Rei : Rei akhirnya ingin membuat fic baru.

Miku : Huh, fic macam apa lagi ini?

Rei : Kali ini tentang para author di Fandom Vocaloid nyasar ke dunia Vocaloid. Dan bisakah kau tidak memakiku, Miku?

Miku : Oh begitu. Peduli amat denganmu?

Rei : Miku-chan jahat! Padahal aku fansmu yang ketiga! (Pertama Kagamine Twins, kedua Kamui Gakupo)

Miku : Suka-suka aku lah! *mulai gak woles*

Rei : Tahu lah. Ayo mulai ceritanya.

Disclaimer : Vocaloid bukan milik Rei. Vocaloid milik Crypton Future Media, Yahama Corporation, AH Sofware, Internet Co.,Ltd, Zola Project, Zero-G, dll. Oh ya, Utauloid milik para creator masing-masing. Dan para author yang berada di Fandom Vocaloid, Rei pinjam ya. Tehhehehehe~

Warning : Gaje, abal, ancur, typo di mana-mana, jelek, OOC, author di sini sifatnya pasti tidak mirip dengan aslinya, maklum gak tahu, tapi dibuat sebaik-baiknya, OOT, Rei masuk dalam cerita, EYD tidak benar, de el el.

A/N : Saya memasukkan author yang saya kenal saja, baik dari author favorite saya sampai yang pernah saya lihat. Ceritanya di sini semua author satu sekolah tapi beda kelas XD. Semuanya saling kenal kok. Dan Vocaloid di sinimempunyai kekuatan juga. Jadi beda. XD

Genre : Adventure, Fantasy, Humor, Parody, Friendship, Supernatural, dll.

Rated : T

Pairing : Gak ada.


.

Happy Reading minna~

.

.

.

.

.

Suatu pagi yang cerah di Sakura Gakuen (Nama sekolahnya gitu aja ya?), terlihat berbagai orang sedang melakukan proses belajar mengajar, seperti seorang anak kecil berambut hitam sepinggul, bermata hitam. Sepertinya dia masih duduk di bangku SD.

'Pelajaran yang membosankan.' batinnya dalam hati.


KRING!

Setelah bel istirahat berbunyi, gadis itu berjalan keluar kelas, sambil berjalan menuju kelas SMK.

"Huh, di mana dia?" tanya gadis itu pada dirinya sambil mencari temannya sepertinya.

"Rei-chan!" teriak seseorang dari kejauhan.

"Ah! Cyber-kun! Akhirnya kutemukan." teriak gadis itu yang diketahui bernama Kurotori Rei.

"Daritadi aku mencari Rei-chan tahu!" pekik seseorang tadi yang diketahui bernama Cyber Keju-ma, sedikit aneh bukan?

"Aku yang mencari tahu!" balas Rei kepada Cyber.

"Aku tahu!" balas Cyber juga kepada Rei.

"Aku!"

"Aku!"

"Aku!"

"Aku!"

Terjadilah perang mulut antara Rei dengan Cyber.

"Kalian pagi-pagi jangan bertengkar dong." ucap seorang gadis dibelakang mereka.

Rei dan Cyber pun menoleh ke belakang. Melihat seorang gadis itu dengan tatapan masalah-buat-loe-gitu-kalau-kami-bertengkar?

"Cih, dasar Akanemori." ucap keduanya sambil mengucap nama gadis itu.

"Ahaha, tidak apa-apa kan?" tanya Akanemori ketakutan, jika dia salah bicara sedikit, mungkin mereka berdua bisa melakukan 'sesuatu' padanya.

"Tidak apa-apa kok, Aka-chan, aku maafkan." ucap Rei tenang.

"Aku juga." ucap Cyber

.

.

.

.

.

.

SKIP TIME (Pulang sekolah)

"Akhirnya pulang juga." kata Rei senang.

"Ya, ini sangat menyenangkan." ucap Cyber kesenangan.

"Kita singgah ke cafe terdekat yuk." ajak Akanemori kepada kedua temannya itu.

"Oke!" jawab mereka berdua serempak.


In The Cafe

"Hm, kita mau pesan apa ya?" tanya Rei kebingungan sambil membolak-balikkan buku menu.

"Hm, aku juga bingung deh." ucap Akanemori.

"Aku ingin pesan Apple Juice saja deh." ucap Cyber.

"Kalau aku pesan Avocado Juice." ucap Rei.

"Kalau aku pesan Orange Juice." ucap Akanemori.

"Pelayan, pesan Apple Juice satu, Avocado Juice satu, dan Orange Juice satu." ucap Akanemori kepada pelayan tersebut.

"Baik, silahkan menunggu." ucap maid itu lalu pergi.


3 menit kemudian...

"Ini pesanan anda semua." ucap maid itu seraya meletakkan pesanan mereka semua.

"Arigatou." ucap Rei sambil menyeruput jus alpukatnya.

"Hai, doushitashimashite." ucap maid itu lalu beranja pergi.

"Jus apel ini lumayan enak." ucap Cyber yang masih terus menyeruput jus miliknya.

"Apalagi jus jeruk ini." kata Akanemori.

"Yang paling enak tentu saja jus alpukat." kata Rei yang membanggakan dirinya.

Lalu tiba-tiba ada 3 orang yang datang untuk mengagetkan mereka, dua perempuan satu laki-laki. Masing-masing mereka mengagetkan satu orang.

"AHH! MALING LU KECOPET!" latah Rei karena kaget.'

"UAAA!" teriak Akanemori dan Cyber bersamaan.

"Tehehe~, Mission Complete!" ucap salah satu gadis itu.

"Ya, benar sekali, muahaha." tawa gadis kedua dengan wajah pscyopath.

"Mission Complete." ucap laki-laki itu tenang.

"Ka-Kalian!" ucap Cyber, Rei, dan Akanemori berbarengan.

"Iya, ini kami." ucap gadis pertama.

"Kalian pasti Kuroshi Chalice, Shiroi Karen, dan Mitoshi Koro kan?" tanya Rei polos.

"Iyalah! Sudah tahu masih nanya!" teriak Karen sekencang-kencangnya.

"Ah, jangan ribut, Chalice merasa terganggu!" pekik Chalice kepada Karen.

"Ya sudah, woles dikit napa?!" ucap Karen kepada Chalice.

"Ini sudah woles Karen!" ucap Chalice yang mulai naik darah.

"Tolong jangan bertengkar." ucap Rei kepada mereka berdua.

"Iya, ini ditempat umum." ucap Cyber membenarkan ucapan Rei.

"Ayo duduk dan cerita-cerita." ucap Akanemori sambil mempersilahkan mereka duduk.

"Mau cerita apa?" tanya Karen yang mulai sedikit tenang.

"Tentang Vocaloid saja gimana?" usul Rei kepada semuanya.

"Ide bagus!" ucap Chalice senang.

"Vocaloid 3 katanya kedatangan anggota baru loh." ucap Karen memulai pembicaraan.

"Aku tahu, pasti itu Vocaloid bahasa Spanyol kan?" ucap Koro.

"Iya, kalau tidak salah namanya itu Maika." ucap Chalice.

"Lagunya lumayan bagus." ucap Cyber.

"Iya, apalagi yang judulnya En Tu Mirar." ucap Rei dengan mata berbinar-binar.

"Lagu YOHIOloid juga bagus." kata Rei lagi.

"Masa sih? Aku belum pernah dengar." ucap Koro.

"Bagus tahu! Apalagi lagunya yang judulnya Neapolitan. Campuran Jepang-Inggris." ucap Rei.

"Ada yang tahu lagu Hatsune Miku yang judulnya Senbonzakura?" tanya Karen.

"Saya tahu." ucap Chalice.

"Saya juga tahu." ucap Rei.

"Ada yang tahu lagu Rin dan Len yang judulnya Death Should Not Have Taken Thee?" tanya Koro.

"Tidak." koor semuanya.

"Yah, padahal lagu itu bagus tahu." ucap Koro.

"Lagu VY1 Mizki dengan VY2 Yuuma yang judul Hurting For A Very Hurtful Pain itu cepat banget." ucap Chalice.

"Iya, itu cepat banget." ucap Akanemori.

"Kan ada yang nyanyi lagu itu si Yukari dan Mayu kan?" tanya Cyber.

"Iya, memang ada." ucap Chalice.

"Coba saja aku bisa pergi ke tempat di mana semua orang itu Vocaloidnya." ucap Rei.

"Iya yah, coba saja." ucap Karen.

"Aku ingin ketemu Kaito-kun." ucap Chalice.

"Aku kepengen ketemu Len-kun." ucap Rei.

"Aku ingin ketemu sama Tei." ucap Cyber.

"Itu kan Utauloid." ucap Akanemori.

"Tapi gak pa pa lah." ucap Cyber.

"Coba saja kita bisa bertemu dengan para anggota Vocaloid/Utauloid. Pasti seru." ucap mereka semua berbarengan.

"Hihihi, kalau itu terjadi bagaimana?" ucap seseorang misterius lalu mereka semua tertidur.

.

.

.

.

.

.

"Uh, ini di mana?" ucap Chalice.

"Iya, ini di mana?" ucap Rei.

Terlihat mereka berada di sebuah kamar yang besar dan luas. Teman-teman mereka yang lain juga ada.

"Oh, kalian berdua sudah sadar?" ucap seseorang dari balik pintu.

"!" Chalice dan Rei kaget saat melihat seseorang itu.

"I-Ini tidak mungkin." ucap Rei.

"Ini pasti mimpi." ucap Chalice lalu menyubit tangannya berharap tidak sakit tetapi yang dirasakannya adalah kebalikannya.

"AUCH!"

"Kalau ini bukan mimpi, jadi ini kenyataan?" ucap Rei dan Chalice sambil memandang orang itu.

"Kenapa kalian memandangku seperti itu?" ucap orang itu.

"Ah, tidak ada apa-apa kok." ucap Rei. Chalice hanya mengangguk.

"Baguslah, ah watashi wa Hatsune Miku desu, yoroshiku." ucap Miku.

"!" Rei dan Chalice kaget lagi. Ternyata ini adalah Miku sungguhan. Bukan orang yang bercosplayer menjadi seorang Hatsune Miku.

"A-Ah, watashi wa Kurotori Rei desu, yoroshiku." ucap Rei.

"Watashi wa Kuroshi Chalice desu, yoroshiku." ucap Chalice.

"Oh begitu, kalian makan dulu saja, nanti teman kalian pasti bangun." ucap Miku dengan suara lembutnya.

.

.

.

.


Di ruang makan...

"Wah, makanannya kelihatannya enak." ucap Rei langsung menyantap makanan tersebut.

"Terima kasih atas hidangannya." ucap Chalice sopan kepada Miku.

"Ya, sama-sama." ucap Miku.

"Bisa kau jelaskan tentang dunia ini?" tanya Chalice kepada Miku.

"Baiklah," Miku menarik nafas sebentar lalu berkata "Dunia ini disebut Loid Land, Loid Land terbagi menjadi dua, yaitu Vocaloid Land dan Utauloid Land. Tempat yang sekarang kau tempati itu adalah Vocaloid Land. Di dunia ini, semua orang bisa memakai senjata andalan mereka atau mereka bisa memakai sihir. Nah, senjatanya biasa tergantung keahlian pemilik. Masing-masing orang harus memiliki satu senjata dan satu elemen. Di sini ada 10 elemen, yaitu api, air, angin, tanah, tumbuhan, petir, es, besi, cahaya, dan kegelapan. Elemen yang elite di sini ada dua, yaitu cahaya dan kegelapan. Sangat jarang orang bisa menggunakan elemen cahaya dan kegelapan, biasanya elemen itu bisa muncul dengan sendirinya tergantung perasaan orangnya. Jadi, orang yang bisa menguasai dua elemen itu sudah termasuk kelompok elite. Di sini juga ada kerajaan kegelapan yang akan menyerang Loid Land. Kerajaan kegelapan itu sebelumnya juga salah satu dari anggota Vocaloid Land dan Utauloid Land. Mereka semua bisa menguasai seluruh elemen kecuali elemen cahaya. Kadang-kadang, anggota kerajaan kegelapan itu bisa mengendalikan anggota Vocaloid Land dan Utauloid Land. Jadi berhati-hatilah. Keberadaan anggota kerajaan kegelapan memang sangat susah diketahui." jelas Miku panjang x lebar x tinggi = rumus volume balok (Apa maksudnya ini?)

"Begitu, apakah Loid Land tidak mempunyai pemimpin?" tanya Chalice.

"Tidak ada, semuanya berjuang sendiri-sendiri." ucap Miku.

"Tapi, kami di sini tidak mempunyai senjata. Di sini kan musti wajib memiliki senjata dan satu elemen." ucap Rei.

"Soal itu tenang saja. Di sini aku punya banyak senjata." ucap Miku. "Dan tungu teman kalian semuanya bangun."

.

.

.


SKIP TIME

"Semuanya sudah di sini?" tanya Miku.

"Sudah."

"Nah, tadi aku sudah memberikan penjelasan tentang dunia ini, ngerti kan?" tanya Miku karena dia capek menjelaskan dua kali.

"Ngerti kok." koor semuanya.

"Ini dia ruang senjatanya." ucap Miku lalu ia memasukkan kode untuk membuka pintunya.

"Wahh, banyak sekali senjata di sini." ucap Karen terkagum-kagum.

"Indahya." ucap Akanemori.

"Ini adalah ruang senjata terbanyak yang pernah kulihat." ucap Koro.

"Keren." ucap Rei dan Chalice bersamaan.

"Silakan pilih yang kalian suka." ucap Miku.

Semuanya sibuk memilih senjata yang akan dia pakai.

"Aku mau death sychte ini." ucap Rei.

"Aku mau magic staff ini." ucap Chalice.

"Aku mau arch ini." ucap Akanemori.

"Aku mau katana ini." ucap Koro.

"Aku mau dual fan ini." ucap Karen.

"Aku mau dual shot gun ini." ucap Cyber.

"Nah, karena sudah pada memilih, aku adakan pemeriksaan elemen tersembunyi kalian." ucap Miku.

"Baiklah." ucap semuanya bersamaan.

.

.

.


Selesai cek...

"Nah, ini hasilnya." ucap Miku sambil membacakan hasilnya.

Rei = petir.

Cyber = tanah.

Akanemori = air.

Karen = angin.

Chalice = tumbuhan.

Koro = api.

"Begitu ya hasilnya." ucap Akanemori.

"Permisi apakah ada Hatsune Miku di dalam?" tanya seseorang di luar.

"Masuklah." ucap Miku. Lalu kedua orang itu pun masuk.

"Hee! Yami Nova dan Tsukiyomi Ayaka! Sedang apa kalian di sini?!" pekik Karen.

"Seharusnya kami yang tanya, kenapa kalian di sini?" ucap Nova.

"Kami tidak tahu kenapa kami bisa berada di sini." ucap Akanemori.

"Begitu, kalian sudah ada senjata dan elemen belum?" tanya Cyber kepada mereka berdua.

"Aku senjatanya Ax dan elemennya es." ucap Nova.

"Aku senjatanya Hammer dan elemennya besi." ucap Ayaka.

"Oh ya, daritadi aku bingung, senjata Miku-chan apa?" tanya Chalice.

"Ah aku tak punya senjata, hanya sihir saja kok." ucap Miku.

"Oh begitu." ucap Chalice.

"Aku belum memberitahu misi kalian berdelapan ya?" ucap Miku.

"Memangnya ada misi apa?" ucap Rei.

"Misi untuk menghancurkan kerajaan kegelapan." ucap Miku.

"Begitu toh." ucap Koro.

"Kalian akan dibantu oleh temanku kok." ucap Miku.

"Siapa temanmu?" tanya Nova.

"Itu." ucap Miku sambil menunjuk dua anak yang kelihatannya kembar.

'Sejak kapan mereka berada di situ?' batin mereka berdelapan.

"Ah, watashi wa Kagamine Rin desu, yoroshiku." ucap perempuan yang bernama Rin itu.

"Boku wa Kagamine Len desu, yoroshiku." ucap laki-laki yang bernama Len.

"Kalian cewek yang cantik ya." ucap Ayaka sambil memasang pose mata berbinar-binar.

Len merasa tertohok saat ia disebut perempuan. Akhirnya dia hanya bisa pundung di pojokan dengan aura suram XD.

"Dia kenapa?" tanya Ayaka sambil menunjuk Len.

"Dia itu laki-laki, bukan perempuan." ucap Rin.

"Begitu, sumimasen." ucap Ayaka.

"Besok kalian akan memulai misinya, jadi kemasnya barang-barang kalian." ucap Miku.

"Hai!" koor semuanya.

Bagaimanakah kelanjutan ceritanya?

To be continued.

.

.

.

.

.


Rei : Baguskah? Jelekkah?

Miku : Kritik dan saran akan diterima dengan senang hati oleh Rei.

Rei : Tumben Miku tidak memanggilku BakAuthor.

Miku : Itu pahala karena telah menjadikanku orang baik di fanfic ini.

Rei : Begitu. Jangan ngeflame ya.

Rei : Rei baru tahu, padahal udah ketik rasanya sudah banyak wordsnya tapi masih segitu-segitu saja T^T

Mind To Review?