Donghyuck kesal, dimalam hari yang dingin seolah menusuk tulang dirinya harus pergi ke tempat yang bahkan tidak pernah ia bayangkan untuk menginjakkan kaki jenjangnya kesana.
Klub malam.
Katakan saja Donghyuck adalah lelaki sok suci yang terlalu anti dengan tempat hiburan tersebut. Bukan tanpa alasan dia membenci tempat itu, didalam sana ia yakin tersedia berbagai macam minuman keras, asap rokok yang menggumpal serta makhluk-makhluk dengan napsu yang sangat tinggi.
Donghyuck meringgis ketika sampai didepan pintu masuk. Bagaimana tidak, iya disuguhi pemandangan pasangan yang keluar masuk dengan melakukan adegan yang sangat tidak pantas untuk disaksikan anak sma sepertinya. Kalau bukan demi Doyoung yang sedang sakit dan Jungwoo yang sibuk bekerja sampai melupakan handphone nya maka ia tidak akan sampai ke tempat ini.
"Hey anak kecil ini bukan tempatmu. Ayo cepat pulang" ucap salah satu penjaga dengan senyuman mengejek.
"Hey, paman aku juga tidak sudi datang ke sini kalau bukan karena ini menolong Jungwoo hyung" Donghyuck memutar bola matanya malas, mereka pikir mereka siapa meremehkannya.
"Oh, maafkan aku adik kecil. Masuk saja Jungwoo sedang bekerja"
Donghyuck segera masuk dan berharap menemukan sosok Jungwoo tanpa harus tersesat didalam bersama manusia-manusia penuh dosa didalam sana. Oh ayolah Donghyuck juga berdosa tapi setidaknya dia berbeda dengan mereka kan?
Mengabaikan tatapan lapar dan godaan dari orang-orang disana Donghyuck menajamkan penglihatan untuk menemukan Kim Jungwoo.
.
.
.
Ditempat yang sama tapi situasi yang berbeda, terdapat sepasang sahabat yang tengah serius membicarakan sesuatu. Keduanya terlihat sangat tampan dan mampu membuat beberapa pasang mata selalu mencuri pandang untuk menikmati keindahan yang tersedia.
"Turuti saja keinginan ibu mu itu Mark, setidaknya ia benar" ucap Lucas sambil menghembuskan asap rokok yang dihisapnya.
"Oh my God, Lucas. Kau pikir mudah untuk mendapatkan seorang kekasih? Oke anggap saja itu mudah, tapi aku benar-benar tidak ingin terjerat dengan hubungan apapun. Kita saja baru memasuki semester akhir, sebaiknya aku mengejar karir ku" yang bernama Mark menjawab dengan raut wajah frustrasi.
"Kau benar-benar berpikir seperti itu? Wow aku kira Mark Lee malam ini mengajakku ke klub malam untuk menemukan wanita-wanita seksi"
"Aku tidak tertarik pada wanita, Lucas"
"Maaf aku lupa kau trauma pada wanita sejak putus dari Herin" Lucas tertawa puas mengejek sahabatnya itu sementara Mark memaki lelaki bongsor dengan berbagai bahasa.
Tiba-tiba saja suara tawa Lucas berhenti, matanya fokus kepada sesosok mungil yang sepertinya sedang digodai seorang wanita. Sosok itu sangat familiar dimata Lucas, tapi dirinya lupa siapa.
Sementara Lucas fokus menatap adegan tarik-menarik tersebut Mark juga ikut menatap sosok mungil dan wanita penggoda yang sepertinya mulai sedikit kasar pada lelaki itu. Mark heran padahal anak itu lelaki tapi kenapa dia tidak punya kekuatan untuk melawan, aneh sekali. Seperti minta untuk dilindungi saja.
"Halo cantik, bisa kau lepaskan tangan kotormu dari kekasihku?"
Donghyuck, sosok mungil yang sedang dipaksa oleh sang wanita pun berbalik. Wajah pucatnya kembali seperti wajah biasa, dia bersyukur karena sesosok lelaki telah menyelamatkannya. Tidak peduli banyak mata menyaksikan adegan itu, Donghyuck segera berlindung dibelakang sosok tinggi itu.
"Cepat pergi dia bukan mangsamu"
Wanita itu pergi dengan kesal, mangsanya ternyata adalah milik salah satu lelaki yang cukup disegani di klub malam ini. Dia tidak berani membantah karena bisa saja dia diblacklist oleh seluruh klub malam di kota Seoul ini karena berurusan dengan si lelaki.
Kalian pikir yang menyelamatkan Donghyuck adalah Mark? Salah besar. Mark bahkan masih duduk santai dan menikmati minumannya tanpa ada niatan menolong Donghyuck. Wong Yukhei atau Lucas lah yang telah menolongnya, tentu saja ia harus menyelamatkan anak itu karena Donghyuck adalah sepupu dari pacarnya Kim Jungwoo.
Lucas menuntun Donghyuck menuju ke meja tempat ia dan Mark menghabiskan waktu sejak sore hari tadi, Mark terlihat tidak peduli saat kedua orang itu telah ada disampingnya dan dia sibuk memainkan ponsel mahalnya.
"Apa yang kau lakukan disini Hyuck? Jika Jungwoo tau dia bisa membunuhmu"
"Hey tiang listrik, pacarmu itu bahkan yang membuatku harus meninggalkan kasur kesayangan demi mengantarkan handphone jadul miliknya. Benar-benar menyebalkan"
"Oh kid, maafkan pacarku okay? Kenapa tidak kak Doyoung saja yang kesini? Aku tau kau sangat membenci klub malam"
"kak Doyoung sedang sakit, juga aku ingin menelponmu tapi Kak Doyoung memarahiku karena kau dan kak Jungwoo sedang bertengkar jadi aku harus berkorban demi kalian semua"
Mark tertawa keras saat mendengar penjelasan Donghyuck, Lucas sendiri tersenyum masam. Sebentar lagi Mark akan mengejeknya habis-habisan.
"Inikah Wong Yukhei yang sejak sore membangga-banggakan kisah cintamu bersama kak Jungwoo padahal sedang bertengkar makanya kau malas saat ku ajak kesini kan?"
Lucas tidak salah kan, anak keturunan Kanada tersebut gemar menggodainya jika sedang bertengkar dengan Jungwoo karena bagaimanapun Jungwoo akan sangat galak saat bertengkar dengannya sehingga ia seperti anak anjing yang ketakutan jika mendengar marahan Jungwoo.
Atensi Donghyuck pun teralihkan pada sosok tampan yang sedari tadi hanya diam sejak kedatangannya, dia pikir lelaki itu adalah sosok dingin dan kejam tapi setelah mendengarnya tertawa dirinya terlihat lebih bersahabat mungkin.
"Biarkan aku mengantarkan handphone kak Jungwoo kau disini saja bersama Mark nanti akan ku antar pulang okay?" Lucas segera beranjak dari tempatnya, hitung-hitung dia bisa mencari kesempatan untuk mendapatkan maaf dari kekasihnya kan.
"Mark jaga adik kecil ku ya"
Mark hanya mengangguk dan kembali fokus pada handphone nya tanpa peduli tatapan Donghyuck yang kesal karena diabaikan oleh Mark. Donghyuck itu memang manja dan sangat benci diabaikan, dia berharap Lucas tadi mengajaknya saja ke tempat Jungwoo daripada harus ditinggal berdua dengan temannya yang kembali terlihat menyeramkan.
"Siapa namamu?" pertanyaan Mark mengagetkan Donghyuck yang sepertinya hampir tertidur.
"Haechan. Lee Haechan"
"Bukankah Yukhei memanggilmu Hyuck? Bagaimana bisa Haechan?"
"Kau banyak tanya ya, Hyuck itu hanya panggilan untuk orang yang sudah dekat padaku jadi kau cukup tau atau memanggilku Haechan"
"oh terserah" Mark sedikit kesal karena anak disampingnya ini cukup terlihat sombong dari nada bicaranya dan Mark benci berurusan dengan orang seperti itu jadi ia memutuskan untuk mendiamkan Donghyuck sampai Lucas kembali menghampiri mereka.
Semakin lama sosok Lucas belum juga menampakan diri sampai Mark sudah lelah memainkan handphonenya, dirinya juga melirik sosok kesampingnya yang sudah tertidur pulas karena ini memang waktu tidur yang seharusnya.
"Yukhei cepat kembali, Haechan sudah tertidur. Antarkan dia pulang dulu"
"Mark? Maafkan aku bisa kau antarkan Hyuck pulang sepertinya aku tidak bisa. Oh Jungwoo kau sangat nakal"
Mark segera menutup sambungan telponnya, terkutuklah Lucas dan Jungwoo yang melakukan hubungan tanpa ingat sosok kecil yang mereka tinggalkan disini. Mark menatap Donghyuck dengan kesal, oh tidak ia harus menggendong anak ini ke mobilnya. Jujur saja ia tidak tega membangunkan Donghyuck yang tertidur pulas dengan wajah damainya.
Setelah berhasil sampai ke mobil, Mark memposisikan Donghyuck agar anak itu bisa tidur dengan nyaman. Sesungguhnya selama menggendong Donghyuck, Mark sedikit terganggu dengan aroma tubuh Donghyuck yang sangat manis atau mungkin dia mabuk dan mulai berhalusinasi.
"Apakah kita akan mengantar anak itu Tuan Mark?" tanya sopir Mark.
"Ah iya, tapi aku tidak tau dimana alamatnya. Hey Haechan ayo bangun"
Bukannya bangun Donghyuck hanya bergeliat tidak nyaman, Mark pun baru sadar kalau wajah Donghyuck sudah dipenuhi peluh dan sedikit pucat.
"Kita langsung saja ke rumah, sepertinya anak ini demam"
"Baiklah Tuan"
Mark sangat khawatir dan menyumpahi Lucas serta Jungwoo karena membiarkan Donhyuck harus kesakitan sementara mereka sedang asik menghabiskan malam berdua.
.
.
.
Donghyuck menggeliat dalam tidurnya, karena merasa dingin ia menarik selimut sehingga kembali membungkus badannya. Tapi Donghyuck merasakan seperti ada orang yang menatapnya dengan tajam, jadi dengan susah payah Donghyuck membuka matanya yang masih ingin terpejam lebih lama. Donghyuck juga merasakan ada sesuatu yang menempel di dahi nya.
"WAHHHH!!"
Donghyuck sangat terkejut ketika membuka mata disuguhi pemandangan seorang pemuda yang terlihat lebih muda daripada dirinya. Tatapan pemuda itu sangat mengerikan, rasanya seperti ia akan menelan Donghyuck hidup-hidup.
"Jadi kau pacarnya Kak Mark yang baru ya?"
Donghyuck yang ketakutan karena sosok itu semakin mendekat dan terus menatapnya segera melemparkan bantal serta selimutnya kearah pemuda tersebut. Dia bingung, siapa kak Mark yang dimaksudkan oleh sang pemuda.
Tetapi setelahnya kedua orang itu malah saling terkejut karena tubuh Donghyuck telah setengah telanjang dan hanya memakai celana kebesaran yang cukup pendek.
"BIBI!! KAK MARK DAN PACARNYA SUDAH MELAKUKAN HAL MESUM SEMALAM" teriak pemuda itu dengan suaranya yang melengking bagai lumba-lumba.
"APA?! HEY INI TIDAK SEPERTI YANG KAU BAYANGKAN"
.
.
.
TBC
Halo semuanya, aku balik lagi dengan sebuah cerita yang muncul dipikiran ini secara tiba-tiba tengah malam. Semoga aku bisa nenyelesaikan cerita ini dengan baik.
Terima kasih kepada kalian yang sebelumnya sudah memberikan respon untuk ceritaku yang pertama dan juga sudah memberikan saran yang sangat membantu. Aku sangat senang.
Semoga kalian menyukai karya kedua ku ini.
Sampai jumpa!!
