Fault
Fairy Tail © Hiro Mashima
Summary: Tubuh tak bernyawa itu tergeletak begitu saja di tanah. Matanya tak lagi memancarkan kehangatan, mulutnya tak lagi mengucapkan kata kata manis; membuat hubungan yang baru kujalin dengannya putus seketika.
Genre: romance/...
Pairing: GraLu
Rate: T
.
.
DON'T LIKE, DON'T READ!
.
.
.
.
Suara riuhnya pertarungan seakan menghilang bergitu saja.
Sunyi.
Seakan – akan telingaku sudah tuli.
Mataku menatap tajam tubuh yang terbujur kaku di tanah. Terlupakan oleh orang orang yang sibuk menggunakan sihir mereka untuk membunuh sekawanan naga bengis yang dipanggil oleh si brengsek Rogue dari masa depan.
Kakiku melangkah cepat, tak kupedulikan batu yang membuatku terjatuh jatuh, namun aku tak peduli. Setelah sampai disebelah tubuh tak bernyawa itu, aku terdiam, tak mampu bersuara sedikit pun.
Tetes tetes air mataku tak tertahankan lagi, menetes begitu saja membasahi muka tubuh tak bernyawa itu – yang pasti tak akan memprotes semua air mata yang tumpah ini.
"Lucy..."
"Gra- Gray..."
"Gray..."
"Gray..."
"Gray!"
Namun, percuma saja. Aku tahu dia sudah meninggalkanku, selama – lamanya.
Matanya tak lagi memancarkan kehangatan, mulutnya tak lagi mengucapkan kata kata manis; membuat hubungan yang baru kujalin dengannya putus seketika.
"Lucy-chan..."
"Heartfilia-san..."
"Luce!"
Mendengar ucapan teman – temannya, mau tak mau Lucy menoleh dengan cucuran air mata yang masih ada dipipinya. Terlihat Erza dan Jellal dengan wajah sedih; Juvia dan Lyon dengan wajah bersalah; dan Natsu yang memandanginya dengan tampang kesal, namun tersirat kesedihan di matanya.
"Minna..."
Natsu mendatangi Lucy dengan wajah kesal, "sampai kapan kamu mau bersedih?! Gray sudah mati, tapi dia hidup dalam diri kita, kau tahu?! Kalau kau memang kesal, balaskanlah dendamnya, bukan dengan terus bersedih!"
Lucy terdiam, begitupun dengan semua yang ada disana. Menahan napas karena bentakan Natsu yang tiba – tiba.
Perlahan, Lucy mengelap air matanya. Natsu tersenyum senang.
"Nah, begitu, dong! Itu baru namanya Lucy!"
"Natsu benar." Erza angkat bicara. "Kita harus membalaskan dendamnya dengan menyadarkan Rogue masa depan dari kesalahannya." Lanjut Erza penuh dengan wibawa.
Mau tak mau, Lucy tersenyum. Benar kata Natsu dan teman – temannya. Ia tidak bisa terus bersedih, sementara semua temannya berjuang melawan kesedihan mereka karena kematian sang pangeran es dari Fairy Tail.
"Nah, tunggu apa lagi? Ayo pergi!" ajak Natsu bersemangat disambut dengan tatapan bersemangat dari yang lain.
Lucy berjongkok sebentar, mencium bibir Gray – yang ia tahu – tak akan membalasnya.
"Lucy... jangan bersedih dan terus bersemangat..."
"Karena semangatku ada padamu..."
"Dan kau harus terus berjuang dengan semangatku."
Lucy tersenyum tipis.
"Tersenyumlah, tertawalah, dan berjuanglah!"
"Karena aku akan selalu ada disampingmu!"
"Arrigatou, Gray. Aku akan terus berjuang."
FIN
Huufft... ide yang didapatkan dari FT chapter 334 -,-
Semoga nggak jelek jelek amat hasilnya -,-
Soalnya saya bukan author senior yang bisa membuat sebuah cerita yang membuat orang yang membacanya merinding dan feel amazing... #teriak teriak
Btw, Hiro Mashima nggak salah, tuh, bikin Gray mati? Secara dia kan karakter utama... :'( Yah apapun yang dibuat oleh Hiro-sensei terima aja karena dia itu mangakanya. Jadi ya...
Yosh, arrigatou for reading!
