Halo~ :)
Saya baru disini (baru buat akun sih, kkk~)
entah kenapa saya jadi suka baca ff dan pengen buat ff
jadi... langsung aja
selamat membaca~
(maaf kalo typo)
I'm Your Dongsaeng, Right?
Chapter I | Stupid Boy
"Keadaanmu lebih buruk dari kemarin, hm" Suho menghela nafas dalam khawatir keadaan dongsaeng kesayangannya itu akan semakin parah.
"Aku tidak apa-apa hyung" Chen mencoba meyakinkan Suho. Ia tahu ini waktu dimana semua member sibuk mempersiapkan diri untuk show besok pagi.
"Persiapkan saja dirimu untuk besok, hyung" Kata Chen sambil tersenyum. Senyum itu memang manis, namun tak menutupi pucat di wajahnya. Namja itu tak berani mengatakan apa yang terjadi hingga akhirnya ia terbaring lemas di tempat tidur seperti saat ini. Ia berpikir berlatih dance hingga larut malam dan lupa makan untuk menjadi dancer yang hebat itu hal yang bodoh. Apalagi ia melakukan hal itu sampai empat hari.
Kedua tangan Suho menggenggam tangan dongsaeng kesayangannya "Cepat sembuh, aku tidak ingin satu member pun melewatkan acara yang harus kita lalui bersama, acara apapun itu" Ia tersenyum dan beranjak keluar dari kamar Chen dan Lay lalu pergi ke kamarnya untuk mempersiapkan diri.
Setelah Suho menutup pintu kamarnya, Chen kembali memikirkan hal itu. Sebenarnya, ia berlatih dance karena cemburu. Ia tak mau hyung kesayangannya itu direbut magnae EXO M yang sok tampan itu. Ia tahu, Tao bertubuh kekar dan jago wushu itu tak mungkin ia tandingi. Mungkin dia akan mati atau setidaknya patah tulang jika menantang Tao berkelahi. Ia berpikir jika ia dapat menarik perhatian Suho hyung, mungkin hyung kesayangannya itu tak akan berpaling pada Tao. Sejak itu lah ia bertekad untuk menjadi dancer yang hebat karena ia pikir suaranya yang seperti petir itu sudah biasa didengarkan oleh Suho hyung.
Beberapa saat kemudian, lamunannya itu dikagetkan suara pintu yang tiba-tiba terbuka. Orang itu membawa beberapa baju masuk kamar dan Chen benar benar tahu namja dengan lesung pipi di sebelah kanan itu, Lay ge.
"Kau sudah baikan? kalau belum akan kusembuhkan dengan kekuatanku, kkk~" Lay mendatangi Chen sambil tertawa kecil lalu memegang dahinya."Panasmu masih tinggi, kau sudah minum obat?"
"emm" Chen mengangguk.
"Tidurlah kalau begitu, akan kusiapkan barang-barangmu untuk besok, kau ingin baju apa?"
"Biru saja, terserah bentuknya"
"Seperti biasa ya? hng. yasudah, cepat tidur, besok akan melelahkan" Lay membenarkan selimut chen lalu pergi keluar kamar untuk mengambil baju Chen yang sedang dijemur untuk disetrika.
Yixing ge adalah satu satunya orang yang dapat membuat Chen lupa pada hal itu. "Lebih baik sekarang aku tidur" pikir Chen. Segera ia mencari posisi yang nyaman untuk tidur.
Beberapa saat kemudian, Yixing hyung kembali ke kamar dan mendapati dongsaengnya itu tertidur pulas. Ia langsung menyetrika baju biru kesayangan Jongdae tanpa berisik.
Perlahan, Jongdae membuka matanya. Malam itu bulan purnama, sinarnya yang menguning masuk ke kamar melalu kaca jendela. Perlahan, ia duduk di tempat tidur menghadap tempat tidur yixing ge. Ia melirik ke arah jam dinding, pukul 7 malam, pantas saja ia merasa lapar. Ia berdiri dan seketika pusing. Badannya limbung hingga akhirnya jatuh di samping tempat tidur dan menimbulkan suara cukup keras. beberapa detik ia membiarkan dirinya tidur di lantai untuk menghilangkan rasa pusing. Lalu, Jongdae berdiri perlahan dan berusaha menegakkan badannya. Badan kecilnya kini terasa begitu sakit. Ia tak pernah menyangka hal bodoh yang ia lakukan akan berdampak seperti ini. Setelah ia berdiri, meskipun tidak setegak biasanya, ia berjalan menuju pintu kamar dan membukanya. Pintu itu terasa begitu berat hingga akhirnya ia keluar tanpa menutupnya. Belum satu langkah ia keluar, seseorang berlari ke arahnya dan membantunya berdiri.
"Suara apa tadi? Kau tidak apa apa?" tanya yixing ge khawatir
"Aku jatuh dari tempat tidur ge, tapi jangan khawatir, aku tidak apa apa. Mmmm... aku lapar"
"Ya aku tau, mana mungkin kau tak lapar, dari tadi siang kau belum makan. Ayo ke ruang makan, makan malamnya hampir siap. Apa mau aku gendong?"
Pipi Chen memerah. Ia menatap Lay dan mengangguk malu. Lay hanya tertawa kecil lalu menggendong Chen ke ruang makan.
"Kau sudah bangun, bagaimana keadaanmu? Sudah mendingan?" Tanya Suho dengan senyumnya yang mematikan itu. Saat ini, ia duduk di kursi makannya sambil mengotak atik handphone nya.
"Sudah" Jawab Chen singkat. Suho hyung mengangguk anggukkan kepalanya sebagai balasan, lalu meneruskan mengotak atik handphone.
Lay menurunkan Chen di belakang kursi tempat ia makan, di sebelah kiri suho hyung. Setelah menurunkan Chen, Lay bergegas pergi ke dapur membantu D.O dan Xiumin. Kini, hanya tinggal Chen dan Suho di ruang makan.
"Hyung?"
"Hm? Ada apa Chenie?"
"Apa kau sedang sibuk?"
Suho meletakkan handphone nya di atas meja. Ia memosisikan kursinya hingga akhirnya menghadap kursi dimana Chen duduk.
"Tidak" Sambil tersenyum.
"Apa aku boleh menanyakan sesuatu?"
"Tentu, tanyakan saja"
"Apa aku…." Belum selesai bertanya, seseorang memasuki ruang tamu dengan berisik. Chen dan Suho menatap orang itu.
"Suho hyung, Suho hyung!"
"Ada apa?"
"Apa makanannya sudah siap?"
"Ya! Baekhyun hyung, tidak bisakah kau bertanya dengan lebih sopan?" Jawab Chen kesal
"Kau sendiri tidak sopan!" jawab Baekhyun sedikit membentak
"Sudah sudah hentikan, Baekhyun-ah panggil semua member kemari, makanannya sebentar lagi siap"
"Baiklah" Baekhyun bergegas memanggil semua member.
"Tunggu sebentar, aku akan membantu membawa makanannya." Chen mengangguk. Suho hyung pergi ke dapur. Chen berpikir apa sebaiknya ia tak menanyakan hal yang baru saja ingin ia tanyakan. Ia memang penasaran apakah Suho hyung masih menganggap Chen dongsaeng kesayangannya. Tiba tiba muncul di kepalanya "Ah! Itu hal bodoh".
Beberapa saat kemudian, semua member berada di ruang makan dan siap untuk makan malam. Suho hyung selalu menjadi yang pertama mengambil makanan, mungkin karena ia leader.
Makan malam itu terasa spesial bagi hampir seluruh member. Jarang-jarang D.O memasak sashimi seperti ini. Sayangnya, Chen tak bernafsu makan. Jadi, ia hanya memakan beberapa potong daging. Member yang lain masih asyik makan jatahnya masing masing.
"Aku sudah selesai. Aku pergi ke kamar dulu" Tanpa diminta, Yixing ge melesat ke kursi Chen dan menawarkan punggungnya.
"Emm….ge….."
"Sudah cepat"
Sebenarnya Chen malu digendong Lay pergi ke kamar. Tapi mau apa lagi, ia sendiri tak sanggup berjalan ke kamar. Muka Chen memerah dan menyembunyikannya di sebelah kiri kepala Lay dimana member lain tidak bisa melihatnya.
"Hyung, aku mau digendong seperti Chen hyung" Kata Tao yang sok manja pada Suho. Ia tak mungkin meminta hal itu pada Kris ge meskipun ia tahu ia dongsaeng kesayangan Kris ge. Disamping itu, kursi Kris berada cukup jauh dari Tao.
"emm…" Suho hyung mengangguk sambil tersenyum
"Jongdae-ya, jangan lupa minum obatmu" Kata Suho sambil sedikit berteriak
Chen tak menghiraukannya. Saat ini ia benar benar benci pada Tao. Ia kira ia siapa meminta hal seperti itu pada Suho hyung. "Suho hyung milikku, aku dongsaeng kesayangannya" hal itu yang ada di kepala Chen.
Lay menurunkan Chen di atas ranjangnya.
"Kau ingin kutemani dulu sampai tidur, atau….."
"Kembalilah makan ge, aku tidak apa-apa"
Lay mengangguk dan pergi ke ruang makan. Chen mengambil obat yang berada di atas meja disamping tempat tidurnya dan meminumnya. "Apa besok aku akan sembuh dan menemani Suho hyung?" pertanyaan itu tiba tiba terlintas di pikirannya. Ia menghela nafas dalam dalam lalu menghembuskannya. Ia kecewa saat ini. Ia tahu keadaannya yang sekarang ini tidak begitu baik dan mustahil besok ia akan benar benar sehat. Perlahan Chen membaringkan badannya diatas ranjang dan berusaha tidur.
Semakin lama Chen merasakan badannya semakin panas dan hasilnya, sampai saat ini ia tidak bisa tidur.
"Sudah pukul sepuluh tepat, hmm" Katanya pelan
Seseorang membuka pintu kamar dan masuk, lalu menguncinya. Setelah selesai mengunci pintu, ia membalikkan badan dan membuka kemeja merahnya.
"Panas sekali malam ini" Ucap Lay. Ia mengipas-ngipaskan kemejanya sebentar lalu melemparnya keatas ranjang. Terlihat otot lengan Lay hyung yang kokoh saat itu. Lalu ia menoleh kearah Chen yang dari tadi melihatnya mengunci pintu hingga sekarang ia hanya memakai celana dan kaos dalam.
"Kau belum tidur?" Tanya Lay
"Belum, tidurlah denganku ge?"
"Tapi aku sedang tidak ingin memakai baju, malam ini sangat panas"
"Tidak apa apa"
Wajah Jongdae benar benar pucat lebih pucat daripada siang tadi. Hal itulah yang membuat Yixing tidak bisa menolak permintaan Jongdae.
"Baiklah, Chen" Lay pergi kearah Chen dan tidur diranjangnya berdua.
"Pakailah selimut ini"
"Apa boleh buat, iya iya, aku pakai, sekarang tidurlah, sudah malam"
Seluruh tubuh jongdae terasa sakit. Badannya menggigil. Ia merasa angin yang sangat dingin menyelimuti badannya.
"Yixing ge?"
"Ya?"
"Bisa kau peluk aku? aku kedinginan"
"Tapi... aku berkeringat chen?"
"Tidak apa apa ge"
Yixing tidak menjawab dan memeluk dongsaengnya itu. Pelukan yixing ge memang hangat, namun jongdae merindukan pelukan suho hyung. Akhir-akhir ini ia melihat suho hyung sering memeluk Tao. Chen hanya bisa membayangkan pelukan hyung kesayangannya yang hangat itu.
