Take care of my (ex) boyfriend

Cast : Sehun – Luhan - Baekhyun

Genre : Hurt Comfort /Angst

Rate : T

Warn! GS. Typo(s) bertebaran, no EYD, etc. DLDR !

Summary : Hi, aku Luhan. Seorang wanita yang terlalu mencintai pasangannya. Sampai dengan 'dia' yang telah menghianatiku pun aku tidak akan sanggup secepat itu untuk melupakannya. Banyak kenangan yang telah kami lewati. Apakah aku bisa merelakannya? Bantu aku. Aku lelah dengan perasaan merinduku ini.

Bad summary / mungkin ga nyambung / yuk mari dibaca

NO PLAGIARISM, NO BASH.!

BGM : YOUNHA-TAKE CARE OF MY BOYFRIEND (dengerin dari awal-akhir)

.

.

.

.

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

.

.

When first snow came

We promised that going to walk together this street

but now it's empty street

Aku semakin merapatkan coat yang sedangku pakai. Salju telah turun sekitar seminggu yang lalu. Membuat sebagian jalanan telah tertutup oleh salju. Aku berjalan dijalanan yang sama ketika pertama kali dia melamarku. Aku tersenyum mengingatnya, betapa bahagianya diriku saat itu. Mataku melihat sekelilingku, banyak muda-mudi yang bepergian, entah itu kesekolah, ke restaurant, ataupun kecaffe, sekedar untuk menghangatkan diri mereka, mungkin.

Sebagian mereka mungkin sepasang kekasih, terlihat dari mereka yang bergandengan tangan, ada yang saling merangkul, ada pula yang mencium kening kekasihnya. Aku tersenyum lagi. Iya, tersenyum pahit.

Aku terus melangkahkan kakiku. Entah kemana. Yang jelas aku ingin mengingat memoriku tentangnya. Lihatlah, jalanan ini terlihat sangat ramai, namun mengapa terasa sangat sepi untukku..

Kutemukan sebuah taman, yang memang sepi. Karena mengingat ini musim dingin. Orang-orang tidak akan sanggup untuk sekedar duduk dibangku taman ini. Namun tidak untukku. Taman ini memiliki kisah tersendiri untukku. Aku berjalan kesebuah kursi panjang yang ditutupi salju. Ku singkirkan sebagian saljunya dengan tanganku yang terbalut kaos tangan, pemberiannya diawal hubungan kami. Ku dudukkan diriku lalu mencoba memejamkan mata. Menghirup aroma dinginnya salju.

.

.

.

.

.

Seorang laki-laki tengah menggandeng erat sebelah tanganku. Aku tersenyum. Walaupun ini musim dingin namun terasa hangat ketika bersama dengannya.

''kita akan kemana?'' tanyaku menoleh melihat wajah tegasnya yang sangat sempurna dimataku, walaupun melihat dari arah samping namun ketampanannya masih sangat jelas terlihat.

''kita berjalan-jalan, Lu'' jawabnya tanpa melihat kearahku. Aku hanya mengangguk. Mengikuti langkah kakinya. Dijalanan ini banyak sekali pasangan berumur maupun remaja yang menikmati kebersamaan mereka dimusim dingin. Aku bahagia karena bisa menikmati dengan kekasihku. Kekasih yang setia menemaniku selama 2 tahun. Aku berharap tahun depan masih bisa menikmati musim dingin bersamanya.

Langkah kakinya terhenti. Lalu mengajakku duduk disalah satu kursi taman. Ia merangkulku dan aku menyandarkan kepalaku dipundaknya.

''Lu..apa kau bahagia?'' tanyanya

''aku sangat bahagia, sayang'' ucapku mantap. ''Bagaimana denganmu?'' tanyaku

''aku sangat sangat sangaat bahagia, bisa bersamamu rusaku sayang'' jawabnya sambil mengusap sayang rambutku. Aku menoleh menatapnya. Tatapan kami bertemu. Dia mencium bibirku. Bibir yang dingin menjadi hangat kembali. Ciuman kami terhenti. Aku tersenyum melihatnya, ia pun sama. Aku kembali menatap kearah depan, sambil tetap menyandarkan kepalaku dipundaknya. Selama kami menjalin hubungan, kami berdua tidak pernah melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman. Aku hanya ingin memberikan dimalam pertama kami. Ia pun menghargaiku sebagai perempuan. Tidak ingin menyentuhku sebelum kami sah menjadi sepasang suami-istri. Aku sangat kagum dengannya. Karena sangat jarang lelaki yang bisa bertahan tanpa sebuah sentuhan yang lebih intim.

Beberapa saat kami terlarut dalam keheningan. Saat kemudian dia berdiri lalu menghadapku. Ia berjongkok didepanku. Aku bingung dengan tindakannya.

Aku ingin bertanya, namun ia menghentikanku dengan menaruh jari telunjuknya didepan bibirku.

''Lu, dengarkan aku. Kau tau kan selama ini aku sangat mencintaimu?'' tanyanya dan aku mengangguk.

''ini mungkin waktu yang tidak tepat untukmu. Mengingat cuaca yang sangat dingin ini. Mungkin juga tidak romantis seperti keinginanmu. Namun ini lah aku Lu. Oh Sehun yang sangat mencintaimu. Oh Sehun yang selama 2 tahun ini bersamamu. Oh Sehun yang tidak akan bisa romantis seperti lelaki lainnya. Aku harap kau mengerti. Dan saat ini aku ingin melamarmu , sayang.'' Ucapannya terhenti sejenak. '' Xi Luhan, maukah kau menikah denganku?''

Detak jantungku seakan terhenti mendengar setiap perkataannya. Mataku mulai-berkaca-kaca. aku mengangguk, ''i-iya Sehunie..Aku mau''. Sehun memelukku. Aku terisak. Ia melepaskan pelukannya dan merogoh saku coatnya mengeluarkan sebuah kotak yang aku yakini itu adalah cincin. Ia lalu memakaikannya dijari manisku.

''ssst..Uljima..'' ucapnya sambil menghapus airmataku.

''aku mencintaimu oh sehun''

''aku lebih mencintaimu sayang''

.

.

.

.

.

I'm holding our small rings and we abandoned all tangled memories

What's wrong

What hates me

I can't think about it

You may like her because she's better than me

I'm sorry, let me back, I miss you

Even you aren't going back to me

Your shadow is written in the heart

Because you look happy with her

So I'll back you off one step back

It's useless holding you

I can't make you smile

I'm not the one who can makes your heart beat

Aku membuka mataku kembali, merasakan setetes air jatuh dari pelupuk mataku. Tanpa sadar aku menangis. Menangis karenanya. Laki-laki yang aku cintai sepenuh hatiku, laki-laki yang selama beberapa tahun ini telah memenuhi seluruh hati dan pikiranku. Apa yang salah dengan diriku? Dadaku serasa terjepit. Sesak sekali. Aku merindukannya, sungguh.

''hiks…'' isakan keluar dari mulutku. Aku membenci akan hal ini. Sebelah tanganku membekap mulutku sendiri agar tidak mengeluarkan sebuah isakan. Aku memukul pelan dadaku. Aku tidak ingin menangis seperti ini. Namun airmata sialan ini seakan tidak ingin berhenti. Aku membuka tas kecilku, mengambil sesuatu yang sangat berharga untukku, mungkin tidak lagi untuknya.

Sepasang cincin.

Aku memandanginya dengan tatapan kabur, karena genangan airmata ku. Aku menggenggamnya erat. Memori itu mengingatkan ku kembali dengannya.

.

.

.

.

.

Memasuki awal tahun 2015, hubunganku dengannya semakin menghangat. Dia semakin memanjakanku, walaupun aku tidak ingin ia melakukannya. Setiap pagi ia menjemputku ke flat kecilku untuk mengantarku kekampus. Namun tidak dengan pulangnya. Karena jam pulangnya tidak sama dengan jam pulangku dari kampus. Ia adalah seorang manager pemasaran disalah satu perusahaan ternama diKorea. Aku sangat mengerti dirinya.

Ketika kami tidak bisa bertemu, dia ataupun aku selalu menyempatkan diri untuk menanyakan sesuatu yang membuat kami merasa tenang. Misalnya; menanyakan kabar, apakah aku atau dia makan dengan baik, dan setelahnya mengucapkan kata ''aku mencintaimu''.

Namun tidak dengan beberapa bulan ini, dia jarang menghubungiku. Membalas kata cintaku pun sudah tidak pernah lagi. Aku masih tetap mengerti. Mungkin pekerjaannyalah yang membuat ia seperti ini.

Dan sekarang, ia seakan menghilang. Aku selalu menghubunginya namun ia tidak pernah menanggapi satupun panggilan atau pesan dariku. Aku sungguh mengkhawatirkannya. Aku mencoba ke apartmentnya, namun tidak ada tanda-tanda keberadaannya.

Aku berjalan kearah pemberhentian bis. Aku duduk disalah satu bangku yang tersedia. Aku memainkan ponselku. Berharap sebuah pesan atau panggilan akan muncul dilayar ponselku. Nihil. Itulah jawabannya. Aku menatap kembali jalanan didepanku. Para pejalan kaki tengah menyebrangi jalan karena lampu hijau digantikan dengan lampu merah.

Mataku menyusuri jalanan itu, kemudian terpaku dengan sebuah kendaraan yang sangat aku kenal. Sebuah mobilMercedes GLK Classhitam terpampang nyata didepan mataku. Pengemudinya tengah tertawa terbahak-bahak dengan…

..seorang wanita?

Mataku memanas ketika melihatnya mengecup kening wanita itu. Aku ingin menghampirinya, namun terlambat. Ia telah melajukan kembali mobilnya.

Oh Sehun.

Aku mencoba menghubunginya, kemudian sebuah suara diseberang sana menyapa gendang telingaku.

''yeobseo..'' suara husky milik seseorang yang sangat kurindukan menyapa indra pendengaranku.

''….''

''kalau kau tidak ingin berbicara, maka aku akan mematikan sambungannya'' ucapannya membuyarkan lamunanku.

''Se-sehunie…''

''eum''

''k-kau dimana?''

''aku? dikantor.'' Jawabnya datar

''apa kau baik-baik saja?''

''eum'' –aku yang tidak baik-baik saja Hun

''apa kau sudah makan?''

''eum'' –kau juga tidak menanyakan hal yang sama kepadaku – lagi.

''Saranghae..'' ucapku sambil membekap mulutku agar tidak mengeluarkan isakan nista ini.

''aku sibuk. Ku tutup''-tut..tut..

Sambungan terputus. Aku menangis. Bahkan sekarang kau berbohong kepadaku hun. Bahkan sekarang kau tidak mengkhawatirkanku lagi. Dan bahkan sekarang kau tidak menjawab kata cintaku.Apa salahku?pertanyaan itu selalu berputar diotakku. Namun aku tidak tau akan jawabannya.

Hari ini aku pulang kuliah lebih awal, karena dosenku sedang sakit. Aku menekan password flatku dan sungguh saat ini aku terkejut bukan main karena melihat sosok Sehun tengah terlelap diranjangku. Sudah hampir lima bulan lamanya dia tidak pernah menemuiku seperti ini. Sehun mengetahui password flatku, begitupun denganku yang mengetahui password apartmennya. Aku melangkah dengan hati-hati, berlutut didepan wajahnya yang terlihat damai. Sungguh aku merindukannya. Dadaku bergemuruh ingin memeluknya. Tapi sesuatu menghalangiku, entah itu apa. Ponsel sehun yang berada disisinya menyala. Aku mengambilnya. Sebuah pesan.

From : Baekie baby

''Sayang, kemarilah. Aku telah membuat makanan kesukaanmu. Aku menunggumu. Saranghae…''

DEG…..

Tanganku bergetar, aku buru-buru menaruh ponsel itu ketempat semula. Perasaan takut menyelimutiku. Sesak didadaku. Aku keluar dari kamar menuju ruang tengah dan menyalakan televisi. Mataku terarah dengan televisi, namun tidak dengan pikiranku. Pikiranku berkecamuk, melayang entah kemana. Semua pikiran negative menyerangku. Sampai suara deheman mengembalikanku kedunia nyata. Cepat-cepat ku seka airmataku.

''se-sehun..kau telah bangun? Apa kau ingin makan? Aku akan me-''

''Tidak. Aku ada janji dengan seseorang.'' Ucapnya datar dengan menatap kedua mataku dengan tajamnya. Ku lihat dimatanya tidak ada lagi kehangatan untukku, tidak ada lagi tatapan lembutnya untukku. Oh Sehunku telah berubah.

''aku..aku ingin mengembalikan ini'' ucapnya sambil mengembalikan cincin. Aku terdiam ditempat. Mencermati kata-kata yang telah diucapkannya.

''kenapa?'' tanyaku lirih

''…''tidak ada jawaban.

''kenapa Hun? Aku mencintaimu'' ucapku menunduk, airmataku tidak bisa dibendung lagi.

Sehun menaruh cincinnya diatas meja, kemudian ia keluar dari flatku. Dia tidak mengatakan alasan apapun. Ia meninggalkanku sendiri. Terisak sendiri.

.

.

.

.

.

Hari ini aku aku merasa lelah sekali. Beban dipundakku serasa belum terangkat. Padahal hari ini aku dan temanku telah menyelesaikan semua tugas akhir perkuliahan diapartmen temanku. Lalu apa?

Aku berjalan menuju lift. Menunggu pintu lift yang terbuka. Tatapanku kosong. Aku masih memikirkannya. Cincin dijari maniskupun masih terpasang dengan indah. Beberapa hari yang lalu aku memakainya kembali. Berharap keajaiban akan datang ketika aku memakainya.Sebuah pemikiran yang konyol, bukan?

TING….

Pintu lift terbuka. Aku tercengang. Melihat pemandangan didepanku. Sepasang kekasih tengah berciuman panas, tangan laki-laki itu menyentuh setiap daerah sensitif wanitanya. Aku ingin berlari, namun tubuhku kaku. Sampai dengan mata kami bertemu. Dia terlihat sedikit terkejut. Sang wanita merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan lalu sedikit tersenyum kepadaku.

''maaf'' kata itu terucap dari bibir wanita itu. Wanita yang sama yang kulihat beberapa waktu yang lalu. Wanita itu kemudian menarik kekasihku –Masihkah? Lalu ia mantanku? Tidak. Karena kami belum mengucapkan kata perpisahan-keluar dari lift. Aku yang sadar, kemudian memasuki lift. Menekan tombol 1. Aku ingin sesegera mungkin untuk keluar dari tempat ini.

Oh sehun dan wanitanya.

Apakah wanita itu bisa membahagiakanmu Hunie?

Apakah wanita itu selalu bisa membuatmu tersenyum?

Apakah wanita itu selalu bisa membuatmu merasa nyaman?

Jika, iya. Mungkinkah aku bisa merelakanmu? Dan Melupakanmu?

Aku bertemu kembali dengan awal bulan desember ditahun 2015 ini. Tahun ini serasa bukan tahun-ku. Kalian pasti mengerti. Seandainya saja aku memiliki kekuatan waktu seperti yang dimiliki oleh salah satu member dari boyband ternama korea, mungkin aku akan mengubah waktuku. Kembali ke tahun sebelumnya. Dimana kasih sayang dan kehangatan memenuhi relung hatiku.

Haah...Aku menghela napas. Entah sudah berapa lama aku duduk termenung ditaman ini. Aku beranjak untuk kembali keflatku. Membuat segelas coklat panas, mungkin sedikit bisa menghangatkan tubuhku ini.

CKLEK

Pintu terbuka, bayang-bayang itu kembali menghampiri indra penglihatanku. Aku memejamkan mataku, menggeleng-gelegkan kepalaku pelan untuk menepis semuanya. Aku menyalakan pengahangat ruangan, mengganti seluruh pakaianku, kemudian membuat segelas coklat panas.

Aku duduk diruang tengah menikmati minumanku sambil melihat kearah televisi yang menayangkan kartun favoritku spongebob. ''ahhahahaha'' tanpa sadar aku tertawa terbahak-bahak melihat tingkahnya. Sampai dengan mengingat nya yang suka menemaniku menonton kartun ini. Aku mengganti channel sehingga menayangkan musicshow. Aku sedikit terhibur.

.

.

.

.

.

Cuaca masih dingin seperti biasanya. Beberapa hari lagi, natal akan tiba. Apakah aku akan merayakan natal sendiri lagi sama seperti tahun sebelum aku mengenalnya? Apakah aku harus ke China menemui orangtuaku? Ide, itu tidak buruk juga. Mengingat selama aku menjalin kasih dengan Sehun, aku tidak kembali ke China. Orangtuaku mengerti akan hal itu. Mereka tidak mempermasalahkannya. Dua hari sebelum natal merupakan hari kelulusanku. Akankah ia datang? Tidak. ''Luhan, jangan terlalu banyak berharap''.

Dan hari itu juga hari terakhirku berada dinegara ini. Aku ingin kembali kenegara asalku. Banyak keluarga yang merindukanku, mengkhawatirkanku, dan mencintaiku. Aku akan memulai kehidupan baruku disana. Tempat kelahiranku.

Mungkin sampai disini batas seseorang untuk melakukan semua itu kepadaku. Apakah ini yang dinamakan menyerah? Atau merelakan? Entahlah. Karena bayang-bayang itu masih terlintas dibenakku. Banyak kenangan yang sulit untuk aku lupakan. Semua kenangan terindah bersama dengannya selama beberapa tahun ini.

Hari ini aku berniat untuk bertemu dengan kekasihku. Masih pantaskah aku menyebutnya seperti itu?

Aku akan menyelesaikan semua beban yang aku hadapi. Aku ingin tenang setelahnya. Aku tidak ingin memikirkan hal-hal yang berbau korea pada saat aku di China. Mungkin aku tidak akan bisa secepat itu menghilangkan berbagai kenanganku. Biarlah kenangan itu akan hilang dengan sendirinya.

Aku memberhentikan sebuah taksi, lalu meminta supirnya mengantarku kesebuah alamat. Alamat perusahaan tempat ia berkerja. Diperjalanan, aku tengah mempersiapkan diriku agar tidak mengeluarkan airmata ketika berbicara dengan mereka. Mempersiapkan hatiku. Aku pasti bisa. Karena 'dia' pun bisa…malah dengan sangat mudah.

Beberapa saat kemudian aku telah sampai didepan perusahaannya, namun mataku melihat sebuah mobil yang keluar dari parkiran perusahaan. Dia sehun.

Aku melirik jam tangan yang kupakai. Jam istirahat. Jadi tidak heran jika ia bisa keluar. Aku meminta supir taksi untuk mengikuti mobil itu. dan berhenti disebuah restaurant. Aku melihatnya berjalan bergandengan tangan. Aku tersenyum lirih. Aku menarik napasku dalam-dalam lalu menghembuskannya. Setelah membayar taksi, aku berjalan memasuki restaurant. Menemukan dua orang yang tengah tertawa bersama. Iya, aku sudah tidak bisa membuatmu tertawa seperti itu lagi, Sehun. Sehingga aku yakin untuk melepasmu.

Aku berjalan menuju tempat duduk mereka yang terletak disamping jendela luar. Aku berdehem. Mereka menatapku heran –cuma wanitanya-, dan wajah terkejut yang kulihat darinya.

Aku tersenyum paksa. ''maaf, mengganggu kalian'' sapaku.

''Siapa?'' tanya wanita itu

''ah! Aku..aku Xi Luhan'' sambil mengulurkan tanganku

''aku Baekhyun dan ini kekasihku Sehun. Silahkan duduk'' jawabnya sambil menjabati tanganku. –apa? kekasihnya? Bahkan kami belum mengucapkan perpisahan. Baiklah aku yang akan melakukannya.

''ada apa ya Luhan-shi?'' tanya wanita yang bernama Baekhyun. Sedangkan kekasihnya hanya diam menatapku dengan wajah datarnya. Aku duduk di samping Baekhyun.

''tidak apa-apa. Aku perhatikan kalian terlihat sangat bahagia . Apa aku mengganggu kalian?''

''iya kami sangat bahagia. Sebentar lagi mungkin kami akan melangsungkan pernikahan. Tidak menggangu, Luhan-shi'' ucapan Baekhyun tersenyum. Dan perkataannya itu telah menyayat hatiku. Perih.

''aku iri'' ucapku lirih, yang sesekali menatap ke arah Sehun.

''pasanganmu mana?'' tanyanya lagi.

Aku tersenyum, kemudian menatap seseorang yang berada didepanku. ''Pasanganku? Ah! Dia telah meninggalkanku.'' Lalu kemudian menundukkan kepalaku

''jahat sekali'' kesal baekhyun

''Sepertinya begitu. Karena ia telah melamarku. Namun kemudian ia mengembalikan cincinnya. Mungkin aku sudah tidak ada apa-apanya lagi dibandingkan dengan wanita pilihannya sekarang. Yah, aku akui, wanita itu sangan manis, seksi. Berbanding terbalik denganku. Mungkin ia bosan denganku karena aku bukan wanita yang mudah ia 'miliki''. Aku pikir ia berbeda dengan lelaki lain namun ternyata sama saja. Tidak apa. Aku mengerti. Karena 'kebutuhan' lelaki tidak mungkin bisa ditahan.'' Jelasku.

Baekhyun melongo mendengar jawabanku, lalu kemudian memegang kedua tanganku, aku menatapnya. ''Aku turut bersedih. Lupakanlah ia. Lelaki seperti itu tidak pantas untuk kau cintai. Walaupun kita baru berbicara beberapa menit ini, namun aku yakin kau adalah wanita yang semua laki-laki idamkan. Namun mereka terlalu naif, karena melihatmu dari luar. Tidak menghormatimu karena masih menjaga kesucian. Aku harap Sehun tidak seperti itu. Karena aku dan dia sudah..yah kau tahu lah'' ucapnya menatap sang kekasih sambil sedikit merona

Aku terkejut. Namun berusaha untuk menyembunyikannya. Sejauh itukah hubungan kalian?

''baekhyun-shi, berjanjilah kepadaku untuk menjaga kekasihmu –kekasihku-. Selalu membuatmya tersenyum, selalu membuatnya untuk jatuh cinta kepadamu, karena mungkin tidak ada yang bisa melakukannya selain dirimu'' mintaku dengan sungguh-sungguh. Baekhyun mengerutkan dahinya tanda ia bingung dengan permintaanku, namun setelahnya ia mengangguk.

''baiklah, aku permisi. Aku senang melihat kalian bahagia. Dan aku senang berkenalan denganmu Sehun-shi, Baekhyun-shi,''Ucapku sambil tersenyum menatap sehun dan beralih ke baekhyun.

Aku berdiri dari kursiku. Melepas cincin dari jemariku, dan mengambil cincin lainnya dari dalam tasku. Aku menatap cincinku. Aku menatap wajahnya yang sedang menatapku dengan tatapan yang sulit untuk aku baca. Kemudian tatapanku beralih untuk melihat dua buah cincin digenggaman tanganku.

''aku melepasmu'' ucapku melihat kearahnya lalu kemudian melempar cincin itu keluar jendela. –Bukan! Bukan aku. Tapi kau yang melepasku terlebih dahulu-

''maaf telah menggangu kalian.'' Senyumku kearah baekhyun.

''berbahagialah'' ucapku menatap wajahnya. Airmataku tak bisa dibendung lagi. Aku pun berlari keluar restaurant. Aku tidak peduli dengan pengunjung restaurant lainnya. Aku tidak peduli dengan teriakan baekhyun yang memanggil namaku. Aku tidak ingin menoleh untuk sekedar melihat reaksinya.

.

.

.

.

.

Sehun pov

Aku tahu aku salah. Aku tahu aku laki-laki brengsek yang pantas untuk disakiti, untuk ditinggalkan. Karena ini memang kesalahan terbesarku untuk orang yang sangat ku cintai. Masih pantaskah untuk aku mencintainya? Masih pantaskah untuk mendapatkan cintanya kembali?

Entah setan datang dari mana, sehingga meruntuhkan jiwa kesetiaanku kepada Luhan, hanya untuk wanita yang baru ku kenal. Namanya Byun Baekhyun. Ia adalah anak dari atasanku. Aku mengenalnya ketika atasanku mengenalkan putrinya kepadaku untuk mengajari diperusahaan ini. Kebetulan atasanku mempercayakannya kepadaku. Aku tidak mengetahui alasan spesifiknya.

Aku dan baekhyun selalu meluangkan waktu bersama. Baik untuk mengajarinya, makan bersama, pergi berjalan-jalan, sampai dengan aku 'tidur' dengan seseorang untuk yang pertama kalinya. Katakanlah aku brengsek, bajingan. Atau mungkin kata-kata itu tidak cukup untuk menggambarkanku.

Ketika 'tidur' dengannya, segala tentang Luhan telah terlupakan olehku. Aku menikmatinya. Lelaki mana yang tidak menikmati pengalaman pertama mereka. Pagi harinya aku terbangun dengan keadaan tanpa berbusana. Mengingat kejadian yang semalam. Aku menatap wanita disampingku. Aku mengelus rambutnya. Kemudian ia mengecupnya, dan membisikkan kata ''aku mencintaimu''

Dari situlah kami menjalin hubungan. Atasanku sekaligus orangtuanya menyetujui hubungan kami. Aku sudah tidak pernah lagi menghubungi Luhan. Katakanlah hubungan kami sudah tidak seperti dulu lagi, sudah mulai menjauh. Aku bukannya ingin menjalin dua hubungan. Tapi aku tidak bisa untuk melepaskan Luhan. Jauh dari lubuk hatiku aku masih mencintainya.

Hari itu, dimana aku dan baekhyun sedang diperjalanan menuju apartmennya, tiba – tiba ponselku bergetar. Aku mengambil dari saku celanaku, melihat namanya. Kemudian dengan sedikit gugup aku menjawab panggilannya. Oh Tuhan! Aku sangat merindukan suara ini. Dia masih mengkhawatirkanku? Maafkan aku Luhanie. Aku menjawabnya dengan singkat. Karena disampingku ada baekhyun. Aku tidak ingin merusak suasana ini. Karena sebelumnya aku telah melamarnya. Dan ini pertama kalinya aku berbohong kepada Luhan.

Seseorang tolong bantu aku. Aku tidak ingin menyakiti kedua orang ini. Aku tidak bisa melepaskan mereka.''aku mencintaimu'' ucap Luhan diseberang sana. Terdengar suaranya yang sedikit gemetar. Apakah dia menangis? Aku tidak menjawab dan sejahat itu aku memutuskan sambungan telponnya.

Hari ini baekhyun mengajakku untuk makan siang diluar. Aku menurutinya. Aku memilih sebuah restaurant yang tidak terlalu jauh dari kantor. Ketika tengah asik berbicara, tiba-tiba seeorang yang sangat kukenali berada didepan meja kami. Aku terkejut melihatnya. Luhan...Luhanku..

Dia dan baekhyun menceritakan kisahnya, yang tentunya berhubungan denganku. Hatiku serasa tertusuk ribuan jarum, mendengar setiap kata-kata dari bibir mungilnya yang ku rindukan. Astaga! Aku sungguh ingin memeluknya. Menggumamkan kata maaf. Mataku terus metapnya. Mata rusanya.

Sungguh aku merindukan wanita yang telah mencuri hatiku terlalu dalam, yang telah menemaniku selama beberapa tahun. Namun sialnya aku telah mematahkan hatinya dengan begitu mudah.

Aku tercengang ketika ia meminta baekhyun untuk menjagaku. Apa maksudmu ,Lu ?

Luhan beranjak dari kursinya. Mataku masih melihatnya. Ia tiba-tiba melepaskan cincin itu. ''Oh tidak. Jangan sayang. Jangan lakukan itu. Ku mohon'' aku bermonolog dalam hati. Suaraku terasa tercekat. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku sadar aku yang terlebih dahulu melepaskan cincinya. Bukan berarti aku melepaskan cintaku untuk luhan. Karena aku bersumpah jika aku mencintainya.

Ia menatapku. Tatapan itu, tatapan kesakitannya. Sesakit itukah, sayang? Tolong maafkan aku. Kata-kata maaf, selalu terucap didalam hatiku. ''Aku melepasmu. Berbahagialah'', setelah kata-kata itu terucap kemudian dia berlari. Aku ingin mengejarnya namun tubuhku terasa beku. Aku ingin memanggilnya namun lidahku kelu.

''Luhan, jangan pergi. Aku sungguh menyesal telah menyia-nyiakanmu. Aku minta maaf sayang. Maafkan aku. Aku mohon. Jangan pergi''

''a-aku..sangat mencintaimu''

Sehun Pov end

.

.

.

Akhirnya hari ini terjadi.. Dimana aku melepaskan sesuatu yang berharga untukku. Aku tidak bisa terus-terusan memendam perasan cinta serta rindu yang teramat menyakitkan ini sendirian.

Aku melepasmu…Aku melepasmu…Iya. Aku melepasmu, Oh Sehun.

Don't you know it's not true

I'm not afraid, I pretended not to know

I don't want too see you even by coincidence but you two are so good together

I'm fine

Even you aren't mine, I'll keep an eyes on you

I won't forget you so fast, because everything runs slowly

.

.

.

.

END

Akhirnya, fanfic ini selesai juga kutulis sekitar 2 jam kkk (setelah pulang dari rumah temen yg ngundang buat malam natalnya #gada yag nanya bego!).

Sedih ga menurut kalian? Apa ada yang nangis? #ngarep #abaikan. Ini cerita ngalir aja pas lagi dengerin lagu younha hari ini. Jujur, aku pas nulis ini, aku netesin airmata. Ngebayangin Luhan yang nahen sakit sendiri. Yang masih bertahan, sampe akhirnya... :'D #akualay #akulebay #abaikan –lagi.

Yang rayain natal –Selamat Natal- bagi readers-nim yang rayain. ^^

Sequel nya...eum...gatau. Mungkin kalau dapat ide...ya...who knows :P , Makanya direview yah, kalo banyak, mungkin nanti dipertimbangkan. :P


Ayo di review – foll- fav. Jangan pelit-pelit. Aku aja ngasi kalian ciuman nih muaaach #apaansihThor

Silent readers...ga capek kah menyandang predikat itu? Kasih lah sepatah dua patah kata. Itu membuat penulis semangat. Sungguh :'D.

Aku mencintai kalian semua ^^

Mind to review?