"Silahkan, Naruto-sama,"
Suara lembut seorang gadis membuyarkan lamunan seorang pemuda. Sang pemuda—yang dipanggil Naruto, menoleh ke arah gadis yang tengah meletakkan secangkir teh hijau di meja di hadapan sang pemuda.
"Ada yang bisa kulakukan lagi, Naruto-sama?" tanya gadis tersebut. Sepasang mata hitamnya menatap intens pergerakan Naruto, seolah sepasang matanya tengah merekam seluruh gerak-gerik pemuda di hadapannya.
Naruto mengambil cangkir di depannya, menyesap teh hijau hangat dalam diam, "Tidak ada. Kau bisa kembali ke belakang. Terima kasih tehnya, Sakura."
"Sama-sama, Naruto-sama. Permisi."
xxXXooXXxx
Chousamori Aozora mempersembahkan
"Dendam dan Cinta"
.
Naruto (c) Masashi Kishimoto
PERHATIAN!: AU, OOC, miss-typos
Review, concrit dan flame selalu diterima
.
Selamat membaca
xxXXooXXxx
~Prolog~
xxXXooXXxx
Pagi hari, adalah awalan yang tepat untuk memulai hari dengan menyenangkan. Semua orang mulai beranjak dari peraduannya dan segera memulai hari yang cerah. Kicauan burung gereja mengiringi setiap langkah pada pagi itu.
Seorang gadis tengah berdiri di depan cermin. Sepasang mata hitam kelamnya memandang tajam pada bayangannya. Mata tersebut beralih kepada –bayangan— rambut hitamnya, tampak menilai penampilan rambutnya. Setelah terdiam selama semenit, sepasang lengan putihnya menyatukan helaian-helaian rambut hitam panjangnya. Kedua lengannya dengan cekatan menguncir tinggi rambut hitamnya.
Dua pasang mata kembali beradu. Sepasang mata nyata dengan sepasang mata maya saling menatap tajam, saling menilai penampilan sosok di depannya. Kedua sosok tersebut sama-sama memakai pakaian maid bernuansa gothic-lolita berwarna biru dongker dengan aksen renda di kerah, di ujung lengan dan di bawah rok. Serta pita putih besar turut mempermanis penampilan gadis tersebut. Sepasang stilleto hitam berhak tujuh sentimeter membungkus kedua kakinya. Sang gadis tampak menawan, meskipun dibalut dengan pakaian pelayan.
Sang gadis sesaat menatap sendu pada bayangannya. Tetapi, sesaat kemudian sepasang mata hitam tersebut kembali tajam.
Ia berbalik, memunggungi bayangannya, melempar pandangannya keluar jendela kamarnya yang terbuka. Hembusan angin menyusup masuk ke dalam kamar sang gadis yang tidak terlalu besar, membelai lembut rambut hitamnya.
Sang gadis memejamkan matanya sejenak sembari menghela napas panjang. Ia membuka kelopak matanya dan segera berlalu dari kamarnya.
xxXXooXXxx
"Selamat pagi, Naruto-sama," ucap seorang gadis setelah menaruh secangkir kopi di atas meja di sebelah ranjang milik seorang pemuda. Pemilik kamar tersebut saat ini masih bergelung di bawah selimut tebalnya.
Sakura—nama gadis tersebut, melangkahkan kakinya menuju gorden kuning emas di kamar tersebut dan menyingkapnya, menampakkan jendela yang terbuat dari kaca bening. Sinar matahari langsung menyeruak ketika lengan halus Sakura menyingkapnya.
"Naruto-sama, sudah pagi. Saatnya bangun," katanya dan menggoyang-goyang pelan bahu pemuda yang dipanggilnya Naruto-sama.
Naruto mengerang. Ia bangun dari tidurnya, tetapi masih duduk di tengah kasurnya. Dengan mata yang masih terkantuk-kantuk, Naruto meregangkan tubuhnya dan menguap lebar. "Ah, Sakura. Pagi," katanya dan menguap lagi. "jam berapa sekarang?" tanyanya kemudian meraih cangkir kopi dari meja. Ia memejamkan matanya dan menyerutup kopinya.
"Jam setengah tujuh, Naruto-sama. Anda mau mandi sekarang? Airnya sudah saya siapkan," balas Sakura sopan dan merapihkan tempat tidur Naruto yang berantakan.
"Aa, terima kasih, Sakura."
"Sama-sama, Naruto-sama. Saya permisi." ucap Sakura dan keluar meninggalkan Naruto sendirian di kamarnya.
Mendadak, suasana hening merasuki kamar Naruto. Merasa tidak nyaman dengan keheningan tersebut, ia memutuskan untuk masuk ke ruangan di balik pintu di ujung kamarnya.
Perlahan, ia tanggalkan seluruh pakaiannya. Setelah itu, ia mencelupkan kaki kanannya ke dalam bath-up kemudian merendam seluruh tubuhnya. Ia merasakan otot-otot di tubuhnya merileks. Tak lama kemudian, ia tenggelam di dalam pikirannya.
Tanpa sadar, ia menggumamkan nama yang sudah lama ia rindukan kehadirannya.
"Hinata..."
xxXXooXXxx
"Yo, Teme!"
"Hn, Dobe,"
Naruto terkikik. Sedetik kemudian, tawanya meledak. Pemuda di hadapannya hanya mengerutkan keningnya ketika ia melihat tawa sahabatnya itu. "Apa?"
Naruto menahan tawanya. Setelah dua menit, tawa Naruto sudah digantikan dengan cengiran lebar, "Tidak apa-apa, Sasuke. aku tak bisa menahan tawaku ketika melihat ekspresimu sewaktu aku memanggilmu 'Teme' lagi. Ah, sudah lama aku tak memanggilmu seperti itu,"
"Hn," timpal pemuda tersebut yang bernama Sasuke.
"Hei! Hei! Sepertinya yang itu tidak berubah ya? Gaya 'Hn'mu,"
Sasuke mendengus, "Hentikan. Kau bertingkah seolah kita lama tidak bertemu,"
Naruto kembali tertawa.
Sasuke memutar bola matanya, "Tidak lucu, kita baru saja bertemu kemarin lusa,"
"Iya, iya. Kau ini, selera humormu payah. Pantas saja Sakura-chan sering jengkel dengan tingkahmu," balas Naruto tidak mau kalah.
"Hn,"
Angin berhembus perlahan, membelai rambut pirang Naruto dan rambut hitam kebiruan Sasuke. Udara cukup sejuk siang itu, meskipun sang surya masih giat memanggang siapa saja yang betah berlama-lama di bawah pancarannya.
Naruto mengedarkan pandangannya di kafe tersebut, Kafe Aburame. Kafe ini sendiri merupakan kafe terbuka yang cukup terkenal di Oto. Dengan nuansa alam terbuka yang menyajikan pemandangan Danau Oto yang juga terkenal, menjadikan kafe ini sebagai kafe yang sering dikunjungi oleh pasangan-pasangan muda yang tengah kencan. Tidak hanya pasangan-pasangan muda, banyak juga eksekutif-eksekutif muda yang sering mengadakan pertemuan dengan klien-klien mereka ataupun dengan sesama kolega. Seperti yang tengah dilakukan Naruto dan Sasuke saat ini.
"Ne, Sasuke. Aku baru saja mendapatkan pelayan baru," ucap Naruto setelah ia meminum jus jeruknya.
"..."
"Pelayan itu, ia menjadi pelayan pribadiku,"
"..."
Naruto mengaduk-aduk jus jeruknya, dan menghela napas, "Tapi, ia mengingatkanku dengan Hinata. Karena ia mirip dengan Hinata. Dan aku merasa kalau dia memang Hinata,"
"Hinata sudah meninggal setahun yang lalu. Begitu pula dengan keluarganya, keluarga Hyuuga. Kau jangan bercanda, Naruto," komentar Sasuke setelah meminum habis jus tomatnya.
"Aku tidak bercanda, Sasuke. Ia begitu mirip dengan Hinata. Walaupun kedua matanya dan warna rambutnya tidak sama dengan Hinata..." balas Naruto dengan nada lirih. Ia menyedot jus jeruknya hingga habis.
Sasuke tidak segera menjawab. Ia menatap kedua mata safir Naruto yang menatap nanar ke arah gelas jusnya yang sudah kosong.
"... namanya?"
Naruto mendongak, "Ya?"
"Siapa namanya?" tanya Sasuke. Sorot matanya mendadak serius.
"Sakura. Kuroyama Sakura."
xxXXooXXxx
BERSAMBUNG
Cuap-cuap: Sekedar catatan dan penegasan, bahwa fiksi ini tidak ada OC alias Original Character. Kuroyama Sakura hanya sebuah nama, karena dia bukan tokoh baru di Naruto... kalau anda jeli dan teliti, pasti tahu siapa Kuroyama Sakura. :)
Soal judul, terkesan pasaran? Maafkan saya, saya bingung mau menuliskan dengan judul apa, tapi saya rasa judul tersebut sudah sedikit mencakup tentang ide cerita.
Yang terakhir, mohon beri review, agar saya bisa mengoreksi kesalahan-kesalahan di chapter prolog ini... juga RnR fanfic saya yang lain ya. Arigatou gozaimasu :D
Sampai jumpa di chapter selanjutnya...
Ame Kuroyuki a.k.a Chousamori Aozora
