara Oz dan Echo agar mereka bisa tenang melewati 'ritual' terpenting di upacara pernikahan?

"Lihat! Paman Oscar nggak pake kutang!" Teriak Oz. Serentak semua perhatian tertuju ke Paman Oscar.

Cup!

Oz memanfaatkan kesempatan ini untuk mencium Echo tanpa dilihat orang. Akhirnya mereka sah menjadi pasangan suami istri.

"Hei, Oz berbohong! Aku pakai tahu! Mau lihat?" Bela paman Oscar. Yang lainnya malah jadi jijik dan mengalihkan perhatian mereka kembali ke Oz dan Echo.
"Baiklah, mulai hari ini kalian sah menjadi suami dan istri. Berbahagialah!" Ucap sang Pendeta dengan semangat. Oz dan Echo tersenyum lega.

"Tunggu! Mereka kan belum berciuman?"Protes Paman Oscar.
"Udah! weeeeeekk!" Sahut Oz dan Echo bersamaan sambil menjulurkan lidah mereka.
"Huuu! Curang kalian,yaaa! Kami belum lihat!" Teriak seluruh undangan.
Alhasil Oz dan Echo dilempari sepatu hak, selop, sanggul (?). Oz dan Echo hanya tertawa geli. Tiba-tiba seuntai kalung mutiara mendarat di kepala Oz. "Wah! Sampai ada yang melemparkan ini ke kita! Ayo Echo! Lebih baik kita pergi dari sini!" Ajak Oz. "Sebentar Oz!" Echo berkata sambil melemparkan buket bunganya ke atas. Refleks semua tamu wanita yang masih menjomblo berebut untuk mendapat buket bunga itu. Sementara Lotti tidak ikut berebut. Ia sedang tertidur pulas karena bosan terlalu lama menunggu upacara pernikahan dimulai. Beberapa detik kemudian, Lotti tersadar dari tidurnya. Ketika ia mulai membuka matanya perlahan, sebuah benda jatuh di wajahnya. Ya! Buket bunga milik Echo. "Hm? Apaan,nih?" Lirih Lotti. "Lotti! Lotti! Selamat,ya!" Sahut semua wanita di gereja. "Ngomong apa,sih..aku tidak menge.." Kata-katanya terhenti ketika ia melihat benda apa yang tengah dipegang tangannya ini. "Huwaaaa! Aku tidak mau menikah! Seseorang tolong aku!" Rengek Lotti. PRAK! Sharon memukul Lotti dengan Harisennya. "Jaga kata-katamu, Lotti. Tidak menikah sama saja dengan hidup tanpa pakaian." Tegur Sharon. Lotti hanya diam.

"Hei, kemana pengantinnya?" Tanya seorang tamu.
"Fufufufu..kita akan menghajarnya di Pandora Mansion, kan?" Kata Break sambil tersenyum licik. Seluruh anggota Pandora Family yang hadir disana mengerti apa yang dimaksud oleh Break. "HAHAHAHAHA! Pengantin baru harus diberi pelajaran! Sesuai adat Pandora Family!" Kata Glen diiringi dengan EviL Laugh seluruh anggota Pandora Family.

Kini Oz dan Echo hanya berdua di kamar pengantin. Singkatnya mereka sudah ngacir duluan ke Pandora Mansion.
Oz dan Echo berlari menuju kamar pengantin. Sampailah mereka didepan pintu yang sudah dihiasi tirai dan bunga-bunga di sekelilingnya."Hm, kalau tidak salah, kamar kita yang ini." Gumam Echo. "Tutup matamu, Echo. Ruangan ini adalah salah satu dari sekian hadiah pernikahan kita." Kata Oz. Echo segera menutup matanya sementara Oz membuka pintu perlahan. Hup! Ia menggendong Echo masuk ke dalam kamar barunya dengan bridal style. Oz mendudukkan Echo di pinggiran kasur. "Nah, buka matamu!" Perintah Oz. Perlahan Echo membuka matanya..dan yang terlihat olehnya adalah..

Sebuah kamar pengantin yang indah. Dengan dekorasi yang didominasi warna biru, karangan bunga yang terpasang di sudut-sudut kamar, Ranjang yang bertaburan kelopak bunga mawar, Lilin-lilin yang indah menghiasi sekeliling ruangan, Dan sebingkai besar foto Oz dan Echo saat pre-wedding.

"Oz, ini benar-benar indah..aku suka lilinnya..romantis sekali!"
Echo membuka laci lemari kecil yang terletak di samping tempat tidurnya. Ia menemukan cincin, kalung, kondom(?) dan jepitan rambut berwarna biru miliknya. Ia langsung teringat hari dimana ia mendapatkan jepitan rambut itu.

"Oz, kau mau tahu apa yang terjadi sebenarnya ketika hari Bridget Day yang dulu itu? Ketika kau memberikan jepitan ini padaku?"
Oz menggeleng.
"Waktu itu, sebenarnya aku ingin bunuh diri, Oz."
"Apa! Jadi kamu duduk di atas atap itu untuk bunuh diri? Kukira kau hanya sedang melamun sambil melihat festival Bridget Day dari atas!"
"Ya..sampai kau datang. Makanya waktu itu aku menyuruhmu pergi. Tapi, kau malah mengajakku ikut Festival Bridget Day. Dan saat kau memberikan jepitan ini padaku, Tubuhku terasa ringan dan berdebar-debar..tapi, sejak saat itu semangatku untuk hidup, kembali lagi..seutuhnya. Kau seperti Pangeran berkuda putih yang menyelamatkanku..terima kasih, Oz.." Kata Echo sambil menggenggam erat jepitan itu. Wajahnya memerah.

"Sekarang, Pangeran berkuda putih ini milikmu..Pangeran berkuda putih ini akan selalu menjagamu, Putri bersayap biru.."

Ketika mereka akan memulai foreplay, tiba-tiba..

BRAK!
Oz dan Echo langsung mengehentikan sejenak kegiatan mereka.
Ternyata Elliot dan anggota Pandora Mansion lainnya yang mendobrak pintu.
"Pengantin baru harus diberi pelajaran!" Bentak Paman Oscar disusul Evil Laugh dari seluruh anggota Pandora Family.
"Seret mereka!" Perintah Glen dengan wajah sangarnya. Reo, Gilbert, Jack, dan Break menyeret Oz dan Echo menuju Aula di lantai dasar.

"Oz, jangan-jangan mereka akan melakukan 'itu' pada kita!" Bisik Echo khawatir.
"Ahem..yang belum menikah dilarang nonton di acara ini, ya?" Kata Sharon kepada Gilbert, Lotti, Vincent, Ada, Elliot, Reo, dan Zwei yang belum menikah.
"Ukh..kenapa peraturannya selalu seperti itu, sih?" Elliot protes.
"Hahaha..kamugitu,ih.." Ucap Break gaje.
Nah, mau tahu apa yang akan Oz dan Echo hadapi? Mereka akan mengikuti MOSTRI. Kalau disekolah, mirip dengan MOS. Ini tradisi yang sudah dilakukan sejak pernikahan buyutnya Glen dan Lacie. Sepasang suami istri yang baru menikah akan disuguhkan beragam permainan yang aneh bin sinting. Tujuan dilaksanakannya MOSTRI ini sebenarnya untuk menghilangkan kecanggungan antara suami dan istri yang baru menikah. Peserta yang berhasil mengikuti MOSTRI, akan diberi hadiah spesial. Dan laki-laki atau perempuan yang belum menikah tidak boleh ikut menonton karena dalam pelaksanaannya, banyak mengandung unsur asusila yang tidak baik untuk dikonsumsi anak dibawah umur +19/ belum menikah. Singkatan dari MOSTRI sendiri adalah Masa Orientasi Suami IsTRI.
Akhirnya, peserta dan panitia MOSTRI sampai di Aula Pandora Mansion. Pintu dikunci rapat-rapat. Lalu...

Begitulah, MOSTRI berlangsung dengan meriah. Author cuma bisa nulis acara MOSTRI-nya segini doang. Karena MOSTRI yang selanjutnya buat 100+ alias –sensor-

Diluar Aula Pandora Mansion.

'Hei, Gil. Kapan kau akan menikah juga?'

Perkataan Oz selalu terngiang di benak pemuda ini. Ia tengah menghisap rokoknya sambil duduk di pinggiran menerawang jauh ke angkasa. Iris Gold-nya memantulkan sinar bulan. Semilir angin musim gugur melewati rambutnya yang ikal. Ya, Gilbert. Pemuda ini sedang merenungkan apa yang sahabatnya katakan tadi.

'Menikah..'Gilbert kembali menghisap rokoknya. Ia membayangkan kalau ia punya istri, dan anak-anaknya yang akan memanggil ayah. Jari Gilbert gemetaran ketika membayangkan hal-hal yang akan dilaluinya sesudah menikah nanti. Ia pun menyadari kalau mentalnya benar-benar belum siap.

'Lagi pula, siapa juga yang akan kunikahi nanti?' Batin Gilbert. 'Kalau Lotti, aku tidak suka dengan sifat tomboy-nya itu..Lalu Ada, dia memang manis dan cerdas..tapi aku tidak pantas untuk menikahi adik tuanku sendiri. Hmm.. Zwei? Argh..ini lagi..jangan ditanya.
Satu-satunya wanita idaman Gilbert adalah Alyss. Namun, kini gadis itu telah menjadi milik orang lain. Dia telah hilang selama-lamanya dari hati Gilbert. Dan sampai sekarang tak ada yang mampu mengisi sosok Alyss yang menghilang dari hatinya itu.
'Andai saja ada Alyss kedua di bumi ini..
Tunggu! Alyss kedua?' Gilbert memutar otaknya untuk mencari suatu memori. Keberadaan Alyss yang kedua. Dan ingatannya pun tertuju ketika ia membantu Alyss untuk memindahkan barang-barangnya ke Pandora Mansion beberapa hari setelah pernikahannya dengan Jack. Ketika sedang mengangkat 3 buah kardus, tiba-tiba ada sebuah bingkai foto kecil yang terjatuh. Gilbert memungutnya. Di foto itu terdapat Glen dan lacie, serta 2 gadis kecil dengan pakaian yang sama, wajah yang mirip, namun warna rambutnya yang berbeda. Ia langsung tahu gadis kecil berambut putih itu adalah Alyss..namun siapakah gadis berambut hitam ini?
'Pasti! Pasti itu kembarannya Alyss!' Mata Gilbert terperanjat. Iris Gold-nya mengecil. Kini ia menemukan secercah harapan untuk mengganti sosok Alyss yang ia rindukan. Ia pun segera berlari mencari gadis berambut putih itu. Beruntung acara MOSTRI sudah selesai. Semua sudah kembali ke kegiatan masing-masing. Gilbert menemukan Alyss yang tengah merajut Sweater yang baru setengah jadi.

"Alyss, malam-malam begini kau masih merajut?" Gilbert membuka pembicaraan dengan basa-basi. Ia takut Alyss curiga kalau Gilbert langsung menanyakan tentang saudara kembarnya itu.
"Ya. Bagaimana,bagus tidak?" Tanya Alyss sambil tersenyum ke wajah Gilbert.
"Kalau sudah jadi, pasti bagus. Sweater itu kau buatkan untuk siapa?" Tanya Gilbert. Ia mengatur percakapan sebaik mungkin agar Alyss tidak curiga. "Ini..untuk adik kembarku" DEG! 'Adik kembar? Tebakanku tidak salah. Tinggal sedikit lagi..pasti aku akan mengetahui lebih banyak tentang adiknya.'
"Adik kembar? Kau mempunyainya?"
"Ya, satu. Dia sedang kuliah di Prancis. Musim ini rencananya dia akan berlibur di Pandora Mansion. Dan di Musim dingin nanti dia sudah harus kembali ke Prancis. Makanya kubuatkan Sweater ini agar dia selalu mengingatku." Gilbert terkejut. Ia telah menemukan keberadaan sang 'Alyss kedua' ini. Ia merasakan senang yang tak terkira. Namun, ia harus mengetahui nama adik kembar Alyss tersebut.
"Siapa namanya?"
Alyss menghentikan rajutannya sejenak. Ia tersenyum sambil menatap bulan purnama yang terang.

"Alice."

Sementara itu...

Oz dan Echo sudah kembali ke kamar pengantin mereka. Anggota Pandora Family belum puas menjahili sejoli yang satu ini. Kali ini mereka menguping di balik pintu kamar Oz dan Echo. Mereka ingin tahu apa yang sedang Oz dan Echo lakukan sekarang
Tapi..

"KYAAAA!"

Tiba-tiba terdengar suara teriakan wanita dari dalam. Yang lain segera merapatkan telinganya ke tembok.

"Hm?" Break menguping dibalik pintu kamar pengantin Oz dan Echo. Tidak hanya Break yang menguping. Sharon, Jack, Glen, Lacie, Alyss, Vincent, Ada, Elliot juga ikut menguping kegiatan yang Echo dan Oz lakukan. Bahkan Jack sudah siap membawa tape recorder untuk merekam suara.

"Huaaaa..aku akan punya keponakan..hiks..hiks" Tangis lebay Jack membuat Elliot sebal. Elliot langsung menjauh dari Jack dan berpindah posisi di samping Ada.

"Wah wah.." Vincent berkomentar dengan ekspresi datar.

"Kyaaaa! Oz..Oz!"

Echo semakin berteriak keras. Yang menguping pun semakin menajamkan pendengarannya. Sepertinya semakin seru.

"Echo, kalau memang terlalu mengerikan..jangan lihat!" Kata Oz dari dalam.

'Aku lupa memberitahu Oz soal melakukan ini..gawat! Dia terlalu kasar kepada Echo!' Air muka Jack yang tadinya penasaran plus sedikit mesum berubah menjadi khawatir.

"He..h sepertinya aku mulai panik" Vincent berkata lirih. Ia takut terjadi apa-apa pada Echo.

"Tidaaaaakk..jangan lanjutkan lebih jauh lagi! Oz!"

Nah, teriakan kali ini membuat Jack dan Vincent makin panik.

"A..aku juga..mungkin Oz terlalu kasar melakukan 'itu' pada Echo.." Jack sangat panik. Keringat dingin mengucur deras dari pori-pori kulitnya.

"AAAAAAAAAAA! Jangan lanjutkan lebih dari iniiiii!"

DEG! Vincent dan jack tersentak.

"Kalian berdua, hentikan!" BRAAAKK!Jack dan Vincent nekat mendobrak pintu kamar Oz dan Echo.

"Oz, jangan terlalu kasar pada wanita..itu salah!"

Jack berteriak keras untuk mengingatkan Oz.

"Haaah!"

Didapatinya Echo sedang meringkuk diatas kasur sambil memeluk bantal. Sementara Oz sedang sibuk dengan laptopnya. Wajahnya terlihat serius.

"Lho? Vincent? Jack? Selamat datang!" Oz melambaikan tangannya pada Jack dan Vincent.

"Bodoh! Bukan saatnya buat ber-greeting ria tahu! Apa yang terjadi dengan kalian, hah? Kenapa heboh sekali?"

"Kami hanya sedang membuka Primbon,kok!" Ujar Oz tenang. Ia tidak mengalihkan pandangannya dari situs mistik itu.

"Lalu, Echo kenapa?" Tanya Vincent dan Jack bersamaan.

"Dia ketakutan setelah melihat ini.."Oz mengklik foto yang barusan Oz dan Echo lihat.

"Huh..Cuma kunti doang." Komentar Vincent. "Vincent, jangan sok berlagak tenang..Memangnya kau sudah pernah lihat yang asli?" Tanya Jack.

"Yang asli? Sering. Di mansion ini ada satu. Rambutnya panjang, warnanya putih. Tidak menarik. Dan suaminya lebih jelek lagi." Celoteh Vincent tenang. Refleks Jack menonjok jidat Vincent dengan kesal. "BAKAAA! Ngomong apa kamu! Jangan mengejek istriku!" Timpal Jack membela istrinya. "Haha..terus, dia suka ngelamun sendirian tengah malam di koridor..wah tipe kuntilanak banget,deh..hahahaha!" Ejek Vincent. "Aku dengar,lho..Vincent.." DEG! Aura mencekam langsung menghantui Vincent. 'Si..sial..' Batin Vincent. Ia tidak berani menatap sosok yang sepertinya bersiap-siap untuk menghajarnya. Tak lain dan tak bukan adalah..
"A..ampun tuan Glen! Sa-saya tak bermaksud.."

"Dengar,ya..sekarang, ku hukum kau melamun dikoridor sampai besok malam!" Kata Glen dengan tenang. Orang tua mana,sih..yang tega anaknya dikatai? Yang lainnya tertawa melihat peristiwa bodoh itu.

"Ngomong-ngomong..KENAPA KALIAN SEMUA ADA DISINI,HAH?" Bentak Oz dengan nada 3 Oktav.
Yang menguping pun segera kabur dari TKP sambil menahan malu. Oz dan Echo yakin tengah malam nanti mereka akan diam-diam menguping kembali. Akhirnya, karena takut terganggu, Oz tidur di Sofa sementara Echo gelar tikar tidur di dapur-pembantu banget- . "Sesekali menjadi kejam boleh,kan?" Kata Oz senyam senyum sendiri membayangkan wajah kecewa makhluk penguping itu ketika melihat tidak ada siapa-siapa dikamar.

Dan benar saja, esoknya Oz dan Echo menemukan mereka tertidur lelap didepan pintu kamar kedua pengantin baru ini.

What a stupid family..

Huwaaaa! Akhirnya first-fict Shinju selesai jugaaa! XD

Aslinya ini rate M, tapi karena lemonnya sedikit, jadi ku edit di laptop trus diupdate ulang. Tapi rate nya diganti jadi T.
Maaf kalau kata-katanya masih berantakan..maklumlah,kawan..
Di story ini nantinya akan banyak pairing, tapi pemeran yang paling utama adalah Gilbert dan Alice. Kritik, saran, pujian, dan dukungan Shinju terima sepenuh hati :'D And don't forget to review!

More review, more fast update!

Thank's for reading, 'CMIIW' and reviewing! See you in next Chapter, readers!
Love,
Shinjuku Risa

Next Chap!
'Seandainya saja ada Alyss kedua di dunia ini..'

Alyss kedua benar-benar ada! Seperti apakah, dia? Apakah dia benar-benar mirip Alyss luar dan dalam? Apakah dia bisa menggantikan sosok Alyss yang menghilang dari hati Gilbert? Bagaimana kesan Gilbert ketika pertama kali melihat gadis ini menjejakkan kaki di halaman Pandora Mansion? The answer is Chapter 2: She≠Her !

Simak juga cerita tentang pertemuan yang tidak terduga di Leveiyu Harbour dan suasana upacara penyambutan anggota keluarga baru ala Pandora Mansion!
So, Don't miss it! Want me to update faster? More Review please~ :D