I'm Saying

Aku terbius akan pesonamu; mengundang segenap asa dan juga obsesi akan dirimu. Aku sadar, jika aku tidak akan pernah pantas untuk bersanding denganmu. Aku dengan segenap fikiran kolot yang tetap saja kujadikan acuan diriku agar memikatmu..

Dan yang kudapat? Segenap luka yang datang langsung dari dirimu..

I'm Saying

© Shouda Shikaku^^

Genre : Romance, Fluff, a lil' bit Hurt/Comfort, AU

Recommended Song : Lee Hongki – I'm Saying (OST. The Heirs)

Sesosok namja jangkung nampak sibuk dengan beberapa lembar foto ditangan kanannya. Mata bulatnya terus tergerak, mengikuti gerak jemari panjangnya dalam membalikan potongan gambar yang sengaja ia jadikan sebagai objek polaroid dan DSLR kebanggaannya.

Seulas senyum tipis – namun menyiratkan kebanggaan – terukir di bibir penuhnya. Perlahan ia menghembuskan nafas. Entahlah, kepalanya terasa berat akhir-akhir ini.

"Chanyeollie~"

Suara lembut seseorang mengalun tiba-tiba. Memecahkan fokus pemuda jangkung – yang ternyata bernama Chanyeol – tersebut.

Nampaklah sesosok namja mungil nan cantik dengan senyum manis tersemat sempurna di wajah ayunya.

"oh.. hai, Baek!"

"anyeong~^^! Apa yang sedang kau lakukan, Yeollie~?"

"seperti yang kau lihat.."

Baekhyun mengangguk faham. Jemari mungilnya tiba-tiba bertaut. Dan sesekali ia nampak meremasnya. Oh, bahkan jika diperhatikan baik-baik.. ia menggigit bibir bawahnya guna menghilangkan rasa gugup yang menjalarinya. Tunggu, gugup?

"Chanyeol, kau ada acara tidak untuk malam nanti?" tanya Baekhyun takut-takut (?)

"eoh, nanti malam? Entahlah.. aku belum mengecek jurnalku. Memangnya ada apa?"

"datanglah ke cafe XX. Hyungku akan merayakan kelulusannya dari Inhaa nanti malam."

"ya, akan ku usahakan."

"..g-gomawo, Yeollie^^"

"hmm.."

Baekhyun terus tersenyum. Ah~ Ya Tuhan! Ia justru bingung sendiri. Yang jelas ia harus bersiap-siap dengan penuh untuk sore nanti. Baekhyun berusaha agar sudut bibirnya tidak terangkat; membentuk senyum manis yang justru menjadi daya pikatnya.

Oh, come on! Ia hanya menginginkan Park Chan!

Ok, Baekhyun mengakui ia terlalu frontal dalam menjabarkan keinginannya -_-

"Baek, kenapa diam saja?" suara Chanyeol membuyarkan lamunan Baekhyun.

"huh?"

"tidak seperti dirimu yang biasanya, disaat kau diam.."

Deg, deg, deg

Baekhyun hanya tersenyum sembari menggaruk tengkuknya. Tak tahukah kau Park Chan, jika Baekhyun justru semakin mengharapkanmu!

`Line~!`

Notifikasi dari ponsel Baekhyun mengalihkan fokus dua namja tersebut. Dengan tangan yang bergetar, Baekhyun perlahan memastikan sesuatu dari screen ponselnya. Dan yeah.. sepertinya ia harus berpamitan pada Chanyeol.

"Chan, maaf~~ tak apa jika aku pergi?" oh, puppy eyes Byun benar-benar menggemaskan

"oh, memangnya kau mau kemana?"

"Chan, berhentilah memutar balikkan pertanyaan.." – rolling eyes

"geure.. padahal kau baru saja menemani kesendirianku.."

"..."

Baekhyun hanya tersenyum geli. Ia langsung membalikkan tubuh mungilnya, kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan Chanyeol yang kembali larut dalam kegiatannya.

Ia menoleh dan berteriak..

"CHAN, JANGAN LUPAKAN ACARA NANTI MALAM^^!"

"..."

Dan Chanyeol hanya membalas dengan kode `OK` dengan jemari panjangnya.

Ok, Baekhyunie~ Fighting!

.

.

.

Baekhyun mematut kembali keadaannya sore ini. ia benar-benar merasa gugup. Ayolah.. malam ini adalah malam yang spesial baginya. Bagaimana tidak, pasalnya ia sudah menantikan akan adanya kesempatan seperti ini sejak 3 tahun yang lalu.

Ok, memendam perasaan pada sahabatmu selama 3 tahun itu menyesakkan tahu!

Ada kalanya ia harus menekan rasa cemburu disaat Chanyeol hanya terlarut dengan dunianya yang kebetulan dipenuhi oleh interaksi yang bisa dibilang intens dengan beberapa model, atau bahkan ia harus menekan rasa sesak disaat Chanyeol mulai mengabaikannya.

Ck, cukup sekian apa yang Baekhyun curhatkan -_-

Setelah dirasa sesuai, Baekhyun mulai melangkahkan kaki mungilnya ke pelataran parkir di basement gedung apartement-nya. Bibirnya terus menggumamkann beberapa bait dari lagu favoritnya. Uh yeah~ sepertinya lagu dari Infinite – Man In Love benar-benar sesuai untuk menggambarkan suasana hatinya :D

"namjaga saranghaltteu, kokhansang..hmmm" gumaman itu berubah menjadi dengungan, sejalan dengan bergeraknya kuda jingkrak kebanggaan Baekhyun.

Beberapa waktu kemudian, ia sudah mulai berusaha mengontrol degup jantungnya yang menggila di seberang cafe, bahkan ia nyaris menekan pedal gas sekuat mungkin.. atau bahkan ia berharap bumi menelannya begitu saja -_-

Ok, itu berlebihan!

Dengan segenap keberanian yang bahkan tidak stabil sama sekali, Baekhyun mulai memarkirkan kendaraannya di tempat yang tersedia. Ia pun mulai mengnatur pernafasannya; dan beranjak memasuki area cafe.

"jadi, kenapa orang yang mengundangku justru datang terlambat?" suara bass seseorang yang terdengar tiba-tiba membuat Baekhyun terlonjak ditempatnya.

"Astaga! Kau mengejutkanku.." Baekhyun mengelus dadanya.

"kejutan.." seru Chanyeol dengan wajah datar.

"ehem.." Baekhyun menghela nafas sejenak. "Jadi, bagaimana dengan acaranya?"

"yeah.. agak membosankan mengingat kau tak ada sepanjang acara berlangsung.."

Deg,

Deg,

Deg,

Semoga saja Chanyeol tak mendengar detak jantungmu, Baek!

"oh iya, aku ingin mengatakan sesuatu padamu.." lanjut Baekhyun dengan suara yang tercekat.

"huh? Apa?"

Glup

"bisakah kau ikut denganku? Aku tak akan menyampaikannya disini.."

"baiklah.."

Chanyeol mengikuti pergerakan Baekhyun dan mereka ternyata melangkah menuju ke taman belakang cafe yang memang sepi. Huh.. Baekhyun ingin pingsan sekarang!

"Chanyeollie~.."

"hn"

"a-aku.. aku sebenarnya sudah lama memendam perasaan pada seseorang. Dan aku sudah tak sanggup lagi untuk menahannya.." Baekhyun menjeda kalimat-kalimat yang ia lontarkan, mengundang rasa penasaran pada diri Chanyeol.

"lalu.."

"l-lalu.. aku fikir mungkin sekarang saat yang tepat untuk mengungkapkannya. Chanyeollie~.."

"..."

"s-saranghae~.."

"..."

Tik

Tik

Tik

Keadaan berubah hening. Baekhyun yang tadinya memejamkan matanya dengan perlahan membuka kelopak matanya. Dan hasilnya? Ia menyesal. Pasalnya kini hanya raut wajah datar Chanyeol yang terpampang dihadapannya, dengan sorot mata yang tak terbaca.

"ch_"

"Maaf, Baek. Aku tak bisa menerima perasaanmu."

Datar. Dingin. Ringan. Seolah tanpa beban, dan menusuk!

Baekhyun merasakan sudut matanya mulai memanas; bersiapkan menumbahkan air luka. Rongga dadanya terasa perih seiring dengan datangnya rasa sakit yang tepat menghujam ulu hati dan jantungnya. Dan tanpa menunggu aba-aba yang berarti, buliran bening itu mengalir; menodai wajah cantik namja mungil bermarga Byun tersebut.

"hatiku masih terjerat pada pesona Jeon Sung Heo." Lanjutnya tanpa memikirkan perasaan Baekhyun.

"begitu, ya? Hiks.. maafkan aku. Terima kasih, ya.. atas waktumu malam ini.."

"hn.."

"ah, aku ada urusan. Hiks.. anyeonng~"

Bahkan Baekhyun masih sempat-sempatnya menyunggingkan senyum lembut ditengah pesakitan yang ia rasakan. Baekhyun membalikkan tubuhnya, dan dengan perlahan meninggalkan namja jangkung yang kini mematung ditempatnya. Baekhyun merasa kalah bahkan ketika perang baru dimulai..

Nan meolla on saranghae nollaseo

Karena aku terkejut dengan cinta yang datang diam-diam padaku

Gaseum shirin gieog man namge haet nabwa

Hanya hatiku yang terjerat kenangan yang terus menerus

Ninune goin nunmuldo moreugo

Tanpa menyadari air mata yang mengalir dimatamu

Chanyeol termenung. Ia menghela nafasnya perlahan. Tanpa disadarinya ternyata lebih dari satu minggu ia menjauhi sosok Baekhyun yang kian berubah. Ya, namja manis itu kini terlihat lesu dan murung.

Entahlah, hanya saja namja tampan itu merasa belum siap mendengar pernyataan dari sahabatnya itu. Tapi, ia juga merasa tidak enak hati disaat mengingat ucapannya tentang Jeon Sung Heo. Yeah, Jeon Sung Heo.. mantan kekasihnya yang justru lebih memilih menerima pinangan dari Han Jong Sun, seorang namja tampan bermata biru dengan darah bangsawan Monaco yang mengalir di tubuhnya.

Hffttt...

Chanyeol merasakan sesak begitu saja disaat ia melihat Baekhyun yang bahkan lebih memilih memutar jalan disaat mereka berpapasan di koridor.

Tak ada ocehan selamat pagi, tak ada omelan jika ia telat makan, dan yang terpenting tak ada yang meracau frustasi jika Chanyeol memulai kebiasaan buruknya; menenggak alkohol disaat namja tampan itu merasa tertekan, tentu saja itu semua didasari rasa tulus yang...

Dan Chanyeol sekarang benar-benar menyesal!

Aesseo eomyeon haetda neunge huheoga dwae

Dan menjauh darimu, aku menyesalinya

"hmm.. kenapa rasanya berbeda, ya? Disaat aku dan Byun Baek berjauhan.."

"..."

Namja tampan bermarga Park itu hanya tersenyum miris. Irisnya memandang lurus tepat di area parkir. Semilir angin yang berhembus nampak memainkan surai gelapnya. Ia memainkan ponselnya dengan percuma. Dan beberapa saat kemudian, fokusnya terpecah dengan iris yang membulat sempurna, disaat netranya menangkap refleksi dua orang namja dengan tinggi badan yang kontras.

"m-mwo?"

Ia mengerjapkan mata bulatnya berkali-kali, bermaksud memastikan. Apakah yang dilihatnya itu benar adanya atau hanya ilusi semata?

~nyut

Jantungnya berdetak keras, menimbulkan rasa sesak yang menghujam tepat di rongga dadanya. Nafasnya memberat, dengan suara yang tercekat.

"Baekyunie~ k-kau.."

Chanyeol mengepalkan tangannya dengan erat. Panas pada tubuhnya kian memuncak disaat satu pemandangan yang benar-benar mengganggu terproyeksi dengan sempurna melalui impuls yang terkirim ke otaknya.

Dengan langkah lebar, Chanyeol menghampiri sosok itu – Baekhyun – yang tengah berpelukan dengan seseorang yang sepertinya sunbae mereka. Ah, peduli apa! Yang jelas ia sangat tidak menerima kedekatan Baekhyun-nya dengan orang lain. Ehem, Baekhyun-nya? Sejak kapan Baekhyun jadi milikmu, Tuan Park?

Hoho..

Chanyeol sedikit meringis disaat hati kecilnya mulai mengejeknya -_-

"Baek~"

Samar-samar terdengar suara namja itu, terdengar dengan agak jelas; seiring dengan menipisnya jarak Chanyeol dengan mereka berdua. Uh yeah.. suaranya benar-benar familiar.

"hiks, nde hyungie~"

Chanyeol menajamkan pendengarannya. Ada perasaan yang menggelitik hati dan otaknya mendengar sapaan manja Baekhyun pada namja itu. Sepertinya mereka tengah membicarakan sesuatu; atau lebih tepatnya, seseorang?

"kenapa, hum?" cih, Chanyeol ingin menggigit seseorang sekarang!

"hyungie~ appoyooo.. hiks.."

Dengan refleks Chanyeol mencengkeram erat dada kirinya. Ia juga merasakan sakit yang teramat sangat mendengar sekaligus menyaksikan langsung keadaan Baekhyun sekarang.

"apa dia menyakitimu, lagi?"

"aniya, hiks. A-aku sudah tak tahan lagi.. bahkan kami sekarang saling menjauh, hyung.."

K-kami? Apa Baekhyun tengah membicarakan diriku?_ batin Chanyeol yang kini menghentikan langkahnya; kira-kira 4 langkah dari namja yang masih berpelukan di hadapannya itu.

"aigoo~ berhentilah menangis. Tak ada gunanya kau menangisi namja brengsek itu. Dasar bodoh! Kalian kenal bukan hanya sehari, dua hari.."

"..."

"Baekhyunnie~ hyung harap kebahagiaan akan selalu menyertaimu.."

"..."

Baekhyun yang masih sesenggukan hanya mengangguk lemah, jauh di lubuk hatinya, ia masih mengharapkan sosok namja tak berperasaan yang sudah seenak jidatnya menarik ulur perasaan seorang Byun Baekhyun – Park Chanyeol tentu saja –

Dan Park Chanyeol kian mematung ditempatnya disaat ia tahu siapa namja yang memeluk erat Baekhyun. Ternyata dia adalah Hwang Kwanghee, sunbae tingkat akhir dan ketua senat di kampusnya. Ya Tuhan, ia benar-benar shock!

Dengan refleks, ia mencengkram dada kirinya, tepat disaat denyut-denyut perih kembali menghujam. Bibirnya menyungging senyum penuh luka, ketika netranya menangkap sosok kedua namja itu yang perlahan meninggalkan area kampus dengan Hammer kebanggan Kwanghee.

Geuttaen eoryeosseo, geuttaen mollaseo

Karena aku belum dewasa saat itu, aku juga tidak mengerti saat itu

Neol apeuge haetnabwa

Sehingga aku melukaimu saat itu

Ijen aljiman neomu neujeun geon gabwa

Sekarang aku mengerti, tapi itu sudah terlambat

"kurasa, aku juga meyukaimu, Baek.. tapi.. kini sudah terlambat.." lirihnya pilu.

.

.

.

Babo gateun saranghae apaseo

Karena aku terluka oleh cinta yang bodoh (lugu)

Igi jeogin sarang man naege jwotna bwa

Aku hanya memberimu cintaku yang egois

Sarang haetdaneun hanmadi

Tanpa berkata padamu bahwa aku mencintaimu

Motago geujeo baraman bwatdeon ge huheoge dwae

Dan hanya memandangmu saja – aku menyesalinya

Chanyeol melangkah gontai. Semangatnya kian menipis berkat kejadian tempo hari, dimana ia menangkap adegan interaksi antara Baekhyun dan Kwanghee yang ternyata terus berkelanjutan.

Ada kalanya Kwanghee mengantar jemput Baekhyun, ada kalanya Kwanghee menonton di bioskop bersama Baekhyun, ada kalanya Kwanghee ke perpustakaan kota bersama Baekhyun, ada kalanya_

Ok cukup! Itu semua membuat Chanyeol stress sekaligus panas dingin memikirkannya.

Chanyeol kembali memperhatikan sosok Baekhyun yang nampak serius dengan beberapa tumpukan buku disamping tempatnya duduk. Angin yang berhembus menyibak poni yang menjuntai menutupi keningnya. Wajah ayunya kian terlihat menggemaskan tatkala yang pemilik sesekali mengernyit dengan bibir yang mengerucut lucu

Dengan penuh tekad dan keberanian, perlahan Chanyeol mulai mendekati Baekhyun. Wajah tampannya tampak menyedihkan, dengan gurat-gurat kelelahan, kesedihan dan kesakitan yang berbaur menjadi satu.

"Baekhyunie~"

DEG~

Baekhyun membelalakkan mata sipitnya. Sungguh, ia belum siap untuk menghadapi Chanyeol untuk saat ini. ia merasa malu, dan.. yeah.. tak bisa menerima penolakan dari Chanyeol.

"a-ada apa, Channie~?" suara merdunya bergetar hebat.

"..." Chanyeol terdiam dengan wajah blank.

"a-apa aku melakukan kesalahan lagi?" suara Baekhyun yang bergetar membuat Chanyeol tersentak.

"m-mwo? Kesalahan? Anitji! Justru akulah yang melakukan kesalahan, Byunnie~!"

Baekhyun membeku mendengar penuturan – lebih tepatnya sanggahan – dari Chanyeol. Jadi, Chanyeol merasa bersalah? Heol~ bukankah disini dirinyalah yang melakukan kesalahan?

"huh?"

"aku, aku merasa, aku adalah orang bodoh yang menyia-nyiakan perasaan tulusmu, Byunnie~!"

"..."

Baekhyun terdiam, ia berusaha mencerna semua ucapan Chanyeol. Darahnya berdesir hebat mendengar pengakuan Chanyeol. Apa sekarang Chanyeol berniat mempermainkannya?

"dan, aku merasa sangat sakit, Byunnie~ disaat kau tengah bercengkrama dengan Kwanghee sunbae.." suara Chanyeol kian melemah.

"a-apa?" Baekhyun terbata.

"entah kenapa.. aku merasa tak rela meskipun kau hanya berbicara – padahal kalian tengah membicarakan tugas dari Lee saem – dengan Kwanghee sunbae.."

Baekhyun merasa otaknya harus bekerja dengan ekstra mendengar untaian kalimat yang meluncur begitu saja dari Chanyeol. Apa, seorang Park Chanyeol baru saja mengutarakan rasa cemburunya pada seorang Hwang Kwanghee? Jadi, bisakah Baekhyun menyimpulkan jika Park Chanyeol memiliki perasaan yang sama dengannya?

"Maaf, Baek. Aku tak bisa menerima perasaanmu."

Sekelebat perkataan Chanyeol mulai terngiang dipikiran Baekhyun. Membuatnya harus membuang telak-telak praduga sebelumnya.

"hatiku masih terjerat pada pesona Jeon Sung Heo."

Ok, cukup! Baekhyun tak ingin merasa sakit kembali. Ia benar-benar merasa sekarat sekarang! Baekhyun bahkan mulai mengepalkan telapak tangannya. Tubuhnya mulai bergetar, bahkan nafasnya terasa tercekik dan suaranya kian tercekat di kerongkongannya.

Sementara dihadapannya, Chanyeol terus meluncurkankan oengakuan-pengakuan yang membuat Baekhyun berada di ambang batas kehancuran. Satu yang tak Chanyeol ketahui dan ia perhatikan dengan seksama..

Baekhyun hancur dengan perlahan..

"maksudmu apa, Park Chanyeol! Jangan membuatku terlalu berharap atas semua ucapanmu!"

Kalimat tersebut meluncur begitu saja dari bibir tipis Baekhyun; dimana diucapkan dengan nada sarkasme yang kentara. Tersirat jua luapan emosi didalamnya. Chanyeol terdiam, dengan mata yang fokus menatap intens pada sosok Baekhyun.

"aku serius, Baekhyunie~ aku minta maaf dengan sepenuh jiwa dan ragaku.."

"... kau tidak sedang mempermainkanku, kan?" suara Baekhyun melemah.

Chanyeol tersenyum kecil, ia pun melangkah, kian mengikis jarak antara tubuh jangkungnya dengan tubuh Baekhyun yang menegang di sebelah pohon oak 'keramat' di area belakang kampus mereka.

"aku serius. Aku tak mempermainkanmu. Aku.. aku memang bodoh terlalu mengekang perasaanku sendiri pada kumparan masa lalu yang menyakitkan." Chanyeol menghela nafas perlahan, "aku.. aku terlalu egois.. terlalu membiarkan perasaanmu bagaikan sepihak.."

Baekhyun kembali terdiam. Bibirnya bergetar, mendengar untaian penuh pesakitan yang tersirat; yang meluncur begitu saja dari bibir Chanyeol. Jujur, ia sendiri belum bisa – bahkan tidak akan bisa – menghilangkan perasaannya pada Chanyeol.

~grep

Baekhyun menegang. Tubuh mungilnya kini terbalut tubuh kekar Chanyeol yang merengkuhnya dengan segenap perasaan yang kian membuncah.

Ia merasa merinding hingga tulang ekornya, tapat disaat bisikan halus begitu saja terdengar dari telinganya.

"Baek... saranghae.. jeongmal saranghae.."

Mian hadan mal sarang handan

Mengatakan maaf padamu, menyatakan cinta padamu

Maldeureul suga eobtneunde

Kau tak bisa mendengarnya lagi

Ije waseo ya nege sori chi janha

Tapi sekarang aku teriakkan kepadamu

Baekhyun meneguk liurnya dengan kasar. Apakah ia perlu periksa ke THT setelah ini? sekedar memastikan apakah ia salah mendengar ucapan Chanyeol atau_

"kau tahu, meskipun kau enggan untuk mendengarnya.. aku akan tetap mengucapkannya.."

"Cha-Chanyeol.."

"saranghae.. nae Baekhyunie.. jeongmal saranghaee~"

"..na-nado saranghae, Yeollie.."

Dan tanpa Baekhyun ketahui, Chanyeol tersenyum manis, di ikuti seriangai tampan yang terukir begitu saja di wajah rupawannya.

~sret

Chanyeol melepas pelukannya – meskipun ia teramat sangat tidak rela –; ia langsung tersenyum lebar, dan meletakkan kedua telapak tangannya tepat disamping mulutnya.

"BYUN BAEKHYUN~~~ SARANGHAE, JEONGMAL!"

Baekhyun langsung menutup wajahnya yang mulai memerah dengan kedua telapak tangan mungilnya. Jantungnya terus berdentam.

Clap

Clap

Clap

Riuh tepuk tangan kian membuat Baekhyun merona padam. Ia benar-benar tak menyangka jika Chanyeol sudah mempersiapkan semuanya.

Deru nafas seseorang terdengar begitu saja di telinga Baekhyun. Rona kemerahan kian menjalar; tepat setelah ekor matanya menangkap wajah rupawan Chanyeol yang hanya berjarak sekitar 10 cm dari wajah manisnya.

8 cm..

Kian dekat..

7 cm..

Kian dekat..

6 cm..

Semakin dekat..

5 cm..

4 cm..

3 cm..

2 cm..

SANGAT DEKAAATTTTTTT..

1 c_

Chu..

Kecupan lembut mendarat sempurna di cherry tipis pemuda mungil bermarga Byun tersebut. Jantungnya berdetak kian menggila; apalagi disusul siulan dan riuh sorak sorai mahasiswa – teman satu kampusnya – yang menggoda.

Deru nafas keduanya beradu; denga kening yang masih saling beradu. Chanyeol tersenyum lembut. Tubuh kekarnya masih membungus tubuh mungil Baekhyun.

Terdengar intro dari sebuah lagu; dan ternyata Yong Soo – hyung Chanyeol – yang sudah menyiapkan semuanya.

" Neoman boindan mariya

Aku katakan : "aku hanya bisa melihatmu"

Neol saranghandan mariya

Aku katakan : "aku hanya mencintamu"

Nuneul gamado neoman boindan mariya

Bahkan saat aku menutup mataku, Aku katakan : "aku hanya dapat melihatmu"

Neoman bureundan mariya

Aku katakan : "aku hanya bisa memanggil (nama) mu"

Neol saranghandan mariya

Aku katakan : "aku hanya mencintamu"

Ibeul magado neoman bureundan mariya

Meskipun jika mulutku tertutup, aku katakan : "aku hanya bisa memanggilmu"

Baekhyun tersenyum manis, buliran bening terus mengalir dari wajahnya yang kali ini menyiatkan kebahagiaan. Senyum manisnya tak pernah pudar.

"nado, Yeollie.. nado saranghae~.."

_ The End _

Omake :

Sesosok namja jangkung nampak memperhatikan kejadian di taman belakang kampus di jendela besar ruang khusus anggota senat berkumpul. Disebelahnya, nampak sesosok lain dengan surai kehitaman yang tersibak oleh angin yang berhembus.

"dasar Chanyeol bodoh.." gumam sosok dengan surai kehitaman.

"ck, Byunnie juga kurang peka menyadari jika Chanyeol sebenarnya menyimpan perasaan untuknya." Sambung sang namja.

"tsk, yang benar saja. Padahal jika keduanya lebih cermat lagi, tak akan ada drama picisan seperti sekarang."

Sosok tersebut langsung melangkah menjauhi jendela tersebut; bermaksud meninggalkan ruang senat.

"chakkaman!"

Seruan tersebut menghentikan langkah sang sosok. Mengundang keheningan unutuk mendominasi ruangan tersebut meskipun hanya sesaat.

"Minhyun-ssi."

"hmn"

"bagaimana jika kita merayakan sesuatu malam ini?"

Ruangan kembali dipenuhi keheningan.

"mian, Kwanghee-ssi. Aku dan Hanbyul oppa ada jadwal pertandingan futsal melawan team Luhan sunbae sore ini."

Sosok tersebut kembali melangkah; meninggalkan sang namja – yang ternyata Kwanghee – yang termenung mendengar penolakan dari Minhyun.

Jadi, ia akan sendirian lagi? Minhyun ada jadwal pertandingan dengan kakak sepupu gilanya itu. Oh, mengejutkan! Mengingat jika Minhyun itu..

"YA! Kim Minhyun! Bukankah kau seorang yeoja?! Yah! Kau satu-satunya yeoja dalam team Hanbyul? YA~!"

Sayang sekali Kwanghee-ssi. Minhyun bahkan terlalu sibuk untuk mendengar ocehanmu -_-

.

.

.

.

.

.

A/n :

Omake-nya apaan -_- /tampar diri sendiri/

Review jangan lupa (9'o')9

p.s : Shika lagi suka masukin Hwang Kwanghee ZE:A jadi orang ketiga ChanBaek gegara ngeliat foto Kwang oppa yang ngecup kepala uri Bekyun XD /digetok Canyol/