Namaku Karin Shirogashi.
Umurku 11 tahun.
Sejak kelas 1 SD, aku nggak boleh keluar rumah. Sama sekali.
Tanpa alasan apapun.
Aku sendiri heran, mengapa mereka melakukan hal itu.
Mungkin, nggak ada yang bisa ngertiin aku.
Mungkin, karena mereka lebih sayang kakak.
Kakak pintar. Bahkan bisa dibilang, jenius. Sedangkan aku...
Jauh dari pintar.
Setidaknya, itulah yang orang bilang padaku.
Bodoh. Tolol. IQ jongkok, dan lain-lain.
Padahal, aku sudah berusaha untuk menjadi anak yang lebih baik.
Tapi aku nggak pernah dihargai.
Sama seperti kejadian saat aku berumur 10 tahun.
Hari itu adalah hari ulang tahun ibuku. Aku membuatkannya sebuah origami mawar dari kertas perak yang susah sekali kudapatkan. Saat ia pulang kerja aku memberikan origami itu kepadanya.
Tapi apa yang kudapatkan?
Nggak ada sedikitpun. Sepatah kata pun tidak.
Keesokan harinya, aku menemukan origami buatanku itu berada di tempat sampah.
Sepertinya nggak ada yang bisa mengerti tentangku.
Mungkin nggak ada yang mengerti kalo aku itu free-spirited...
Mungkin...
Yah, mungkin...
Sebenarnya, hari ini ulang tahunku. Tapi, karena aku nggak punya teman ataupun sahabat, jadi kukira aku nggak akan dapet hadiah.
Tapi ternyata aku salah.
Sebuah kotak terletak di atas tempat tidurku.
"Selamat ulang tahun ya adikku... Kuharap kabarmu baik-baik saja saat ini... Dari G. S." tertulis di kartu ucapan hadiah itu.
Kakak? Kakak nggak mungkin ngasi hadiah ke aku...
Lagipula inisial kakak bukan G. S.
Tanpa pikir panjang, aku membuka kotak itu.
Sebuah kalung yang sangat bagus terletak di dasar kotak tersebut.
"Kalung rupanya..." pikirku. "Kupakai sajalah kalung ini..."
Tiba-tiba jam di kamarku berdentang 9 kali.
Aku pun memutuskan untuk tidur.
"Hoamm..."
Aku terbangun.
"Dimana aku?"
Kulihat pemandangan di sekitarku. Banyak pohon-pohon rindang yang tinggi.
"Wah, wah, wah... Shia Shiranui berada di sini rupanya..."
"Shia Shiranui?"
"Oh, rupanya mereka telah menghilangkan ingatanmu ya..."
"Ingatan apa?"
"Cari tahu saja sendiri. Sekarang aku akan mencoba, apakah kau lupa kekuatanmu..."
"Kekuatan?"
Orang itupun menyerangku. Tiba-tiba aku berubah menjadi monster dan tidak sadarkan diri.
"Kau sudah bangun, Shia-chan?"
"Siapa itu? Dimana aku?"
"Shia-chan, ini aku Genma... Kamu ada di kamarku..."
"Aku nggak tahu kamu siapa..."
"Sepertinya ingatanmu terhapus untuk sementara... Baiklah kalau begitu... Namaku Genma Shiranui, aku kakakmu. Kamu adalah Shia Shiranui. Kamu terlempar ke dunia lain secara tidak sengaja saat kamu masih masih berumur 9 tahun. Saat berada di dunia itu kamu kembali ke wujudmu saat berumur 1 tahun. Seharusnya sekarang kamu berumur 20 tahun."
"Apa? Nggak mungkin... Jangan bohong..."
"Jadi kamu nggak percaya? Kamu butuh bukti apa?"
"Mana Papa dan Mamaku?"
"Papa dan Mama udah meninggal saat perang shinobi ke 2."
"Maksudku Papa dan Mamaku yang asli..."
"Ya, seperti yang udah kukatakan, mereka udah meninggal. Oh ya, orang yang menyerangmu tadi adalah utusan Orochimaru yang bernama Kimimaro. Orochmaru adalah seorang penjahat yg sangat dicari di dunia. Hmm... Bagus juga kamu menggunkan kalung itu... Rupanya aku pintar juga memilihkan kalung yang bagus untukmu..."
Aku melihat kearah kalung yang tergantung di leherku. Tiba-tiba aku ingat semuanya.
"Jadi kakak..." aku nggak bisa meneruskan kata-kataku.
"Rupanya kamu sudah ingat semuanya ya, Shia?"
"Iya kak..."
"Baiklah kalau begitu. Kakak akan mengajakmu makan bersama di Ichiraku."
Aku pun ikut dengan kakak ke toko yang bernama Ichiraku itu. Aku masih tidak terlalu percaya bisa kembali ke kota kelahiranku. Konohagakure, atau yang bisa disingkat menjadi Konoha.
"Nah, sekarang kita sudah sampai. Ayo duduk. Teuchi-sama, pesan 2 porsi ramen..."
"Iya kak."
"Hai Genma-sensei..." kata seorang bocah berambut kuning.
"Hai juga... Kamu besok pergi bersama Jiraiya-sama ya?"
"Iya sensei. Eh sensei, dia siapa?" tanya anak berambut kuning itu.
"Oh ya, Naruto, kenalkan, ini Shia, adikku. Ia juga sama sepertimu. Ia juga jiinchuriki , tapi dia jiinchuriki niibi, sedangkan kamu kan jiinchuriki kyuubi..."
"Niibi? Kucing berekor dua itu? Bukannya niibi disegel di tubuh kak Yugito Nii?" tanya Naruto.
"Betul. Shia hanya mendapat sebagian chakranya saja, karena niibi yang sesungguhnya disegel memang di tubuh Yugito Nii." jawab kakak.
"2 porsi ramen sudah siap!" kata Teuchi.
"Nah kita makan dulu yuk kak... Naruto, makan dulu yaa..."
Pulang dari Ichiraku, kakak menyuruhku untuk mulai latihan besok. Aku setuju. Kata kakak, aku akan dilatih dg seorang jounin yang hebat, Kakashi Hatake.
Keesokan harinya, aku bersiap-siap untuk latihan pertamaku. Aku akan berlatih di lapangan 3. Kakak ikut mengantarku kesana. Disana belum ada orang sama sekali.
Setelah menunggu 1 jam, akhirnya ada juga yang datang.
"Maaf aku terlambat. Hai. Kenalkan, namaku Hatake Kakashi. Aku akan melatihmu agar kau dapat mengendalikan kekuatan di dalam dirimu itu untuk kebaikan." Kata orang itu.
"Jadi ini yang namanya Kakashi... Ninja yang hebat itu..." pikirku.
Aku pun menjalani latihanku dengan sungguh-sungguh selama 2 tahun dan menyelesaikan misi-misi yang diberikan padaku dgn sangat baik, hingga aku diusulkan untuk mengikuti ujian chuunin. Aku mengikutinya dan berhasil dengan baik hingga tahap akhir, tetapi Orochimaru melakukan serangan ke Konoha sehingga ujian chuunin dihentikan. Tetapi aku dianggap layak menjadi chuunin sehingga aku dinobatkan menjadi chuunin. Tidak hanya aku, ada juga seorang anak yang dinobatkan menjadi chuunin sepertiku. Namanya adalah Shikamaru Nara.
