Hallo semua!! :D

Aku balik lagi..!! :)

O, iya ini fic ke dua ku. Jadi, tolong dibaca terus di review ya!!

Bleach©Kubo Tite

Love In Library?

--Yuinayuki-chan—


Seorang gadis berlari-lari di koridor sekolah. Ia terlihat buru-buru. "Sial! Pasti pelajaran sudah di mulai." Batin gadis itu terus berlari. Karena tidak memperhatikan langkahnya gadis itu menabrak bapak yang mengangkut tumpukan sampah.

"Gya!!" jeritan gadis itu terdengar sampai langit-langit sekolah dan membuat beberapa anak-anak kelas lain tersentak mendengar suaranya.

"Tadi, itu suara apa?" tanya seorang gadis pada temannya. Temannya hanya menggeleng. Anak-anak yang merasa penasaran melongok keluar kelas. Dan mereka semua terkejut dengan apa yang dilihat mereka.

"H, hei apa-apaan ini?" tanya mereka semua melihat koridor sekolah di penuhi sampah kering yang berhamburan.

"Puah!" seseorang keluar dari tumpukan sampah kering yang menimbun dirinya. "Kya!! Ku, Kuchiki Rukia! Apa yang sedang kamu lakukan di situ?" tanya temanya lalu membantu temannya berdiri. Rukia hanya tertawa malu. Teman-temannya menggelengkan kepalanya kemudian dengan tertib memasuki kelas masing-masing. Dan membiarkan bapak itu membersihkan koridor dari sampah-sampah yang berhamburan.

"Kuchiki Rukia." Maki-sensei memanggil nama Rukia. Rukia yang baru saja meletakan tasnya segera menghampiri gurunya itu.

"Kenapa hari ini kau terlambat lagi?" tanya Maki-sensei.

"A, aku bangun kesiangan lagi. Maafkan aku." Rukia menundukkan kepalanya. Maki-sensei menghela nafas lalu mengambil sebuah buku. "Lihat! Dari daftar ini yang paling sering terlambat masuk kelas itu kau, Kuchiki." Rukia semakn menundukan wajahnya.

"Dan lihat ulangan harian mu semakin turun. Sementara kau selalu berangkat terlambat begini kau akan ketinggalan pelajaran. Ibu tahu kondisi keluargamu tapi, jangan jadikan itu sebagai alasan. Mengerti!" Rukia mengangguk. Maki-sensei menyudahi ceramahnya lalu membiarkan Rukia duduk.


"Ichigo.. kau diminta Maki-sensei menemuinya sekarang juga!" ujar Chad memberitahu Ichigo. Cowok berambut orange yang sedang membaca itu segera menemui Maki-sensei dan meninggalkan bukunya.


"Rukia.. kamu disuruh menemui Maki-sensei di ruang guru" jerit Tatsuki. Rukia terkejut mendengarnya.

"Apa aku mau dimarahi lagi?" tanya Rukia pada Tatsuki. "Hei, tenang saja. Aku yakin kamu tidak akan dimarahi lagi." hibur Tatsuki. Rukia tersenyum lalu segera menemui Maki-sensei.


"Permisi, sensei." Maki-sensei menghentikan pekerjaannya. "Oh, Kurosaki. Duduklah dulu!" ujar Maki-sensei.

"Maaf, Sensei. Kenapa aku dipanggil kemari?" tanya Ichigo.

"Um, soal itu ya." Maki-sensei lalu menjelaskan maksudnya memanggil Ichigo.

"Permisi, sensei." Maki-sensei melihat siapa yang menemuinya lalu mempersilahkannya duduk.

"Kuchiki Rukia. Aku mau kau memperbaiki nilai-nilai mu yang turun akhir-akhir ini." pinta Maki-sesei.

"Bagaimana caranya, sensei?" Maki-sensei mengambil kardus yang ada di kolong mejanya lalu membawanya ke atas meja.

"Ini. Kerjakan semua kertas ulangan yang ada di dalamnya!" mata Rukia membulat.

"T, tapi.. itu banyak sekali sensei." Rukia masih tidak percaya Maki-sensei akan memberikan tugas sebanyak itu.

"Tenang saja." Maki-sensei tersenyum. "Kamu tidak akan mengerjakannya sendiri. Tapi, bersama Kurosaki." Rukia melihat seorang cowok berambut orange memakai kacamata yang duduk di sebelahnya.

"Tapi, terlalu banyak sensei. Bisakah di kurangi sedikit?" tanya Rukia.

"Baiklah." Maki-sensei membuka kardusnya lalu mengambil beberapa lembar kertas. "Mm, sepuluh kertas.. dan sisanya dikerjakan, ya! Dikumpulkan sebelum ulangan semester. Baiklah selamat mengerjakan dan Kurosaki ingat bantu Kuchiki!" ujar Maki-sensei menyudahi penjelasannya. Rukia masih tidak percaya Maki-sensei hanya mengambil sepuluh kertas dan sisanya harus ia kerjakan.


"Ugh, berat sekali." gumam Rukia pelan.

"Oi!" tiba-tiba ada yang menepuk pundak Rukia. Rukia menengok ke belakang.

"Pulang sekolah ke perpustakaan!"

"Hei, apa maksudnya?" Rukia berusaha menjejeri langkah cowok itu. cowok itu menghentikan langkahnya lalu sedikit menunduk. "Pulang sekolah ke perpustakaan. Bukannya kau disuruh mengerjakan semua itu." cowok itu menunjuk kotak yang dibawa Rukia.

"Tapi, aku akan mengerjakannya di rumah." tolak Rukia.

"Sudahlah, pergi saja ke perpustakaan pulang sekolah! Maki-sensei juga menyuruhmu untuk mengerjakannya bersamaku, 'kan?"

"Baiklah." Rukia akhirnya mengalah. "Ugh, berat sekali!" batin Rukia. tiba-tiba ada yang mengambil kardus yang dibawa Rukia.

"Eh!"

"Biar aku yang bawa!" Rukia berusaha mengambil kardusnya.

"Tidak usah. Kelasku sudah dekat, aku bisa membawanya sendiri."

"Dasar keras kepala! Jangan sok kuat! Jalanmu saja miring-miring." Rukia menatap cowok berambut orange itu kesal.

"Hei, kembalikan kardusnya! Aku bisa membawanya sendiri! Sebaiknya kau kembali ke kelas!" Rukia berusaha merebut kardusnya lagi. "Hei, aku bisa membawanya sendiri! Tidak usah masuk ke kelasku!" Rukia akhirnya menjerit. Cowok itu memberikan kardus itu pada Rukia lalu masuk ke kelas. Rukia heran lalu masuk ke kelas juga.

"Hei, kenapa kamu masuk ke kelasku?" tanya Rukia. Cowok itu memandang Rukia dengan heran.

"Rukia.. apa ini?" tanya Tatsuki yang tiba-tiba sudah ada di belakang Rukia. Rukia tidak memperdulikan cowok itu lagi.


Rukia membuka pintu perpustakaan lalu dimasukinya tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya.

"Hua!!" Rukia berlari menjauh.

"Kenapa kau ini?"

"Kau itu bisa tidak sih jangan mengaggetkan ku?!" ujar Rukia kesal.

"Sudahlah, cepat!" Rukia menurut saja. Rukia menaruh tasnya di salah satu bangku lalu kembali ke kelasnya.

"Hei, mau kemana?" tanya cowok itu.

"Aku mau ambil sesuatu di kelas. Aku segera kembali." ujar Rukia setengah berteriak.

Cowok itu mengingat kejadian tadi saat Maki-sensei memintanya untuk mengajari Rukia.

FLASHBACK

Maki-sensei mengambil daftar murid lalu menunjukannya pada Ichigo. "Kau kenal anak ini?" tanya Maki-sensei. Ichigo mengagguk. "Dia.. Kuchiki Rukia. Dia sekelas denganku. Lalu ada apa sensei?"

"Aku memintamu untuk mengajarinya." ujar Maki-sensei.

"Kenapa aku? Biasanya Ishida yang melakukannya." tanya Ichigo.

"Ishida tidak bisa. Dia sibuk untuk mempersiapkan olimpiade. Dan Ishida bilang kau bersedia menggantikannya." jelas Maki-sensei.

"Awas ya kau, Ishida!!" batin Ichigo dalam hati.

END OF FLASHBACK

"Huh.. kemana sih dia?!" tanya Ichigo tidak sabar. Ichigo mengambil kacamatanya lalu membersihkannya dengan tisu. Rukia datang dengan membawa kardus.

"Lama sekali!" keluh Ichigo. Rukia tidak menghiraukan keluhan Ichigo. Rukia meletakan kardus yang berisi soal-soal itu di atas meja. Ichigo membuka kardusnya lalu mengeluarkan beberapa lembar soal.

"Kerjakan!" Rukia mengambil soal yang di pegang Ichigo lalu mulai mengerjakannya. Ichigo mengambil soal lain lalu mengerjakannya juga.

"Ah, salah.. penghapus.." batin Rukia. Rukia mengambil penghapus yang ada di depannya tapi, tangannya menyentuh tangan Ichigo yang juga ingin mengambil penghapus. Rukia segera menarik tangannya wajahnya sedikit memerah.

"Pakai duluan." Ichigo menyerahkan penghapusnya pada Rukia. Rukia mengambil penghapusnya di tangan Ichigo lalu segera menghaus tulisannya yang salah.

"Ini.. makasih." Rukia memberikan penghapusnya pada Ichigo. Lalu Ichigo dan Rukia meneruskan pekerjaannya.

"Bagaimana?" tanya Rukia. Ichigo mengoreksi pekerjaan Rukia lalu mengembalikannya pada Rukia.

"Tidak banyak yang salah. Aku sudah betulkan yang salah jadi, tinggal salin saja." ujar Ichigo. Rukia tersenyum senang dan melipat kertasnya lalu memasukannya ke dalam tas. Ichigo melihat Rukia tersenyum tiba-tiba wajahnya merah.

"Hei, jangan lengah besok masih ada sebanyak ini!" ujar Ichigo memalingkan wajahnya yang merah. Rukia mengangguk. Lalu mereka keluar dari perpustakaan.

"Hei!" panggil Rukia.

"Namaku bukan, "hei"! Namaku Ichigo." Rukia menghampiri Ichigo.

"Terserah.. aku Cuma mau bilang terimakasih sudah mau mengajariku. Sudah, ya.. sampai besok!" ujar Rukia setengah berteriak. Rukia yang berlari kecil dikejar oleh Ichigo.

"Ada apa?" tanya Rukia menghentikan larinya.

"Ti, tidak baik seorang perempuan pulang sendirian malam-malam begini." ujar Ichigo.

"Ti, ooh.. bilang saja kamu mau pulang bersamaku." Rukia meledek Ichigo yang sekarang mukanya memerah.

"Enak saja! Aku bisa dimarahi kalau ketahuan membiarkan kau pulang sendirian." jelas Ichigo.

"Masa?" tanya Rukia mulai menggoda Ichigo lagi.

"Gr.. jangan meledekku! Aku memang diajarkan seperti itu. Sudah tidak usah meledekku!" ujar Ichigo kesal lalu meninggalkan Rukia di belakang yang masih meledek Ichigo.

"Hei, Ichigo! Kau mau mampir tidak?" tawar Rukia. Ichigo memandang bangunan yang agak tinggi di depannya.

"Hei! Mau mampir tidak ke rumahku?" tanya Rukia setengah menjerit di telinga Ichigo.

"Apa-apaan, sih?! Telingaku bisa pecah tahu mendengar suaramu yang cempreng itu!" ledek Ichigo.

"Huh, mau mampir tidak?" tanya Rukia lagi.

"Baiklah. Oi, Rukia!" Ichigo memanggil Rukia.

"Kenapa kau bisa tahu namaku?" tanya Rukia curiga. "Jangan-jangan.. pada saat aku pergi kau menggeledah tasku, ya?"

"Dasar bodoh! Aku ini sekelas denganmu! Kau itu juga duduk di sebelahku!" Rukia mengedip-ngedipkan matanya tidak percaya.

"Dasar.. apa kau ini mudah untuk melupakan sesuatu?" tanya Ichigo lagi.

"Hei, seenaknya saja kau ini! Aku tidak akan menginggat orang yang tidak penting tahu!" sindir Rukia.

"Apa katamu?! Kau bilang aku orang yang tidak penting?!" emosi Ichigo mulai naik.

"Iya, orang yang tidak penting." ulang Rukia.

"Gr… Hei, kepala helm! Kau itu harusnya berterima kasih padaku karen aku sudah berbaik hati mengajarimu!" Ichigo balas meledek.

"Aku bukan kepala helm!!" jerit Rukia.

"HEI!! BERISIK..!!" bentak seorang wanita.

To Be Continued…


Puah…

Senangnya bisa bikin yang sepanjang ini. :)

Coba tebak siapa wanita itu?!

Tolong baca terus jangan lupa di review, ya! :)

Maaf, kalau masih banyak kesalahan.

Terserah mau kritik, saran, flame, atau apa..

Terima kasih! :)