la historia

disclaimer
hetalia series © himaruya hidekazu
fanfiction © pindanglicious

saya tidak mengambil sedikit pun keuntungan dari pembuatan karya ini karena sesungguhnya saya hanya menulis atas dasar menambah asupan dan amunisi, bukan untuk memperkaya diri.

warning: historical (i tried. like omg). rating T+ for some reasons . may contains irrelevant information about the history . drabble collection . using human names (arthur kirkland: england/britain/uk; antonio fernandez carriedo: spain/castile/aragon)

sum: arthur, antonio, dan goresan tinta sejarah di atas tanah.


santo domingo;


Lyle Carmichael adalah sosok yang membayang dalam angannya ketika Antonio hanya bisa berbaring lemas di atas matras. Lensa zambrud itu memandang kosong langit-langit ruangan yang dia tempati. Lapisan catnya sudah banyak terkelupas, sisi-sisinya ditempeli bangkai jaring laba-laba.

Dia harus beristirahat, kemudian bangkit mengambil senjata setelah pulih. Dia bisa mengurusi dirinya sendiri sebelum pemimpin-pemimpinnya memberi mandat untuk bergegas mencengkeram tahta di San Carlos. Reconquista belum selesai. España eksis untuk itu.

Antonio tidak merasa merana. Sama sekali. Jenderal Ramírez membawa namanya untuk mencetak sejarah emas di Palo Hincado, menghabisi pasukan Ferrand atas nama negara Perancis. Antonio bisa menghabisi Francis dan membungkam mulut besar lelaki itu dalam sekali lemparan batu. Dia tak perlu mortir maupun meriam. Spanyol bisa berdiri sendiri.

Tapi Arthur bersikukuh datang merecoki Antonio dengan segala alasan dan penyangkalan ketika sang negeri mediterania menghujaninya dengan pertanyaan; "Kenapa kau begitu tendensius mengurusiku yang cuma diserang demam?"

Tuan pirang itu tak pernah mengetuk pintu masuk ketika dia berniat untuk membesuk. Itu momen yang paling Antonio ingat.

"Tidak, tidak. Aku tidak ke sini untuk jadi badut penghibur atau dokter pelipur lara. Dengar itu!"

Begitu katanya, sambil mengipas-ngipaskan telapak tangan di udara―ketika Antonio mengucap kata terima kasihnya―sebagai gestur pengelakkan.

Yang lebih tua mendenguskan tawa di sela deru napasnya yang terasa panas. Dalam hati bersyukur bisa bersama dengan Britania dalam sisi yang sama.

"Cepat sembuh, wanker," cibir Britania, diselingi kekeh ejekan. Dia berjalan mendekati matras di mana lawan bicaranya duduk lemas terpekur dengan punggung bersandar di tembok belakang.

Arthur menyentuhkan dahinya dengan dahi sang kawan, kemudian membandingkan suhu tubuh mereka. Temperatur Antonio masih panas, namun tak setinggi tempo hari yang lalu. Arthur bisa bernapas lega, tetapi dia menyembunyikannya dengan ekspresi dingin seperti biasa.

"Kita masih punya misi untuk merebut San Carlos dari tangan kotor kodok bajingan itu."

Setelahnya dia berbisik pragmatis, asanya berkobar tak sabar untuk melihat Francis menggelepar di depannya nanti. Antonio menggelengkan kepala.

Ini panggung pertunjukannya, tapi Arthur yang berkoar penuh ambisi. Haruskah dia merasa iri karena satu-satunya orang yang ada di otak Britania Raya saat ini hanyalah Perancis?

Oh, tidak. Tidak. Dia akan berkompetisi dengan Arthur untuk mengalahkan Francis juga.

(Atau berkompetisi dengan Francis untuk menentukan siapa yang pantas berdiri dengan Arthur di sisi yang sama, barangkali?)


forlorn;


Kadang Antonio ingin melempar beribu tanya kepada benaknya;

Apa tujuan Inglaterra yang sebenarnya? Apa dia hanya ingin menumpah hasrat untuk memerangi Francia dengan cara memanfaatkan España?

Apa yang akan dilakukan oleh Inglaterra setelah semua ini usai?

Apa yang akan terjadi selanjutnya di antara benang relasi España dan Inglaterra? Pertempuran kah? Pernikahan antar bangsawan, kaum priyayi kah? Aliansi bilateral kah?

Tidak ada yang harus Antonio pikirkan. Harusnya. Dia tak perlu mengacuhkan apa pun yang akan terjadi kelak. Tapi selalu ada yang mengganjal hatinya. Selalu.

Seperti ketika dia cuma bisa memandangi Dubarquier yang menyerah kepada pasukan Inggris, bukan kepada Spanyol yang notabene lawan main sesungguhnya. Antonio mengepalkan tangan, ingin berteriak kepada Arthur.

"Niat awalmu hanya untuk melihat Francia berlutut di hadapanmu, 'kan? Kau hanya ingin puas dengan itu, 'kan?" dia memberanikan diri untuk melontarkan pertanyaan, nadanya sengit. Diiringi debur ombak di pesisir laguna el Condado.

Lawan dialognya bersidekap konservatif. Arthur menggedikkan bahu.

"Interpretasikan itu sendiri. Atau kau bisa mewawancarai Carmichael maupun Ramírez," dengusnya malas. Antonio mengerutkan kening, menatapnya tajam. Arthur terkekeh apatis.

"Baiklah. Aku menjawabnya, Antonio. Tatapan galakmu sama sekali tidak cantik."

Nation berambut pirang itu melepaskan sarung tangan hitam yang melekat di kulit sebelum menyatukan dialognya yang belum utuh.

"Untuk France. Aku bahkan belum puas melihatnya tersungkur di medan perang, jujur saja," tuturnya dengan seulas seringai. Jantung Antonio berhenti berdetak, bola matanya terbelalak. Bekas imperium nomor wahid di tanah Eropa itu menggigit bibir bawah. Ada sebersit kecewa yang tertoreh di hati.

"Kau mempermainkan―"

"Dan untuk Antonio Fernandéz Carriedo."

Arthur menimpal final. Sang pemilik nama bungkam dibuatnya. Antonio merasakan otot diafragmanya berhenti berkontraksi sesaat, respirasinya tertahan. Dia tidak tahu harus merasa bahagia atau malah sengsara. Ada implikasi di balik kalimat itu, dia yakin.

"Tarik kalimat itu, Arthur…. Kita mungkin akan bertemu sebagai musuh di medan pertempuran yang akan datang …"

Dia mendesis, parau dan pesimis. Bahkan Antonio sendiri tak mengerti kemana perginya personifikasi Spanyol yang selalu optimis kala itu.

.

(Karena Arthur adalah biang keladi dari semua distraksi pikirannya.)


intertwined;


Hubungan mereka sudah dihiasi kesenjangan semenjak berabad-abad silam. Begitu fluktual; kadang menegang, satu waktu meredam.

Antonio sudah mengenal Arthur jauh sebelum diterpa masa-masa kelam.

Kemudian sosok berambut pirang itu mematung di mukanya sekarang, menyorotkan pandangan gamang. Tubuh tegapnya bersandar pada daun pintu markas yang tertutup; dia tidak mengerti kalimat apa yang harus bibirnya ramu. Si tuan personifikasi Spanyol terpaksa harus berinisiatif memulai perbincangannya dengan sang tamu.

"Aku sudah mendengar semuanya tentang América." ―Antonio berdehem satu kali. "Apa yang membuatmu datang ke sini, chico? Gentar karena Andrew Jackson akan memburumu?" sambungnya dengan gelak tawa ejekan yang pelan. Lelaki pirang di depannya tak menghiraukan. Dia merasakan terpaan angin yang berembus masuk dari jendela seberang membelai pipi.

Arthur membuang napas, menepis keengganannya untuk berbicara sepatah dua patah kata. Indra penglihatannya bergerilya ke sekeliling ruang, kemudian mendapati netra hijau sang spaniard yang tengah duduk di kursi rotan, ditemani sekardus kecil mawar imitasi dan secangkir kopi.

"Aku datang ke sini untukmu―untuk Pensacola."

Bohong.

Harusnya Arthur tak perlu jauh-jauh bertandang ke Florida hanya untuk menemuinya. Harusnya.

Antonio belum menjawab; dia ingin tertawa―karena semua ini begitu konyol buatnya. Tangannya sibuk merangkai kelopak-kelopak merah bunga mawar. Dia menunggu mulut itu kembali bergerak untuk menyatukan dialog utuh. Arthur berjalan mendekatinya dan menatap hijau senada milik sang brunet dalam-dalam.

"Bersatulah bersamaku," bisiknya samar. Antonio mendadak terdiam, tubuhnya terasa dibekukan oleh partikel subatomik magis yang keluar dari mulut si pirang.

Mawar imitasinya yang baru setengah selesai digeletakkan di atas meja kerja. Pria itu mengangkat dagu, memasang wajah seriusnya yang jarang dia pertontonkan kepada sejuta umat.

"Aliansi?" dia bertanya memastikan. Keningnya berkerut kritis. "Kau hanya memintaku untuk jadi kawan kalau situasimu sedang memburuk. Kenapa kautumbuh jadi negeri malang seperti ini, Inglaterra-ku sayang?"

Arthur menyunggingkan senyum getirnya yang tipis. Dia terkekeh. Dalam hati membenarkan apa yang dikatakan kawan―sekaligus mantan lawan―nya. "Ya. Aku butuh bantuanmu, Spain. Kasihanilah si pengecut malang ini." Lelaki itu mengaku; meraih tangan berkulit kontras dengannya tersebut ke dalam genggaman.

"Aku butuh kekuatanmu untuk menghabisi anak bocahku yang baru tumbuh kemarin sore."

Antonio membiarkannya. Dia tak bisa menahan guratan senyum di wajah, pun mendeskripsikan betapa puas hatinya melihat sang negara bermartabat tinggi ini sudi berlutut di depannya; mengecup buku-buku jemarinya dengan segala frasa maupun adjektifa yang ada.

Antonio tak menjawab "ya" maupun "tidak". Dia menggerakkan telunjuk dan jari tengahnya untuk memberikan sebuah ketukan singkat di dahi Arthur sebagai tanggapan.

"Kalaupun aku menjawab 'tidak', kau pasti akan terus memaksaku, 'kan, Inglaterra?"

.

(Kau benar, sayang. Selalu benar.)


defeat and leaving;


Alfred tidak ada di sana untuk menertawakan ayahnya―seperti ketika dia merubuhkan Arthur di perang revolusioner Amerika, sekitar satu abad yang lalu. Anak itu sibuk mengurusi segala perkara di Alabama, Arthur yakin. Dia yang memberi mandat pada Jackson untuk segera singgah ke sana.

Arthur tidak mau meninggalkan Pensacola―meninggalkan Antonio, mengibarkan bendera putih di hadapan mantan koloninya. Harga diri Britania terlalu tinggi untuk itu, dan Arthur tidak sudi. Tapi Antonio yang mengakhiri; memaksa Arthur untuk pergi.

"Pergi! Angkat kaki dari sini! Aku akan menyerahkan kota ini pada Amé―"

Sang personifikasi negeri Inggris Raya memotong konversasi yang baru keluar tiga perempatnya dari mulut pemilik darah latin.

"Kau gila, Spain! Jangan berkelakar!" sentaknya dengan letup amarah yang sudah sampai di ubun-ubun. Dia menarik kerah baju Antonio kasar, menatap lelaki itu penuh emosi. "Untuk apa kita punya enam ratus pasukan infanteri kalau mau menyerah secepat ini?! Kita masih punya mereka, orang-orang Creek! Kita masih punya barisan kokoh artileri dan banyak amunisi!"

Arthur mengabaikan ingatannya tentang pertempuran di benteng Barrancas. Tentang mortir canggih milik artileri Amerika yang menghancurkan pasukannya. Dia belum mau mengangkat tangan dan mendeklarasikan kekalahan. Dia masih punya Manrique. Dia masih punya rakyat-rakyat Creek. Dia masih punya … Antonio.

Cengkeraman itu melonggar perlahan. Iris hijau mereka bertukar pandang; satu dari keduanya menelan saliva kegundahan.

"Kau yang gila, Inglaterra! Serahkan aku pada América, lalu kau bisa bebas dari semua kemelut peperanganmu dengan anak kesayanganmu itu! Kau hanya tinggal menghabisinya di New Orleans!"

Antonio berteriak di depan wajah personifikasi negeri yang lebih muda darinya tersebut. Lelaki itu menggeram, menggerakkan dua tangannya untuk balas mencengkeram bahu tegap si pemilik rambut blond. Arthur meringis, mencoba melawan. Dia kembali menyorotkan pandangan dingin pada lawan bicaranya.

"Aku bukan pengecut, jangan memerintahku untuk melarikan diri dari bajingan kecil itu!" orasinya angkuh. Dia meraih kedua punggung tangan Antonio yang masih bertengger di bahunya dan meremasnya kencang. "Aku tidak mau meninggalkanmu, idiot wanker!" dia mendesis di depan telinga sang Reino de España, dibalas dengan belalakan bola mata si empunya.

"Arthur!" bentak Antonio. Dia ingin menampar wajah negeri kepala batu ini sekencang mungkin. "Eres jodidamente terco, cabrón!" umpatnya kesal. Dia tak bisa membayangkan nasib Inglaterra, Pensacola, bahkan dirinya jika Arthur tetap keras kepala. Amerika punya Jackson dan ribuan bala tentara. Anglo-Spanish tak punya apa-apa―kalau boleh mendramatisir.

Arthur Kirkland bergeming penuh kepahitan. Dan Antonio terkekeh lemah, getir. Dia mengacak rambut pirang itu sebelum mengusap pelan luka goresan di pipi tirus sang briton dengan ibu jari.

"Pero no puedo dejar de preocuparme por un necio gilipollas como tú, Arturo."

(Lalu menyunggingkan senyum sebelum Arthur pergi.)


end


glossary

chico: nak (buat anak laki-laki) e.g: mencari siapa, nak?

eres jodidamente terco, cabrón!: kau bajingan menyebalkan, brengsek!

pero no puedo dejar de preocuparme por un necio gilipollas como tú, arturo: tapi aku tak bisa berhenti mengkhawatirkan bajingan ceroboh sepertimu, arthur

history talking

prompt pertama dan kedua adalah tentang spanish reconquista of santo domingo (1808-1809); bagian dari perang napoleon. sedangkan prompt nomor tiga dan empat adalah tentang battle of pensacola (1814); bagian dari perang 1812.

#1 santo domingo:

di sejarahnya, 400 dari 600 tentara spanyol jatuh sakit. dan inilah alasan kenapa saya bikin scene di mana antonio juga sakit di sini. tapi mereka (skuadron spanyol) bersikukuh buat maju terus ngelawan perancis. and then, tanggal 30 juni pasukan spanyol pergi untuk ngerebut gereja san carlos, nah ini perintahnya carmichael (mayjend-nya inggris waktu itu). pasukan inggris datang sehari setelahnya.

#2 forlorn:

dubarquier (jendral tentara perancis) menyatakan menyerah cendurung kepada inggris, bukan kepada spanyol. besoknya pasukan inggris menduduki kota tsb. dan benteng san jeronimo.

poin personal(?)nya antonio di sini adalah; dia ngerasa semacem … bingung dan galau mau gimana lagi setelah semua beres. apa inggris bakal ninggalin spanyol dan mendeklarasikan perang lagi? apa gimana?

ya intinya suasana hatinya gitu sebagai manusia biasa haha /digerek

#3 intertwined:

sejujurnya perang 1812 adalah perang antara inggris vs amerika, tapi spanyol juga berperan penting di sini. cuma, battle of pensacola adalah bagian dari perang 1812 yang paling penting buat saya /... /BUATELU

pensacola itu daerahnya di florida btw

andrew jackson (jendral amrik) ngerencanain buat nyerbu orang-orang british di pensacola buat tawuran(?) beneran di new orleans. jadi amerika kayak ngajakin bapaknya buat ribut di new orleans, bukan di tanah papanya yang satu ini (?) (amrik itu bapaknya banyak hadeh :( engspa adalah bapaknya amrik /TERSERAH)

aliansi inggris sama spanyol ada sejak kapten woodbine berhubungan sama gubernur spanyol; mateo gonzales manrique. selain itu juga sir edward nicolls udah pernah nego-nego(?) sama spanyol

dan canon-lah engspa di sini /gagitu

intinya prompt ini menggambarkan bagaimana hubungan mereka terjalin buat fusi kekuatan ngelawan pasukan amerika.

#4 defeat and leaving:

adalah dimana ketika inggris dan spanyol kalah ngelawan amerika. hal ini mengakibatkan inggris harus ninggalin pensacola (terus dia ngelanjutin perangnya sama amerika di new orleans), sedangkan spanyol menyerahkan pensacola ke amerika.

author's note

begitulah pahit manisnya armada kemasoan engspa :') saya tidak yakin bahwa apa yang saya tulis di sini 100% akurat, mohon maaf untuk itu karena saya masih harus banyak belajar. tapi di sini saya ingin membuktikan juga kalau hubungan inggris dan spanyol tidak selalu tentang perang melawan satu sama lain. mereka gak jarang bergabung jadi aliansi :") otp saya ini imbang yha imbang loh akurnya sama berantemnya /tolongiyainaja

dan penpik ini juga dipersembahkan untuk ulang tahun papa mertua saya, antonio fernandez carriedo. duh saya sayang papa :* semoga hubungan rumah tangga saya sama lovino makin sakinah /…

daaan juga shera yuki yang kemaren ultaah (duh telat banget) selamat yaa semoga makin cinta sama engspa dan makin maso /eh

terima kasih untuk siapapun yang menyempatkan buat baca ya ;)