~)-{O}-(~


Di sebuah gua gelap yang hanya berpenerangan sebuah lilin kecil, berdiri seorang kakek tua renta yang sedang duduk bersandar di sebuah dipan tua dari kayu tua. Walaupun tua, tapi jika berada di sekeliling orang tersebut sebuah aura mengintimidasi kental menyelimuti dirinya. bagi seorang Jounin sekalipun yang merasakan auranya mungkin akan terduduk gemetar. Sang legenda Shinobi. Saingan seorang Senju Hashirama. Dengan otak liciknya ia berhasil hidup lebih lama dengan mencampurkan sel Hashirama yang ia dapat dari pertempuran yang lagi-lagi ia dapat dengan cara licik. dan mencampurkannya dengan lukanya. Pepatah tua mengatakan 'Hidup ini terkadang membutuhkan akal yang licik dibandingkan dengan otot'. Senyuman ah bukan seringai kejam bak seorang pembunuh keji terukir di wajahnya seiring munculnya seseorang dari bawah tanah.

"Bagaimana Zetsu? Bagaimana apakah berjalan dengan lancar?" Tanya nya

Seseorang atau tepatnya dua orang yang dipanggil Zetsu terdiam sesaat dan kemudian ia berbicara. "Berjalan dengan lancar walaupun ada beberapa halangan kami bisa mengatasinya, Madara-sama" Ucap Bagian sisi putih.

Seringainya melebar "Bagus, ini sungguh berita baik Zetsu. Kau boleh pergi." Ucap Madara.

"Ha'i, Madara-sama" Ucap Zetsu sembari kembali ke dalam tanah.

Madara kembali menyandarkan tubuh tua rentanya ke dinding. Mencoba mengatur nafasnya secara perlahan. Tiba-tiba saja ia terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah daeri mulutnya yang sekarang darah tersebut di tadahkan di tangannya.

Madara hanya memandang datar darahnya selama beberapa lama. Ia memejamkan matanya dan mengambil nafas sembari membersihkan bekas darahnya yang ada di tangannya. "Aku rasa hidupku tak lama lagi, dengan kondisi seperti ini aku tidak mungkin melaksanakan rencana 'Mata bulan' yang sudah kurencanakan sejak lama secara matang..." Madara membuka matanya dan sebuah seringai menakutkan terukir di wajahnya dan Mata Eternal Mangekyo Sharingan terpampang jelas di kedua bola matanya. "...Waktunya mencari seorang penerus.".


-Kage-


Seorang laki-laki berpakaian jubah tertutup bertudung dan kerah tinggi menutupi mulutnya dan hanya menampakkan dua buah bola mata berbeda warna yang sebelah kanan berwarna Onyx sedangkan satu lagi berwarna Ungu, sedang duduk di sebuah cabang pohon sambil menatap kearah desa Konoha yang Terlihat asap tebal membumbung tinggi diatasnya Dan

... POV

Aku sendiri. Kesendirian memang menyakitkan. Diriku ini memang menyedihkan. Walau aku berasal dari Clan terpandang, yaitu Uchiha, tapi aku tidak bahagia. Tak ada yang memperhatikanku. Aku sendiri. Hanya semilir angin kesunyian ini temanku. Kucoba untuk melawan kesendirian ini. Tapi, tak ada gunanya. Melawan kesendirian sama saja melawan raksasa yang tidak bisa mati Alias sia-sia saja. Jadi kuputuskan untuk menjalani kesendirian ini seperti sungai yang mengalir.

Aku memang mempunyai banyak teman, di Konoha. Tapi ku putuskan untuk meninggalkan mereka. Semua bermula saat kabar itu, dimana tentang pernikahan Rin sahabatku sekaligus orang yang aku cintai walaupun ia tidak mencintaiku. Pernikahan Rin dengan sahabat sekaligus Rivalku Hatake Kakashi anak dari Hatake Sakumo, orang yang mati di dalam perang Shinobi ke tiga tapi ia tak pernah dianggap pahlawan karena sebuah 'kesalahan' yang Sakumo lakukan. Aku mendengar kabar itu dari Genma, Sahabatku belakangan saat hubunganku dengan kedua rekanku itu merenggang dan tak seindah dulu. Jadi, kuputuskan untuk melakukan pemalsuan kematian. Dengan memakai 'Chi Bunshin' yang sudah aku modifikasi dengan Fuinjutsu supaya tidak melebur jadi tanah walau sudah terbunuh. Dan aku juga memberikan sebelah mata Sharingan milikku kepadanya sebagai kenang-kenangan melalui Genma. Walau begitu aku tidak membenci mereka.

Aku mencoba melalui Kesendirian ini walau menyakitkan. Dengan kedua tanganku ini aku mencoba untuk melalui... Untuk melalui semua ini. Gelap, suram, hampa, benci, sinis, luka, sendiri, duka, tangisan, pengkhianatan, menyesal adalah hal yang selalu aku alami. Bayang-bayang kesendirian dan ketakutan selalu menghantui di dalam hati. Walau aku sudah melakukan apapun tapi rasa ini, sensasi ini tak pernah hilang dari dalam sini, dari dalam hatiku.

Walau begitu, akan tetap aku jalani. Walau sesakit apapun dan walau sesulit apapun. Tak ada gunanya aku mengeluh. Karena tak ada akan satu pun yang memperhatikanku. Percayalah, dunia shinobi ini kejam. Membunuh atau dibunuh, siapa yang kuat dia yang menang.

Detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, aku lewati dengan kesendirian ini. Aku tak tau berapa lama kesendirian ini akan terjadi.

Satu yang aku tahu jelas. jangan pernah percaya kepada orang lain. Di dunia Shinobi apapun bisa terjadi. Heh, Entah sejak kapan aku menjadi Obito yang perhitungan dan berhati hati dalam melakukan sesuatu.

Pemburu Hadiah atau Bounty Hunter

Adalah ninja yang memburu para missing-nin yang terdaftar di Bingo Book dengan uang yang telah dijanjikan sebagai imbalannya. Mereka menghalalkan segala cara untuk bertahan hidup. Itulah pekerjaan ku sebagai Bounty Hunter. Sebagai Shinobi yang ahli di bidang Ninjutsu dan Kenjutsu aku mencoba untuk menjadi seorang Bounty Hunter. Dan ternyata menyenangkan. Sebagai seorang Bounty Hunter, aku bebas berpetualang kemanapun, dan juga menambah pengalaman sebagai seorang Shinobi. Siapa yang tahu, ninja seperti apa dan berkemampuan seperti apa yang aku hadapi nanti.

Kucoba menatap langit. Biru cerah nan indah. Awan yang bergerak tertiup angin menambah indahnya suasana kali ini. Cuaca kali ini memang sedang cerah. temperaturnya juga hangat. Dan juga burung burung yang terbang kesana kemari dengan ceria. Ahh sungguh Indah.

Aku pernah berharap mempunyai seorang teman. Selalu mendampingiku saat susah maupun senang. Berjuang bersama-sama sebagai seorang Bounty Hunter.

Heh, mimpi yang bodoh

Aku juga berfikir mengapa mataku ini menjadi Mangekyo Sharingan? Padahal aku belum memenuhi syarat untuk merubah Sharingan 3 Tomoe menjadi sebuah Mangekyo Sharingan. Yaitu membunuh Teman terbaikmu atau membunuh 100 orang yang sedarah denganmu. Walau aku begini, aku tak mungkin melakukan hal sekeji itu! Apalagi sampai membunuh temanku sendiri. Itu sama saja melupakan tujuanku. aku pergi karena ingin mereka bahagia.

Aku juga mendapat pengganti Mata ungu yang entah darimana ini berasal. Karena saat aku terbangun dari mimpi indahku sepanjang malam, aku sudah mendapati mata ini mengisi rongga mataku yang kosong tempat bola mata yang aku berikan kepada Kakashi.

Dan satu lagi aku juga mempunyai sebuah tujuan lain. Aku pergi karena ingin menjawab sebuah pertanyaan yang jawabannya tak akan mampu kau temukan di perpustakaan surga sekalipun. Sebuah pertanyaan yang hanya mampu di jawab oleh dirimu sendiri, Dari lubuk hati terdalam.

Sudah kuputuskan aku akan menolong Konoha untuk kali ini.

END POV

Dengan perlahan dia berdiri dari posisi duduknya tetapi masih tetap diatas cabang tersebut. Dengan perlahan juga sebuah pusaran Jikkukan Ninjutsu yang terpusat dimatanya dan kemudian dia menghilang terhisap pusaran tersebut

.

.

.

.

.

To Be Continue

Hanya prologue jadi maklum kalau sedikit. Saya kembali dengan sebuah cerita baru. Saya mengeluarkan cerita baru karena sebuah alasan yaitu untuk meluapkan ide saya di sela sela kesibukkan. Dan oh ya Obito di cerita ini tidak jahat. Dan Scene saat ini dimulai saat penyerangan Orochimaru di Chuunin Exam. Madara juga diceritakan masih hidup. Dan tolong koreksi Fiction ini ya! Dan jika ada yang salah tolong beritahu saya segera. Sekian

Nama : Uchiha Obito

Umur : 26

Pekerjaan : Bounty Hunter

Klan : Uchiha

Tanggal lahir : 10 Februari

Kekei Genkai : Sharingan

Ninjutsu : S

Genjutsu : A

Taijutsu : B

Kenjutsu : S