Fanfic pertama Maid ...
Originalnya dibuat 1 tahun lalu.

Pas buka-buka file lama, eh dapat ini.

Maid agak geli ndiri kalo baca ini fanfic. keliatan banget otak mesum sama bocah nya xD

Maid tidak mengambil keuntungan materiil atas pembuatan fanfic ini.

Cover art by Author Edakai

Disclaimer : Yamaha Corporation, Crypton Future Media

WARNING : Yuri Inside, Cheating merajalela, Typo bertebaran

.

.

.

.

"sigh .. kenapa hari ini sangat panas. Setiba dirumah aku akan langsung kekulkas dan mengambil puding yang aku beli tadi malam"

Kupercepat langkah kakiku agar sampai dirumah lebih cepat. "ugh.. malah semakin panas. Matahari sialan" kulap keringatku yang bercucuran dengan punggung tangan.

Oh iya. Perkenalkan namaku Luka Megurine. Murid sma biasa di sma sakura. Ini adalah tahun pertamaku. Dengan tinggi 162 cm dan tubuh yang bisa dibilang. Uhmm.. bisa membuat para lelaki mengeluarkan air liur bila melihatnya itu kata temanku si Baka Lily. Rambutku berwarna pink panjang bergelombang kira- kira sepinggang. Dan mata berwarna biru. Saat ini yang ingin aku lakukan adalah pulang kerumah mengambil puding dan tidur- tidur dilantai kamarku. Uuahh.. sungguh surga.

"Tadaima" kataku membuka pintu rumah. Mataku langsung tertuju pada sepatu yang ada didalam rumah. "onee-chan sudah pulang.. tumben" pikirku.

Aku langsung menuju dapur tempat surga dunia berada .. kulkaskuu "Uahhh.. pudding tadaima desu aku siap menyantapmu"

"Ah .. ah .." terdengar suara erangan sayup-sayup. apa itu pikirku. Tidak kupedulikan dan langsung mengambil pudingku.

"Rasa matcha" mataku berbinar melihat puding dingin ditanganku.

"Akh.. Ahh .. Nn" Lagi? Seperti suara orang kesakitan. Suara nya berasal dari kamar onee-chan. Apa jangan-jangan terjadi sesuatu dengan dia. Tanpa pikir panjang aku langsung kekamar onee-chan dan membuka pintu. "Onee-chan ada a-" kataku tertahan saat melihat pemandangan yang ada didepanku.

2 perempuan tak berbusana yang aku tau salah satunya adalah onee-chan sedang berada dikasurnya dengan posisi yang .. sangat .. aku hampir mimisan melihat pemandangan ini. Onee-chan dalam posisi duduk menahan kaki perempuan itu di bahunya dan menjilati .. uu .. kewanitaan perempuan itu. Dan perempuan berwarna rambut biru kucir dua itu tampak meremas alas kasur. DAN MEREKA SAMA SEKALI ENGGAK MENYADARI KEBERADAANKU. Aku diam mematung memegang ganggang pintu kamar onee-chan.

"ahh..ahh..akh.. aku enggak tahan l-lagi meiko-senpai" kata gadis itu dengan muka memerah. dia merubah arah pandang dan perempuan berkucir dua itu beradu pandang denganku. "i .. ii .. ikkkuuu" katanya berteriak panjang.

Tanpa pikir panjang aku lansung menutup pintu kamar dan pergi keluar rumah. Aku ingin pergi kemana saja asal jangan disana. Aku langsung menuju rumah sahabat terbaikku lily. Rumahnya tidak terlalu jauh dari rumahku, rumah kami hanya berbeda gang saja. Aku memencet bel dan keluarlah seorang wanita separuh baya. "ara.. Luka-chan. Ada apa sayang? Wajahmu memerah. Apa kamu sakit?" katanya sembari memegang dahiku. "iee .. daijobu desu. Apa lily ada dirumah oba-san?" tanyaku

Perempuan setengah baya ini dengan rambut berwarna pirang terang tampak tak puas dengan jawabanku dan kembali memastikan lagi "hontou ni? Jika ada sesuatu kamu bisa bilang ke oba-san oke. Lily ada dikamarnya. Masuklah" katanya membawaku masuk. "Maaf menganggu"

Aku menuju kamar Lily. Tanpa mengetuk aku langsung membuka pintu.

"Koraaaa.. ketuk pintu dulu sebelum masuk ahooo" lily berteriak histeris. Dia tengah berganti baju

"Urusai .. lagian enggak ada yang bisa dilihat" kataku tanpa rasa bersalah dan langsung menuju tempat tidurnya.

"Nanii .. Luka no aho .. baka .. ero oyaji" mukanya memerah

"aku ini perempuan Baka" kataku tak peduli

"setidaknya ketuk dulu aho .. bagaimana jika aku sedang melakukan hal-hal yang privasi"

"Wakatta.. gomen .. gomen" aku mengalah tak ingin memperpanjang perkara. Aku tidur dikasurnya dengan posisi menelungkup. Membenamkan wajahku dibantalnya

setelah dipikir- pikir ini memang salahku. Seandainya aku mengetuk pintu kamar onee-chan pasti aku tidak akan melihat adegan me - mesum itu. Tapi itu salahnya juga, seharusnya dia mengunci pintu sebelum melakukan itu dan juga s .. suara desahan mereka itu terlalu keras.. jadi ini bukan sepenuhnya salahku. Ahh .. bagaimanapun juga Aku harus menghilangkan kebiasaan buruk ini. Suatu hari nanti.

"ada apa? Kenapa datang kerumah? Apa kamu butuh sesuatu?" katanya sudah berganti baju membuyarkan lamunanku. Wajahnya masih memerah. kawaii

"apa aku perlu alasan untuk pergi kerumah sahabatku? Kamu bertanya seperti orang lain saja" kataku membenamkan diri lebih dalam di bantalnya.

"uu.. benar juga. Ta- "

"aku hanya ingin istirahat. Ac dikamarku rusak jadi oyasuminasai" aku memotong permbicaraannya. Aku belum siap untuk menceritakan apa yang aku lihat tadi.

"koraa.. huh .. setidaknya ganti bajumu dulu aho. Kamu bisa membuatnya kusut" katanya menyelimutiku.

Perkataan dan tindakan nya benar-benar bertolak belakang. Tapi itulah yang aku suka dari nya.

Lily dia adalah sahabatku dari smp. Gadis cantik berambut pirang bergelombang. Pertemuan kami tidak lah istimewa. Aku duduk dibelakang dia dan dia mulai mengajakku bicara. Jalan pulang kami pun sama. Bukannya tidak ada orang yang mengajakku berbicara. Banyak malahan. Tapi setelah aku acuhkan .. mereka tidak ingin berbicara denganku lagi dan lily lah orang keras kepala yang selalu mengajakku berbicara walupun aku mengacuhkan dia. Sungguh anak yang keras kepala. Sejak saat itu kami mulai berteman atau lebih tepatnya bersahabat.

"ugh.."

"Ohayou hime-sama sekarang sudah jam 8 dipagi hari loh"

"JAM 8? Benarkah" kataku kaget

"ahahhaha.. usho usho. Lihat wajahmu saat kaget itu benar2 lucu" lily sedang berada di kursi tempat belajarnya sambil memegang perutnya menahan tawa.

"jiiiii ... stare" dia mempermainkanku

"gomen gomen. Hora .. bangunlah. Oka-san sudah menyiapkan makan malam" katanya tersenyum

"tap-"

"enggak ada tapi-tapian. Bangun dan cuci mukamu. Dan jangan pikir ini merepotkan karena ini sama sekali tidak merepotkan dan juga.." dia berjalan ketempatku dan mebisikkan

"ada tuna loh"

"UAAHHHH... baiklah. Siap laksanakan !" aku langsung berlari menuju kamar mandi

"yare .. yare .. anak yang mudah diperdaya"

Setelah makan malam. Aku langsung berpamitan kepada ibunya lily mengingat besok aku harus sekolah.

"Oba-san itu sungguh makanan yang enak. Aku harap dapat menikmatinya setiap hari" kataku

"kamu terlalu berlebihan luka-chan. Tapi terimakasih yah"

"jangan berterimakasih oba-san itu memang benar- benar enak" kataku memuji

"jika kamu ingin menikmatinya setiap hari. Kamu harus menikahi lily-chan dulu. Oba-san dengan senang hati akan memasakkannya untukmu"

"Oka-saaann .." lily meneriaki ibunya

"tenang saja oba-san jika tidak ada yang ingin menikahi lily aku akan mempersunting dia" kataku menimpali

Wajah lily semakin memerah. Ini adalah balasan saat kamu mencoba mempermainkan aku tadi kataku didalam hati.

"tenang saja luka-chan akan oba-san pastikan tidak ada yang mau menikahinya"

"Oka-san jangan mengatakan itu seakan-akan itu akan terjadi. Moouuu.. sudah pulang lah luka-chan" katanya sambil mendorongku punggungku kedepan pintu

"tidak ada ciuman selamat malam untuk calonmu ini lily?" aku membalikkan kepala dan menunjuk bibirku.

"ara .. "

"mouuu... berhenti menggodaku. Pulanglah" katanya memerah

".. haik haik. Oba-san calonmu ini pulang dulu yah" kataku sambari membungkuk

"Haaiikk.. itterasai"

Aku berjalan pulang. Ditengah jalan aku tiba- tiba berhenti teringat kejadian tadi sore "ahhh..aku benar- benar tidak mau pulang, seharusnya aku menginap saja tadi" aku bersandar ditembok jalan "Bagaimana cara aku menatapnya sekarang .. onee-chan no baka" aku melanjutkan perjalanan menuju rumah.

Setiba didepan rumah aku langsung membuka pintu menimalisir setiap bunyi yang terdengar. Membuka sandal yang kupakai dan meletakkan ditempatnya. Saat aku berbalik "Ah.. Okaeri Luka-chan"

"Hiii ... " onee-chan sekarang berada didepanku. Untung jantungku tidak jatuh saat melihat dia "Ta-tadaima desu" kataku hampir berbisik

"eto ne .. lu-luka-chan bisakah kita berbicara sebentar?" Katanya grogi.

"te-tentu .. apa yang i-ingin onee-chan bicarakan?" aku benar- benar ingin berlari. Tuhan kuatkan hamba-Mu ini

"bisakah kita membicarakan ini diruang tamu .. disini rasanya kurang-" dia terdiam sejenak "tidakkah rasanya aneh saat berbicara disini. Ahahaha ahahahaa... Baiklah .. ikuti aku"

Ini rasanya seperti uji nyali saja. Walupun begitu aku tetap mengikuti onee-chan.

Saat ini kami berada diruang tamu berhadap-hadapan. Keadaan ini benar- benar sangat canggung. Tanpa memperlama rasa kecanggungan ini. Aku membuka mulut

"Ja-"

"kamu mau teh atau jus" dia memotong pembicaraanku

"Onee-ch-"

"aku baru saja membeli jus rasa sirsak kesukuaanmu loh" dia memotong lagi

Kediaman panjang terjadi lagi..

"baiklah aku mau teh saja" kataku mengalah. Lagian sejak kapan sirsak menjadi jus favoritku

Aku melihat Dia pergi kedapur dan menyiapkan teh untukku. aku yakin dia butuh waktu untuk menjelaskannya.

"ini dia.. satu untukmu dan satu untukku"

"onee-chan .."

"haik ?"

"kenapa minumanmu itu .. sake?"

"Karena aku menyukainya .." dian tersenyum sambil memegang botol sake

"iee .. iee .. iee. Maksudku .. hei bukannya onee-chan masih dibawah umur untuk meminum minuman itu?"

"Umurku sudah 18. Jadi enggak masalahkan?"

Aku benar- benar ingin menjitak kepalanya.

"Sampai bulan agustus umurmu itu masih resmi 17 tahun loh" kataku tanpa ekspresi.

"eee.. aku tidak bisa menunggu selama ituu"

Kenapa aku punya onee-chan yang seperti ini pikirku.

Kediaman kembali menyelimuti ..

10 menit berlalu

Ugh.. ini benar- benar menyisakku

Setalah 15 menit aku memberanikan diri membuka mulut

"Onee-"

"Gomennasai" dia menundukkan badannya kearahku.

Lagi. Dia baru saja memotong pembicaraanku lagi.

"Sebenarnya aku tidak ingin melakukannya .. tapi dia begitu kawaii dan aku tidak bisa menahan diri. Aku coba terus bertahan dan bertahan. Namun tingat nya itu semakin lama semakin tinggi dan aku tidak tahan lagi dan aku langsung menciumnya. Sebenarnya aku ingin mengakhirinya dengan ciuman. Tapi .. kamu tau. Bibirnya itu begitu menggoda dan aku tak tahan dan langsung-"

"STOOOPPPP terlalu banyak informasi" mukaku benar- benar merah sekarang

"luka-cha-"

"lagipula aku tidak ingin mendengar alasan kenapa kalian bisa be-be-bercinta hari ini .. jika onee-chan mengira aku marah. Tidak aku tidak marah. Aku Cuma terkejut melhat a-adegan itu. Aku tidak peduli maupun onee-chan berkencan dengan lelaki kah wanita kah. Aku benar- benar tidak peduli .. yang kupedulikan Cuma satu yaitu kebahagian onee-chan saja. Ji-jika onee-chan bahagia bersama dia. Maka .. aku .. yaahh .. tidak keberatan dengan hubungan kalian" aku berbicara nonstop tanpa jeda.

Balasan yang aku dapat adalah kesunyian. Yang terdengar hanyalah suaraku yang kini tengah mengatur nafas karena berbicara nonstop. Setelah aku ngomong panjang lebar seperti itu ini balasannya?

"AKU-" aku terkejut mendengar onee-chan tiba- tiba berbicara sambil berdiri

"AKU BENAR- BENAR BAHAGIIAAA" katanya sambil melonjak

"ja-jangan melonjak diatas kursi, onee-chan bisa merusaknya" kataku

Dia turun dari atas kursi dan kembali duduk manis dihadapanku. "apa kamu ti-tidak jijik? Tanyanya hampir berbisik.

"apanya?" tanyaku

"tentang aku b-berpacaran dengan seorang perempuan" dia memberanikan diri menatap mataku

"apa onee-chan tidak dengar apa yang aku bicarakan tadi? Kan aku sudah bilang tidak peduli laki- laki atau perempuan yang onee-chan pacari. Onee-chan tetaplah onee-chan. Itu tidak jadi masalah buatku" kataku menyeruput teh yang disuguhkan onee-chan tadi. Ugh .. sudah dingin

"ugghh.. luka-chan aiishiiteruuu" katanya hampir berurai air mata

Seperti anak kecil pikirku.

Melihat dia seperti ini membuatku ingin menyemangatinya "Baiklah jika itu keputusan onee-chan aku akan mendukung hubungan kalian. Tapi ingat .. jika onee-chan ingin melakukan nya. Onee-chan tau maksudku kan. Lakukan itu ditempat yang aman .. jika onee-chan berada didalam ruangan jangan lupa untuk mengunci pintunya. Masalah paling terbesar adalah e-e-erangannya. tolong Minimalisirkan itu" aku beranjak dari sana menuju kamarku

"Luka-chan" onee-chan memanggilku

"Apa?" sembari menoleh

"Arigatou .. Daisuki dayo" katanya sambi memberiku senyuman super manis khas miliknya

"Haik .. haik .." kataku berjalan pergi "dan juga .. onee-chan jangan meminum sake itu. Onee-chan ada sekolah besok kan"

"eee.. sedikit saja ne luka-chan"

"wakatta .. sedikit saja oke" kataku mengingatkan

Aku kembali berjalan menuju kamarku

"Luka-chan .. lain kali aku akan memperkenalkan dia dengan baik untukmu" dia berkata setengah berteriak dari ruang tamu agar aku mendengarnya

Gadis itu. Seingatku memiliki rambut kuncir dua berwarna biru. Memiliki perawakan pendek sehingga tampak imut. Memiliki bola mata yang sama dengan warna rambutnya. Bola mata yang cantik. Apa? Apa yang aku pikirkan.. uuhh. Pikiranku jadi tak karuan gara-gara kejadian tadi sore. Ini semua salah onee-chan dan juga gadis itu.