Windy Day

Angin bertiup kencang, daun berterbangan, rambut Taehyung juga. Tapi tidak masalah, toh tetap tampan. Hari ini cerah, burung berkicau. Serasa sedang disambut alam ketika menginjakkan kakinya di kampus hari ini. Senang saja sih, Taehyung suka. Cerah sekali. Temperaturnya hangat. Udaranya lembab. Ada apa dengan hari ini?

Bahkan ketika dosen paling killer sibuk memarahi beberapa temannya yang tidak paham materi, Taehyung masih saja merasakan hawa yang begitu menyenangkan disekitarnya. Ketika kantin terasa pengap karena banyak orang berlalu lalang dan berteriak, suasana istirahat yang ricuh, Taehyung masih suka. Ia merasa sangat beruntung hari ini. Berjalan dengan senyum lebar, menyapa semua yang ia kenal yang berarti tiga perempat isi fakultas. Menebar cengiran yang tampak sangat menawan bagi beberapa gadis.

Ia begitu bahagia sampai ia tidak paham ia kenapa sih? Sekitak itu pula, Takdir memutuskan untuk berhenti bermain dengan Taehyung.

Sedang menyeruput Chocolate Cream favoritnya, berjalan dengan riang di koridor yang sepi. Tenang sekali sampai terdengar langkah kaki berderap lari semakin dekat. Bahkan pemuda itu tidak sempat menoleh. Kemudian bahunya ditabrak, gelas plastiknya terlepas. Membasahi lantai.

Eh tidak.

Ia membasahi kertas-kertas. Disusul teriakan frustasi dengan nada tinggi. Baru ia bisa menoleh. Seorang gadis menangis kecil menatap kertas-kertas itu. Ia memunguti kertas yang masih bisa diselamatkan lalu memberikannya pada sang gadis yang bergumam terimakasih kecil. Lalu kembali berlari memasuki salah satu ruangan.

Taehyung masih berada di tempatnya.

Lho?

Oh … Taehyung masih berdebar-debar.

Taehyung jatuh cinta di pandangan pertama, kawan.