Title : Our Love

Cast : HaeHyuk

Genre : Romance, Hurt, Comfort, Sad

Author's Note : Holla^^ HaeHyuk comeback! Jangan tanya kenapa ceritanya hurt n sad gini, saya lagi demen banget sama cerita-cerita yang nyayat hati n main perasaan^^ Hohoho

Happy Reading n Don't Forget Review^^

.

*Our Love*

.

"Apa Donghae ada di dalam?"

"Ne. Nyonya. Sajangnim masih di dalam sejak tadi"

"Dia belum makan siang 'kan?"

"Belum, Nyonya"

"Baiklah. Gomawo Wookie-ya"

Namja yang dipanggil Wookie itu mengangguk dengan senyum kecil yang terpartri di bibir mungilnya. Ah, yang baru saja mengajaknya mengobrol adalah Lee Hyukjae –atau Eunhyuk. Istri dari pemilik perusahaan tempatnya bekerja, Lee Donghae.

Ryeowook –nama lengkap Wookie, masih tersenyum sepeninggal Eunhyuk. Ah, senang sekali melihat pasangan suami istri yang sedang menanti kelahiran putra pertama mereka itu. Enam bulan, aniya? Seingatnya usia kandungan istri direkturnya sudah enam bulan lebih, ia selalu mencatatnya dalam jadwal kegiatan yang harus dilakukan atasannya. Walaupun atasannya itu tidak pernah menggubris kegiatan istrinya yang sedang hamil itu. Padahal Ryeowook selalu mengingatnya setiap minggu. Entah itu jadwal kontrol kandungan ataupun jadwal kelas ibu hamil. Ryeowook selalu mengingatkan kepada Lee Donghae yang super sibuk itu. Tapi sepertinya namja casanova itu lebih mencintai pekerjaannya daripada menemani istrinya barang sebentar saja untuk mengecek kandungannya.

Seketika senyum kecil Ryeowook berubah menjadi senyum miris. Kasihan sekali, pikirnya.

.

*Our Love*

.

"Donghae-ya, aku bawakan makan siang untukmu. Kau belum makan siang 'kan? Kajja, kita makan bersama" ucap Eunhyuk sambil menata makan siang yang ia bawa di atas meja tamu.

Seperti menganggap Eunhyuk tidak ada, Donghae terus mengerjakan pekerjaannya. Jangankan melihat, melirik keberadaan istrinya itu saja tidak.

Eunhyuk mengulas senyum kecil dan berjalan mendekati suaminya yang terlihat semakin tampan kala fokus mengetik di depan laptop apple silver miliknya. Keningnya yang sedikit berkerut dan suara husky-nya yang merdu namun sangat berwibawa saat mengangkat telepon sangat disukai Eunhyuk.

"Hae, makan dulu. Ini sudah siang, lanjutkan pekerjaanmu nanti" ajak Eunhyuk lembut.

Donghae segera berdiri dari duduknya tanpa berucap kata sedikitpun. Namun senyum Eunhyuk yang mulai mengembang hilang seketika saat melihat Donghae justru mengambil jas serta ponselnya dan bergegas meninggalkan ruangan.

"Hae, kau mau kemana?"

"Kau pulanglah. Aku ada meeting penting"

"Tapi, makan siangnya.."

Terlambat, Donghae sudah meninggalkan dirinya sendiri dengan makan siang yang sudah susah payah ia buatkan untuk suaminya itu. Bukan karena ia tidak bisa memasak, tapi karena beban di perutnya yang semakin bertambah berat setiap harinya. Eunhyuk menatap miris makan siang yang sudah ia hidangkan, semuanya makanan favorit Donghae, tapi sepertinya suaminya tidak tertarik sama sekali.

Sementara itu di depan ruangan Donghae, Ryeowook terkejut melihat direkturnya keluar bersama Kangin –sekertaris pribadinya selain Ryeowook. Bukankah seharusnya direkturnya itu sedang menikmati makan siang bersama istrinya? Lalu mengapa sekarang ia terlihat akan pergi bersama sekertarisnya itu?

"Sajangnim? Anda mau kemana?" tanya Ryeowook saat Donghae melintas di depannya.

"Bukankah kau bilang hari ini ada meeting di Hyundai Enterprise? Tentu saja aku mau kesana"

"Tapi meetingnya dimulai jam 3 sore, dan ini baru jam setengah 1 siang. La-lagipula bukankah Nyonya ada di dalam?"

"Datang lebih cepat itu lebih baik. Aku lebih baik menunggu mereka disana daripada mereka yang menungguku karena terlambat" tukas Donghae sebelum melanjutkan langkahnya.

Beberapa saat kemudian Ryeowook melihat Eunhyuk keluar dari ruangan Donghae dengan mata yang sedikit memerah. Menangis, tentu saja. Jika ia diposisi Eunhyuk, ia pasti juga akan menangis. Ditinggalkan begitu saja hanya demi meeting penting yang akan dimulai beberapa jam lagi. Dan apa tadi? Donghae lebih baik menunggu daripada terlambat? Bukankah lebih baik ia menyantap makan siang yang sudah dibuat istrinya dengan susah payah daripada menunggu meeting yang masih lama dimulainya?

"Nyonya, anda baik-baik saja?" tanya Ryeowook hati-hati.

"Nan gwaenchanha" jawab Eunhyuk dengan senyum yang dipaksakan.

"Ini. Berikan ini pada Donghae saat ia pulang nanti. Aku yakin ia tidak akan makan siang di luar. Aku sangat tahu kebiasaannya. Hangatkan sebelum kau berikan padanya. Kalau dia menolak, kau.. kau buang saja makanannya" ucap Eunhyuk sambil memberikan tas jinjing berisi bekal makanan yang ia bawa tadi.

"Baik, nyonya"

"Hmm, aku pulang dulu, Wookie-ya"

"Nyonya, apa perlu kupesankan taksi untuk anda?"

"Tidak. Ada supirku menunggu dibawah"

Ryeowook mengangguk mengerti dan membiarkan istri atasannya itu berlalu dihadapannya. Ryeowook masih memperhatikan Eunhyuk saat namja hamil itu menunggu lift di lorong yang tidak jauh dari meja kerjanya. Demi Tuhan! Ia melihat bahu namja itu bergetar, ia yakin sekali namja itu sedang menahan tangisnya sekarang, atau.. mungkin sedang menangis.

Ryeowook menggeleng prihatin setelah Eunhyuk masuk ke dalam tabung lift. Atasannya sibuk mencari harta dan tahta sampai menelantarkan sang istri yang hanya meminta sedikit perhatian darinya. Untuk apa mengejar harta, jika kau kehilangan cinta yang tulus?, batinnya. Lagi, Ryeowook menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

.

*Our Love*

.

Blam!

Eunhyuk terbangun dari tidurnya saat mendengar suara pintu tertutup. Ia merasa seluruh badannya terasa pegal. Ah, rupanya ia tertidur di ruang tamu saat menunggu suaminya yang super sibuk itu pulang. Berbicara tentang suaminya, apa ia sudah pulang? Ini sudah hampir pukul 3 pagi.

Eunhyuk baru saja hendak membuka pintu depan saat melihat sepatu kulit berwarna coklat milik suaminya telah berada di rak sepatu. Jadi suara pintu tadi memang berasal dari suaminya? Lalu, mengapa Lee Donghae tega membiarkannya tetap tidur di sofa ruang tamu?

"Mungkin ia terlalu lelah" bisik Eunhyuk pada dirinya sendiri.

"Donghae-ya, kau harus mengganti bajumu lebih dulu" ucap Eunhyuk sambil mengguncang bahu Donghae pelan.

Donghae menepis tangan Eunhyuk yang masih mengguncang bahunya dan menarik bantal untuk menutup telinganya dari suara Eunhyuk.

"Hae-ya, ganti—"

"BERISIK! Kau pikir ini jam berapa?! Bisakah kau diam? Aku lelah!" bentak Donghae keras.

Eunhyuk menghela napas pelan. Ia terkejut dengan bentakan Donghae yang begitu keras. Bahkan bayinya juga berjengit kaget.

"Arraseo. Aku tidak akan memaksamu lagi, tidurlah" ucap Eunhyuk.

Meskipun tidak memaksa Donghae untuk mengganti pakaiannya, Eunhyuk tetap membuka dua kancing teratas kemeja Donghae dan melepaskan ikat pinggang yang masih dipakai oleh suaminya itu. Dengan begitu setidaknya Donghae tidak akan merasa sesak.

Setelah itu ia beranjak keluar dari kamar, meskipun ia merasa sangat lelah namun entah mengapa ia tidak ingin tidur disamping suaminya yang belakangan ini berubah menjadi temperamental itu. Eunhyuk memutuskan untuk menonton televisi di ruang tengah dan menghabiskan malam disana.

.

*Our Love*

.

"Eoh, kau mau kemana Hae?" tanya Eunhyuk saat melihat suaminya keluar dari kamar mereka dengan pakaian yang sangat rapi.

"Aku harus ke kantor. Ada meeting penting hari ini" jawab Donghae sambil meneguk kopi yang sudah terhidang di meja makan.

"Tapi ini hari Minggu, Hae. Apa harus bekerja di hari libur seperti ini? Kau juga butuh waktu istirahat, yeobo"

Donghae tidak menjawab, namun dari mimik wajahnya terlihat sekali ia tidak senang diceramahi pagi-pagi seperti ini dan Eunhyuk menyadari hal itu.

"Arraseo, hanya meeting 'kan? Setelah meeting langsung pulang, ne. Dokter menyuruh kau harus datang di pemeriksaan kali ini"

"Aku tidak janji" ucap Donghae kemudian segera beranjak meninggalkan rumah mereka.

Eunhyuk hanya bisa memandang kepergian suaminya dengan tatapan tidak percaya. Donghae terlihat sama sekali tidak peduli dengan kesehatan bayi mereka. Bahkan selama ini ia tidak pernah mendengar Donghae menanyakan langsung tentang kesehatan bayi mereka setelah ia melakukan kontrol kandungan. Biasanya selalu Ryeowook –asisten Donghae yang menghubunginya dan menanyakan hasil kontrol kandungannya dengan mengatasnamakan suaminya itu. Tapi belakangan ia sadar, Donghae tidak pernah menyuruh Ryeowook atau siapapun untuk menanyakan hasil kontrol kandungannya. Semua itu Ryeowook lakukan hanya karena namja itu kasihan padanya. Bahkan jika ditelisik lebih jauh, saat pertama kali mengetahui Ia sedang hamil, Donghae tidak ada di sampingnya. Suaminya itu sedang melakukan perjalanan bisnis di luar negeri selama beberapa bulan.

Tidak hanya Eunhyuk yang tidak percaya dengan reaksi Donghae. Asisten rumah tangga yang juga berada di ruang makan turut memberikan reaksi yang sama. Tidak percaya Tuannya bersikap seperti itu kepada istrinya yang sedang hamil besar. Setiap hari asisten rumah tangga yang dipanggil Bibi Park itu selalu menemani Nyonya rumahnya yang sedang hamil dan ia tahu Nyonya rumahnya itu sangat kesepian.

"Haahh, ahjumma.."

"Ya Nyonya?"

"Kadang aku berpikir ia sudah tidak mencintaiku lagi. Apa aku benar? Ahjumma sudah bersamanya sejak ia kecil, apa ahjumma bisa melihatnya? Cinta kami, sepertinya sudah berakhir" gumam Eunhyuk lelah.

"Ssstt, jangan berpikir hal yang bisa menyakiti hatimu sendiri. Mungkin Tuan memang sedang sibuk, bukankah perusahaan berkembang pesat belakangan ini? Tuan juga bekerja keras demi anda dan calon buah hati kalian"

Eunhyuk tersenyum miris menanggapi perkataan dari Bibi Park.

"Sayangnya, harta yang ia cari tidak bisa membuatku bahagia. Aku kehilangan banyak waktu hanya untuk menunggunya kembali melihatku"

Kali ini Bibi Park yang harus tersenyum miris. Eunhyuk benar, harta yang dicari Donghae telah membuang banyak waktu berharga dan harta yang sesungguhnya. Asisten rumah tangga yang telah mengasuh Donghae sejak kecil itu menatap sedih punggung Eunhyuk yang beranjak menjauhinya.

"Seandainya saya bisa, saya pasti sudah membantu anda, Nyonya"

.

*Our Love*

.

"Hyukkie?! Kenapa kau kemari, nak? Dan kenapa kau membawa koper itu?"

"Eommeonim, aku ingin menginap disini beberapa hari. Boleh 'kan?"

"Tentu saja boleh. Masuklah. Dimana Donghae? Anak itu tidak mengantarmu?" tanya Nyonya Lee –ibu mertuanya.

Eunhyuk tidak menjawab pertanyaan ibu mertuanya. Selama satu tahun terakhir ia menyimpan rapat-rapat keadaan rumah tangganya yang mulai renggang. Meski tanpa pertengkaran, tapi ia dapat merasakan hubungan mereka mulai menjauh. Dan sekarang ia tidak bisa menyimpannya seorang diri lagi. Ia butuh tempat bercerita dan berbagi keluh kesahnya. Karena itu ia datang ke rumah ibu mertuanya itu.

"Hyukkie? Kenapa kau tidak menjawab pertanyaan eomma? Kalian bertengkar? Terjadi sesuatu, hmm?"

"Aku.. aku hanya tidak ingin menunggunya seorang diri. Aku lelah, eomma. Aku lelah"

"Apa maksudmu? Eomma tidak mengerti"

Dengan mata yang berkaca-kaca Eunhyuk mulai menceritakan rumah tangga mereka yang mulai hancur secara perlahan. Bagaimana ia menjalani kehamilannya tanpa kehadiran Donghae disisinya meskipun suaminya berada disampingnya. Tapi hati suaminya itu tidak lagi ada padanya.

Air mata yang selama ini selalu ia tahan-tahan, akhirnya mengalir juga. Mengalir bersama cerita memilukan yang mengejutkan ibu mertuanya. Tidak menyangka anak kandungnya menyakiti hati menantu kesayangannya itu.

"Aku lelah, eomma. Dia tidak pernah melihatku lagi"

"Apa Donghae tahu kau berada disini?"

"Tidak. Sudah tiga hari ia tidak pulang. Aku menghubungi ponselnya tapi ponselnya mati. Aku telepon ke kantor, Ryeowook yang mengangkat dan mengatakan Donghae tidak mau diganggu siapapun termasuk denganku. Eomma, aku masih istrinya 'kan? Kenapa Donghae tidak pernah menganggapku lagi?"

"Biar eomma suruh Donghae kemari. Anak itu harus diberi pelajaran. Bagaimana mungkin ia menelantarkan istrinya yang sedang hamil, huh"

"Jangan. Aku tidak ingin ia datang kemari hanya karena keterpaksaan. Aku ingin ia mencariku karena memang ia ingin mencariku. Aku kemari bukan untuk mengadu pada eomma. Seperti kataku tadi, aku hanya tidak ingin menunggunya seorang diri"

"Baiklah kalau itu maumu. Eomma menghargai keputusanmu. Tapi jika Donghae tidak kemari mencarimu, jangan salahkan eomma jika eomma yang menyeret anak itu untuk minta maaf padamu. Sekarang kau istirahatlah, ini sudah larut sekali. Kau mengejutkan eomma datang di tengah malam seperti ini, apalagi di luar sedang hujan lebat"

"Mian. Aku pasti merepotkan eomma"

"Tidak, eomma juga sedang menunggu Donghwa. Mungkin ia tidak bisa keluar dari Resto karena hujan yang sangat lebat. Anak itu selalu lupa membawa payung"

"Donghwa hyung belum pulang? Eomma tidur saja, nanti jika Donghwa hyung pulang, biar aku yang membukakan pintu untuknya"

"Tidak. Kau juga harus tidur. Biar eomma telepon Donghwa, lebih baik ia menetap di Resto sampai hujannya benar-benar reda. Menyetir di cuaca buruk seperti ini juga berbahaya"

"Eoh, apa tadi kau diantar supir? Kasihan sekali jika supirmu harus pulang lagi ditengah cuaca ekstrem seperti ini. Seharusnya kau ajak dia menginap disini dan pulang besok pagi saja"

"Tidak, eomma. Tadi aku menyetir sendiri"

"Mwo?! Kau sedang hamil besar bagaimana bisa menyetir seorang diri di tengah malam seperti ini? Kau tahu itu sangat bahaya. Bagaimana jika terjadi sesuatu denganmu tadi?"

"Yang penting sekarang aku tidak apa-apa 'kan. Maaf membuat eomma khawatir" ucap Eunhyuk sambil memeluk erat ibu mertuanya itu.

"Jangan ulangi hal seperti itu lagi. Kau membuat eomma takut. Meskipun kau hanya menantu eomma, tapi kau sama berharganya dengan anak-anak eomma"

"Eumm. Aku mengerti"

"Kka. Sekarang kau harus pergi tidur. Istirahatlah yang cukup, eomma juga akan tidur setelah menghubungi Donghwa"

.

.

*TBC*