Regulus White Dwarf kembali lagi. Setelah melakukan beberapa penelitian, aku memutuskan untuk menjadikan Blue menjadi guru untuk Dexholder yang lain.
Blue: "Makasih banget, Reg!"
Walau sebenarnya aku agak curiga dengannya... tahu sendiri kan?
Dan Blue akan menjadi guru kalian juga para pembaca dalam pelajaran terbaru yang diterapkan di planet tak jelas ini.
IPS: Ilmu Pengetahuan SpecialShipping
Sayangnya, karena kecurigaanku itulah yang membuat Blue hanya bisa menjadi guru selama seminggu.
Untuk beberapa hal... latar di SMA. Bayangkan saja SMA-mu. Waktu, sesaat setelah pelajaran berakhir.
Pairing: SpecialShipping (RedxYellow), dengan OldrivalShipping, MangaquestShipping, FranticShipping, CommonerShipping, AgencyShipping, DualrivalShipping, CorruptedShipping, dan LaverreShipping terdeteksi.
Senin, Fisika
Gold's POV
"Demikianlah pelajaran kita hari ini tentang Hukum Newton. Jangan lupa untuk mengumpulkan pekerjaan rumah minggu depan. Selamat pagi semuanya," kata profesor tua kakeknya temanku itu.
Akhirnya, pelajaran fisikanya selesai. Bosan aku dengan cara ajar Pak Tua Oak itu. Jadi untuk menghilangkan kepenatanku, aku lebih baik menggodanya lagi aaahhh...
"Woy, cewek seriusnya kebablasan, ngapain?" tanyaku, tepat di sampingku. Aku lihat dia dengan seragam sekolah yang entah kenapa kalau dia yang pakai, rasanya aku mau mimisan!
Tapi belum membayangkan jauh-jauh, aku sudah dipukul pakai buku. Tepat di kepala.
"Bisakah kau berhenti menganggu? Aku sedang menyicil PR-nya disini, agar aku bisa membantu Prof. Oak lagi di lab," kata si cewek seriusnya kebablasan.
"Alamakkk... perasaan masih minggu depan, kenapa gak santai sedikit?" tanyaku. Dengan tatapan sinisnya, dia menunjukkanku sesuatu.
"Kau lihat saja si Cheren, dia malah sedang membuat proyek untuk lomba pemograman minggu depan," lalu aku melihatnya sedang mengetik sesuatu di komputer jinjingnya.
Ya, kalau dilihat-lihat, memang kelasku itu beragam. Dari semua 22 orang sekelas, ada yang pinternya kebangetan. Ada yang kuatnya kebangetan, ada yang cantiknya kebangetan, termasuk yang ada di sampingku ini.
JANGAN BILANG SIAPA-SIAPA!
Ada yang diamnya kebangetan, bahkan ada yang dense-nya kebangetan. Ya, itu si temanku, si Red The Champion of Kanto ini. Makanya sebelum jamnya Pak Tua Oak itu tadi, dan saat Red tak ada, si ratu blackmail itu mengumpulkan kita semua.
Flashback, 100 menit yang lalu
"Kak Blue, kau tak perlu lakukan ini!" seru si gadis topi jerami yang duduk di kursi sampingnya si dense ini. Blue yang ada di sampingnya langsung geleng-geleng kepala dan maju ke depan kelas.
"Teman-teman! Aku minta perhatiannya dong!" seru Blue. Langsung semuanya menoleh ke Blue, termasuk aku.
"Ada apa, Blue? Ada hal pentingkah?" tanya Wally. Ya... menurutku dia tak terlalu populer, kalau dibandingkan denganku, hehehe...
"Ahh, mungkin ada pesta lagi, bosan aku..." kata Emerald. Hhehehe, kecil...
"Gadis si**an," kata Green, lalu dia dipelototi Silver.
"Apa lagi?" tanya Green.
"Tak ada!" judes Silver. Selalu begitu. Lalu Blue bicara lagi.
"Aku mau latihan jadi guru!" serunya.
Langsung seluruh kelas jadi sunyi senyap sepi. Semua terlihat kaget dengan apa yang dikatakan Blue tadi, bahkan...
"Huh? Kau ingin latihan jadi guru, Kak Blue?" tanya Cheren, mengalihkan pandangannya dari komputernya.
"Ya. Da kalian harus ikut perintahku! Aku punya rencana," kata Blue. Waduh, bencana ini kalau sampai kami semua menolak idenya Blue.
"Rencana apa lagi? Pokoknya kalau itu berarti aku harus memakai pakaian perempuan manis itu, aku tak mau!" seru Sapphire dari belakang.
"Oh, tenang saja, semuanya tetap dengan pakaian biasa kok. Aku hanya akan belajar menjelaskan pelajaran dengan caraku sendiri," kata Blue.
"Kuharap caramu tidak membuat bajuku kotor kalau sekali-kali pulpenku terjatuh," kata Ruby.
"PAKAIAN TERUS YANG KAU PIKIR! TAK BISAKAH KAU MEMIKIRKAN YANG LAIN!?" seru Sapphire, lagi.
"Contohnya?" tanya Ruby dengan wajah nakal. Itu membuat Sapphire tak berkutik dan tersipu. Jadi begitu ya cara menenangkan barbar? Hmmm...
"Pelajarannya biasa, dengan sedikit bumbu spesial," kata Blue.
"Seperti apa?" tanya Pearl.
"Seperti mi yang diberi irisan bawang putih mungkin," kata Diamond, dan langsung saja acara manzai-nya pindah ke kelas. Pearl memukul pipi Diamond dengan keras dan semuanya jadi tertawa. Termasuk orang terkaya di kelas, Nona Platinum Berlitz. Ayolah, kau tak perlu dipanggil nona di sini.
"Makanan terus yang dipikirkan orang itu, tapi peran mereka keren juga," kata White.
"Bumbunya seperti apa? Lihat saja nanti," kata Blue.
Flashback selesai.
Yellow's POV
Kak Blue, kumohon, jangan!
"Yellow, aku maju sekarang ya?" tanya Kak Blue. Dia sudah siap untuk maju dengan materi yang kulihat alakadarnya.
"Tapi jangan bilang tentang 'itu' ya, Kak Blue... kumohon..." aku merengek...
Aku tahu ide aslinya. Seharusnya aku tak curhat dengan Kak Blue...
Flashback, kemarin Minggu
"Begitu, Kak Blue. Aku suka Kak Red tapi aku... aku..." lalu Kak Blue tersenyum padaku sambil berkata
"Tenang saja, Yellow-ku sayang, Red akan jadi milikmu. Akan kubuat dia sadar. Tenang saja..."
Flashback selesai.
Dan lamunanku membuatku terlambat menghentikan Kak Blue untuk maju ke depan kelas.
"Selamat pagi, teman-teman. Sekarang kita akan belajar tentang Hukum Newton," sambil menulis di papan tulis.
"Kita tahu ada 3 hukum dalam Hukum Newton. Dalam penerapannya, juga bisa diterapkan bukan hanya di dalam fisika, namun juga dalam kehidupan sehari-hari," kata Kak Blue.
"Bisa dijelaskan, Blue?" tanya Crystal. Senyum jahat Kak Blue muncul seketika itu juga.
Oh, tidak, JANGAN, KAK BLUE!
"Akan kuambil contoh. Hukum Ketiga Newton berbunyi 'Jika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, maka dari benda kedua akan memberikan gaya pada benda pertama tadi sama besar dengan arah berlawanan'," kata Kak Blue.
"Lalu di dunia nyatanya apa samanya?" tanya Lack-Two.
"Analoginya, jika seorang gadis cantik, cerdas, dan baik mencium seorang laki-laki ganteng, keren, dan kuat, maka laki-laki itu akan menciumnya balik," kata Kak Blue, lalu dia menatapku.
"Aku benar kan, Yellow?" tanya Kak Blue tiba-tiba, cukup untuk membuat pipiku memerah panas.
"Yellow, kau tak apa-apa? Kau demam?" tanya orang yang ada di sampingku, orang yang kubicarakan tadi.
"AHHHAAHH... aku tak apa-apa, Kak Red, hanya, panas di sekitar sini," kataku sambil menggerakkan tanganku, semoga bisa meyakinkan Kak Red. Lalu Kak Blue tiba-tiba memanggilku.
"Yellow, coba kau jawab pertanyaan ini," lalu aku melihat ke papan tulis. Pertanyaannya seperti ini.
"Ada seorang gadis yang hampir saja jatuh, tapi untung saja ada laki-laki yang menolongnya agar tak jatuh. Dari sudut pandang Hukum Ketiga Newton, manakah yang merupakan pasangan aksi-reaksi?"
"Ayo maju ke depan, Yellow," kata Kak Blue. Lalu perlahan aku maju. Masih dengan rasa malu yang teramat sangat, aku menjawab pertanyaan itu. Awalnya aku membuat garis tanda itu adalah dinding atas. Lalu dengan kapur merah, aku membuat garis yang mengumpamakan kalau laki-laki itu menarik gadis itu. Dengan kapur kuning, aku membuat kotak yang mempresentasikan gadis itu. Saat aku baru tahu...
Gadis itu aku, dan laki-laki itu Kak Red...
Blue's POV
'Wah, manjur caraku. Oke, tahap berikutnya,' pikirku, melihat Yellow kaku di tempat saat tahu maksudku.
"Umm... mungkin Red bisa membantu?" tanyaku. Lalu tanpa pikir panjang, Red maju.
'Wah, manjur caraku,'
Red's POV
"Hei, Yellow. Ada masalah?" tanyaku. Aku hanya bisa melihat sedikit wajahnya karena dia menunduk sangat dalam.
"Umm... entah... " kata Yellow. Lalu aku melihat soalnya dan aku paham.
"Jadi, yang jadi pasangan aksi-reaksi itu gaya gravitasi Bumi dan gaya tarik gadis itu terhadap Bumi. Juga gaya dari gadis itu terhadap laki-laki itu dengan gaya laki-laki terhadap gadis itu. Kalau bisa menambahkan, pasangan aksi reaksi tak dapat ditambahkan karena akan melanggar hukum pertama Newton, dimana gaya hanya bisa dijumlahkan pada satu benda. Berarti ini adalah pertarungan antara gaya gravitasi Bumi melawan tarikan laki-laki itu terhadap si gadis," kataku sambil menuliskan apa yang kumaksud di papan tulis, lalu...
"Itu bisa dibilang perjuangan untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang penting bagi seseorang. Seseorang akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan jiwa orang yang dia cintai apapun yang terjadi. Jika ada seseorag yang kucintai dalam bahaya, aku akan datang untuk menyelamatkannya. Mungkin itulah maksud dari penerapan Hukum Ketiga Newton dalam kehidupan sehari-hari," kataku.
Yellow's POV
Aku seperti melayang mendengar kata-katamu, Kak Red...
Yellow...
Yellow...
"YELLOW!" seru seseorang membangunkanku dari lamunanku. Dan ternyata...
"KAK RED!? MAAF! AK-AKU TAK Sadar kau memanggilku," kataku.
"Tak apa-apa, ayo kembali," kata Kak Red, aku hanya bisa menunduk dan mengangguk pelan, lalu aku kembali lebih dulu.
Beberapa saat kemudian...
Pelajarannya sudah berganti dan Blue selesai bermain guru-guruan. Namun apa yang dikatakan Kak Red masih terngiang di kepalaku. Aku juga jadi tak berani menatap Kak Red, walau hanya semilidetik.
"Yellow, kau tidak apa-apa?" tanya Kak Red.
Sudah, Kak Red! Jangan mambuatku memerah sampai pingsan di sampingmu!
"Kak Red, bisa geser sedikit lebih jauh tidak?" tanyaku. Sesaat aku melihat wajah Kak Red agak muram, namun kembali cerah.
"Tentu, kau butuh angin segar juga kan?" tanya Kak Red, lalu dia menggeser sedikit kursinya.
Oke, jujur saja, aku masih sangat canggung untuk urusan percintaan seperti yang dibayangkan Kak Blue. Tapi aku juga tak punya jalan lain.
Oh, keberanian, datanglah padaku agar aku berani mengungkapkan perasaanku pada Kak Red...
Red's POV
Aku heran dengan Yellow. Kenapa dia jadi sangat gugup? Mungkin karena apa yang diajarkan Blue tadi. Nanti aku akan bicara dengan Blue. Tapi sekarang, aku ingin tetap fokus pada pelajaran. Namun saat aku mencoba fokus, tiba-tiba, pemikiran itu terus muncul di pikiranku, dan kau tahu apa yang kupikirkan?
"Melindungi… orang yang kucintai… tapi siapa orang yang kucintai?" tanyaku pada diriku sendiri. Lalu saat ada celah, aku menulis sesuatu di secarik kertas. Aku memberikannya pada orang di sebelahku, dalam kata lain, ke Yellow.
"Yellow, aku boleh tanya?"
Yellow's POV
'Eh, Kak Red? Kenapa dia tak langsung bertanya saja seperti biasanya?' aku melihat kertas itu. Aku langsung menjawab dengan membalas tulisan itu di bawahnya.
"Boleh, Kak Red. Mau tanya apa?"
Red's POV
Aku menerima kertas yang sudah dibalas. Lalu aku menulis pertanyaannya.
"Kau ingat tadi kan? Aku mengatakan untuk melindungi orang yang kucintai. Pertanyaannya, siapa orang yang kucintai?" tanyaku. Lalu kuberikan kertasnya pada Yellow lagi.
Yellow's POV
Aku sempat sedikit terkejut saat melihat apa yang Kak Red tuliskan.
Dia masih belum sadar ternyata? Padahal orang di sampingnya ini…
Sudah kuputuskan! Aku akan membuat Kak Red sadar sendiri!
"Coba lihat dari dalam hatimu. Siapa orang yang pernah membuat hatimu gembira melebihi orang lain? Mungkin itu orang yang akan kaucintai, cepat atau lambat,"
Red's POV
Setelah menerima kertas itu dan membacanya, aku tersenyum.
"Terima kasih, Yellow "
Yellow's POV
"Sama-sama, Kak Red,"
Aku akan membantumu, Kak Red. Aku akan membantumu untuk menemukan orang yang pantas kaucintai, dan aku yakin…
…
… itu aku.
Fisika, pelajaran yang jauh dari bau cinta, dengan bantuan Guru Blue, bisa jadi dekat. Dan itu membuat Yellow akhirnya berani untuk membantu Red untuk menemukan dirinya sendiri (maksudnya apa?)
Pelajaran kedua, psikologi.
Sedikit bocoran, manusia ini mendapatkan hasil tes psikologi minggu lalu.
RWD keluar.
