Naruto © Masashi Kishimoto

Story © Kumiko Hyuuga

Standard warning applied. No flame, please. No copycat!

Sakura dan Sasuke AU.

Inspired by summer scent and other fic.

Enjoy.

.

.

.

―Yang terpenting dalam cinta adalah persahabatan dan yang terpenting dalam persahabatan adalah cinta (Winna Effendi)―

Proudly present

Il piu significativo

.

.

.

Konoha.

Whitehills cafe. 8 p.m.

Seharusnya aku bisa berbahagia dengan kehidupanku. Berasal dari keluarga yang berada dengan limpahan kasih sayang dari orang tua dan kakakku. Dengan mudahnya bisa menikmati pendidikan yang tidak hanya memiliki fasilitas dan kualitas yang bagus tapi juga bergengsi, bukan hanya di-seantero jepang tapi juga bergengsi di seluruh dunia. Setelah lulus dengan indeks prestasi yang cukup membanggakan walaupun tidak mencapai cumlaude untuk dua jurusan yang berbeda -kedokteran dan manajemen-, langsung menempati posisi manajer di perusahaan keluargaku dan membuka klinik sendiri. Melelahkan memang, tapi aku sangat enjoy dengan dua pekerjaan itu.

Aku lebih menyukai menjadi dokter sebetulnya dan memiliki niat yang kuat untuk melanjutkan pendidikan medisku itu hingga bisa menjadi seorang spesialis. Tapi untuk saat ini Tou-san ingin aku ikut membantunya di perusahaan. Paling tidak untuk 1-2 tahun, begitu perjanjiannya. Dan aku tidak keberatan dengan hal itu.

Dengan latar belakangku itu, bukan berarti aku menjadi perempuan yang angkuh dan egois. Oh.. mungkin aku suka seenaknya sendiri tapi bukan berarti aku egois kan? Aku hanya menempatkan semua hal sesuai dengan porsinya. Di kantor mungkin kadang aku suka membentak dan memarahi bawahanku tapi itu kulakukan agar bawahanku bisa bekerja lebih baik. Biasanya jika seseorang bekerja di bawah tekanan akan lebih cepat selesai dan lebih bagus hasilnya dan karena aku bertindak sebagai pimpinan jadi akulah yang harus memberikan tekanan itu. Tapi jika proyek berhasil, tak segan aku untuk berpesta dengan mereka –bawahanku- sekedar pesta kecil untuk merayakan keberhasilan kami. Begitu pula jika saat menjadi dokter, aku akan bersikap sebagaimana mestinya. Dengan senyum ramah dan intonasi suara yang lemah lembut agar pasienku yang kebanyakan anak-anak mau diperiksa. Sekali lagi aku selalu bisa berperilaku sebagaimana mestinya, sebagaimana porsinya. Kecuali saat ini, saat dimana aku berhadapan dengan teman pertamaku, orang yang selalu bersamaku dari kecil hingga kini-kecuali saat Senior High, orang yang dingin dan menyebalkan tapi juga orang yang kusayangi-kucintai.

Uchiha Sasuke.

"Sakura.. sakura.. Jidat! Hei!" panggilnya menyadarkanku.

"Ngg...?" tanyaku masih bingung.

Ckk..sial! kenapa aku sempat melamun tadi? Kataku dalam hati.

"Cih... aku memanggilmu bukan untuk melihatmu melamun baka!." Ujarnya, "Jadi, apa kau menerima tawaranku tadi?" tanyanya lagi.

"Dasar Ayam, kau itu bisa tidak sih meminta dengan baik-baik, kau bahkan tidak mengucapkan kata tolong padaku, kenapa pula aku harus menerima tawaranmu? Itu bahkan tidak memberikanku keuntungan apapun." Jawabku sambil berusaha menekan rasa sakit di hatiku.

"Haaaah...memang susah bicara denganmu, baiklah... aku akan memberikanmu cokleat, yoghurt dan es krim kesukaanmu itu setiap kau mau. Kau puas?" katanya sambil menyeruput kopinya.

"kau menyebalkan!" kataku yang hanya dibalas seringaian andalannya.

"Ya ampun seorang Uchiha sasuke ternyata sekarang bisa merayu ya? Walaupun tawaranmu menggiurkan tapi apa kau tidak memikirkan perasaanku... maksudku...err... aku juga punya orang yang kusukai, bagaimana kalau sampai ia tahu kita bertunangan, pura-pura bertunangan tepatnya. Bisa-bisa aku kehilangan dia bahkan sebelum aku bilang aku menyukainya. Huh. Kau memang baka." Ujarku sambil mengerucutkan bibirku dan memalingkan wajahku, meredam emosi sebisaku.

Kau yang baka Sakura! Kenapa tidak kau bilang kau menyukainya bahkan mencintainya sejak dulu. Hati kecilku kembali memarahiku.

"Siapa orang yang kau sukai?" tanyanya cepat.

Eh? Aku melihat kearahnya. Sekilas aku melihat wajahnya yang tegang, kaget dan ada kilatan amarah di matanya. Hanya sekilas sampai aku mengira tadi itu sebagai halusinasiku saja. Sepertinya aku terlalu berharap. Karena sekarang wajahnya kembali datar seperti biasa dan onyx-nya tidak menyiratkan apapun.

"Aku minta maaf tapi aku benar-benar membutuhkan bantuanmu Sakura. Hanya untuk enam bulan saja setelah itu selesai. Kalau kau mau, aku bisa bicara dengan orang yang kau sukai itu kalau kita hanya berpura-pura. Jadi... bisakan kau menerima tawaranku? Tolonglah!" Sambungnya.

Aku cukup terkejut dengan perkataannya barusan.

Cukup! Cukup Sasuke! Ini pertama kalinya kau meminta maaf dan meminta tolong. Kemana gengsimu itu hah? Ternyata kau bisa melakukan hal seperti ini untuk seorang Hinata hyuuga, semakin menyadarkanku kalau aku tidak sebanding dengan dia bagimu.

"Baiklah, aku menerimanya Sasuke. Kau tidak perlu sampai menjelaskan pada orang yang kusukai, tenang saja. Kapan ini akan dimulai? " tanyaku mencoba mengalihkan topik seputar orang yang kusukai.

Tuhan.. kuatkan aku, jangan sampai aku menangis disini. Di depannya.

"Besok malam, aku akan menjemputmu untuk menemui orang tua kita untuk makan malam sekaligus membicarakan pertunangan kita." Sahutnya dingin.

"orang tuaku juga?" tanyaku.

"Hn, kurasa semakin cepat, semakin baik." Jawabnya

"Oke." Tanggapku singkat.

Setelah itu, suasana menjadi tidak enak. Aku merasa canggung dan tidak tahu harus berkata apalagi. Yang kulakukan hanya mengaduk-aduk saladku. Berharap sasuke cepat pergi dari sini.

"Kau sudah selesai? Kita pergi." Katanya

Oh..ternyata harapanku langsung terkabul.

"Tidak... aku masih ingin memesan es krim, kau duluan saja." Jawabku cepat.

"kutunggu. Setelah itu aku akan mengantarmu pulang." Ujarnya sambil hendak memanggil pelayan.

"Tidak!" Kataku keras. Ia menoleh kepadaku dengan cepat.

Oh sial...! Aku hilang kontrol.

"Maksudku, aku akan makan es krim sambil menunggu Ino datang, dia yang akan mengantarku pulang. Aku tadi sudah janji dengannya." Ujarku berbohong sambil menundukkan wajahku.

"Hmmm? Terserah. Aku pergi kalau begitu" ujarnya tak peduli sambil bangkit dari tempat duduk. Berniat meninggalkan kafe.

"Terima kasih, Sakura..." ujarnya pelan sebelum ia melangkah keluar. Meninggalkanku.

Bahkan kau mengucapkan terima kasih. Aku tersenyum miris dan tak kuasa menahan tangis. Aku memang bodoh, seharusnya aku bisa berbahagia dengan kehidupanku. Tapi hanya karena seorang Sasuke Uchiha, aku selalu merasakan sakit ini. Bahkan aku tidak tahu harus berperan sebagai apa. Sekedar teman atau perempuan yang selalu mencintainya.

... To Be Continued ...

Perkenalkan minna!

Kumiko hyuuga disini...

Mencoba untuk mempublish karya sendiri setelah hampir satu tahun hanya menjadi reader fandom ini.

Il piu significativo diambil dari bahasa itali yang artinya Yang Terpenting. Inspirasi cerita dari summer scent dan fic lain yang saya lupa judulnya.

Akan ada beberapa pairing utama disini selain sasusaku. Semoga kalian menyukainya.

Thanks for reading.

-Kumiko Hyuuga-