BoBoiBoy © Animonsta

(Maaf atas sebelumnya, Boboiboy Gempa milik ANIMONSTA)

.

Boboiboy Gempa

Boboiboy Halilintar

.

.

.

.

.

Malam datang mengganti senja. Bintang dilangit bertaburan dengan indahnya, menampilkan jutaan cahaya bersama dengan bulan ciptaan sang Maha Kuasa.

Duduk dalam kesepian, keresahan, ketakutan, yang bercampur aduk dalam dirinya. Bersama dengan darah, api, pecahan kaca, dan teriakan.

Suatu atau bahkan lebih bayang bayang kecelakaan yang terus menghantuinya. Tak lebih dari hanya sebuah ruangan yang mampu menampung.

"Gempa .." Terdengar sebuah sahutan memanggil membiarkan segalanya pecah berganti dengan rasa yang ingin melihat sang pemanggil

Gempa mendongak, "Ka-kak?" -bercicit kecil berusaha memastikan jika suara yang didengarnya, benar miik sosok yang ditunggu tunggu.

"Ya, aku datang Gempa. Kenapa kau duduk di lantai, hm ?!" Belaian lembut tersapu diwajahnya, menghilangkan segala rasa takut yang sejak tadi menyerbu beroperasi perlahan berganti dengan sebuah senyuman.

"Ka-kak .."

Rindu yang terasa.

Tanpa menunggu aba aba dan memperdulikan apapun, Gempa memeluk dengan erat sosok yang ada dihadapnnyaa, melepaskan kerinduan yg ada. Kerinduan yg selalu timbul dalam jiwa.

Walau sebenarnya, mereka selalu bertemu.

Sang kakak yang diketahui bernama Halilintar langsung membalas pelukan dari sang adik dengan erat, tanpa perlu mempertanyakan tentang 'apa' dan 'kenapa'. Ia jelas sudah tahu...

"Dilantai dingin Gem..." Tuturan lembut Halilintar berikan kepada Gempa, tubuhnya berusaha membawa sang adik dalam kehangata dibalik selimut.

"Kakak .. hiks hiks, Gempa rindu kakak .." Tangis yang telah lama ditahan akhirnya pecah, mengalahkan kuatnya bendungan yg dibuatnya setelah beberapa saat. Tangis yang membuat Halilintar tersenyum, "Aku juga. Sudah, hentikan tangisan mu, aku sudah ada disini!".

Halilintar melepaskan pelukannya sambil sesekali menghapus liquid bening cair di wajah adiknya, membuka ikatan simpul yang mengikat menutup mata, hingga memperlihatkan manik emas nan indah yang tersembunyi dibalik kegelapan kain kuning cerah.

Bersenandung pelan mengiring terbukanya mata itu. Melengkungkan senyuman lebar diwajahnya, membiarkan matanya menangkap seluruh hal diwajah dan dimata emas yang selalu berbinar dengan polosnya. Membiarkan mata itu kembali melihat terangnya cahaya tanpa memperdulikan segala mata yang entah bagaimana diliat oleh Gempa.

"Bagaimana, hm? Sekarang sudah terang, kan !?"

"Iya ..."

Greb

"Aku rindu kak Hali ... Sangat rindu"

...yang pastinya hal itu tak dapat Halilintar lihat walau rasanya ingin sekali ia ikut merasakan...

"Aku jg sangat sangat rindu padamu.. Maafkan aku.."

.

.

.

~ 01: End?~


Halo halo semua! Terimakasih telah membaca...

Semoga suka~ Walau ini aneh... Maaf

Selamat mereview~ Ditunggu komennya.. hehe