FAREWELL BROTHER
A fan fiction by FujoshiAkut216
Pergi.
Ya, kau pergi meninggalkanku, seorang yang telah membesarkanmu secara tulus, walaupun kau bukan adik biologisku. Tapi mengapa, mengapa kau tega meninggalkanku seperti itu?
Hatiku perih saat menemuimu di tengah medan perang antara rakyat kita. Matamu bercahaya, semangatmu berkobar. Aku tak tega mengalahkanmu kali ini, menghancurkan gairah hidupmu. Kakak mana yang tega melakukan hal tersebut pada adiknya yang sangat, sangat, sangat ia sayang?
Sedikit lagi. Sedikit lagi, satu gerakan lagi, kami akan menang. Kulihat wajahmu, sepertinya kau sudah tahu dan hanya berpasrah. Matamu terlihat kecewa. Sangat kecewa. Kudengar rakyatku berteriak menyuruhku menarik pelatuk senapan yang sedari tadi kuarahkan pada Alfred. Kulihat kembali mukamu yang seolah mengatakan " mau tunggu apa lagi? Sudahlah, tembak saja aku," tapi sekali lagi, aku tak bisa. Tak bisa menyakiti, melukai seorang yang telah meredakan rasa sepi yang kerap mengunjungiku.
Aku jatuh terduduk. Air mataku yang terus mengalir, disembunyikan oleh derasnya hujan yang mencerminkan perasaankuu dihari itu. Mataku bertemu matanya saat ia mengatakan, "Dulu kau sangat besar, England. Tapi sekarang…" Aku menundukan kepalaku. Ya, semenjak ia datang, aku melemah. Entah kekuatan apa yang ia bawa sehingga aku bisa melemah seperti ini. Apakah kekuatan itu… kasih sayang? Apakah kasih sayangku untukmu, terlalu besar, Alfred? Terlalu besar, sehingga aku tak bisa melukaimu?
Pasukanmu bersorak sorai saat pasukanku mundur. Banyak orang dari pasukanku yang menangis. Ada juga yang memandang ke arah kalian dengan pandangan yang sedih. Entah karena kita kalah perang, atau mereka tak rela melepas saudara jauhnya yang, walaupun tak mempunyai hubungan darah, tetapi mempunyai sebuah koneksi yang, sulit dijelaskan dengan kata-kata? Tapi akhirnya aku memaksa diriku untuk tersenyum. Ternyata kau sudah dewasa, Alfred. Kau berhasil mendapatkan kemerdekaanmu tanpa harus kuberikan, kau berusaha sendiri.
Kujabat tanganmu sementara yang lain mengikuti. Kulihat dimatamu, kebahagiaan, keberhasilan, kepuasan. Kepuasan karena kau telah memenangi sesuatu yang sangat berarti bagi rakyatmu dan dirimu sendiri, kemerdekaanmu. Kulihat kau tersenyum,. Aku pun tersenyum, seolah mengikat janji yang pada saat itu juga tak kuketahui apa yang kami janjikan.
Sudah kurang lebih dua ratus tahun setelah perang tersebut, yang sekarang kau rayakan dengan 4th of July. Jarang aku datang ke rumahmu untuk merayakan. Seing kau bertanya padaku mengapa, tetapi tak pernah kujawab. Karena, karena walau aku sudah merelakan kemerdekaanmu, hatiku masih sakit bila mengingat-ingat hal itu. Di malam-malam 4th of July, aku akan menghabiskan seluruh waktuku di bar langganan. Mencoba mengurangi rasa sakit yang sangat hebat di hati dengan meminum bir hingga bergelas-gelas. Jadi kau bisa melihat, kan? Betapa sengsaranya aku setelah kau meninggalkanku begitu saja.
Tetapi, rasa sakit ini kutahan. Kutahan, demi kebahagiaanmu. Aku tak ingin melihatmu sedih hanya karena aku. Karena, apapun yang kau lakukan terhadap diriku, aku masih akan menyayangimu
―OWARI―
A/N: Aneh ya? Gaje ya? Maaf~ namanya juga pemula -_-
Mind to RnR? Arigatou minna!
