Untitled
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Rate: M
Pair: SasuHina & GaaHina
Don't Like, Don't Read
Revised
Chapter 1
Sebuah mobil Audi R8 berwarna hitam metalik berhenti di depan sebuah restoran Italia yang terkenal di kota Tokyo. Mobil sport itu tentu saja bukan mobil dengan harga murah yang bisa dengan mudah ditemui di jalanan kota Tokyo. Hanya orang-orang dengan kantong tebal yang bisa memiliki mobil tersebut, yang siap mengeluarkan puluhan juta yen hanya untuk sebuah mobil. Sebuah mobil tentu bisa menunjukkan status sosial seseorang.
Seorang pemuda tampan dengan rambut hitam keluar melalui pintu kemudi mobil mewah tersebut. Lelaki itu melepaskan sunglasses hitamnya sehingga memperlihatkan sepasang mata hitam kelamnya. Sang pemuda melangkahkan kaki jenjangnya menuju restoran yang menjadi tempat pertemuannya dengan keluarganya sambil sedikit merapikan pakaian semi formalnya yang sedikit kusut.
"Uchiha-san, tunggu sebentar!" Seru seorang gadis hampir seperti cicitan dari dalam mobil yang tadi dikendarai oleh pemuda berambut hitam tersebut. Seorang gadis bermata pucat terlihat sedang berusaha melepaskan seat belt yang mengikat tubuhnya dengan tergesa-gesa. Sudah hukum pasti, saat kau terburu-buru, hal yang sesungguhnya mudah kau lakukan malah menjadi sulit.
Setelah selesai dengan urusan seat belt-nya yang menyebalkan, gadis itu segera keluar dari mobil dan berusaha menyusul sang pemuda yang sudah lebih dahulu keluar.
"Ck, kau lama sekali." Ujar pemuda berambut gelap tersebut. Wajah dingin pemuda Uchiha itu tidak dapat menyembunyikan kekesalannya terhadap gadis tersebut. Pemuda itu sangat kesal dengan kelambanan sang gadis. Meskipun terlihat kesal, sang pemuda kemudian menghentikan langkahnya menunggu sang gadis yang baru keluar dari mobilnya. Dia sedikit membalikkan tubuhnya menghadap gadis yang berlari-lari kecil menghampirinya. Karena heels sepatunya yang cukup tinggi, sang gadis terlihat sedikit kesusahan berlari.
'Dasar menyebalkan' Hinata diam tidak menanggapi perkataan Sasuke. Dia lebih memilih untuk mengutuk si bungsu Uchiha di dalam hatinya. Hinata berjalan di belakang Sasuke mengikuti pemuda Uchiha tersebut. Beberapa kali dia mencoba menyejajarkan langkahnya dengan Sasuke, namun selalu ketinggalan.
Hinata menghela napas, kemudian memutuskan mengikuti sang Uchiha di belakang. Percuma dia berusaha menyejajarkan langkahnya dengan pemuda itu sedangkan si pemuda berusaha untuk menjauhinya. Hinata menundukkan kepalanya dan berlajan dalam diam. Salah satu kebiasaan Hinata yang susah sekali dihilangkannya. Ayahnya kerap kali menegurnya akan sifatnya yang pemalu dan sering menundukkan kepala. Hyuuga Hiashi berharap Hinata, putrinya bisa bersikap seperti Hyuuga yang sesungguhnya, Hyuuga yang percaya diri.
Tiba-tiba langkah pemuda tersebut terhenti. Hinata yang tidak menyadarinya karena terus menunduk langsung menabrak Sasuke. Kapalanya menabrak punggung lebar pemuda tersebut. "Kita sudah sampai. Berpura-puralah." Ujar Sasuke dengan tatapan lurus ke arah salah satu meja makan di restoran mewah tersebut menghiraukan Hinata yang menabrak punggungnya.
Hinata yang terkejut karena tiba-tiba menabrak Sasuke, tidak menyadari ketika Sasuke menggenggam tangannya dan mengiringnya menuju ke salah satu meja makan tempat keluarganya berkumpul. Saat menyadari Sasuke menggenggam tangannya, Hinata sedikit terkejut dan tanpa dikomando pembuluh darah di pipinya berdilatasi yang menyebabkan pipinya merona.
Sambil berjalan dengan tangan di dalam genggaman Sasuke, Hinata memperhatikan restoran tersebut. Dulu, dia pernah beberapa kali mengunjungi restoran ini bersama keluarganya untuk makan malam bersama. Desain interiornya sangat mewah dan terasa sangat nyaman dipadu dengan iringan musik klasik yang menenangkan. Kenyamanan adalah hal utama yang ditawarkan oleh restoran bintang lima ini. Makanan yang disajikan merupakan hasil karya chef kelas atas yang tentu akan memuaskan lidah pengunjungnya. Dessert yang disajikan restoran ini merupakan salah satu kesukaan Hinata.
Keluarga Uchiha menyambut Hinata dengan hangat, terutama sang nyonya Uchiha, yaitu Uchiha Mikoto. Wanita paruh baya tersebut telihat sangat anggun dengan long dress berwarna hitam. Dia mempersilahkan Hinata dan putranya duduk. Hinata duduk di samping Sasuke. Posisi Hinata tepat di depan Uchiha Itachi yang merupakan anak sulung keluarga Uchiha, sedangkan posisi Sasuke berhadapan dengan ibunya. Ayah Sasuke, Uchiha Fugaku duduk di ujung meja.
Mereka saling bercakap-cakap dan memuji betapa manisnya Hinata yang ditanggapi dengan malu-malu oleh Hinata. Hinata mengenakan cocktail dress berwarna putih tulang. Panjang dress tersebut tepat di atas lutut dengan model off shoulder dan aksen brokat di sepanjang lengannya yang mencapai siku. Dia juga mengenakan sepatu keluaran Christian Louboutindan dilengkapi dengan clutch bag Chanel berwarna senada. Hinata membiarkan rambut indigonya tergerai indah dan sedikit meng-curly di bagian ujung. Sapuan make up natural menyempurnakan penampilannya. Semua orang sepakat bahwa Hinata terlihat sangat manis dan anggun saat ini, terkecuali si bungsu Uchiha yang sama sekali tidak menunjukkan ketertarikannya kepada keturunan Hyuuga tersebut.
Uchiha Mikoto terlihat mendominasi percakapan yang terjadi. Wanita itu begitu bersemangat untuk lebih mengenal Hinata, calon menantunya. Hinata terlihat senang menanggapi obrolan Mikoto, merasa seperti mengobrol dengan ibunya sendiri. Wanita itu sangat hangat dan bersahaja, tidak seperti para lelaki Uchiha yang dingin. Itachi beberapa kali menanggapi ibunya dan Hinata. Fugaku hanya menanggapi apabila istrinya meminta tanggapan. Sedangkan Sasuke sama sekali tidak tertarik dengan obrolan keluarganya.
Uchiha Itachi merupakan anak sulung keluarga Uchiha. Kakak satu-satunya yang dimiliki Sasuke. Wajah Itachi dan Sasuke terlihat mirip, guratan lelah di wajahnya yang menjadi perbedaan kentara di antara mereka. Namun sama sekali tidak mengurangi ketampanannya. Selain itu, Itachi memiliki rambut yang panjang. Itachi merupakan pribadi yang ramah, terlihat dari dirinya yang lebih sering tersenyum dibandingkan dengan Sasuke. Hinata merasa meskipun mereka mirip, Itachi dan Sasuke merupakan dua pribadi yang saling bertolak belakang. Apabila boleh memilih, tentu saja Hinata akan memilih Itachi yang sedikit lebih hangat dibandingkan dengan Sasuke yang dingin.
'Itachi-san terlihat lebih friendly dibandingkan Sasuke.' Sejak awal Hinata cukup sering mendapati si Uchiha bungsu tersenyum dibandingkan dengan Sasuke ataupun Fugaku. Tentu saja tidak sebanyak Mikoto yang hampir setiap saat tersenyum menunjukkan gigi putihnya yang rapi.
Uchiha Itachi tersenyum ke arah Hinata saat mernyadari gadis itu memperhatikannya. Hinata yang ketahuan mengamati pria itu dari tadi hanya bisa tersenyum malu dan menunduk. Ketahuan mengamati orang diam-diam tentu cukup memalukan bagi Hinata.
Setelah makan malam yang panjang tersebut selesai, Sasuke langsung mengantarkan Hinata ke kediaman Hyuuga, sesaat setelah keluarga Uchiha berpamitan untuk pulang kepada Hinata.
Tak ada yang bersuara selama perjalanan, hanya suara klakson dan suara kendaraan yang berlalu lalang di jalanan kota Tokyo yang menghiasi kebisuan mereka berdua. Hinata yang memang aslinya pendiam tidak perlu repot-repot memulai pembicaraan. Sasuke tidak akan tertarik pada hal apapun yang dibicarakan oleh Hinata karena dia tidak menyukai Hinata. Dia membenci Hinata, yang merupakan gadis yang dijodohkan dengannya. Menurutnya Hinata terlalu kaku, lamban, dan lemah. Sama sekali bukan tipe Sasuke.
Getaran pada smartphone Hinata menunjukkan sebuah pesan masuk. Dari Hyuuga Hiashi, ayah Hinata.
Bagaimana makan malamnya? Ku harap tidak ada hal buruk yang terjadi.
Hinata mengetik balasan untuk ayahnya. Jemarinya menari-nari di atas layar smarphone-nya, mengetik beberapa kata.
Semuanya berjalan lancar, Ayah. Tak ada yang perlu kau khawatirkan. Keluarga Uchiha menerimaku dengan baik.
Getaran kembali menghampiri smartphone Hinata.
Baguslah. Ayah menyayangimu.
Sebuah kalimat dari Hiashi berhasil menghangatkan hati Hinata. Fakta bahwa ayahnya masih menyayanginya dibalik tindakannya yang tegas membuat sebuah senyum terukir di wajah manisnya. Segera, Hinata juga mengetik balasan yang sama kepada ayahnya.
Sesampainya di kediaman Hyuuga, Sasuke menghentikan mobilnya. Hinata segera turun dari mobil Sasuke. Sebelum menutup pintu mobil, Hinata mengucapkan terima kasih sambil sedikit membungkuk kepada Sasuke. Tata krama dan sopan santun sudah mendarah daging dalam keluarga Hyuuga. Meskipun Sasuke bersikap seperti tidak peduli, namun Hinata tidak akan menghilangkan kesopanannya. Sasuke hanya membalasnya dengan dua konsonan kesukaannya dan kemudian segera melajukan mobilnya meninggalkan Hinata.
Hinata hanya menghela napas dan kemudian segera memasuki kediaman Hyuuga. Seperti biasa rumahnya sepi. Mansion Hyuuga yang begitu megah hanya dihuni oleh Hinata dan beberapa pelayan, tukang kebun, dan penjaga keamanan. Ayahnya selalu pulang larut karena sibuk dengan urusan perusahaan. Tak jarang Ayahnya tak pulang sama sekali. Hiashi sering melakukan perjalanan bisnis hingga tak pulang selama berhari-hari. Seperti hari ini, Hiashi sedang melakukan perjalanan bisnis ke Kyoto. Semenjak istrinya meninggal, Hiashi menjadi seorang yang sangat workaholic. Hal itu merupakan caranya untuk melupakan kesedihannya yang mendalam setelah ditinggal istri tercinta. Sedangkan kakaknya, Neji sedang berada di New York untuk mengurus cabang Hyuuga Corp di sana. Setelah lulus kuliah, Neji langsung diutus Hiashi untuk mengurus cabang perusahaannya di New York.
Hidup berdua dengan ayahnya, terlebih dengan keadaan ayahnya yang sering tidak pulang tentu membawa perubahan yang berarti pada Hinata. Perlahan Hinata menjadi pribadi yang semakin kuat, dalam artian mental yang lebih kuat. Meskipun hal tersebut hanya ditunjukkan kepada orang terdekatnya saja. Pada bagian luar, Hinata masih tetap seorang gadis yang lemah lembut dan pemalu.
Hinata menyuruh beberapa pelayannya untuk menyiapkan air hangat dan beberapa kebutuhan mandinya. Ia merasa sangat lelah hari ini. Berendam dengan air hangat bukanlah pilihan yang buruk pikirnya.
Hinata memasuki bathtub berisi air hangat yang telah disiapkan oleh para pelayannya. Hinata menikmati sensasi hangat yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Air hangat selalu bisa merilekskan otot-ototnya yang kaku setelah beraktivitas. Pikirannya melayang kembali ke acara makan malam bersama keluarga Uchiha beberapa saat yang lalu. Keluarga Uchiha terlihat begitu hangat. Keluarga yang harmonis dan keluarga yang lengkap. Ada ayah, ibu, dan kedua anaknya. Hinata selalu berharap memiliki keluarga yang utuh. Ada ayah dan ibunya beserta kakaknya, Neji.
"Seandainya saja Kaa-san masih ada." Bisik Hinata. Wajahnya terlihat sendu kembali mengingat ibunya. Hinata memejamkan matanya, kembali memutar kenangan tentang ibunya. Senyum tulus tersungging di bibir tipisnya mengingat kenangan manis keluarganya.
Hyuuga Hikari, merupakan mendiang istri Hyuuga Hiashi, ibu Hinata dan Neji. Hikari meninggal ketika persalinan anak ke tiganya, Hanabi. Namun, Hanabi pun akhirnya menyusul Hikari hanya beberapa jam setelah persalinan. Sebelumnya dokter sudah memperingatkan Hiashi dan istrinya kalau kandungannya bermasalah. Kalaupun tetap dipertahankan, akan membahayakan ibu dan janinnya. Namun Hikari bersikeras untuk tetap mempertahankan janinnya. Bagaimanapun seorang ibu tak akan menyerah pada buah hatinya. Ia ingin tetap berjuang sehingga tidak ada penyesalan di kemudian hari. Pada akhirnya, mereka berdua meninggal. Kala itu Hinata baru berusia 5 tahun dan Neji 15 tahun.
Setelah selesai dengan ritual mandinya, Hinata bersiap untuk tidur. Hinata mengenakan baby doll berwarna hitam dengan aksen renda. Setelah mematikan lampu utama, menyisakan lampu tidur, Hinata segera menuju ranjang king size-nya. Sebelum tidur Hinata sempat menghubungi Neji untuk menanyakan kabarnya. Kemudian setelah itu ia terlelap ke alam mimpi.
Setelah mengantarkan Hinata ke kediaman Hyuuga, Sasuke memutuskan untuk pulang ke mansion Uchiha. Terakhir kali ia menginjakan kaki di mansion Uchiha sekitar sebulan yang lalu. Itupun hanya sebatas mampir untuk makan siang. Biasanya pada hari-hari tertentu Mikoto secara khusus memasak makan siang ataupun makan malam dan mengundang kedua putranya. Tinggal terpisah dengan kedua putranya membuat Mikoto harus menciptakan momen tersendiri agar bisa tetap bertemu dengan kedua putranya.
Semenjak dirinya diangkat menjadi CEO Uchiha Company, Sasuke memutuskan untuk tinggal di penthouse-nya sendiri. Sebagai orang yang sibuk, tentu Sasuke tidak ingin menghabiskan waktunya di perjalanan yang panjang akibat jarak tempuh yang cukup jauh antara mansion Uchiha dengan kantor Uchiha Company. Sasuke memilih untuk tinggal sendiri di penthouse pribadinya yang berada tidak berapa jauh dari kantor Uchiha Company.
Setelah selesai membersihkan diri dan berpakaian, Sasuke menemui keluarganya di ruang keluarga. Fugaku, Mikoto, dan Itachi sedang menyaksikan berita di televisi. Sasuke menghampiri Itachi dan duduk di sebelahnya ikut menyaksikan berita yang sedang ditayangkan.
"Kaa-san sangat menyukai Hinata, Sasuke-kun." Uchiha Mikoto yang menyadari kedatangan Sasuke langsung mengungkapkan perasaannya. Setelah bertemu dengan putri Hyuuga Hiashi hari ini, ia semakin yakin dengan keputusan Fugaku yang menjodohkan Sasuke dengan Hinata. Menurutnya, Hinata adalah gadis yang cocok dan pantas untuk mendampingi Sasuke.
"Hn." Sasuke tidak memberikan respon yang berarti kepada ibunya. Baru saja beberapa jam yang lalu dia mengalami hari yang berat bersama Hyuuga yang membosankan, sekarang ibunya membahas gadis itu lagi.
"Dan sebaiknya kau segera mengakhiri hubunganmu dengan wanita Haruno itu." Ujar Fugaku tegas.
Sasuke melirik ke arah Itachi. Tapi Itachi hanya memasang wajah tidak tahu apa-apa. Sasuke tidak pernah menceritakan apapun hubungannya dengan Sakura kepada keluarganya, kecuali Itachi. Namun, kenyataannya hubungan Sasuke dan Sakura memang sudah menjadi rahasia umum. Meskipun mereka tidak pernah memberikan keterangan resmi, namun media cukup sering mendapati mereka bersama di dalam berbagai kesempatan.
"Baik, Tou-san." Ujar Sasuke. Menentang Uchiha Fugaku bukanlah keputusan yang tepat. Untuk masalah Sakura, ia bisa mengatasinya nanti. Lagi pula, hubungan mereka bukanlah seperti apa yang diberitakan selama ini.
Haruno Sakura merupakan salah satu aktris di bawah naungan Akatsuki Entertainment yang sedang naik daun. Uchiha Itachi merupakan pemilik dari perusahaan yang berbasis seni dan hiburan ini. Hal inilah yang menyebabkan Itachi sama sekali tidak tertarik dengan perusahaan Uchiha yang berbasis di bidang teknologi. Itachi merasa jiwanya lebih ke arah seni. Akatsuki Entertainment sendiri juga memproduksi film. Tak jarang film yang dihasilkannya berhasil menduduki box office Amerika. Dalam masalah pekerjaan, sering kali Uchiha Company berhubungan dengan Akatsuki Entertainment. Terutama dalam periklanan produk Uchiha Company. Kerja sama ini lah yang akhirnya mempertemukan Haruno Sakura dan Uchiha Sasuke. Awalnya hanya sebatas hubungan kerja, namun seiring dengan berjalannya waktu, mereka terlihat sering menghabiskan waktu bersama. Entah itu disengaja atau tidak.
"Apa maksudmu, Sasuke-kun?" Sakura sedikit meninggikan suaranya. Sakura yang baru selesai dari kegiatan mandinya hanya menggunakan jubah mandi berwarna putih untuk menutupi tubuhnya. Tanganya masih memegang hairdryer, berusaha mengeringkan rambut merah muda sebahu yang sangat dibanggakannya.
"Ya, untuk beberapa saat aku tidak bisa pergi denganmu ataupun menemuimu." Jawab Sasuke enteng. Saat ini mereka sedang berada di salah satu kamar hotel bintang lima yang ada di pusat kota Tokyo. Sasuke yang masih mengenakan pakaiaan kerjanya sedang duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan itu. Dia terlihat sibuk dengan macbook yang berada di pangkuannya.
"Tapi, bagaimana jika aku merindukanmu?" Sakura terlihat sedikit sedih memikirkan dirinya tidak akan berjumpa dengan Sasuke.
Sasuke mengalihkan pandangannya dari layar macbook ke arah Sakura. Wanita yang mecintainya itu tetap terlihat cantik dengan rambut setengah keringnya. Setahun bersama wanita ini membuatnya mengerti bagaimana Sakura sangat mencintai dirinya. Dirinya? Entahlah. Dia masih belum bisa mencintai Sakura setelah apa yang telah mereka lakukan selama ini. Sakura merupakan wanita cantik, kuat, dan mandiri. Sasuke mengakui itu. Tapi entah kenapa dia masih belum bisa.
Sasuke menghampiri Sakura. Pemuda itu kemudian mencium wanita itu sekilas. Sakura hanya memejamkan matanya menikmati kecupan yang diberikan orang yang dicintainya.
"Sebaiknya sekarang kita pergi. Masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan di kantor" Ujar Sasuke kemudian.
TBC
Mind to review?
