After 5 Years ago

By : Han Kang Woo

Cast : Do Kyungsoo, Kim Jongin, Exo member, Kpop, etc

Genre : Romance, Angst (?)

Warning : This is Yaoi (Boys Love),

Rated : T

= Happy Reading =

o…o…o…o…o…o…o…o…o…o…o

Author Note :

Mian, FF Kaisoo ini pernah aku publish dengan judul : Jongin-Kyungsoo, yang hanya one shoot. Dan aku memutuskan untuk membuat FF ini ber-Chapter, mungkin sekitar 8 Chapter saja, jadi aku menghapus dan mempublish ulang (dengan sedikit perubahan cerita dan alur). Aku mohon maaf jika ada pembaca yang pernah membaca FF ini, Dan mudah-mudahan tidak kesal karena membaca ulang lagi

.

.

.

O…O…O…O…O…O…O…O…O

Hari yang cerah di sebuah sekolah swasta di kota Chuncheon…

Seorang namja dengan pakaian lumayan tebal duduk sendiri, Mata bulatnya mencoba fokus kedepan, Dia berusaha menikmati pertandingan yang sedang berlangsung tepat dihadapannya, pertandingan basket

Namja itu sebenarnya bukan tertarik dengan pertandingannya, namun dia tertarik dengan penampakan namja lain yang sedang bermain dan sukses mencetak skor

Namja itu mendesah, dia tidak salah lihat, pikiran-pikiran masa lalu kembali menghampirinya

"hei, lupakan namja itu, sepertinya dia bukan seseorang yang pernah hadir dalam kehidupanmu" ujar suara seseorang tiba-tiba mengagetkan namja bermata bulat yang sibuk dengan pikirannya

"ah Baek" ucap namja tersebut, dia menoleh dan tersenyum kepada sahabatnya itu

"Kyungsoo, kamu harus move on… ayolah…" lanjut namja yang bernama lengkap Byun Baekhyun tersebut

"tidak semudah itu" balas si namja, namja dengan nama asli Do Kyungsoo, dia lagi-lagi mendesah pelan

"aku takut jika kamu tambah sakit, wajahmu sudah pucat begini, lebih baik kamu masuk saja ke asrama, cuaca dingin tidak bagus untukmu" ujar Baekhyun, mencoba memberikan perhatian kepada sahabat baiknya itu, sahabat yang baru dikenalnya setahun ini

Kyungsoo tersenyum, dia berujar

"aku memang sedari dulu selalu pucat Baek"

Ya, Kyungsoo harus menerima kenyataan jika dia mengidap penyakit ganas : Leukimia, tepatnya jenis Leukimia Mieloid Akut. Penyakit itu dideritanya sejak 5 tahun yang lalu. Kyungsoo sedikit beruntung karena beberapa tahun yang lalu kedua orang tuanya mampu memberikan pengobatan terbaik, seperti Kemoterapi dan pemberian obat antikanker (sitostatika). Namun sekarang sudah jauh berbeda, semenjak kedua orang tuanya tiada karena meninggal tidak wajar di luar negeri. Kyungsoo diasuh oleh Neneknya, dan sebulan yang lalu neneknya juga dipanggil oleh sang maha pencipta. Jadi sekarang Kyungsoo tinggal di asrama sekolah, dia tinggal secara gratis, karena pemilik asrama merasa berhutang budi dengan kedua orang tua Kyungsoo, yang semasa hidupnya menjadi donatur dan penyumbang terbesar bagi sekolah swasta itu

Jadi kini, Kyungsoo hanya menunggu waktu saja, kala detik-detik sang waktu tidak mengijinkannya lagi menikmati dunia

.

.

.

"baiklah, aku masuk kekelasku dulu, aku menyarankan kamu istirahat saja, guru-guru pasti mengerti" kata Baekhyun, dia beranjak

"terima kasih Baek" Kyungsoo berujar singkat, dia masih ingin duduk dan melihat namja masa lalunya

Kyungsoo kembali termenung, namun renungannya mendadak buyar, karena sesuatu tepat mengenai kepalanya,

'bugh..' dia sedikit menjerit, kaget

Sakit,

"oh…" hanya itu kata yang terucap di bibir namja yang tidak sengaja melemparkan bola kearah Kyungsoo, dilain pihak Kyungsoo hanya bisa mengusap kepalanya

Namja yang melempar bola itu cepat berlalu, dia hanya mengambil bola yang tadi mengenai kepala Kyungsoo, tanpa meminta maaf

Kyungsoo mematung, dia ingin sekali menyapa namja itu, tapi suaranya tercekat,

'Jongin ah, aku yakin kamu itu' batin Kyungsoo, dia menyebutkan nama namja itu dalam hati, nama yang selalu diingatnya, nama dan sosok yang selalu dinantikannya selama 5 tahun ini

Tidak terasa air mata Kyungsoo berlinang

.

.

.

Rusuh dan riuh mewarnai ruangan kelas Kyungsoo. Para siswa dan siswi yang tidak tahu aturan berceloteh tidak jelas, mereka banyak yang bermain dan saling menggoda, terutama namja, yang sering berusaha mengangkat rok para yeoja-yeoja dikelas. Para yeoja-yeoja centil dikelas itupun senang-senang saja, apalagi jika yang menggoda dan mengerjai mereka adalah namja tampan dan menawan, mereka tidak akan mempermasalahkannya, malahan mereka rela menyerahkan tubuh dan keperawanan mereka untuk direnggut, berlebihan memang, namun itu fakta yang tidak bisa dibantah

Kyungsoo masuk dengan langkah pelan, entah mengapa perasaannya tidak enak. Terdengar dengan jelas beberapa temannya menyebutkan namanya, Kyungsoo was-was

Penampilan Kyungsoo yang selalu berbeda memang menjadi bahan candaan dan cibiran, Kyungsoo selalu mengalungkan syal tebal dilehernya dan memakai sweater tebal yang membungkus seragam sekolahnya, dengan wajah selalu pucat tentunya

"wah, namja tidak tahu diri datang juga" celoteh salah seorang namja teman Kyungsoo, dia duduk tepat diatas meja Kyungsoo

"dia benar-benar percaya diri, dasar gatal" timpal seorang yeoja bertampang judes

Kata-kata sindiran itu sudah dipastikan untuk Kyungsoo, semua mata memandang namja imut dan kecil itu, Kyungsoo menghentikan langkahnya, matanya yang bulat semakin bulat, dia menatap tas sekolahnya yang sudah terbuka dan buku hariannya yang teronggok tidak elit disalah satu tangan teman sekolahnya

"drama queen, bitch" umpat salah seorang yeoja lagi

"jalang" sambung yeoja yang lain, mereka-mereka ini sepertinya tidak suka dengan Kyungsoo, terutama dengan kalimat atau tulisan, yang sebentar lagi 'dibacakan' oleh salah seorang siswa disana

"pangeran mimpi, dua kata itu sepertinya tepat disandangkan untuk namja sakit-sakitan dikelas kita" seru namja yang memegang buku harian Kyungsoo, dengan name tag Hyunsik

"tolong kembalikan buku harianku.. kumohon.." pinta Kyungsoo, dia kembali melangkah dan mencoba mengambil buku hariannya,

"tidak semudah itu.. aku akan membacakan kalimat pamungkas dibuku jelek ini, setelah itu kamu bisa mengambilnya, paham" bentak namja yang bernama Hyunsik tersebut, dia menjauhkan tangannya dari jangkauan Kyungsoo

"tolong… jangan…" Kyungsoo mulai terisak-isak, dia lemah

Hyunsik tersenyum penuh kemenangan, dia mulai membaca :

"Kim Jongin, kaukah itu? Aku tidak percaya bisa melihatmu lagi, aku sangat bahagia. Kamu tahu, 5 tahun aku menantikanmu, akhirnya kita bisa bertemu lagi…" Hyunsik menghentikan kalimat yang dibacanya, berusaha menikmati raut wajah Kyungsoo yang berubah

"aku mencintaimu Kim Jongin. masih mencintaimu… dulu, kini dan sampai mati" Hyunsik mengakhiri kalimat yang dibacanya, dia kembali tersenyum, senyum meremehkan

"memuakkan" seru seorang yeoja yang bernama Nana tiba-tiba, setelah mendengar kalimat terakhir yang dibacakan

"dasar homo… laknat" timpal suara yang lain, Hyorin

"jangan mimpi, Jongin normal"

"tidak tahu malu, pura-pura kenal… modus basi yang sering terjadi"

Dan berbagai cacian dan hinaan lainnya, semuanya ditujukan untuk Kyungsoo

Kyungsoo tidak tahan lagi, dia meloloskan air matanya keluar, dia dipermalukan oleh teman-temannya sendiri, teman-teman yang seharusnya menjaga dan memberikan semangat hidup untuknya

Kyungsoo tertunduk, air matanya masih mengalir, dia mengusapnya pelan. Dia melihat buku hariannya dilemparkan tepat dibawah kakinya, sebuah penghinaan

Kyungsoo memungut buku hariannya itu, dia menaruhnya didadanya, dengan sangat erat. Kyungsoo berbalik dan menghadap pintu, dan..

Degg…

Mata Kyungsoo yang bulat dan sembab tepat menatap mata namja yang baru saja dibacakan namanya dibuku hariannya, Kim Jongin

Namja berkulit tan itu berdiri tepat disamping pintu masuk, wajahnya menyiratkan sesuatu yang sulit diartikan, dan sudah jelas bahwa dia mendengar semua kalimat, kata perkata yang dibacakan oleh Hyunsik tadi, semuanya…

"Jongin ah…" gumam Kyungsoo pelan, dia masih mengeratkan pegangan buku harian didadanya

Namja yang bernama Jongin itu menggeleng pelan, dia lalu berlalu menuju kelasnya yang tepat disamping ruangan kelas Kyungsoo, tanpa mengucapkan sepatah-katapun

"Jongin ah, maafkan aku…" gumam Kyungsoo lagi, nyaris tidak kentara, dia merasa sudah mempermalukan Jongin dengan mencatatkan nama namja itu dibuku harian pribadinya. Kyungsoo semakin lemah, masalah dan sakitnya terus menggerogoti sedikit kebahagiaan yang seharusnya dia rasakan

Air mata Kyungsoo kembali menetes

.

.

.

o…o…o…o…o…o…

3 hari kemudian,

Baekhyun, teman Kyungsoo menghampiri kamar Kyungsoo. Kebetulan jarak kamar mereka hanya 2 kamar saja, jadi tidak sulit untuk mencapai istana pribadi Kyungsoo itu,

"boleh aku masuk?" sapa Baekhyun, dia berdiri tepat disamping kamar Kyungsoo yang terbuka,

"masuklah" jawab Kyungsoo, dia merapikan baju-bajunya dan memakai syal baru dan dililitkan dilehernya

Baekhyun masuk dan mendudukkan dirinya disamping Kyungsoo,

"hm.. aku sudah mendengar cerita-cerita dari teman-teman, aku harap kamu tidak memasukkannya kedalam hati, sebagian dari mereka memang begitu" ucap Baekhyun memulai percakapan,

"tidak apa Baek, aku sudah biasa.." balas Kyungsoo, dia mendesah pelan

Kyungsoo menatap penampilan Baekhyun yang tidak biasanya, temannya itu memakai kaos oblong dan celana jeans baru, terlihat akan bepergian

"jadi hari ini kamu akan pulang kerumah orang-tuamu?" Tanya Kyungsoo, dia masih ingat perkataan temannya itu 3 hari yang lalu, yang berkata ingin pulang kampung, karena kebetulan momentnya tepat, libur panjang akhir semester dan sepertinya banyak siswa memutuskan untuk pulang juga

"iya, Kyungsoo.. hm.. sebaiknya kamu ikut denganku saja, aku tidak enak meninggalkanmu disini, kamu sakit dan…"

"tidak mengapa Baek ah, pulanglah.. kamu tahu sendirikan jika aku tidak bisa bepergian jauh" potong Kyungsoo, dia tersenyum, senyum tulus yang selalu diberikan untuk orang terdekatnya

"iya, aku tahu itu… andai saja omma dan appa tidak memaksaku untuk pulang, aku lebih memilih untuk bersamamu disini, kamu teman terbaik yang pernah kumiliki" kata Baekhyun tulus dari hatinya

Kyungsoo kembali tersenyum,

"tidak mengapa, masih ada penjaga kantin yang tinggal dilantai bawah, aku tidak sendiri, tenang saja" ucap Kyungsoo, wajah dan bibirnya semakin pucat saja

Baekhyun mendesah dan dia memeluk Kyungsoo, pelukan hangat dari seorang sahabat

"aku akan pulang secepatnya.." kata Baekhyun, dia mengeratkan pelukannya, seakan-akan itu adalah pelukan terakhirnya untuk Kyungsoo, sahabatnya

"iya, terima kasih" timpal Kyungsoo, dia balas memeluk dan mengusap-usap punggung Baekhyun

Beberapa menit kemudain, kedua namja itu melepaskan pelukannya, mata keduanya merah

"aku pergi dulu Kyungsoo ya, aku menitipkan kunci kamarku, jika kamu memerlukan sesuatu masuk saja" ucap Baekhyun, dia menyerahkan kunci kamarnya dengan gantungan berbentuk miniatur matahari yang sedikit bersinar

"iya" timpal Kyungsoo pendek, dia menerima kunci kamar milik Baekhyun

Dan akhirnya, Baekhyun benar-benar harus pergi, dia sekali lagi memeluk Kyungsoo singkat dan beranjak keluar dari kamar Kyungsoo. Baekhyun melambaikan tangannya

Kyungsoo menatap sahabatnya itu menjauh, berangkat bersama Bis yang akan membawanya di stasiun kereta api

.

.

.

o…o…o…o…o…o…o…o…o

Namja yang bernama Kim Jongin melangkahkan kakinya pulang kerumah, dia menggunakan jasa Bis dan hanya perlu sedikit berjalan kaki untuk sampai gerbang rumahnya

Langkah kaki Jongin terhenti, dia melihat dari jarak yang lumayan dekat, pertengkaran kedua orang tuanya yang akhir-akhir ini sering terjadi,

"kamu suami yang tidak bertanggungjawab… selalu pulang malam dan tidak pernah ada waktu untuk keluarga.." cecar ibu Jongin, dia terlihat sangat emosional

"aku muak dengan semua ocehanmu, kamu sendiri tidak pernah sadar dengan tingkahmu" balas ayah Jongin tajam

"jadi kamu menyesal telah menikahiku?" Tanya Ibu Jongin keras, dia mengambil rokok diatas meja, membakar ujungnya dan mengisapnya

Ayah Jongin geleng-geleng kepala, dia tidak suka dengan gaya hidup isterinya yang berubah. Dia seperti menemukan sosok lain dan berbeda dari isterinya itu

"sudahlah" seru ayah Jongin, dia masuk dan melewati isterinya, sepertinya ayah Jongin itu baru saja datang dan langsung dicecar habis-habisan

Jongin yang sedari tadi memperhatikan adu mulut kedua orang tuanya, menggeleng dan mendesah pelan.

Jongin membalikan tubuhnya, dia melangkah keluar, niatnya untuk pulang kerumah lenyap bagai asap, dia merogoh sakunya, mengambil ponsel, memencet beberapa angka dan menunggu panggilannya dijawab,

"halo.." jawab panggilan diseberang telefon, suara yang sangat bass

"halo Yeol hyung… maaf, bisa aku bermalam dirumah hyung..?" Tanya Jongin to the point

"ah, Jongin.. bisa kawan. Datang saja, pintu rumahku selalu terbuka untukmu" jawab namja yang bernama Chanyeol itu, kawan baik Jongin

"terima kasih hyung…" tutup Jongin

Jongin menoleh sekilas kearah pintu rumahnya, terdengar suara teriakan samar-samar ayah dan ibunya, tanda bahwa pertengkaran belum selesai, pertengkaran kedua orang tua yang menikah 19 tahun yang lalu itu berlanjut didalam rumah, rumah yang tidak pernah sama lagi, rumah yang hanya diisi oleh teriakan dan umpatan

Jongin mendesah kasar,

Jongin melangkahkan kakinya lagi, dia terhenti karena melihat pahatan dengan inisial KK disalah satu pohon besar. Dan entah mengapa dia teringat sosok namja bermata bulat, namja yang pernah ditinggalkannya 5 tahun yang lalu. Kenangan itu kembali terlintas. Dan kini Jongin kembali, kerumah lamanya, namun sang waktu memang tidak membiarkan kedua namja itu bertemu ditempat yang sama, namja bermata bulat itu dibawa oleh neneknya. Namun kemudian tanpa terduga mereka berdua bertemu di sekolah, namun semuanya terasa beda… Jongin berusaha melupakan kenangan itu, dia menganggap semua yang terjadi dimasa lalu adalah akibat dirinya yang masih labil dan terlalu dini mengenal cinta

Jongin menggeleng dan berusaha menghilangkan sosok namja yang selalu tersenyum untuknya, senyum bentuk hati yang jarang dimiliki oleh setiap namja

'ah… sial…' batin Jongin dalam hati, dia kembali melangkahkan kakinya, menuju rumah teman dekatnya, Park Chanyeol

.

.

.

o…o…o…o…o…o…o…o…o…o

Liburan sekolah sudah dimulai. Musim dingin masih terus menyelimuti kawasan di semenanjung Korea. Liburan yang bisa diisi dengan bermain salju, main sky dan mengunjungi tempat-tempat wisata, itu merupakan banyak pilihan yang digemari oleh namja dan yeoja di negeri ginseng tersebut

Hal yang berbeda dirasakan oleh namja yang bernama Kyungsoo, dia tidak mungkin bisa menikmati indahnya musim dingin, atau musim-musim yang lain, dia hanya bisa tinggal diasramanya, menunggu malaikat maut untuk mencabut nyawanya. Tidak ada yang bisa dia lakukan, sakit yang dideritanya semakin membuatnya lemah, pucat dan tidak berdaya

Kyungsoo melangkah keluar kamarnya, dia menatap sekelilingnya… sunyi dan sepi. Sepertinya semua penghuni asrama pulang kerumah orang tua mereka masing-masing. Kyungsoo berteman hembusan angin yang menusuk tulang

Kyungsoo menatap lapangan basket yang tepat ditengah sekolah, dia teringat kembali namja berkulit eksotis yang selalu dirindukannya. Dia ingin memeluk namja itu, mengungkapkan rasa rindunya, memegang wajahnya dan mengucapkan selamat tinggal dan ucapan terima kasih karena telah mewarnai hidupnya yang kelam, walau hanya dalam mimpi

'Jongin ah…'

Air mata Kyungsoo kembali berlinang, dia berbalik. Kyungsoo menarik nafasnya yang terasa sangat pendek, dia mendadak pusing dan sesak. Mata bulat namja itu terpejam, dia memegang dinding depan kamarnya, berusaha menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh, dia lemah

Dengan langkah pelan Kyungsoo masuk kembali kedalam kamarnya, dia menutup pintu namun tidak menguncinya. Entah siapapun yang datang nanti dan mungkin mendapatinya sudah tidak bernyawa, paling tidak orang itu bisa memberitahukan orang sekitar dan memperlakukan jasadnya dengan layak

Kyungsoo berbaring dan meraih selimutnya, selimut bergambar kartun Pororo. Dia menutup matanya secara perlahan. Nafasnya semakin pendek dan sesak, wajah dan bibirnya semakin memucat. sepertinya sang waktu sudah tidak mengijinkannya lagi menikmati masa

Dalam keadaan mata terpejam, Kyungsoo mencoba membayangkan masa-masa indah yang pernah dirasakannya 5 tahun yang lalu, biarlah kenangan singkat itu sebagai ucapan selamat tinggal untuknya. Dia akan tersenyum sambil menanti kematian menjemputnya

'Jongin ah, selamat tinggal'

.

.

.

Flashback on :

5 tahun yang lalu,

Namja dengan rambut jatuh dan menggunakan kaca mata duduk sendirian didepan hamparan laut yang biru, dia sepertinya menantikan seseorang ditempat tersebut,

"hei… maaf, aku terlambat.." seru sebuah suara, suara namja. suara yang selalu disukai oleh namja berkaca mata itu,

"tidak mengapa" timpal namja berkaca mata

Namja yang baru datang itu mendudukkan dirinya disamping namja imut yang sudah terlebih dahulu datang

"Dio ah, kamu sepertinya sangat suka tempat ini.." sapa namja itu memulai percakapan, dia menolehkan wajahnya dan menatap namja yang dipanggilnya Dio itu

"Jongin ah, aku suka ketenangan, disini tenang" jawab namja yang disebut Dio itu, namun nama aslinya adalah Do Kyungsoo

"tapi biarpun tenang, laut ini pasti menyimpan hal-hal yang mengerikan, disebelah sana itu, sepertinya sangat dalam" ujar namja yang disapa Jongin itu, namja berkulit tan yang seksi, dia menunjuk area lautan yang dirasanya sangat berbahaya

Kyungsoo tersenyum dan menolehkan wajahnya kearah rekan bicaranya

"aku lebih suka jika kamu tidak pakai kaca mata, mata indahmu itu harusnya diperlihatkan kepada dunia, bukan disambunyikan dibalik lensa" ucap Jongin sambil tersenyum,

Kyungsoo balas tersenyum, dia lalu membuka kaca matanya dan menatap Jongin dengan pandangan imut dan polos, sepertinya dia harus mempertimbangkan memakai lensa mata, agar mata minusnya tidak perlu kaca mata lagi

"jadi hari ini kamu akan pergi?" Tanya Kyungsoo, dia sepertinya resah dan gundah, sejak tadi yang ada dipikirannya hanyalah rencana kepergian sahabatnya tersebut

"iya, appa dan omma ingin pindah keluar kota, sepertinya urusan bisnis, dan rumah lama kami dibiarkan begitu saja, mungkin kami hanya sebentar dan kembali lagi" terang Jongin, dia mendesah pelan

"kamu tidak akan melupakanku kan?" Tanya Kyungsoo lagi, tatapannya serius

Jongin tersenyum,

"tidak akan, aku tidak akan melupakanmu" jawab Jongin dan merangkul bahu sempit Kyungsoo, Kyungsoo gelagapan dan mendadak kikuk

"aku akan memberikan ini untukmu.." ujar Jongin lagi, dia mengeluarkan sesuatu dari sakunya, sebuah kalung, kalung berwarna silver yang polos, namun terukir dengan jelas inisial dengan huruf KK besar di ibu kalung tersebut

"KK? Ini inisial apa?" Kyungsoo menatap kalung itu dan tersenyum singkat

"KK… mungkin Kyungsoo dan Kai" jawab Jongin enteng, dia tertawa pelan

Kyungsoo juga ikut tertawa, kepergian rekannya sebentar lagi itu sedikit dia lupakan, dia selalu suka dengan tawa Jongin

"jadi ini untukkku..?" Kyungsoo kembali bertanya

"iya, simpanlah.. aku harap kamu selalu menyimpan dan menjaganya, hingga kita bertemu lagi" jelas Jongin, dia mengeratkan rangkulannya, dan meletakkan kalung itu ditelapak tangan Kyungsoo

Kyungsoo menerima kalung itu dengan suka cita, paling tidak kalung itu bisa menjadi pengobat rindunya dimasa yang akan datang, dia menggenggam kalung itu dengan sangat erat

Hening

Kedua namja itu saling diam, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing, terutama Kyungsoo yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu kepada Jongin, bibirnya bergerak-gerak

"Jongin ah.."

"ya..?"

Kyungsoo menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan,

Dan kemudian…

"aku.. aku mencintaimu" kata-kata itu lolos dari bibir tebal Kyungsoo, kalimat yang yang terdiri dari kata-kata sarat makna dan pengharapan, kata cinta

Jongin tertegun, dia membisu. Dia menolehkan wajahnya kearah Kyungsoo, namja itu tertunduk malu, seakan-akan dia baru saja mengucapkan sesuatu yang salah dan ingin menariknya lagi

"Kyungsoo ya, kamu sangat pucat.. sebaiknya kamu pulang saja" kata Jongin, dia tidak menanggapi kalimat cinta Kyungsoo sebelumnya, dia memandang namja disampingnya yang memang terlihat pucat dan tidak sehat

"ah, baiklah.." tutup Kyungsoo

Akhir yang menyedihkan untuk Kyungsoo, cintanya digantung, tidak diterima, ataupun ditolak

Setelah kejadian itu, Kyungsoo tidak pernah lagi melihat sosok seorang Kim Jongin, sosok namja yang menjadi cinta pertama dan terakhirnya

Hingga 5 tahun berlalu

Flashback off

.

.

.

.

O….O….O….O….O

"tidak, jangan pergi…" teriak Jongin lumayan keras…

Namja berkulit seksi itu terbangun dari tidurnya, dia bermimpi buruk, mimpi yang seakan nyata untuknya, mimpi yang memberikan tanda tentang sesuatu

Jongin mencoba menormalkan deru nafasnya, dahinya berkeringat. Dia menatap jam kecil di meja nakas temannya, Chanyeol, baru jam 8 malam

Namja itu melirik sekilas ketempat tidur Chanyeol, temannya itu tidak ada, sepertinya sedang berada dikamar kakaknya, dilantai 2. Jongin tadi hanya membaringkan dirinya, dan diluar dugaannya dia malah tertidur dan terbangun karena Mimpi Buruk

Jongin mendudukkan dirinya, dia mengusap wajahnya kasar. Perasaan bersalah menghantuinya, walau dia mencoba untuk melupakan masa lalunya, namun tetap saja sosok kecil namja bermata bulat selalu muncul dan tersenyum untuknya

Jongin berpikir keras, dia mencoba memahami perasaannya sendiri, perasaan yang tidak bisa dibohongi,

"apa aku telah melukainya..?" gumam Jongin pada dirinya sendiri, masih mengusap wajahnya

"ya.. tuhan, maafkan aku…"

Tanpa berpikir berlama-lama lagi, Jongin dengan cepat menyambar sweater tebalnya. Dia membuka pintu dengan tergesa-gesa, dan berpapasan dengan salah satu pembantu yang bekerja di rumah Chanyeol, Jongin membungkuk singkat lalu menghamburkan dirinya keluar rumah, berlari dengan kencang untuk menemui namja kecilnya, Do Kyungsoo

'semoga belum terlambat…' batin Jongin, dia terus berlari, mengabaikan cuaca dingin dimalam hari

.

.

.

.

Jongin sampai tepat didepan pintu gerbang asrama disamping sekolahnya, dia menunduk dan berusaha menormalkan nafasnya karena habis berlari dengan kencang

Lampu-lampu disekitar asrama itu mempunyai cahaya yang minim, dan rata-rata lampu yang terlihat dikamar lantai 2 asrama semuanya padam, tanda bahwa penghuninya sedang pergi

Jongin mengarahkan padangannya disebuah kamar yang dikenalinya, kamar yang masih berpenerangan. Jongin tersenyum, dia kembali berlari dan menuju kamar itu

"Kyungsoo ya…" panggil Jongin, untuk pertama kalinya sejak 5 tahun yang lalu

Jongin terus memanggil nama Kyungoo, namun tidak ada jawaban, hanya keheningan yang menyambut suara Jongin

Jongin mencoba mendorong pintu kamar Kyungsoo, dan berhasil, pintu kamar itu tidak terkunci

"Kyungsoo ya, maaf… ini aku.. Jongin" ucap Jongin lagi, kali ini suaranya dipelankan,

Matanya tepat menangkap sosok imut dan kecil yang terbaring dengan selimut disudut kamar, mata namja itu terpejam dengan damai, seperti tertidur

"Kyungsoo ya, apa kamu tidur?" lanjut Jongin, dia mendekati sosok Kyungsoo

Jongin duduk disamping Kyungsoo, menatap namja itu lekat-lekat

"maaf, jika aku membangunkanmu, aku… aku ingin mengatakan sesuatu.." kata Jongin, dia dengan ragu-ragu mengarahkan jemarinya ke tangan putih Kyungsoo, dingin, sangat dingin

Degg..

"Kyungsoo ya, kamu sangat dingin, dan wajahmu pucat sekali…"

Belum ada reaksi dari Kyungsoo

Jongin mulai bergetar, dia merasakan ada yang aneh dengan Kyungsoo, dia memberanikan diri memegang dahi, pipi dan leher Kyungsoo, semuanya dingin. Wajah Kyungsoo sangat pucat dan putih

Jongin semakin bergetar hebat, dia mengecek detak jantung dan nadi Kyungsoo, dan…

Jongin meraung sejadi-jadinya,

"tidak Kyungsoo ya.. jangan pergi. Kumohon.." Jongin meraung dan memeluk Kyungsoo, namja kecil itu terkulai tidak berdaya dipelukan Jongin, tanpa reaksi

"Kyungsoo.. aku minta maaf.." isak Jongin, dia memeluk Kyungsoo sambil menangis,

Jongin berusaha memeriksa kembali detak jantung dan nafas Kyungsoo, namun hasilnya tetap sama. Kehidupan yang menaungi Kyungsoo sudah pergi

Jongin terlambat,

"aku juga mencintaimu Kyungsoo ya, aku mencintaimu.." kata Jongin sambil menangis, dia mengulang-ulang kalimat itu berkali-kali, dia membalas cinta Kyungsoo, setelah 5 tahun

Jongin terus mendekap sosok Kyungsoo yang tidak bernyawa itu, air mata Jongin terus membanjiri pipinya, rasa sesal dan pedih menjadi satu dan meremukkan dirinya

"aku sudah yakin, bahwa kamulah cinta sejatiku, tidak ada yang bisa menggantikanmu Kyungsoo ya.." raung Jongin lagi

"tenang saja, kamu tidak akan sendiri. Aku akan ikut bersamamu. Kita akan terus bersama" ucap Jongin mantap, dia melepaskan pelukannya dari Kyungsoo, lalu membuka sweater tebalnya dan memakaikannya ditubuh tidak bernyawa Kyungsoo

Jongin mengusap rambut jatuh Kyungsoo dan mengecup singkat bibir tebal dan pucat namjanya itu

"kita akan terus bersama, selamanya.."

Jongin menggendong Kyungsoo dibelakangnya, dia harus berusaha ekstra keras karena namjanya itu jelas tidak mungkin berpegangan dipundaknya, sosok Kyungsoo yang mirip orang tidur terbungkus sweater dalam gendongan punggung kokoh Jongin

Jongin melangkahkan kakinya sambil menggendong, keluar dari asrama, menghentikan bis untuk menuju ke stasiun kereta api yang masih beroperasi dimalam hari

.

.

.

Jongin masuk ke dalam kereta api yang akan mengantarkannya ditempat tujuannya, dengan Kyungsoo yang masih dalam gendongan punggungnya

Jongin mendudukkan Kyungsoo dikursi yang kosong, dan dia juga duduk disamping namja itu, menyandarkan kepala Kyungsoo dibahunya,

Jongin yang masih bergetar, menatap keluar jendela, pandangannya kosong dan hampa

Jongin menangkap sesuatu yang dipegang oleh Kyungsoo, tangan kanan namja itu terkepal, Jongin tidak memperhatikan hal tersebut sewaktu dikamar Kyungsoo, dia berusaha membuka kepalan tangan Kyungsoo, dan… air mata Jongin kembali menetes

Ditangan Kyungsoo tergenggam kalung silver berinisial KK, kalung pemberian Jongin untuk Kyungsoo 5 tahun yang lalu, namja yang telah menghembuskan nafas terakhirnya itu masih menyimpan benda itu setelah sekian lama

Jongin menggenggam erat kalung bersama jari jemari Kyungsoo, hatinya kembali sakit dan teriris, namja itu begitu mencintainya

Tepat didepan tempat duduk Jongin dan Kyungsoo, terlihat seorang namja muda yang sejak tadi memperhatikan dua insan berkelamin sama itu, dia menatap dengan pandangan heran dan ingin tahu,

"maaf, teman anda itu sangat pucat sekali... apa dia sakit?" Tanya si namja pelan dan ragu-ragu, masih menatap bergantian antara Jongin dan namja kecil disampingnya

Jongin tidak menjawab pertanyaan namja itu, dia hanya mengelus singkat rambut Kyungsoo dan memejamkan matanya, dengan tangan masih menggenggam telapak tangan Kyungsoo

Namja yang bertanya itu akhirnya hanya bisa diam dan mendesah

Kereta api terus melaju, untuk membawa penumpangnya ke tempat tujuan

.

.

.

.

o..o..o..o..o..o

Jongin dengan susah payah menggendong Kyungsoo. Dia melangkahkan kakinya disebuah tempat yang mempunyai sejarah dan kenangan tersendiri untuk mereka berdua, Jongin dan Kyungsoo tiba disebuah Lautan yang terhampar indah

"kita sampai Kyungsoo ya, ini adalah tempat kesukaanmu..." ujar Jongin berbicara kepada Kyungsoo dipunggungnya, membawa Kyungsoo ketempat terakhir dimana mereka bertemu sejak 5 tahun yang lalu

Jongin kembali mengambil kalung silver tadi dan mengalungkannya dileher

Jongin menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan, dia kembali melangkah,

"kamu tidak sendiri Kyungsoo ya, kita akan selalu bersama" kata Jongin, mengulangi kalimatnya, dia terus melangkah

Hempasan air yang tidak berombak mengenai sepatu Jongin, kakinya basah, namun dia terus melangkah, melangkah… dan melangkah…

Air sudah menggenangi sampai lututnya, dengan Kyungsoo yang masih dalam gendongannya, tertidur untuk selamanya

Langkah Jongin semakin berat, karena air sudah menggenangi hingga perutnya, dia mencoba terus melangkah maju, air matanya menetes, dia mengeratkan Kyungsoo dibelakangnya, dan kini sudah sangat jelas, bahwa tujuannya adalah menuju ketengah Lautan, menenggelamkan dirinya bersama namja cinta sejatinya

Posisi Jongin dan Kyungsoo sudah semakin jauh, suasana hening dan sepi di sekitar lautan itu menjadi saksi bisu cinta Jongin untuk Kyungsoo

Air sudah menenggelamkan Jongin dan Kyungsoo hingga leher, air mata namja itu menyatu dengan asinnya air laut

"aku mencintaimu Kyungsoo… kita akan bertemu di surga" gumam Jongin pelan, menutup perkataan terakhirnya, dia memejamkan matanya, mengikuti pejaman mata namjanya yang sudah tiada beberapa jam yang lalu

Apakah nasib cinta Kyungsoo dan Jongin berakhir sedemikian cepat?

.

.

.

.

O…..O…...O…..O…O

Jongin terbangun, dia mengerjapkan matanya pelan, memandang kesekelilingnya. Dia mungkin sedang bermimpi, mimpi yang sangat nyata, mimpi mengenai kematian namja masa lalunya, Kyungsoo

"aku dimana?" Tanya Jongin, dia merasakan bajunya basah, tubuhnya basah

"kamu di apartemenku" yang menjawab adalah teman karib Jongin, yaitu Chanyeol, namja jangkung dengan senyum khas, pakaiannya juga basah, sama seperti Jongin

"aku sepertinya mimpi Yeol hyung…" kata Jongin pelan, dia memegang kepalanya yang sakit

Chanyeol hanya diam, dia mendadak sedikit bergetar, matanya melirik kearah samping Jongin, menatap singkat sosok yang sejak tadi terbaring disamping temannya itu

"aku mimpi buruk…" ulang Jongin, dia sepertinya belum sadar dengan keadaan yang sebenarnya

"kamu mungkin sedang tidak bermimpi Jongin" timpal Chanyeol, nadanya sangat pelan

Jongin mengernyitkan dahinya, memandang teman karibnya dengan pandangan tidak mengerti, dia kemudian meraba tubuhnya yang basah, terlalu basah, bukan basah karena keringat

Hening

Jongin menolehkan pandangannya kesamping, dan matanya membelalak, kaget

Jongin menatap sosok namja kecil dengan posisi terbaring didekatnya, hanya setengah meter, namja dengan wajah dan bibir pucat, dalam keadaan basah kuyup, namja itu adalah Kyungsoo,

Jongin kembali bergetar hebat, dia kemudian tersadar bahwa dia sedang tidak bermimpi. Nafas Jongin tersengal-sengal, jantungnya kembali berdegup kencang

Chanyeol menatap Jongin, memegang bahu namja seksi itu

"kita harus memakamkan jasad temanmu ini, Jongin… tubuhnya sudah memutih, pucat, dan…" kalimat Chanyeol terhenti, karena Jongin menginterupsinya dengan isyarat jari, jari yang juga sama bergetarnya

"ti.. tidak… tidak… ak… aku akan menyimpan sendiri jasad Kyungsoo"

.

.

.

.

.

.

.

TBC

O…O…O…O…O…O…O…O…O

Aku kembali lagi, dengan FF yang pernah kupublish (one shoot) dan rencana akan kubuat ber-Chapter, sekitar 8 chap mungkin. Aku juga sudah membuat Chapter 2 dan 3 FF ini, hanya tinggal dipublish saja, asal pembaca semua masih ingin FF ini dilanjutkan, biasanya aku tidak akan publish lama… aku juga sudah menyiapkan FF ChanBaek, dengan rated M (slight Kaisoo tentunya…he…he…) dan hanya menunggu waktunya saja untuk di publish sebagai FF baru.

Aku menantikan komentar dan Reviewnya untuk FF ini ya… demi kelangsungan FF ini kedepannya… gomawo…

Salam kiss dan hug…xoxo

By : Han Kang Woo (dulunya Silent Kaisoo)