Disclaimer : Bleach © Tite Kubo
Claimer : Asani Suzuka
Released : 2011
Rated : T
Pairing : Ichigo Kurosaki X Rukia Kuchiki
Genre : Romance, Hurt/Comfort
Warning : OOC, GaJe, abal, patut dibakar, miss typo(mungkin? aku nggak sempet proofread soalnya),tombol back menanti anda. Jangan sampai anda menyesal karena membaca fic abal nan GaJe bin/binti aneh ini. Tapi kalau anda sudah terlanjur membacanya dan merasa kesal, silahkan banting hape, komputer, laptop atau netbook yang anda pakai untuk baca fic ini. Pokoknya saya sudah memperingatkan.
"Wah, wah. Kasihan sekali anak perempuan berumur 5 tahun ini. Dia kehilangan orangtuanya karena orangtuanya digigit binatang percobaan berbahaya ciptaan ilmuwan gila Sousuke Aizen. Dan sekarang, dia hanya tinggal berdua dengan kakak laki-lakinya. Dia masih sebesar kamu lho Ichigo" kata Isshin Kurosaki yang saat itu sedang membaca koran pagi di meja makan.
Ichigo kecil cuma menyimak kata-kata ayahnya yang saat itu belum aneh.
'Kasihan sekali gadis kecil itu. Aku turut berduka cita atas kematian kedua orangtuanya. Pasti rasanya berat sekali ditinggalkan oleh orangtuanya. Semoga dia bisa cepat tersenyum lagi' pikir Ichigo bersimpati pada seorang gadis kecil yang bahkan dia tidak tahu siapa namanya. Dia hanya mengetahui nasib tragis gadis itu dari koran yang dibacakan ayahnya pagi ini.
=12 tahun kemudian=
Suatu pagi yang tenang di SMU Karakura tiba-tiba saja dirusak oleh pertengkaran yang benar-benar tidak penting dari 2 sejoli bernama Ichigo Kurosaki dan Rukia Kuchiki. Dua sejoli itu bagai air dan api atau air dan minyak, tidak dapat menyatu. Semua murid di SMU Karakura terutama yang sekelas dengan Ichigo dan Rukia, sudah biasa mendapati keadaan seperti ini. Keadaan ini selalu terjadi tiap pagi.
"Dasar kepala jeruk!"
"Hei, jangan cela rambutku ya, dasar cebol!"
Mendengar pertengkaran mereka yang tidak ada habisnya itu membuat Keigo yang biasanya lebay dan tidak bisa diam, menjadi kalem dan duduk manis di kursinya. Menonton rutinitas pagi yang biasa dilakukan Ichiruki. Sedangkan Tatsuki sibuk menghajar Chizuru yang mulai berkata yang tidak-tidak kepada Orihime Inoue yang masih sangat polos itu sambil mengatakan 'Rasakan itu! Rasakan! Dasar kucing mesum seribu tahun!'
Sedangkan Orihime sendiri tak tertarik sedikit pun melihat pertengkaran antara Tatsuki VS Chizuru, dia lebih tertarik untuk menonton pertarungan sengit IchiRuki. Walaupun sebenarnya yang diperhatikan Orihime itu cuma Ichigo saja.
Ting tong ting tong
Tiba-tiba saja bel masuk berbunyi. IchiRuki terpaksa menghentikan pertengkaran sengit mereka untuk sementara. Mereka berdua saling memberikan tatapan mematikan. Keigo dan Mizuiro yang melihat pertengkaran mereka berdua usai cuma bisa menggeleng-gelengkan kepala mereka. Entah karena kecewa tontonan mereka berakhir atau karena sikap Ichigo dan Rukia yang sangat kekanakan di umur mereka yang sudah menginjak 17 tahun.
"Hei Ichigo, kenapa sih kau nggak bisa akur satu detik pun dengan Kuchiki-san?" tanya Mizuiro.
"Entahlah, mungkin karena dianya saja yang menyebalkan" jawab Ichigo malas-malasan.
"Tapi apa kau nggak merasa risih karena diperhatikan banyak orang saat kalian bertengkar?"
"Nggak tuh. Aku nggak peduli apa kata orang tentangku. Tapi yang jelas, Rukia Kuchiki itu sangat menyebalkan!" jawab Ichigo kesal. Tanpa peduli bahwa Rukia yang duduk di sebelah mejanya itu sedang memberikan tatapan maut terbaik yang ia punya pada Ichigo.
oOoOoOoOoOo
Ichigo, Keigo, Mizuiro, dan Chad sedang makan siang di atap sekolah saat sebuah corong pengeras suara bermerek TOA(?) di dekat mereka berbunyi dengan sangat nyaring. Mereka sampai harus menutup telinga mereka.
"Tes, tes, satu dua tiga" kata ketua OSIS SMU Karakura yaitu Uryuu Ishida.
"Diharapkan bagi semua siswa/siswi kelas XII SMU Karakura menghadiri acara perkemahan untuk merayakan perpisahan. Acara akan dilaksanakan pada hari Sabtu besok, diadakan selama 2 hari 1 malam. Dan ini WAJIB! Tidak boleh ada yang TIDAK IKUT! Sekian" kata Ishida sambil mengakhiri kata-katanya.
"Huh! Apa-apaan itu! Masa' aku harus mengikuti acara anak TK seperti itu sih? Menyebalkan! Kan masih ada cara lain untuk merayakan perpisahan!" keluh Ichigo. Dari nada perkataannya, sudah sangat jelas kalau dia sedang kesal.
"Ya ampun, kita bahkan belum ujian nasional tapi sudah mengadakan acara perpisahan? Aneh sekali SMU kita satu ini" kata Mizuiro menimpali yang disambut anggukan dari Chad dan Keigo yang entah kenapa hari ini dia adem-adem ayem saja, tidak lebay seperti biasanya, mungkin dia habis melihat hollow(?) –disambit-
Sementara itu di halaman belakang sekolah...
Rukia, Orihime, Tatsuki dan kawan-kawan sedang makan siang juga.
Setelah mendengar pengumuman dari Ishida sang ketua OSIS, Tatsuki mulai menghajar Chizuru karena mulai mengatakan soal 'mengotori kesucian' Orihime saat berkemah nanti. Orihime yang tidak mengerti artinya hanya diam saja sambil terus memakan bekal ketiganya siang ini. Yang lain hanya sweatdrop melihat pertengkaran Tatsuki, sedangkan Rukia memilih untuk diam saja. Walaupun tidak terlalu terlihat, tapi sebenarnya Rukia sedang gemetaran karena mendengar pengumuman dari Ishida tadi.
oOoOoOoOoOo
"Bagaimana ini kak? Aku kan takut sekali pada binatang yang satu itu. Kalau saat berkemah nanti mereka muncul bagaimana?" kata Rukia yang sedang mendiskusikan acara berkemahnya dengan Byakuya, kakaknya.
"Aku juga tidak tahu Rukia. Tapi karena ketua OSIS di sekolahmu mengatakan kalau semua siswa/siswi kelas XII wajib mengikuti acara itu, maka apa boleh buat. Kau harus tetap datang" kata Byakuya dengan wajah yang tetap datar dan dingin, sedingin es –plakk-
"Tapi kak, aku benar-benar takut. Di hutan tempat kami akan menginap pasti akan ada 'banyak'binatang itu kan?" kata Rukia, tubuhnya mulai gemetaran karena membayangkan ia akan bertemu dengan binatang yang sangat ditakutinya itu di hutan tempat mereka berkemah.
"Semuanya akan baik-baik saja kalau kau terus berpikiran positif. Selama berkemah, kau bayangkan saja chappy kesukaanmu itu" kata Byakuya santai.
"Hhhh, baiklah" kata Rukia sambil menunduk lesu dan berjalan ke arah kamarnya dengan perasaan takut yang teramat sangat. Dia sangat tidak ingin mengikuti acara bodoh itu, tapi dia tidak punya kuasa untuk menolak.
oOoOoOoOoOo
Akhirnya hari H pun tiba. Tidak ada anak yang tidak mengikuti acara ini. Sebagian murid dengan senang hati mengikutinya, tapi sebagian lain merasa sangat terpaksa. Contohnya saja Ichigo dan Rukia. Dua sejoli yang terkenal dengan 'ketidakakrabannya' ini benar-benar sangat terpaksa mengikuti acara ini. Sambil terus mengeluh dan menghela nafas, mereka berdua berjalan menuju bus yang akan membawa murid kelas mereka ke tempat berkemah.
Karena mereka datang terlambat hari ini, maka inilah hal terburuk –bahkan lebih buruk daripada Don Kan'onji yang sering sekali Yuzu dan Isshin tonton di rumah Ichigo- yang pernah terjadi seumur hidup Ichigo dan Rukia. Semua kursi penumpang di bus itu sudah penuh, yang tersisa hanyalah dua buah kursi yang 'bersebelahan'. Terpaksa Ichigo dan Rukia duduk bersebelahan di kursi itu.
'Kalau tau akan begini, aku nggak akan berangkat telat dari rumah. Uh, nasibku sial sekali' pikir Ichigo dan Rukia.
Semua yang ada di bus itu bersenang-senang. Kecuali Ichigo dan Rukia pastinya. Mereka bahkan tidak mau melihat wajah masing-masing. Maka dari itu, mereka saling menolehh ke arah berlawanan –atau biasa disebut buang muka-
Sepanjang jalan, mereka tidak saling bertegur sapa alias diam saja. Sesampainya di tempat berkemah, Ichigo dan Rukia langsung menjauh dari diri masing-masing. Teman-teman mereka cuma bisa sweatdrop melihatnya.
Setelah makan malam dan berpesta bersama di depan api unggun, lagi-lagi corong pengeras bermerek TOA(?) yang sudah diikatkan ke beberapa pohon berbunyi.
"Untuk seluruh siswa dan siswi, diharap untuk mendengarkan pengumuman ini dengan seksama" umum Ishida.
Seluruh murid yang tengah berpesta api unggun langsung menghentikan kegiatan mereka sebentar untuk mendengarkan pengumuman tersebut.
"Karena acara ini adalah perkemahan, jadi harus ada gamesnya kan?" tanya Ishida berlagak SKSD(Sok Kenal Sok Deket).
"Tentu sajaaaa!" jawab semua murid serempak dan kompak.
"Maka dari itu, kami dari pihak OSIS mengadakan acara uji nyali. Yang berguna untuk menguji nyali kalian sekaligus mencari dokumen OSIS yang terjatuh di sekitar sini" Acara ini jika dipribahasakan sama artinya dengan 'Sekali tepuk, 2 nyamuk tumbang'
Anak-anak bersorak girang.
'Nah, begini baru asyik' pikir Ichigo dan teman-temannya.
"Tapiii, tentu saja ada syaratnya. Kalian tidak boleh sembarangan jalan saja" kata-kata Ishida barusan mencegah Ichigo dan kawan-kawannya yang baru saja mau memulai.
"Syaratnya begini, kalian semua melakukannya secara berdampingan, aku yang akan membacakan pasangan kalian, baik itu laki-laki maupun perempuan. Karena di kelas XII ini lebih banyak murid laki-laki daripada perempuannya, maka akan ada beberapa nama yang akan berpasangan antara laki-laki dengan laki-laki" kata Ishida.
"Cepat bacakan pasangannya! Kami sudah nggak sabar ingin menjelajahi hutan nih!" teriak semua siswa di sana.
"Baiklah, kalau kalian memang ingin buru-buru" kata Ishida seakan mendengar langsung kata-kata murid yang lain.
"Yang pertama adalah Toshirou Hitsugaya dengan Momo Hinamori, lalu Gin Ichimaru dengan Rangiku Matsumoto..." begitu seterusnya sampai yang terakhir.
"Lalu yang terakhir adalah Ichigo Kurosaki dan Rukia Kuchiki. Sekarang, beberapa anggota OSIS akan segera membagikan kepada kalian peta jalur yang harus kalian jelajahi untuk menemukan dokumen OSIS yang hilang. Sekian" umum Ishida untuk yang terakhir kalinya.
"Hei, Kuchiki-san, kau dengar apa yang dikatakan Ishida-kun tadi tentang pasanganmu untuk uji nyali nanti?" tanya Orihime pada Rukia. Di tempat lain, Keigo yang sifat lebaynya sudah kembali, menanyakan hal yang sama pada Ichigo.
"Eh? Apa? Tolong beritahu aku dong, aku tadi sedang melamun jadi nggak mendengarkan" jawab Ichigo dan Rukia bersamaan di tempat yang berbeda.
"Pasanganmu adalah Kurosaki-kun, Kuchiki-san! Aku iri padamu" kata Orihime. Di tempat lain, Keigo juga mengatakan hal yang sama dengan Orihime.
"EH? APPPPAAAAA?" teriak Ichigo dan Rukia yang lagi-lagi dalam waktu bersamaan. Suara mereka berdua bahkan lebih keras daripada suara Ishida yang memakai corong pengeras bermerek TOA itu.
"Hei Rukia, Ichigo! Kalian jangan diam saja dong! Ayo cepat ambil peta jalurnya! Aku capek nih memegangi punya kalian!" teriak Renji ke arah Ichigo dan Rukia.
"Iya, iya. Cerewet kau rambut nanas!" teriak Ichigo tak kalah keras.
"Hei, jangan panggil aku rambut nanas! Dasar kepala jeruk!" maki Renji.
"Arrggh. Cerewet kau!" kata Ichigo sambil merebut peta jalur uji nyali untuk dia dan Rukia dari tangan Renji. Tak lupa dia membawa 2 buah senter di tangan. Satu senter dia ambil dari tasnya, sedangkan yang satu lagi entah dia dapat dari mana. Mencuri mungkin? –dibankai Ichigo-
"Hei, Rukia. Jangan bengong saja kamu! Ayo cepat jalan!" kata Ichigo ketus. Sangat ketus malah. Dalam hati dia terus menyumpahi Ishida-yang menurut Ichigo- pasti Ishida sengaja melakukan ini semua untuk mengerjai Ichigo. Terbayang di mata Ichigo kalau Ishida sekarang sedang mengatakan 'Hahahaha. Selamat bersenang-senang ya Kurosaki. Huahahaha' sambil tertawa licik dan jarinya menyimbolkan lambang 'peace'.
Oke, bayangan itu terlalu berlebihan. Tapi memang itulah yang dibayangkan Ichigo saat ini. Karena melihat Rukia tidak juga beranjak untuk mendekatinya, maka dengan kasar, Ichigo segera menarik tangan Rukia yang masih terdiam dan sedikit gemetar.
Karena badan Rukia yang memang kecil, jadi Ichigo dapat dengan mudah menyeret Rukia untuk mengikutinya, dan Rukia terlalu takut untuk melawan Ichigo. Bukan Ichigo yang Rukia takutkan, tapi 'binatang' itu. Rukia takut kalau-kalau dia akan bertemu dengan binatang itu di saat mereka sedang uji nyali.
Sebenarnya Ichigo tahu kalau badan Rukia yang dia pegang sekarang ini sedang gemetaran, dan dia juga tahu kalau Rukia sedang tidak beres semenjak mereka sampai di hutan ini. Lihat saja sekarang, Rukia tidak memberontak sama sekali atas tindakan Ichigo. Padahal biasanya Rukia akan meninju bahkan menendang Ichigo tanpa sungkan.
Sebenarnya Ichigo khawatir juga melihatnya, tapi dia lebih memilih untuk diam saja daripada menanyakan alasan 'kepasrahan' Rukia saat ini. Sementara itu Rukia yang masih takut, berusaha untuk membayangkan chappy sesering yang ia bisa. Akhirnya rasa takutnya perlahan memudar. Setelah sadar kalau tangannya sedang dipegangi Ichigo dengan sekuat tenaga, Rukia langsung memberontak.
"Hei, kepala jeruk, lepaskan aku! Sakit tahu! Kalau kau memang nggak suka padaku bilang saja, nggak usah menyiksaku seperti ini!" kata Rukia dengan garangnya, bahkan segarang kucing garong –dihajar Rukia pake sode no shirayuki-
Ichigo kaget mendengarnya sekaligus lega. Kaget karena tiba-tiba Rukia memaki dirinya, dan lega karena Rukia sudah kembali menjadi dirinya yang seperti biasa.
"Ya sudah. Nggak usah pakai TOA kenapa sih" kata Ichigo ketus sambil melepaskan genggaman tangannya pada Rukia dengan kasar.
"Huuhhh! Seumur-umur aku nggak akan mau dipegang oleh pria kasar sepertimu. Dasar cowok payah! Jelek! Menyebalkan! Nggak peka! Bodoh! Kasar!" maki Rukia saat mereka sudah berjalan cukup jauh dari perkemahan. Mendengar makian dari Rukia membuat kuping Ichigo panas, dan sekarang muncul 4 buah sudut siku-siku di kepalanya. Tanda ia sedang kesal.
"Kalau begitu, lebih baik kau kembali lagi saja ke perkemahan, atau menjauh dariku!" kata Ichigo kesal.
"Baik, kalau itu memang maumu!" kata Rukia sambil membelakangi Ichigo. Ichigo yang kesal mulai meninggalkan Rukia sendirian. Awalnya Rukia cuek saja sambil menyilangkan tangan di depan dada. Tapi kemudian matanya membulat sempurna saat melihat 'binatang' yang paling ditakutinya muncul di sebuah batang pohon di dekatnya.
"U, UWWAAAAAAAAA!" Rukia kaget dan spontan berteriak.
'Itu suara Rukia!' pikir Ichigo.
"Ah, masa bodo dengan perempuan menyebalkan itu, lebih baik aku terus berjalan" gumam Ichigo. Tapi tetap saja dia tidak tega meninggalkan Rukia saat ini.
Saat Ichigo baru saja mau kembali ke tempat Rukia. Tiba-tiba saja Rukia sudah berlari ke arah Ichigo, lalu memeluk Ichigo dari belakang sambil memejamkan matanya. Saat ini dia sudah tidak peduli lagi kalau ia dan Ichigo baru saja bertengkar.
"E, eh. Rukia?" Ichigo mencoba membalikkan badannya dan melepaskan pelukan Rukia padanya. Tapi Rukia tidak mau melepaskan pelukannya. Ichigo benar-benar malu dibuatnya, sekarang mungkin muka Ichigo sudah semerah kepiting rebus yang diberi pewarna merah ditambah saus tomat –wah, merah banget tuh-
"Ru, Rukia. Ada apa? Kenapa tadi kau berteriak?" tanya Ichigo mencoba menjadi selembut mungkin, padahal biasanya dia pasti akan langsung marah-marah kalau Rukia memperlakukannya seperti ini.
Tapi Rukia nggak menjawab. Akhirnya dengan sabar, Ichigo menanyakannya lagi dengan lembut.
"Rukia, ada apa? Kenapa tadi kau berteriak?"
"A, aku takut sekali. Ta, tadi aku melihat 'binatang' yang paling aku takuti" kata Rukia terbata-bata. Walaupun nggak begitu terlihat, tapi Ichigo tahu kalau Rukia sedang menangis sesenggukan tanpa suara saking takutnya.
"Hhhhh, kalau begini situasinya, aku rasa kau tidak akan bisa melanjutkan permainan ini lagi. Ayo kita kembali ke perkemahan" kata Ichigo setelah sempat menghela nafas sebentar sambil mengelus rambut Rukia, mencoba untuk menenangkan gadis kecil itu.
'Rasanya seperti memeluk Yuzu atau Karin' pikir Ichigo.
"Ta, tapi kakiku rasanya lemas sekali. Aku rasa aku belum bisa jalan karena masih shock" kata Rukia.
"Baiklah, ayo kugendong" kata Ichigo sambil berjongkok di depan Rukia.
Rukia dengan sangat terpaksa sebenarnya, naik ke punggung Ichigo.
'Hhhh, merepotkan sekali sih. Tahu begini, lebih baik tadi kutinggalkan saja dia di perkemahan' pikir Ichigo. Dia kesal karena Rukia sudah sangat membuatnya kerepotan dan malu hari ini. Sedangkan Rukia? Rukia tidak peduli dengan apapun yang Ichigo pikirkan. Yang terpenting bagi Rukia saat ini adalah menjauh dari 'binatang' itu secepatnya.
oOoOoOoOoOo
Setelah Ichigo sampai ke perkemahan, semua murid yang sudah kembali dari uji nyali diam saja dengan mata membelalak karena melihat pemandangan 'luar biasa'.
Pemandangan yang mereka lihat, pasti sudah bisa ditebak. Seorang Ichigo Kurosaki menggendong Rukia Kuchiki di punggungnya, padahal mereka adalah musuh bebuyutan-paling tidak, begitulah menurut murid-murid lainnya-
"Hei, Kurosaki. Apa yang terjadi?" tanya Ishida sambil berlari menuju Ichigo diikuti Orihime, Tatsuki, Mizuiro dan Chad.
"Ssstttt"
"Eh? Kenapa kami harus diam?" tanya Ishida.
Ichigo tidak menjawab, tapi malah menatap Rukia yang ada di punggungnya yang sedang...tertidur.
"Yah, kukira karena apa. Ternyata cuma karena Kuchiki-san tertidur" kata Orihime .
Setelah itu, Ichigo membaringkan Rukia di dalam tenda dan kembali duduk-duduk di depan api unggun.
"Hei Ichigo, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Chad penasaran diikuti anggukan dari Ishida, Mizuiro, Orihime dan Tatsuki, sedangkan Keigo menghilang entah kemana.
"Aku juga nggak tahu" jawab Ichigo cuek.
"Hei, hei. Kamu kan ada disana, masa' kamu nggak tahu?"
"Aku malas menceritakannya"
"Oh, ayolah" rengek semua temannya itu, kompak.
"Baiklah, baiklah. Tadi kami bertengkar, lalu begitulah" kata Ichigo singkat.
"Hei, serius dong! Kami nanya serius nih" omel Ishida.
"Iya, iya. Cerewet kau Ishida. Sehabis bertengkar aku meninggalkannya, lalu sepertinya sih dia bertemu binatang yang dia takuti, lalu dia berteriak dan berlari ke arahku lalu..." Ichigo menggantungkan kata-katanya, mukanya memerah.
"Lalu?" tanya Ishida, Orihime, Tatsuki, Chad, dan Mizuiro sambil memajukan badan mereka masing-masing. Ichigo jadi risih dan mukanya semakin memerah.
"Pokoknya ya begitu! Lalu saking takutnya, kakinya jadi lemas. Makanya aku menggendongnya kembali ke sini! Sudah ah, aku mau tidur" kata Ichigo sambil berjalan pergi menuju tendanya.
Teman-temannya saling bertatapan bingung, baru kali ini mereka melihat Ichigo salah tingkah sampai menghindar dari pertanyaan mereka seperti itu, apa lagi tadi muka Ichigo sempat memerah.
oOoOoOoOoOo
Pagi-paginya, Ichigo bangun dengan keadaan yang bisa dibilang sangat berantakan. Dia juga bangun kesiangan.
Karena lapar, Ichigo segera menghampiri Orihime yang sedang memasak makanan entah apa namanya.
"Inoue, aku minta makanannya dong"
"Tunggu sebentar ya Kurosaki-kun" kata Orihime sambil menyiapkan makanan tak berbentuknya, lalu menuangkannya ke dalam mangkuk dan memberikannya ke Ichigo.
Ichigo segera mencari tempat duduk paling nyaman untuk menikmati sarapannya hari ini. Tiba-tiba saja ada seseorang yang menepuk pundaknya. Orang itu tak lain tak bukan adalah Ishida.
"Ada apa?" tanya Ichigo malas-malasan.
"Bisakah kau membujuk Kuchiki keluar dari tendanya untuk sekedar memakan sarapan?" pinta Ishida.
"Cih! Kenapa harus aku?" tanya Ichigo dengan agak kesal.
"Teman-temannya sudah mencoba untuk membujuknya, tapi dia tidak mau keluar juga"
"Lalu apa hubungannya denganku?"
"Tentu saja ada. Mungkin saja kalau kau yang membujuk, dia mau keluar. Kalian kan akrab" kata Ishida lagi.
"Kau bercanda ya? Apanya yang akrab? Aku dan dia bahkan selalu bertengkar tiap pagi!" kata Ichigo.
"Nah, maka dari itulah aku memintamu. Kalian kan nggak mungkin bertengkar kalau nggak akrab"
"Hhhh, baiklah. Aku melakukannya cuma karena kau yang memintaku ya, bukan alasan lain" kata Ichigo sambil berjalan ke arah tenda Rukia.
'Arrgghh. Sial banget sih nasibku dari kemarin!' pikir Ichigo kesal sambil mengacak-acak rambutnya.
"Hei Rukia, ayo keluar dan makan sarapanmu" kata Ichigo.
"Nggak mau!" jawab Rukia dari dalam tenda.
'Hhhhh, sudah kuduga kalau ini akan sulit' pikir Ichigo.
"Hei, ayolah. Disini nggak ada 'binatang' yang kamu takutkan itu kok" bujuk Ichigo lagi.
"Bohong! Kau bahkan nggak tahu binatang apa yang aku takuti" kata Rukia lagi.
'Masa' aku harus menyeretnya secara paksa sih?' pikir Ichigo, kerutan yang biasa menghiasi dahinya bertambah.
Akhirnya Ichigo masuk ke dalam tenda. Sekarang Ichigo melihat Rukia yang sedang memeluk lututnya sendiri.
"He, hei apa-apaan kau? Keluar sana!" kata Rukia sambil berusaha mendorong Ichigo.
"Aku nggak akan keluar sebelum kau mau makan sarapanmu di luar sana" kata Ichigo, tiba-tiba saja tatapan matanya serius.
"Nggak! Kalau aku bilang nggak ya nggak!" kata Rukia galak.
"Ya sudah. Kalau begitu aku akan terus disini" kata Ichigo tidak mau mengalah.
Krik...Krik...Krik
Suasananya benar-benar sunyi di dalam tenda, cuma ada suara jangkrik yang entah ada di mana. Tapi tiba-tiba.
Kruyuuuukkk
Ichigo kaget mendengarnya, sedangkan Rukia cuma bisa memerah menahan malu.
"Pfff. Hahahahahahahaha" tawa Ichigo meledak. Sedangkan Rukia tidak bisa berkata apa-apa karena malu.
"Tuh kan kau lapar. Makanya, ayo makan" bujuk Ichigo lagi.
"Uuhhh. Nggak bisa" sahut Rukia. Kali ini dengan pelan.
"Kenapa nggak bisa?"
"Aku nggak bisa menjelaskannya padamu" kata Rukia sambil buang muka. Entah kenapa tiba-tiba keduanya jadi melankolis begini.
"Nggak apa-apa. Ceritakan saja padaku. Apa yang kau lihat semalam? Dan sebenarnya binatang apa yang kau takuti itu?" tanya Ichigo.
"Ba, baiklah kalau kau memang ingin tahu. Se, sebenarnya semalam aku melihat..." jawab Rukia ragu-ragu.
~+~+~+~+ TBC +~+~+~+~
Gimana menurut kalian? Abal kan? GaJe kan? Jelek kan? Udah pasti begitu. Makanya para senpai, tolong kritik saya. Flame juga boleh, tapi jangan terlalu kasar ya. Takutnya aku nggak kuat di-flame kasar. Thanks for reading. And
R
E
V
I
E
W
PLEASE~
