Sumarry: Hinata berusaha membuat Neji menjadi menganggapnya ada. Tapi Hinata tidak tau bahwa Neji sudah mengganggap Hinata ada, tanpa Hinata sadari.

.

.

.

Matahari masih enggan menapampakkan dirinya, langit masih berwarna gelap. Udara diluar masih sangat dingin, dan masih banyak orang yang tertidur pulas. Namun berbeda dengan gadis keturunan Hyuuga ini, ia bangun sangat pagi untuk mempersiapkan segala keperluannya selama ia pergi untuk acara perpisahan bersama sekolahnya.

Hyuuga Hinata, siswi Konoha Music Academy yang telah lulus itu dengan semangat memasukkan keperluannya dibantu sang Ibu. Hari ini, ia dan siswa-siswa yang telah lulus akan pergi untuk acara perpisahan di 3 tempat. Yaitu Pantai, Puncak dan Wahana bermain. Hinata akan pergi selama satu minggu, namun ia tidak membawa banyak barang yang ia bawa hanya berbagai jenis makanan ringan yang menyesaki tasnya

"Sudah semua, arigatou Kaa-san" ujar Hinata berterimakasih pada Ibunya

"Douita, Hina-chan. Lekas mandi, jangan sampai kau tertinggal bus" perintah wanita cantik paruh baya itu

Hinata mengangguk, "Ha'i, Kaa-san" ujarnya lalu bergegas menuju kamar mandi

You win, and i lose

Hinata telah siap, ia memperhatikan diri didepan cerminnya yang besar. Setelah dirasa sudah rapi, Hinata segera mengambil tas dan beberapa kantung plastik berisi makanan ke lantai bawah.

Namun sebelum ke lantai bawah, Hinata terlebih dulu melangkahkan kakinya kekamar yang berada didepan kamar miliknya.

Hinata mengetuk pintu berwarna coklat itu, "Neji-nii, apa Neji-nii sudah bangun?"

Tidak ada sahutan, Hinata kembali mengetuk pintunya.

"Aku sudah bangun, Hinata. Jangan berisik!" Jawab Neji dari dalam kamar dengan nada sedikit memerintah

Hinata tersenyum simpul, lalu beranjak pergi kelantai bawah, tidak ingin mengganggu Neji lebih dari ini

Hinata berjalan dengan anggun, ia memakai celana jeans hitam dan memakai jaket berwarna lavender favoritenya.

"Eh? Hina-chan, mau sarapan?" Tanya Hitomi -Ibu Hinata- saat mendapati Hinata yang duduk dimeja makan

"Tidak, Kaa-san. Aku makan roti saja" tolak Hinata halus, ia mengambil dua helai roti dihadapannya lalu mengoleskan selai blueberry kesukannya

"Neji-chan sudah kau bangunkan, Hina?"

"Sudah Kaa-san, Neji-nii sedang bersiap-siap mungkin" jawab Hinata seraya menggigit kecil rotinya

"Kaa-san pasti akan sangat merindukanmu, nak" ujar Hitomi yang kini duduk disamping Hinata

"Ah Kaa-san berlebihan" sembraut merah terlihat dipipinya

Hitomi mengacak puncak rambut Hinata pelan, tersenyum hangat melihat putri tunggal kesayangannya.

Secara fisik, Hitomi dan Hinata memiliki persamaan yang amat mirip. Sama-sama berambut indigo, bermata lavender, lembut jika berbicara, dan pipinya selalu memerah jika dipuji. Hanya saja, wajah Hitomi sedikit mengerut karena usianya yang bisa dibilang tidak muda lagi, sedangkan wajah Hinata masih berbentuk bulat dan pipinya chubby.

"Neji-nii!" Pekikan Hinata membuat Hitomi sadar dari lamunannya.

Hinata langsung berlari kecil menghampiri Neji, meninggalkan Ibunya secara tidak sadar. "A-aku mau be-berangkat bersama Neji-nii" Hinata memberi jeda, "Bolehkan N-Neji-nii?" Hinata mengecilkan suaranya

Neji menatap Hinata datar, "Tidak"

Hinata menundukkan wajahnya, menatap lantai marmer berwarna putih, cahaya lampu diatas memantul dilantai. Hinata tidak berani menatap Neji

"Neji-chan~" panggil Hitomi dengan manja, mengisyaratkan agar Hinata boleh berangkat bersamanya.

Neji mendengus mendengar panggilan manja dari Hitomi, "aku tunggu didepan." Ujarnya lalu meninggalkan Hinata

Hinata mendongkakkan wajahnya, menatap punggung Neji yang mulai jalan menjauh. Apa benar Neji mengizinkannya berangkat bersama?

"Cepatlah, Hinata! Jangan biarkan Neji-chan menunggumu terlalu lama" ujar Hitomi yang kini berada disamping Hinata, memakaikan tas kepundak putrinya.

"Ha'i, aku berangkat dulu ya Kaa-san. Jaa" Hinata membungkuk lalu berlari mengejar Neji

'Aku akan merindukan dua Hyuuga itu' batin Hitomi.

You win, and I lose

Hinata dan Neji memasuki gerbang KMA, terdapat banyak bus besar yang berjejer rapi yang akan membawa murid-murid. Neji berjalan didepan Hinata, sedangkan Hinata masih setia mengekor dibelakang Neji sambil menundukkan wajahnya -menyembunyikan sembruat merah dipipinya

Karena berjalan menunduk, Hinata menabrak tubuh Neji yang berhenti mendadak

"E- Neji-nii, kenapa berhenti mendadak?" Tanya Hinata sedikit mendongkak karena Neji lebih tinggi darinya

"Berhenti mengikutiku dan carilah teman-temanmu" jawab Neji tanpa melirik Hinata

"T-tapi -"

" .Hinata" ulangnya sekali lagi dengan penekanan disetiap katanya

Lavender Hinata sedikit berkaca-kaca. Sebegitu bencikah Neji padanya?

"Itu mereka" sambung Neji menatap lurus kearah tiga siswi -tidak, tepatnya dua siswi dan satu siswa- KMA

"Baiklah Neji-nii, jaa" pamit Hinata lalu menghampiri teman-temannya

Neji hanya menatap tubuh mungil Hinata yang berjalan menjauh, semoga anak itu tidak merepotkanku. Neji lalu mencari temannya yang entah berada dimana

"Hinata-chan" Sakura melambaikan tangan saat melihat Hinata yang jalan mendekat

"Ohayou," sapa Hinata dengan senyum hangatnya

"Ohayou mou, Hina-chan" jawab Naruto dengan senyum lima jarinya.

"Ohayou mou Hinata" jawab Ino dan Sakura berbarengan

"Hinata, kau duduk denganku saja ya" rayu Ino

"Tidak, Hina-chan akan duduk denganku. Iya kan Hinata?" Seling Sakura

"Tidak Sakura! Hinata duduk denganku"

"Hei pig! Biarkan Hinata memilih"

"Dia pasti akan memilih duduk denganku."

"Jangan kepedean, pirang!"

"Gendut!"

"Piggy!"

"Pendek"

"Kurus"

"Egois"

"Keras kepala"

"BERHENTI!" Teriak Naruto, murid-murid menghentikan aktivitasnya sejenak untuk menatap Naruto. "Hinata akan duduk denganku!" Sambungnya masih dengan nada setengah berteriak

Hening

Hening

Hen-

"JADI BENAR NARUTO DAN HINATA BERPACARAN?!" Pertanyaan -tepatnya teriak- seorang siswa bertato segitiga terbalik memanas-manasi suasana

Hinata menunduk, menyembunyikan wajahnya yang sudah pasti memerah. Sedangkan Naruto terlihat salah tingkah, ia menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal

Neji dengan jelas mendengar teriakan Kiba -siswa bertato segitiga terbalik itu-. Wajah Neji menampilkan keterkejutannya, namun sedetik kemudian ia kembali memasang wajah datarnya

"Naruto, apa itu benar?" Kini siswi berambut cepol yang menananya, sedikit terkejut karena mendengar NaruHina berpacaran. "B-bukankah Naruto-kun milik Sas- aw!" Tenten -namanya- tidak melanjutkan ucapannya saat mendapat cubitan dari Karin

"Jangan sampai keceplosan atau kita akan mati" bisik Karin mengingatkan ancaman dari Uchiha beberapa hari lalu. Tenten hanya bungkam, menutup mulutnya rapat-rapat

"Oh ternyata Naruto berpacaran dengan Hinata"

"Wah kalian romantis"

"Semoga langgeng ya"

"Semoga Tuhan memberkati hubungan kalian"

"Undang kami jika kalian menikah ya"

"NEJI, SEPUPUMU YANG CANTIK ITU TERNYATA SUDAH MEMPUNYAI KEKASIH. KYAA AKU SAKIT HATI"

"HINATA KAU JAHAT"

"KITA PUTUS HINATA"

"AKAN KUBUNUH KAU UZUMAKI JIKA HINATA TERLUKA"

"AKU MEMBENCIMU NARU-"

"DIAAAAAAAAAAAAM!" Naruto berteriak lagi, membuat siswa-siswi yang tadi ramai menjadi hening kembali. "AKU DAN HINATA TIDAK MEMILIKI HUBUNGAN LAIN SELAIN SAHABAT! DENGAR? HANYA SAHABAT!" Ulang Naruto, teriakannya makin menggelegar. Emosinya benar-benar memuncak

Hinata manatap Naruto kosong, ia tidak pernah mendengar Naruto berteriak seperti tadi.

Uchiha bemata hitam yang mendengar gosip NaruHina hanya bisa memendam perasaan kesalnya agar tidak membeludak. Dan agar hubungannya dengan sang blonde tidak tercium banyak orang

"DAN KAU KIBA!" Naruto menunjuk kearah Kiba, sapphire birunya mengilat, terlihat kemarahan yang menyala disana. "JANGAN MEMBUAT BERITA YANG TIDAK BENAR!"

Kiba yang kini menjadi tatapan seluruh murid KMA hanya menelan ludahnya, bermain-main dengan Naruto ternyata bisa bahaya juga.

"N-Naruto .. Aku .." Kiba merasa tenggorokannya kering mendadak, ia berusaha menelan ludahnya agar bisa membasahi tenggorokkannya. "B-bisa menjelaskan-"

"TERLAMBAT KIBA!" Sela Naruto, entah kenapa saat ini emosi Naruto sulit dipadamkan. "KAU -"

"Naruto!" Panggilan dingin dari Sasuke membuat Naruto berhenti meluapkan emosinya pada Kiba.

Entah kenapa emosi Naruto langsung luntur saat melihat Sasuke, sahabatnya.

"Lanjutkan, Kiba" ujar Sasuke, Kiba menatap Sasuke dengan tatapan apa-maksudmu. "Kau tadi ingin menjelaskan sesuatu kan?" Sambungnya, seakan mengerti tatapan mata Kiba

"E- begini .. Naruto dan Hinata .. Hanya sebatas sahabat. Tidak lebih, tadi aku hanya asal bicara" jelas Kiba sedikit menunduk, ngeri dengan tatapan menusuk Naruto padanya

Terdengar suara bisikkan murid-murid, hal itu kembali membuat Naruto geram

"APALAGI YANG KALIAN BICARAKAN HAH?!" Naruto kembali meledak. Suasana kembali hening, "APA?! KENAPA KALIAN DI-"

"UZUMAKI NARUTO!" Sebuah teriakan yang lebih keras dari suaranya membuat Naruto bungkam. Suasana hening tadi bertambah hening, tidak satupun ada yang berani membuka suara

TBC_