Title : Twisted Fate
Rated : T
Pairing : FirstGenVongolaxFem!TenthGenVongola
Genre : Romance/Humor (maybe)
KHR © Amano Akira
Note :
Fem!27 : Sawada Tsunahime
Fem!59 : Gokudera Hayame
Fem!80 : Yamamoto Takemi
Fem!L : Lambine
Fem!33 : Sasagawa Ryome
Fem!18 : Hibari Kyori
Fem!69 : Rokudo Kurumi
.
Chap 1, Second Arcobaleno, Vongola Decimo, or Neo Vongola Primo?
.
"Jadi, maksudmu adalah seseorang yang mengetahui masa depan kembali ke masa lalu dan membunuh—errr... Generasi kedua dari Arcobaleno?"
Gadis berambut cokelat panjang yang diikat ke belakang itu tampak menatap seseorang berambut hitam panjang ikal dengan perban menutupi tubuhnya. Jager tampak berdiri di depannya dan hanya mengangguk. Sawada Tsunahime, boss Vongola Decimo tampak mengerutkan alisnya.
"Sepertinya mereka membunuh semuanya kecuali Sephira yang dilindungi oleh kekuatan Tri ni sette dan juga Vongola…"
"Jadi itu sebabnya reborn seolah mendapatkan pengaruh pada Pacifier itu?" Sekali lagi anggukan pelan membuat Tsuna memijat kepalanya yang berdengung. Reborn dan semua arcobaleno lainnya akhir-akhir ini tampak tidak sehat seolah mendapatkan gejala saat Byakuran menggunakan radiasi anti tri ni sette. Dan tentu ia sudah memastikan anti Trinisette tidak pernah dipakai, "tetapi kenapa? Dia sudah terbebas dari kutukan bukan?"
"Karena ia adalah mantan Arcobaleno, dan kalau pacifier sampai tidak ada itu artinya masa lalunya akan berubah..."
"Ah, kukira semua ini sudah selesai—" Tsuna menggaruk kepala belakangnya frustasi. Pertemuan dengan Jager tidak pernah diberitahukan oleh Reborn—bahkan karena mungkin terlalu fokus saat menyembunyikan rasa sakit membuat Reborn tidak mengetahuinya.
"Bukan hanya itu, keseimbangan Trinisette menjadi labil. Karena pacifier tidak bisa menemukan orang yang tepat saat itu," Tsuna menyenderkan kepalanya di kursi, tampak pintu yang terbuka menunjukkan gadis berambut perak panjang yang membawakan laporan bersama dengan gadis lain berambut hitam sebahu, gadis berambut putih sebahu (juga), dan gadis lain yang tampak lebih muda berambut hitam sebahu dan keriting.
"Shodaihime aku membawakan laporan baru..." gadis berambut perak panjang itu—Gokudera Hayame, Storm Guardian Vongola tampak mendekati sang boss.
"Tsuna, kami pergi mengungsi sejenak oke," tertawa dan menatap kearah Vendice di dalam ruangan itu. Yamamoto Takemi, rain guardian Vongola Decimo hanya tertawa lebar, "oh, kau adalah Jager bukan?"
Jager hanya mengangguk.
"Bagaimana keadaan Reborn dan yang lainnya onee-chan?" Tsuna menatap kearah gadis berambut putih pendek yang hanya menghela nafas itu.
"Tidak baik, mereka tidak berubah dari keadaan mereka kemarin," menghela nafas dan duduk di salah satu sofa bersama dengan yang lainnya. Jangan tanyakan bagaimana caranya, "kalau begini terus mereka semua bisa—"
BUM!
...
"Takemi, Lambine, Ryome-nee-chan... Kalian berlindung dari apa?"
"Kyori dan juga Kurumi," jawab mereka bertiga bebarengan membuat Tsuna membenturkan kepalanya. Lagi-lagi—Hibari Kyori dan Rokudo Kurumi, cloud dan mist guardiannya. Menghela nafas, menatap kearah Gokudera saat itu.
"Hayame-chan, bisa kau panggilkan mereka kemari? Takemi, Lambine, Ryome-nee, kalian juga ikut—"
"Tetapi Hime-nee—"
"Aku ingin berbicara sebentar dengan Jager, tunggu saja di aula pertemuan..." Tsuna tersenyum dan semua guardiannya tampak hanya mengangguk saja melihat boss mereka tampak sangat serius.
BLAM!
...
"Aku tahu apa yang ingin kau katakan, kau ingin aku dan guardianku ke masa lalu. Menggantikan posisi dari Giglio Nero generasi kedua sekaligus pemegang pacifier yang kedua," Jager tampak mengangguk dan menatap kearah Tsuna yang menutup matanya sejenak, "bagaimana dengan masa sekarang?"
"Kukira aku tidak bisa mengatakan ini padamu kecuali kalau kau setuju dengan apa yang kita bicarakan ini," jawab Jager menatap Tsuna yang menatapnya heran, "walaupun minimal kau yang setuju, aku akan memberitahukanmu..."
Tsuna tidak keberatan, Reborn sudah banyak membantunya—dan ia sesekali ingin membalas budi walaupun ia tahu Reborn benar-benar akan marah padanya.
"Baiklah, aku akan menyetujui apapun yang akan kau lakukan..."
...
"Masa saat ini—sebenarnya..."
{1}
"Aku tidak pernah merasa bersalah padanya."
"Kufufu~ birdy-chan yang memulai duluan Hime-chan~" dua orang gadis berambut hitam panjang yang diikat satu dan juga gadis berambut biru gelap yang digerai begitu saja dengan pucuk nanas di atasnya.
"Aku ingin menghukum kalian karena Vongola Mansion hancur di bagian barat. Beruntung Reborn sedang beristirahat di bagian timur," Tsuna tampak benar-benar menahan amarahnya. Sekali lagi, hancurkan Mansion = Paperwork, "aku kemari karena ingin mendiskusikan sesuatu dengan kalian..."
{1}
"Kembali ke masa lalu dan menjadi Arcobaleno kedua setelah Sephira?"
Keenam perempuan yang duduk di hadapan Tsuna tampak menatap gadis itu dengan tatapan bingung. Apakah itu bisa dilakukan—bukankah akan terjadi time paradox? Dan sebagainya—
"Aku tidak bisa melanjutkan penjelasan ini, aku hanya bisa mengatakan sampai disini. Kalau kalian setuju, aku akan melanjutkannya pada siapapun yang ingin ikut."
"Apakah harus kau bertanya? Tentu saja kami ikut Tsuna," Takemi tampak tertawa pelan dan Tsuna hanya membulatkan matanya, "bukan hanya sebagai guardianmu namun juga sebagai temanmu."
"Tch, harusnya aku mengatakannya terlebih dahulu Yakyuu-Bakka! Sebagai tangan kananmu aku pasti akan ikut Shodaihime!"
"Tsuna-nee, Lambine akan ikut dengan Tsuna-nee!"
"EXTREME! Tentu onee-chanmu ini akan ikut Tsuna!"
"Kufufufu... Aku tidak memiliki alasan untuk menolak, lagipula sepertinya menarik eh~"
"Hn, Namichuu sudah tidak ada—aku bisa mengembalikannya kembali kalau pergi ke masa lalu," Tsuna tampak tersenyum saat mendengar Cloud Guardiannya itu bericara. Salah satu musuh yang cari mati menghancurkan Namichuu saat Kyori tidak ada di Namimori. Mengakibatkan gadis itu yang menghancurkan hampir semua famiglia kalau saja tidak dihentikan oleh Dino dan juga Tsuna.
...
"Kalau begitu—kita sudah sepakat?" Semuanya mengangguk, "aku akan mengatakan satu hal lagi pada kalian. Kalian pasti akan menanyakan bagaimana nasib masa ini karena kita menghilang." Sekali lagi anggukan, "sejujurnya, Jager menunjukkan satu masa depan yang diberitahukan oleh Bermuda dari Sky Pacifier... Dalam waktu 1 bulan, ketika semua kekuatan Arcobaleno benar-benar menghilang—"
.
.
.
"—kita akan mati."
{1}
"Kenapa begitu?!"
"Vongola Ring akan bereaksi dengan Mare dan juga Pacifier. Jika satu saja hancur, kekuatannya benar-benar akan tidak stabil. Berbeda dengan saat dihancurkan, kekuatan dari Vongola dan Mare ring akan benar-benar menghilang begitu juga dengan darah Vongolamu," Jager tampak menjelaskan apa yang terjadi dan kenapa mereka akan mati, "saat itu, musuh akan menyerang kalian. Kami belum mengetahui siapa, namun mereka memiliki kekuatan yang sangat besar dan kalian semua akan terbunuh."
"Yang benar saja..."
"Karena itu, dalam waktu 1 minggu aku akan mengirimmu dan jika guardianmu setuju juga mereka—agar orang-orang itu melupakan kalian dan tidak akan menghancurkan dunia mafia..." Tsuna memijit kepalanya yang pening, sebelum menghela nafas dan menundukkan kepalanya.
"Apakah Reborn dan yang lainnya akan selamat?"
"Setelah kalian menghilang, memori tentang kalian akan terhapus dari siapapun. Mereka akan selamat," Tsuna tampak tersenyum tipis dan menghela nafas sekali lagi, "kau masih ingin melakukannya?"
"Ya—"
{1}
"Begitu..."
Hening cukup lama, tidak ada yang bisa menanggapi apa yang dibicarakan oleh Tsuna.
...
"Baiklah,aku akan membicarakannya dengan Jager kalau ada dari kalian yang tidak ingin—"
"Tentu saja kami akan ikut Tsuna, apakah kau fikir kami tidak akan menemanimu? Bagaimanapun kami adalah guardianmu," Takemi tampak tertawa dan menatap Tsuna yang membulatkan matanya. Bahkan Kyori dan juga Kurumi tampak menatapnya dengan tatapan setuju.
"Tetapi Shodaihime, apakah kau yakin apa yang dikatakan oleh Jager itu benar?"
"Setelah pertarungan arcobaleno, Vongola menjadi satu-satunya aliansi dari Vindice. Tentu saja aku yakin mereka tidak akan berbohong pada kita," Tsunahime tampak tersenyum dan semuanya terdiam sebelum mengangguk.
"Baiklah, kami hanya bisa percaya padamu Hime-nee. Lambine akan ikut dengan Hime-nee."
"Arigatou, minna…"
{1}
"Aku benar-benar kehilangan jejak mereka…"
Di sebuah tempat, tepatnya sebuah mansion tampak seorang perempuan berambut hitam yang tampak duduk tenang memegang tujuh buah pacifier yang ada di atas meja kecil itu. Menutup matanya dan menghela nafas, gadis bernama Sephira itu mengeluarkan tiga buah kotak.
"Maaf membuatmu menunggu lama Sephira," pemuda berambut kuning yang tampak datang dan duduk di kursi itu tampak menatap gadis di depannya yang menggeleng dan tersenyum lembut, "tetapi kenapa kau tiba-tiba memanggilku kemari?"
"Aku ingin kau mengambil ini," Giotto melihat sebuah kotak yang ada disana. Setahun setelah Sephira memberikannya sebuah kotak berisi 7 cincin Vongola, saat itu juga Vongola mulai dikenal oleh banyak orang, "tujuh buah mare ring…"
"Huh? Tetapi, seharusnya kau yang membawa bukan? Giglio Nero-lah yang bertugas untuk menjaganya…"
"Aku ingin kau memberikannya pada orang yang akan meneruskan pacifier dan juga Giglio Nero," jawabnya sambil tersenyum. Giotto mengerutkan alisnya dan menatap Sephira. Gadis yang berprofesi sebagai seorang Shaman bahkan bisa meramalkan masa depan, "aku sudah melihatnya, sejak semua guardianku dan juga orang-orang yang hendak kupilih menjadi penerus menghilang. Hanya kau yang bisa kupercaya…"
…
"Mare Ring … bagaimana aku bisa tahu dimana aku bisa menemukannya?"
"Walaupun masih samar, aku bisa melihatnya. Aku tidak tahu kenapa, tetapi aku tidak bisa membaca masa depan yang menyangkut mereka dengan jelas. Dengan Hyper Intuisimu benar-benar akan membantu," Giotto tahu itu artinya mungkin saja ini adalah kesempatan terakhir untuknya bertemu dengan Sephira, "terima kasih Vongola sudah membantu kami selama ini, Vongola Primo…"
"Kalian yang sudah banyak membantu kami—terima kasih Sephira..."
{1}
"Reborn..."
Mengetuk pintu kamar yang ada di depannya, tidak ada jawaban membuatnya menekan knop pintu. Melihat kearah ranjang yang tampak berada di dekat sana. Sosok pemuda berambut hitam yang tampak berbaring disana dalam keadaan lemah dan tak sadarkan diri.
Ia tidak pernah menyangka kalau akan melihat Reborn dalam sosok seperti ini.
"Bahkan saat aku membuka pintu seperti itu kau tidak bangun," tersenyum dan duduk di sisi tempat tidur dengan perlahan. Saat future arc mungkin Reborn pernah dalam keadaan seperti ini, namun Tsuna tidak pernah melihatnya karena saat ia kembali Reborn di masa depan sudah tewas, "aku akan lakukan apapun untuk tidak melihatmu dalam keadaan seperti ini..."
Masih hening, tampak melihat wajah damai Reborn sebelum tersenyum tipis. Sedikit membenahi rambutnya saat ia membungkuk, menutup matanya sebelum menyentuhkan bibirnya pada sang tutor.
...
"Apa yang—" sadar dengan apa yang ia lakukan dengan segera menjauh dan memegang bibirnya sendiri. Ia menyukai Reborn, ia tidak bisa mengabaikannya. Beberapa tahun bersama dengan Reborn membuatnya sadar akan hal itu, meskipun dengan wujudnya yang sekarang Tsuna seperti menyukai anak seusia Lambine. Mengingat ia akan meninggalkannya—rasanya ia juga tidak ingin melakukannya.
Dan tanpa sadar air matanya sudah mengalir begitu saja.
Rrrr...
Melihat handphone yang berdering, sebuah pesan dari Jager yang menyuruhnya untuk bersiap karena besok mereka akan melakukannya.
"Sebaiknya aku menghubungi—" belum sempat berjalan setelah membalikkan badan saat sebuah tangan menahannya dan menariknya. Bibir itu kembali bertemu saat itu, ketika Reborn menariknya mendekat. Menutup matanya dengan erat, tampak terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Reborn. Dan saat ciuman itu selesai, tangan itu segera merangkulnya dalam pelukan, "—R-Reborn?"
"Aku mendengar semuanya..."
...
"Aku tidak akan membiarkanmu melakukan itu bodoh," bisikan Reborn tampak membuat Tsuna tenang. Pelukannya membuat gadis ini merasa hangat.
"Lebih baik daripada aku harus melihatmu mati bukan?"
"Lebih buruk karena aku akan melupakanmu," Tsuna tampak tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Reborn. Gadis itu benar-benar tidak bisa mengerti apa yang difikirkan oleh Reborn, "tetapi, aku tidak bisa menghentikanmu bukan?"
"Haha, kau yang paling tahu Reborn," masih membiarkan Reborn memeluknya, tampak hanya diam dengan mata yang tertutupi oleh poninya, "aku harus melakukan ini kau tahu? Bukan hanya untukmu, tetapi untuk semuanya."
"Karena kau adalah dame-Tsuna..."
"Ya, karena aku dame-Tsuna—" tertawa dengan jawaban khas dari Reborn, dan tampak bergerak serta duduk di tepi tempat tidur Reborn.
"Ngomong-ngomong dame-Tsuna, kalau kau ingin menciumku sebaiknya kau katakan dengan terus terang."
…
"REBORN!"
{1}
Satu minggu sudah berlalu setelah rencana itu, dan kini Tsunahime dan juga semua guardiannya tampak berkumpul di aula begitu juga dengan Jager. Reborn tampak tidak ada disana atas permintaan dari Tsuna, dan yang ada disana juga—
"Errr, kenapa Kawahira-san ada disini?"
"Karena aku ingin memberikan sesuatu sebagai hadiah untukmu yang dulu sudah membantuku mencari cara," jawab Kawahira yang tersenyum sambil menatap kearah Tsunahime dan yang lainnya yang balik menatapnya bingung. Mengeluarkan sebuah cincin yang ada di dalam kantungnya, tujuh buah cincin yang tampak berbeda warna, "ini adalah cincin yang bisa menahan kutukan yang akan diberikan saat kalian menjadi seorang Arcobaleno."
…
"EEEEEEH!"
"Cincin itu memiliki kekuatan untuk menekan flame yang ada di dalam pacifier. Kalian akan benar-benar memerlukannya, dan akan tahu fungsinya saat kalian menjadi arcobaleno nanti…" jawab Kawahira menjelaskannya. Mengambil cincin itu masing-masing, yang memiliki permata yang berwarna sama dengan flame mereka.
"Baiklah, sudah waktunya—apakah kalian semua sudah siap?" semuanya tampak mengangguk sebelum Jager dan beberapa Vendice tampak muncul di depan masing-masing dari para Neo Vongola Primo itu. Tampak waspada dengan apa yang akan mereka lakukan—Jager yang berada di depan Tsuna tampak berbisik pelan.
"Tenang saja Neo Vongola Primo, kau tidak akan merasakan apapun saat kami mengirimmu kemasa lalu," Tsuna merasakan rasa kantuk yang benar-benar tidak tertahankan. Mencoba untuk tetap sadar, namun ia tampak tidak bisa menahannya dan tubuh itu begitu saja tumbang begitupun dengan semua guardiannya, "saat kau sadar, kau akan terkirim ke masa lalu dan memori tentang kalian akan terhapus begitu saja…"
{1}
Sementara di sebuah bangunan mansion kuno yang berada di tengah hutan, tampak Sephira yang tiba-tiba langsung membulatkan matanya dan menoleh pada salah satu sisi dari hutan yang ada di sekeliling mansion dari markas Giglio Nero.
"Boss, ada apa?"
Salah satu dari anak buah kepercayaan darinya tampak menatap kearah sang gadis yang tiba-tiba saja mengalihkan perhatiannya dari secangkir teh yang selalu diminum oleh sang boss pertama Giglio Nero itu.
"Alto, panggil beberapa orang dan ikut denganku sekarang," pria berambut hitam dengan rambut yang disisir ke belakang dan memiliki mata berwarna cokelat itu tampak mengerutkan dahinya sebelum akhirnya mengangguk dan segera berjalan memanggil beberapa orang dan mengikuti Sephira.
'Entah kenapa perasaan itu tiba-tiba muncul, aku tidak pernah meramalkan kejadian yang akan terjadi tiba-tiba seperti ini,' Sephira terus berjalan menelusuri hutan itu, sebelum tiba-tiba saja ia melihat sebuah kabut hitam yang menyelubungi salah satu sisi dari hutan itu.
"Vendice!?" pria bernama Alto tampak mencoba untuk berjalan maju dan melindungi Sephira yang langsung menghentikannya.
"Mereka tidak akan menampakkan diri, hanya—mengantarkan beberapa orang…"
"Mengantarkan?" saat kabut hitam itu menghilang, beberapa anak buah tampak mendekat setelah keadaan cukup aman dan juga tampak tidak berbahaya. Terkejut, saat menemukan apa yang ditinggalkan oleh beberapa orang Vendice itu.
"Boss, ada enam gadis muda yang tidak sadarkan diri disana!" Sephira tampak segera berjalan dan menghampiri salah satu dari mereka. Gadis berambut cokelat panjang yang tampak mengenakan kemeja putih, jas hitam dan juga celana panjang berwarna hitam. Juga ada gadis berambut perak di dekatnya, lalu gadis berambut hitam se-bahu dengan mata kecokelatan, ada juga gadis yang paling muda diantara mereka mungkin baru berusia 14 tahun tampak berambut hitam ikal pendek sebahu, lalu gadis berambut putih pendek sedikit berantakan, gadis berambut hitam panjang, dan juga gadis berambut indigo dengan pucuk aneh di atas kepalanya.
Baru saja akan mendekat dan mencoba mengecek keadaannya, saat pacifier yang ada di leher Sephira tampak bersinar. Matanya membulat, melihat kearah gadis berambut cokelat itu yang tidak sadarkan diri.
"Boss…?"
…
"Bawa mereka ke dalam sekarang Alto…"
{1}
Ia tidak merasakan apapun dan hanya perasaan mengantuk yang ia rasakan. Mencoba untuk membuka mata yang berat untuk di buka, menemukan dirinya tampak berbaring di atas tempat tidur dan berada di tempat yang asing baginya. Ah ada seseorang yang berada di sampingnya—seorang perempuan berambut hitam yang tampak familiar.
"Ah, kau sudah sadar?"
"L—Luce-san?" perempuan itu sedikit mengerutkan alisnya. Gadis itu tampak mencoba untuk bangkit dan mengingat apa yang membuatnya berakhir seperti ini. Menutup matanya dan tampak memijat dahinya yang terasa pening, sebelum menenangkan diri, "ma—maaf, kau mirip sekali dengan seseorang yang kukenal…"
"Tidak apa-apa, tubuhmu sudah tidak apa-apa?"
"Um," mengangguk dan tampak menoleh sekeliling seolah tanpa mengatakan apapun Sephira masih bisa mengetahui kalau ia menanyakan dimana keberadaannya sekarang.
"Namaku adalah Sephira, dan kau berada di markas Giglio Nero sekarang," mata caramel itu tampak membulat dan menoleh lebih cepat seolah mencari sesuatu yang seharusnya berada di sekelilingnya. Sekali lagi, Sephira mengerti apa yang dicari olehnya, "teman-temanmu tiak apa-apa, mereka sedang beristirahat di kamar lainnya…"
Menghela nafas, dan tampak lega—Sephira tidak bisa tidak tersenyum melihat bagaimana perdulinya gadis ini pada teman-temannya.
"Ah, namaku adalah Sawada Tsunahime. Senang bertemu denganmu Sephira-san, dan terima kasih…"
"Tidak masalah, bagaimana kau bisa kemari?" tanya perempuan itu menatap gadis yang tampak berfikir dan tampak mencoba untuk mengingatnya.
"Entahlah, a—aku tidak ingat… saat aku sadar, aku sudah berada disini," jawabnya sambil menundukkan kepalanya. Sephira sendiri masih melihat Tsuna, memikirkan kenapa pacifier miliknya sampai bersinar seperti itu, "a—apakah aku bisa bertemu dengan teman-temanku, Sephira-san?"
"Ah tentu, kau bisa berdiri?" Tsuna mengangguk, Sephira mencoba membantu gadis itu dan berjalan kearah luar bersama sang boss pertama Giglio Nero itu.
{1}
"Sudah kubilang aku tidak akan mengatakan apapun sebelum Shodaime datang!" Suara itu, tidak perlu ia membuka pintu aula utama untuk menebak siapa yang ada disana. Hanya menghela nafas, sudah pasti itu adalah Hayame.
"Dasar keras kepala, apakah menurutmu kami akan begitu saja mempertemukan kalian dengan gadis itu?"
"Alto," suara itu membuat pria yang sedang berbicara dengan gadis berambut perak itu tampak menoleh dan segera mendekati Sephira yang datang bersama dengan Tsuna, "—tidak apa-apa, mereka tidak berbahaya…"
…
"Baiklah boss…"
Hayame, Takemi, Lambine, Ryomei, Kurumi, dan Kyori tampak segera mendekati Tsuna. Sephira sendiri tampak tersenyum dan duduk di depan mereka dengan Alto di samping kanannya. Satu hal yang Tsuna dan juga yang lainnya (termasuk Kyori dan juga Kurumi) fikirkan adalah, mereka melihat Alto sebagai Gamma di masa ini. Ya, mereka mirip hanya warna rambut saja yang tidak.
"Tsunahime? Bisakah kau memperkenalkan teman-temanmu?" Senyuman Sephira benar-benar mengingatkan Tsuna dengan Uni. Tentu, ia adalah pendahulu dari Uni yang sangat mirip bahkan dengan Luce dan juga Aria.
"Baiklah, yang ini adalah Gokudera Hayame, lalu Yamamoto Takemi, Sasagawa Ryomei, Lambine, Hibari Kyouri, dan Rokudo Kurumi, maaf sudah mengganggu kalian," jawab Tsuna sambil menundukkan kepalanya. Sephira hanya tersenyum dan mengangguk, melihat kearah Tsuna sebelum menutup matanya dan menghela nafas.
"Mungkin ini memang mendadak, tetapi kau tidak memiliki tempat untuk kembali bukan?" Tsuna mengangguk sambil menatap Sephira yang tersenyum lebih lebar, "bagaimana kalau kau tinggal disini dengan kami?"
…
"E—EH! Te—tetapi kami hanyalah orang asing yang bahkan menerobos ke markas kalian!"
"Anggap saja itu seperti, intuisiku—aku tahu kalian adalah orang baik dan tidak ingin melakukan hal aneh disini," Tsuna jadi ingat kalau Sephira adalah seorang Shaman yang bisa membaca masa depan seperti Uni, Luce, dan juga Aria, "sebenarnya aku sedikit memaksa…"
"Ba—bagaimana kalau begini saja…"
{Setengah Tahun Kemudian}
Di salah satu sisi bangunan yang ada di Sicilly, tampak sebuah bangunan kecil seperti sebuah café berdiri di tengah jalan kota Sicilly itu. Sebuah café yang sangat indah dengan beberapa dekorasi yang mencerahkan dan sekaligus memberikan suasana yang da—
DHUAR!
—mai.
"Apa yang kau raba dasar mesum," suara itu berasal dari seorang gadis berambut perak pendek hingga se-bahu yang menginjak salah satu pelanggan dengan sebelah kakinya sambil tangannya tersilangkan di depan dada, "cepat pergi dari sini sebelum aku meledakkan otak mesummu!"
Dan dengan segera pria itu lari dengan cepat meninggalkan café itu. Beberapa yang melihat itu tampak benar-benar ketakutan dan segera menyingkir dari sana.
"Hayame-chan, kau tidak perlu melakukan itu bukan?" suara itu membuat gadis berambut perak saat itu menoleh dan menemukan seorang gadis berambut cokelat yang menghela nafas dan berjalan mendekatinya, "Sephira-san memang tidak mengatakan keberatan untuk membayar semua kerusakan tempat ini, tetapi tetap saja."
"Ma—maafkan aku Tsuna-sama, tetapi ia melakukan pelecehan padamu!"
"Aku bisa membekukan tangannya kalau ia melakukan itu," dengan senyuman yang seolah mengatakan kalau 'aku benar-benar akan melakukannya', pada akhirnya Hayame mengangguk dan menjadi lebih tenang.
"Kalian bersemangat seperti biasanya," suara itu dan tawa itu membuat keduanya tampak menoleh dan menemukan Sephira yang berjalan bersama dengan Alto dan juga beberapa anak buahnya, "jangan memarahinya Hime-chan, Hayame hanya ingin menyelamatkanmu bukan?"
"Tetapi aku bukannya tidak bisa mengatasinya," mengerucutkan bibirnya dan tampak tidak mau dianggap lemah. Sephira tampak duduk di salah satu kursi yang entah bagaimana langsung disediakan oleh Gokudera, "apa yang ingin Sephira-san pesan hari ini?"
"Aku merindukan sushi buatan Takemi, apakah ia ada disini?"
"Ah, begitulah dan kebetulan sepertinya ia mendapatkan tuna yang bagus untuk dibuat sushi," Tsuna tampak menoleh pada bagian dalam café dimana tampak seorang gadis berambut cukup panjang berwarna hitam juga menoleh saat namanya disebut beberapa saat tadi.
"Ah aku akan membuatkannya Sephira-san, Lambine—apakah kau bisa menggantikanku membereskan semua ini?" menoleh pada seorang gadis yang paling muda diantara mereka semuanya, berambut ikal yang panjangnya sama dengan setengah tahun yang lalu.
"Merepotkan…" tetapi pada akhirnya ia bergerak dan tampak membantu membereskan tempat itu. Tsuna dan juga Sephira duduk di kursi yang masih utuh kala itu dan Hayame memberikan dua cangkir teh di depan mereka. Alto berdiri di samping kanan Sephira begitu juga dengan Hayame yang duduk di samping kanan Tsuna.
"Ah, idemu benar-benar bagus—aku tidak menyangka akan menikmati sushi yang enak seperti buatan Takemi di Sicilly ini," Sephira tampak terlihat rileks dan menutup matanya sambil mencium aroma teh yang dibuat Hayame itu, "aku tidak menyangka kalau kalian bukan hanya menolak untuk tinggal tetapi membantu kami untuk menjadi informan dan mata-mata diluar markas."
"Kami hanya ingin membantu setelah apa yang anda lakukan Sephira-san," Takemi kembali dengan dua buah piring berisi sushi yang sebenarnya sangat jarang ada di Sicilly saat itu, "kalian sudah memberikan tempat tinggal sekaligus café ini. Dan terlebih membiayai semua kerusakan yang terjadi disini."
"Harus ada timbal balik atas apa yang kau lakukan bukan?" Tsuna hanya tertawa mendengarnya. Sephira benar-benar menyukai Tsunahime. Sifatnya yang sangat ramah dan juga baik walaupun terkadang ceroboh, dengan senyumannya yang benar-benar menenangkan. Ia sendiri menjadi tidak yakin apakah harus memberikan pacifier ini pada Tsuna dan juga yang lainnya.
Ya, beberapa bulan setelah Tsuna dan juga yang lainnya berada disini, pada akhirnya Sephira menyadari kalau mereka adalah orang-orang yang cocok untuk menjadi penerus dari Pacifier yang berada di tangan Giotto saat ini.
"Tsuna," Tsuna menoleh pada Sephira. Jika ia tidak memanggilnya Hime, itu artinya ada sesuatu yang serius yang ingin ia katakan pada gadis ini, "sebenarnya ada sesuatu yang ingin aku mintai tolong padamu ketika saatnya tepat."
Dan sebenarnya Tsuna sudah menyadari permintaan apa itu.
"Aku akan melakukan apapun untukmu Sephira-san, percayalah…"
…
"Terima kasih, kau benar-benar gadis yang baik…"
{To Be Continue}
G—ga tahan ga publish ni ffic…
Kenapa ga ada yang suka sama pairing unyu2 gini ;_; #plak G27 banyak, tapi kenapa 0259 atau yang lainnya ga ada yang suka, padahal fluffy loh XD
Y—ya, maaf karena Fallen Sky sama He Sees a Darkness But Smile Like a Sun belum tamat udah tambah aja u~u
Ceritanya pokoknya Vongola Neo balik ke masa lalu karena ada yang bunuh Arcobaleno generasi kedua. Dan mereka ditugasin buat gantiin posisi mereka jadi arcobaleno generasi kedua :') cincin dari Kawahira nanti bakal dikasih tahu apa gunanya di chap selanjutnya ^^ yah mungkin banyak yang ga suka sama pairing ini u-u tapi… saya suka banget sama pairing ini selain paket pairing {D18, 8059, 6927, RF, sama XS *_*} yang biasanya.
Jadi, yang sudi mencoba membaca silahkan ^_^
