Tokoh:

Tokoh:

Deidara – Pelaku

Kakuzu – Penyalur Dana

Sasuke – Kepala Kepolisian

Tsunade – Penasehat Pemerintah 1

Jiraia – Penasehat Pemerintah 2

Naruto – Kepala Kepemerintahan

Yang lainnya mengikuti peran masing2.

Ini fanficku berbahasa Indonesia yang ke-3. Panjang ceritanya… Kutunggu review kalian.

PS: Author masih sakit flu neh. Mohon doanya biar cepet sembuh dan lancar usahanya, dan juga cepet dapet jodoh (Hehehe kesempetan minta doa ama pembaca yang lain, semoga doanya mak-bul)

Was-Was

Sudah 10 tahun berlalu sejak terjadi terror BOM di WTC-nya Desa Sunagakure.

Flashback

Ketika Desa Suna sedang mengalami situasi yang sulit dan berupaya untuk memperbaiki hubungan luar negeri dengan Desa Konoha, tiba-tiba mendapatkan serangan teror bom. Teror itu menjadi kenyataan saat orang asing datang dengan mengendarai seekor burung raksasa.

Kazekage yang bernama Gaara merupakan seorang pemimpin yang sangat ditakuti oleh penduduknya dan dibenci oleh mereka dengan alasan bahwa Gaara merupakan seorang pembunuh bukan seorang pemimpin. Gaara melihat ada hal yang tidak biasa diluar. Dia berjalan ke arah jendela yang ada di ruangan Kazekage. Benar saja ada benda terbang yang besar dan sepertinya tidak bersahabat.

Singkat cerita, Kazekage melawan orang yang mengendalikan burung itu. Dari analisis Kazegake orang ini merupakan pembuat bom yang handal. Detik-detik terakhir orang yang mengendalikan burung besar ini membuat boneka berukuran raksasa dan ingin menghancurkan WTC-nya Desa Suna.

Untung saja pemerintah Suna dapat menggagalkan serangan bom itu, walaupun dia mesti kehilangan kekuatannya selama-lamanya (tidak mati). Pengorbanannya tidak sia-sia karena penduduk Desa Suna menganggap Gaara sebagai pemimpin yang melindungi rakyatnya

End Flash back

Dari pengalaman Desa Suna, maka Desa Konohagakure semakin mempersempit jalur masuk ke Konoha. Ini dimaksudkan agar serangan yang terjadi di Suna tidak terjadi di Konohagakure.

Memang sebelumnya pernah terjadi teror bom di Konoha, tapi berhasil digagalkan oleh anggota Rookie 12 disingkat R.12. Pelakunya mati dengan tenang setelah kehabisan tenaga melawan Rock Lee walaupun Sakura mencoba untuk menyelamatkan nyawanya. Pelakunya sudah tua, dia merencanakan teror bom di Konoha dengan maksud membalas dendam.

"Rokudaime-sama, gerbang pintu utama sudah dipasang alat pendetektor canggih" kata Sasuke yang menjabat sebagai Kepala Polisi Konoha.

"Mmm, good job Chief. So how with the South gate?" tanya Naruto dengan bahasa Inggris yang nggak becus.

"Woi gaki, loe nggak usah begaya pake bahasa Inggris segala. Lu tau sendirikan kalau pintu selatan itu dah aman banget. Mau tau amannya? Ntuh jalan di pintu selatan begitu sempit, jadi buat jalan aja susah. Makanya nggak ada orang yang mau masuk dari pintu selatan" jawab Jiraia yang lagi ngupil dan duduk di jendela dekat Naruto si Rokudaime.

"Erro-sennin, walaupun pintu selatan itu sempit. Kita harus waspada" Naruto memandang ke Sasuke "Bener nggak teme?"

"Bener sekali Rokudaime-baka" jawab Sasuke.

"Sasuke, coba kamu panggilkan team R.12 kita. Gw mau ngadain rapat tertutup nanti ba'da zuhur. Tepatya jam 2 siang ya" Naruto kemudian berdiri dan melihat jam yang ada di dinding kantor Hokage. "Mmm, tepat jam 11 siang. waktu untuk istirahat buat pegawai pemerintahan" lalu puff, dia pun menghilang dari balik asap.

"Asyik, Rokudaime dah pergi, waktunya cari-cari bahan buat Icha-Icha Paradise-ku. Hehehe" dan puff, Jiraia menghilang juga.

"Hmmp, gw sebaliknya balik pulang ke rumah dan bisa enjoy ama my honey boney. Abis itu gw ngumpulin team R.12 " Sasuke jalan keluar kantor Hokage dan Pang, si Sasuke nabrak panci yang lagi dibawa ama Hinata, istri Naruto.

"Go-gomen, chief. A-aku nggak liat ka-kamu keluar dari ruangan Hokage. Ro-rokudaime ada?" tanya Hinata yang mencoba menolong Sasuke.

"Huh, aduh sakit nih muka gw. Barusan rokudaime pulang ke rumah" jawab Sasuke yang masih memegang dahinya.

"Arigatou chief, ja-ne Sasuke-san" Hinata lalu ngeloyor pergi pulang ke rumahnya.

Sasuke kemudian pergi pulang ke rumahnya juga.

Konoha menjadi sangat unik setelah Naruto diangkat menjadi Rokudaime menggantikan Godaime yang sekarang terpilih menjadi penasehat Hokage. Uniknya masyrakat Konoha diberi kebebasan untuk berpendapat dan memberikan hak suaranya (pasal 28 UUD 45).

Rakyat Konoha merupakan satu ikatan yaitu ikatan kekeluargaan, dimana semua rakyat Konoha adalah satu saudara. Jika satu orang susah maka yang lainnya harus membantu (tapi ada biayanya: urusan kecil Cuma bayar 10 ryo, urusan sedang 100 ryo dan urusan besar tergantung Hokage). Itulah peraturan yang dibuat oleh Naruto sebagai Rokudaime. Makanya sekarang rakyat Konoha merasa adem tenterem and lohjinawi (apaan sech maksudnya??)

Di Kediaman Rokudaime

"Aku pulang" Naruto masuk ke dalam dan langsung menuju kamar mandi. Mencuci tangan dan langsung menuju dapur "Sayang, dah siap makanannya?".

'Di dapur kosong tidak ada orang' pikir Naruto. "Sayang kamu ada di mana?". Naruto berlari ke arah halaman samping. 'Kosong juga. Dimana dia? Masa hari ini dia pergi ke mansion yang menyebalkan itu lagi sih' Naruto kesal dan berlari ke depan menuju ke kediaman Hyuuga. Ketika berlari "PANG", "JDUG" dan "Ittai, siapa sih yang bawa-. Hinata-chan, kamu dari mana aja sih?" Naruto bangun setelah nabrak panci dan mental lalu nabrak tembok. Kepalanya benjol GEEDEE banget.

"Kamu yang kemana aja, Naruto-kun" jawab Hinata.

"Maksud kamu apa sayang?" Naruto mendekati Hinata dan mengelus pipi dan dagu Hinata.

"Kamu nggak usah sok mesra gitu deh! Sejak kejadian kemaren aku masih sebel ama kamu" jawab Hinata sambil menepis tangan Naruto.

Naruto kemudian berpikir 'kejadian kemarin?'

Flashback

"Wah, selesai juga. Badan pada pegel nih dan kepala rada pusing. Gw butuh hiburan" Naruto mengambil remote TV yang ada di meja kerja Hokage.

Naruto mengonta-ganti channel yang ada di TV. "Nih TV acaranya ngebosenin banget sih. Yang satu isinya cuma nyanyi yang nggak jelas, yang dua berita, yang tiga sinetron yang 4 konser music, yang lima berita lagi, yang enem gambarnya goyang, yang tujuh Film Jadul banget. Bosen gw" TV dimatikan oleh Naruto dan melemparkan remote ke tong sampah.

"Kalau gitu sich mending gw ke Bar aja deh" Naruto segera meninggalkan kantornya dan pergi ke bar tempat perkumpulan teman-temannya dulu. Memang bar ini sering dijadikan tempat nongkrong R.12 dan Trio Suna. Abis kerja cape mereka ke bar itu. Tukar pikiran senang-senang dan sebagainya.

Untuk Naruto semenjak seminggu menjabat Hokage dia sudah tidak pernah ke bar itu. Apalagi Hinata, istrinya, yang sibuk mengurusi internal Hyuuga selain itu dia juga tidak suka minum.

Sampailah Naruto di bar itu. "Konbanwa" teriak Naruto yang membuat semua pengunjung bar menoleh. "Woi Naruto, suaramu itu sangat trublemaker banget. Santai aja lah" Shikamaru mengoceh dengan nada mabok.

"Shikamaru, hik, kamu yang sopan dikit ama Naruto-sama, hik. Dia sekarang sudah menjadi Hokage, hik" Neji dengan mata yang agak berat diangkat bangun dan mempersilahkan duduk Naruto "Silahkan Rokudaime".

Naruto tersenyum dan segera duduk. Pelayan datang "Ohh, Naruto-sama. Mau pesan apa?".

"Hei Moegi-chan, yang biasa kami pesan lah. Karena Naruto dah disini jadi kita pesan double. Heehehe" Rock Lee mulai melakukan hal-hal yang aneh.

"Untuk dia diiket" Chouji menujuk Lee sambil makan kripik kentangnya.

Singkat cerita mereka semua teler, dan fans clubnya Naruto gak sengaja melihat Naruto. Melihat adanya kesempatan yang enak ini, mereka mendekati Naruto dan menculiknya. Naruto tidak ada daya dan kekuatan untuk berontak. Teman-temannya juga dah pada tidur di meja bar dan tidak ada yang melihat Naruto diculik.

Untung saja Hinata liat. Sebenarnya Hinata lagi cemas. "Kok Naruto-kun belum pulang-pulang ya?" gumam Hinata. Hinata melihat ke arah bar. 'Ada apa di sana. Merekakan fans clubnya Naruto-kun. Wah ada yang nggak beres' Hinata lalu pergi ke rah cewek fans club berkumpul.

Terlihat pemandangan yang membuat Hinata eneg. Naruto dalam keadaan tidur dibuka bajunya dan diciumi muka dan badannya. "Wah apa-apaan ini?" Hinata memberikan tatapan killer intent ke para cewek fans club. Terdengarlah "Jyuuken", "Brak", "Bruk", "Bruk", " Jduag", "Prang".

Lima menit kemudian, Hinata pulang sambil menyeret Naruto.

End flashback

Eh, kejadian itu. Sayang nggak usah diungkit-ungkit ya" Naruto memandang Hinata sambil meraih kedua telapak tangan Hinata yang mungil. Hinata tetap saja pasang tampang marah.

"Gomenasai, aku akan melakukan apa saja supaya kamu dapat memaafkanku" Naruto kemudian bertekuk lutut dan memasang tampang puppy-nya.

"Na-Naruto-kun, a-aku nyerah deh. Iya aku memaafkan kamu my blue sky" Hinata dengan muka merah menarik tangan Naruto.

"Oh iya, sayang kamu ngapain bawa-bawa panci?" tanya Naruto heran.

"Oh panci ini, Ini dari Sakura-san. Katanya kalau kamu ketahuan mabok-mabok lagi didepan aku, Aku harus memukulmu pake panci ini. Seperti ini" Hinata mengambil ancang-ancang untuk memukul dan "DAAANNNGGGG".

Naruto kaget dan sempoyongan "Hi-Hi-na-na-ta-ta, ke-ke-na-na-pa-pa ka-ka-mu-mu me-mu-kul-kul-ku?".

"Aku cuma pingin nyoba idenya Sakura-san" jawab Hinata sambil tersenyum. "Naruto-kun, yuks kita ke dalem. Makan siang dah siap" Hinata menarik tangan Naruto dan berjalan ke dalam. Naruto masih pusing akibat pukulan panci Hinata.

Mereka akhirnya makan siang.

Uciha mansion

"Aku pulang" Sasuke melangkah masuk ke dalam rumah. "Oh Sasuke-kun suudah pulang" Sakura berlari kecil ke pintu depan rumah.

"Gimana pekerjaan hari ini, my chicken" Sakura membantu Sasuke untuk melepaskan tas hitam yang besar.

"Sakura, sudah ku bilang jangan panggil namaku seperti itu" Sasuke menatap Sakuran dengan kesal.

"Iya iya, gitu aja kesel. Ya sudah itu air panas buat berendem dah siap. Aku lagi nyiapin lunch buat kamu. Cepet sana mandi dulu" Sakura membawa tas hitam itu dan berhenti lagi.

Sakura berbalik dan menatap serius muka Sasuke. Sasuke jadi bingung dan "Plak" Sakura menampar suaminya, lalu menjewer kupingnya "Ayo kamu ngintipin cewek mandi lagi ya?".

"Heh, aduh sakit Sakura. Aku nggak ngintipin cewek mandi kok. Sakura cepet lepasin sakit banget nih" Sasuke cepat-cepat meraih tangan Sakura yang lagi menjewer kupingnya.

"Terus kenapa jidat kamu memerah dan benjol kayak gitu?" tanya Sakura dengan penuh kecurigaan.

"OH ini. Ini tadi Hinata lagi lari sambil bawa panci. Dia nabrak aku pas aku keluar dari kantornya si Naruto. Aku kena pancinya" jawab Sasuke sambil mencoba melepaskan jeweran Sakura.

Sakura tertawa pelan "hehe, kamu nggak boong kan?".

"Ya nggaklah yank. Mana mungkin aku boong sama kamu" Sasuke merasa kupingnya dah panas banget "cepet lepasin donk, ntar kupingku putus".

Sakura tersenyum "bagus, jangan mencoba untuk berbohong ya".

Sakura pergi ke ruang makan. Sasuke cuman ngedumel dewekan bae "Aduh, aje gilee. Bini gw bener-bener deh, gualaknya minta ampyun. Tapi hehehe, service yang die kasih memuaskan buat gw".

Sasuke ngloyor pergi ke kamar mandi dengan senyuman lebar

Di Markas Teroris Awan Merah

"Hei Tobi, si Sasori mana?" Deidara bertanya sambil iseng ngebentuk mobil-mobilan dari tanah liat.

"Huh, Sasori tadi lagi ke matrial. Dia mau beli paku, baut dan mur buat memperbaiki bonekanya. Oh ya, Deidara-senpai anda dicari sama Kakuzu-san" Tobi melanjutkan nonton TV yang sebenarnya mati.

"Ohh, tumben Kakuzu ada urusan ama gw. Ya udah thanks ya" Deidara pergi mencari Kakuzu.

Di kamar yang dilengkapi dengan lemari besi, Kakuzu lagi ngitung kekayaan yang dikumpulkan oleh dia.

"Woi Kakuzu, katanya lu nyariin gw ya?" tanya Deidara sambil melangkah masuk.

"Ohh my seniman antic. Aku mau minta tolong nih dan ini ada kaitannya sama keahlian kamu. Gimana kamu tertarik?" tanya Kakuzu dengan tatapan serius.

"Serius, apanya? Loe aja belum kasih tau tugas gw ngapain. Tap bayaran gw yang gede ya?" pinta Deidara dengan mata yang ngelirik setumpuk uang dimejanya Kakuzu dan mulut yang berair.

Kakuzu segera menghalangi pandangan Deidara "Ngomong-ngomong soal bayaran, gimana kalau kamu dapet setengah dari pembayaran yang diserahin ke gw?"

"Nominal yang loe terima berapa, terus kalau setengah itu jumlahnya masih kecil gw minta 80. Gimana mau nggak?" Deidara mencoba mencuri-curi pandang uang yang dipunggungi Kakuzu.

"Ah lu meres gw ya?" Kakuzu masih menghalangi pandangan Deidara.

"Kalau gak mau ya udah, cari aja seniman lainnya" Deidara menghentikan aktivitasnya dan berjalan keluar kamar Kakuzu.

"Iya deh gw sepakat 80 . Tugas loe yaitu…" Kakuzu berhenti untuk berpikir sebentar.

Deidara serius menatap ke wajah Kakuzu.

"Tugas loe yaitu bikin bom untuk menghancurkan…"

TBC (tunggu chapter 2…)