Title : Percy's Sibling?

Rating : K

Genre : Family & Romance

(Sedikit Humor garing + tragedi gak serem)

Author : Mieko Kazuko

Cast : Percy Jackson, OC, Annabeth Chase

Disclaimer : Percy Jackson memang lahir dari buah karya Rick Riordan, tapi... Percy Jackson milik kita semua!

Warning : OC! OoC! OC POV entah kapan munculnya!

Percy lebih greget dari sebelumnya.

Ω≈

Happy reading! ≤

"Percy?" Suara Grover terdengar dari pintu masuk kabin Tiga.

"Sudah waktunya makan malam. Ayo." Ajak Grover seraya masuk menuju kabinku.

Sebenarnya aku mendengar ajakan Grover dengan sangat jelas. Akan tetapi, fakta bahwa Annabeth diculik oleh Dr. Thorn membuat moodku menjadi sangat buruk. Aku hanya menengok ke arah Grover dengan malas sebelum beranjak dari kursi di sisi kanan kabin.

Setelah melakukan pesan-Iris dengan Tyson, perasaanku menjadi semakin kacau. Yah, merasa lebih kesepian dari sebelumnya.

Penyoknya perisai gara-gara bertarung dengan Dr. Thorn, hilangnya Annabeth, kapal Luke yang sedang berlayar ke Terusan Panama, semua itu membuatku yang biasanya 'enggak banyak pikiran' jadi pusing karena keadaan sebaliknya.

"Aku tahu kau sedih karena hilangnya Anna-"

Oh, sial. Sekarang dia malah nambah pikiran.

"Sudahlah. Ayo kita ke pavilliun." Potongku sambil menarik lengan Grover keluar kabin. Aku tidak ingin mendengar tentang Annabeth saat ini. Tolonglah. Hanya untuk saat ini, batinku.

"Eh, eh. Ba-baiklah." Grover tergagap sambil mengembik kecil mengikutiku berjalan menuju pavilliun.

≈Y≈

Aku merasa sangat sedih pada waktu makan malam.

Maksudku, makanannya sangat enak seperti biasanya. Kau tak mungkin menemui masalah dengan daging panggang, pizza, dan gelas-gelas soda yang tak pernah habis. Obor dan tungku perapian menjaga paviliun luar tetap hangat, tapi kami semua harus duduk bersama teman-teman satu kabin, yang itu artinya aku sendirian di meja Poseidon.

Thalia duduk sendiri di meja Zeus, tapi kami tak bisa duduk bersama. Peraturan kemah. Setidaknya kabin Hephaestus, Ares, dan Hermes masih ada beberapa orang masing-masing.

Kau tahu, 'kan? Saat ini musim dingin. Perkemahan terasa sepi tidak seperti biasanya. Maksudku, aku tahu sebagian besar blasteran hanya berlatih di musim panas. Hanya pekemah tahunan yang akan menetap di sini-anak-anak yang tak punya tempat untuk kembali, atau akan terlalu sering diserang monster kalau mereka pulang. Tapi nampaknya, anak-anak seperti itu tak banyak jumlahnya.

Nico duduk bersama Stoll Bersaudara, oleh karena pekemah baru selalu terdampar di kabin Hermes kalau orangtua Olympia mereka belum diketahui. Stoll Bersaudara kelihatannya sedang meyakinkan Nico bahwa poker lebih asyik ketimbang Mythomagic. Kuharap Nico tak punya uang untuk dipertaruhkan.

Satu-satunya meja yang tampak benar-benar meriah hanya meja Artemis. Para Pemburu minum, makan, dan tertawa-tawa layaknya satu keluarga besar bahagia. Zoë duduk di ujung meja seperti sang ibu. Dia tidak tertawa sebanyak anak-anak lain, tapi dia sesekali tersenyum. Hiasan perak lambang wakil Dewi Artemis berkerlip menghiasi kepangan-kepangan hitam rambutnya. Kukira dia terlihat jauh lebih manis saat tersenyum.

Bianca di Angelo tampak begitu senang. Dia sedang mencoba belajar cara beradu panco dengan gadis berbadan besar yang tadi menyulut perkelahian dengan anak Ares di lapangan basket. Gadis besar itu terus-terusan mengalahkannnya, tapi Bianca sepertinya merasa asyik-asyik saja.

Yah, kau pasti sudah tahu tentang para Pemburu yang mampir ke Perkemahan Blasteran dengan menggunakan mobil-eh, eh, bukan. Bus sekolah milik Dewa Matahari yang akhirnya terjun ke Danau Kano karena ulah Thalia. Yah... Sebenarnya sih bukan karena Thalia sepenuhnya. Apollo juga yang memaksanya mengemudikan kendaraan mataharinya itu. Siapa yang menduga jika Thalia tidak bisa mengemudikannya dengan baik?

Saat kami selesai makan, Chiron mengajukan sulang rutin pada para dewa dan secara formal menyambut para Pemburu Artemis. Tepuk tangan terdengar diberikan setengah hati. Kemudian, Chiron mengumumkan tentang permainan tangkap-bendera "persahabatan" untuk besok malam, yang disambut dengan tepuk tangan yang lebih meriah.

Setelahnya, kami semua berjalan pelan menuju kabin masing-masing untuk waktu tidur musim dingin yang lebih awal. Aku sangat letih, aku ingin segera memejamkan mata.

≈Y≈

Belum 15 menit aku tertidur, terdengar teriakan seorang gadis yang terdengar kesakitan. Aku terlonjak kaget. Apa yang terjadi malam-malam begini?

Dugaan pertamaku adalah perkelahian antara anak Ares dan Artemis yang mungkin saja semakin serius.

Aku berjalan pelan-dengan sedikit mengantuk, menuju pintu kabin 3. Anak-anak kabin lain juga terlihat melakukan hal yang sama sepertiku. Ada yang hanya melongok dari pintu kabin mereka. Ada yang berkerumun di luar kabin. Yang paling berbeda adalah para Pemburu Artemis. Mereka berlarian ke arah pintu masuk utama perkemahan.

Sikap mereka membuatku heran.

Berlarian? Pasti ada yang tidak beres.

Tanpa sadar aku ikut berlari menuju ke arah yang sama.

Beberapa pekemah ikut berlari di belakangku. Mungkin mereka sama penasaran denganku. Chiron terlihat berlari dengan wujud centaur-nya dari arah Rumah Besar. Mata kami bertemu. Raut wajahnya menandakan kecemasan.

Tatapan itu menunjukkan jika ia bertanya, 'Apa yang terjadi?'. Aku hanya mengangkat kedua bahuku menandakan bahwa aku juga tidak tahu.

≈Y≈

Ketika aku sampai di kerumunan Pemburu Artemis, para Pemburu Artemis terlihat sedang menyiagakan busur mereka untuk target di luar gerbang perkemahan. Aku berhenti berlari dan segera bertanya pada pemburu yang berada di belakang.

"Apa sebenarnya terjadi?" tanyaku.

Dia segera menjauh dariku dan memberikan tatapan muak, seolah aku adalah sekumpulan belatung yang tak sengaja ia temukan pada daging yang sudah busuk.

"Ada anak perempuan yang diserang Drakaina." jawabnya dingin sambil tetap fokus ke arah gerbang perkemahan.

Drakaina? Yang ada di kapal Luke?

Anak perempuan?

Rahangku mengeras.

.

.

.

ANNABETH.

TO BE CONTINUE...

From ≈Ω≈ Author

Terima kasih buat readers yang mau baca fict yang masih cacat ini. T^T

Maaf kalo fict ini banyak kurangnya. Pasti ada kesalahan dan typo di sana-sini. Maka dari itu, saya mohon kepada readers, berikanlah review yang membangun berisi saran, tanggapan, dan kritik.

Flame boleh... Tapi jangan pedes banget yah, saya sedih jadinya. T_T

Yak! Segitu aja dari saya.

MIND TO REVIEW?