Time Hole

.
Fujimaki Tadatoshi is the rightful owner of Kuroko No Basuke
This story is owned by me
Rated: T
Genre: Mystery, Adventure

.
Enjoy It!

Chapter 1 : A New Day.

Di kediaman Kuroko…

Seseorang laki-laki yang bersurai baby blue tengah menghela nafas sambil membuka pintu rumahnya.

"Tadaima…" Ucap laki-laki bersurai baby blue itu yang bernama Kuroko Tetsuya

"Okaeri, Tetsuya." Ucap seorang laki-laki bersurai putih yang tengah melap sebuah piring.

"…Bagaimana harimu di sekolah?" Tanya laki-laki bersurai putih itu yang bernama Mayuzumi Chihiro.

"Biasa-biasa saja…" Ucap Kuroko sambil melepas sepatunya.

"Souka…Kalau begitu aku akan menyiapkan makan malam untukmu dan kau cepat mandilah!" Ucap Mayuzumi sambil pergi ke ruang dapur.

Kuroko hanya menggangukkan kepalanya dan diapun segera beranjak ke kamarnya yang ada dilantai dua.

Saat dia ingin membuka pintu kamarnya tiba-tiba tangannya merasa sakit.

"Ittai!" Ringis Kuroko.

Kuroko melihat kearah tangan kanannya yang penuh dengan goresan luka.

'Ukh…Cakaran Nigou benar-benar sangat menyakitkan…' Batin Kuroko.

Flashback: On.

"Nigou! Kumohon jangan meronta-ronta seperti itu! Aku hanya mau memandikanmu saja!" Ucap Kuroko yang tengah kesusahan memandikan Nigou.

Tetapi Nigou tetap saja meronta-ronta sambil menggongong.

Zratt!

"ITTAI!" Ringis Kuroko.

Dan terlihatlah di tangan Kuroko banyak darah yang keluar dari bekas goresan cakaran Nigou.

Flashback : Off.

Kuroko hanya menghela nafas saat dia mengingat kejadian itu lagi.

Setelah itu diapun membuka pintu kamarnya.

"Tadaima Nigou…" Ucap Kuroko.

"Auk!" Nigou menggongong kearah Kuroko.

"Nigou, kau masih marah padaku?"

"Auk!"

"Nigou…Waktu itu, aku hanya ingin memandikanmu saja, tau."

"…Kaing…"

'Hahh…Kurasa percuma saja aku berbicara pada anjing.' Batin Kuroko sambil menghela nafas lagi.

"Auk!" gonggong Nigou sambil melompat keatas tempat tidur Kuroko.

'Oh, ya… Sekarang aku harus mandi.' maka Kuroko pergi ke kamar mandi.

Skip time…

Kuroko tengah mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk dan dia sudah berganti baju tentunya.

"Tetsuya! Waktunya untuk makan malam!" Teriak Mayuzumi dari dapur.

"Ya! Aku segera datang, nii-san!" Teriak Kuroko balik sambil menaruh handuknya di tempatnya dan dia segera berjalan kearah ruang makan.

Sementara itu, Nigou yang tengah duduk dekat jendela *Hati-hati jatuh, nak* dia melihat sebuah bayangan seseorang yang berjalan kearah rumah Kuroko.

Nigou pun segera keluar dari ruangan kamar Kuroko dan mendekati bayangan tersebut (Note: Nigou keluar melalui jendela kamar Kuroko yang terbuka).

Kuroko POV.

Perkenalkan namaku Kuroko Tetsuya. Aku bersekolah di sekolah Teiko Junior High School. Aku berada dikelas 7B. Aku mempunyai seorang kakak namanya Mayuzumi Chihiro, walaupun dia bukan kakak kandungku tapi aku sangat menyayanginya. Dia yang selama ini yang bekerja untuk memenuhi kebutuhanku. Orang tua kami? Ayah kami sudah lama meninggal, sementara ibu dia telah menikah dengan pria lain dan meninggalkan kami. Jadi aku hanya tinggal dengan kakak dan dengan Nigou.

Selama ini kehidupan sehari-hariku sungguh begitu biasa sekali sampai-sampai aku berharap kalau sekali saja aku ingin merasakan sebuah kehidupan yang penuh misteri dan petualangan seperti di novel-novel yang selalu aku baca, tapi sepertinya Kami-sama tak pernah mengabulkan permintaanku yang satu ini ya, haha.

End Kuroko POV.

Di ruang makan keluarga Kuroko…

Disana Kuroko hanya terdiam sambil terus makan begitupun dengan Mayuzumi. Hening tapi Kuroko terlihat terbiasa saja dengan suasana seperti ini karena setiap hari selalu hening tak ada yang mau membuka pembicaraan.

"…Tetsuya!" Ucap Mayuzumi memecahkan keheningan.

"Eh!? Iya?" Ucap Kuroko kaget.

"Bisakah kau memberikanku kecap yang ada disebelahmu?" Tanya Mayuzumi.

"Tentu saja." Ucap Kuroko sambil mengambil kecap yang ada disebelahnya.

"Ini…" Ucap Kuroko lagi sambil memberikan kecap tersebut pada Mayuzumi.

"Ariga-Hey! Darimana kau mendapat goresan luka itu!? Apa seseorang menyerangmu!?" Ucap Mayuzumi kaget waktu melihat goresan luka ditangan kanan Kuroko.

"Eh? Oh…I-Ini…Nigou…Nigou yang mencakarku." Ucap Kuroko kaget karena melihat wajah kakaknya yang biasanya datar sekarang terlihat serius dan khawatir.

"Hanya itu saja? Jangan menakutiku seperti tadi." Ucap Mayuzumi kembali tenang.

'Hey, siapa yang tadi barusan menakutiku?' Batin Kuroko sweatdrop.

"Aku hanya ingin memandikan Nigou tetapi dia terus meronta-ronta dan akhirnya dia mencakarku…" Ucap Kuroko.

"Bukankah kau sudah tau kalau anjing itu tak suka dimandikan?" Tanya Mayuzumi sambil kembali memakan makanannya.

"Aku tau…Tapi dia sudah sangat kotor sekali jadi aku ingin membersihkannya." Ucap Kuroko sambil menghabiskan makanannya.

"Souka." Ucap Mayuzumi sambil membereskan piring kotor tersebut dan mencucinya.

"Ah, terima kasih atas makanannya." Ucap Kuroko sambil berjalan ke kamarnya dan hanya dibalas oleh anggukkan kakaknya.

Setelah Kuroko sudah sampai di kamarnya, dia terlihat kaget karena jendela kamarnya terbuka.

'Jendelanya terbuka lagi.' Batin Kuroko sambil mau menutup jendelanya.

Tapi sebelum Kuroko menutup jendelanya, dia mendengar suara Nigou.

"Nigou?"

"Auk!" gonggong Nigou sambil masuk ke kamarnya Kuroko.

"Nigou, kau pergi keluar dari jendela lagi? Kau bisa kotor kalau keluar lagi!" Ucap Kuroko sambil menutup jendela kamarnya.

"Auk…"

"Ah, jangan bilang kau masih marah sama aku?"

"Auk!"

"Baiklah, aku minta maaf. Aku tak akan memandikanmu lagi jadi tolong jangan marah lagi sama aku."

"…Auk.

'Huff…Syukurlah dia sudah tak marah lagi.'

Tok! Tok! Tok!

"Ah, masuk saja! Pintunya tak dikunci kok!" Ucap Kuroko.

Cklek! Blam!

"Nii-san…Ada apa?" Tanya Kuroko to the point.

"…Tetsuya apakah kau tidak sedang sibuk?" Tanya Mayuzumi.

"Tidak, kenapa?"

"Ikut denganku ada sesuatu yang harus kita bicarakan."

"Baiklah."

'Tumben sekali nii-san mau mengajakku berbicara…Apa ada sesuatu yang penting?' Batin Kuroko sambil mengikuti Mayuzumi dari belakang.

Di ruang tengah…

"Duduklah…" Ucap Mayuzumi sambil duduk di sofa.

"Eh? Iya." Ucap Kuroko sambil duduk di sofa yang berseberangan dengan sofa yang diduduki oleh Mayuzumi.

"Dengar… Besok kau akan berumur 13 tahun kan?" Tanya Mayuzumi.

"Eh? Kenapa kita malah membahas tentang ulang tahunku?"

"Ki-" Ucap Mayuzumi tapi terpotong oleh perkataan Kuroko.

"Oh! Aku mengerti! Nii-san tak tau harus memberikanku hadiah apa, kan?" Tanya Kuroko.

"Hadiah?" Tanya Mayuzumi.

"Eto, sebenarnya aku ingin-" Ucap Kuroko tapi terpotong oleh Mayuzumi.

"Kau mau jam tangan baru, kan?" Ucap Mayuzumi dengan tepat.

'Eh? Nii-san tau apa yang aku mau?' Batin Kuroko kaget.

"Memang benar itu yang aku inginkan…Mungkin itu akan sedikit mahal tapi besok adalah ulang tahunku!" Ucap Kuroko.

"Itu tak masalah kalau itu murah atau pun mahal tapi itu bukan yang ingin kubicarakan padamu." Ucap Mayuzumi.

"Eh? Aku tak mengerti apa maksud Nii-san." Ucap Kuroko sementara Mayuzumi menghela nafas.

"Sudahlah…Kurasa lain kali saja aku memberitahumu tentang soal ini, sekarang kau tidurlah… Besok kau harus sekolah, kan?" Ucap Mayuzumi sambil beranjak dari tempatnya.

"T-Tunggu dulu! Bukankah kita sedang membicarakan tentang hadiah ulang tahunku?" Tanya Kuroko sambil menahan lengan kakaknya.

"Tetsuya… Aku sedang membicarakan tentang kalau kau besok akan berumur 13 tahun." Ucap Mayuzumi.

"Hah?" Ucap Kuroko masih tak mengerti.

"Besok setelah pulang sekolah langsung pulang ke rumah, jangan pergi kemana-mana." Ucap Mayuzumi.

"Tentu saja… Tapi bagaimana dengan hadiah ulang tahunku?" Tanya Kuroko.

"Besok saja kita bicarakannya disaat kau berumur 13 tahun… Selamat tidur." Ucap Mayuzumi sambil beranjak ke kamarnya.

"… Lagi-lagi nii-san tak mendengarkanku." Gumam Kuroko sambil beranjak ke kamarnya.

Kuroko menghela nafas entah untuk yang keberapa kalinya. 'Kenapa nii-san tak pernah mau mendengar apa yang ingin kukatakan? Sudahlah… Sekarang aku harus tidur dulu.'

"Oyasumi Nigou." Ucap Kuroko sambil mematikan lampu kamarnya.

"Auk!"

Ctek!

Setelah Kuroko mematikan lampu ia segera berbaring di kasur empuknya itu.

'Sebenarnya apa maksud yang nii-san katakan, sih?' Batin Kuroko sambil menyelimuti dirinya.

Dan Kuroko pun teringat apa yang dikatakan oleh kakaknya tadi.

"Tetsuya… Aku sedang membicarakan tentang kalau kau besok akan berumur 13 tahun."

'Ya, terserahlah. Besok aku akan mencari tau tentang hal itu.'

Batin Kuroko sambil memejamkan matanya agar dia dapat tertidur.

Pukul 00.00 pagi…

"Ukh!"

Muka Kuroko terlihat sangat gelisah, banyak keringat dingin yang menetes dari pelipisnya, deru nafasnya begitu cepat dan jantungnya berpacu begitu cepat.

"N-Nii-san…" Ucap Kuroko yang terlihat masih tertidur.

Di mimpi Kuroko…

Terlihatlah Mayuzumi yang dikelilingi oleh api, tak ada seorang pun disana kecuali Mayuzumi.

Mayuzumi tengah celingak-celinguk untuk melihat apakah ada celah untuk dia lewati tapi sayang tidak ada. Api itu terus makin membesar, dan Mayuzumi sudah terjebak didalam api tersebut.

"Apa sampai disini sajakah?" Ucap Mayuzumi.

Dan diatas Mayuzumi tiba-tiba ada sebuah patahan kayu yang sangat besar yang akan jatuh mengenainya.

"NII-SAN!" Teriak Kuroko.

Dan tiba-tiba patahan kayu itu yang seharusnya jatuh mengenai Mayuzumi tiba-tiba berhenti bahkan api tersebut juga berhenti bergerak, sementara Mayuzumi masih dapat bergerak seolah-olah waktu dunia telah berhenti untuk menyelamatkan Mayuzumi.

Mayuzumi terlihat sangat kaget dengan kejadian ini. "A-Apa yang terjadi? Siapa yang melakukan ini semua?"

Dan Mayuzumi dapat melihat didepannya terdapat sebuah lubang yang sangat dalam. "Lubang? Apa ini…"

"Tetsuya! Apakah kau yang melakukan ini semua!?" Teriak Mayuzumi.

"NII-SAN!" Teriak Kuroko.

"Sepertinya ini adalah satu-satunya jalan keluar…" Ucap Mayuzumi sambil berjalan kearah lubang misterius itu dan dia bersamaan dengan lubang tersebut menghilang secara misterius.

"Tidak… Nii-san! T-Tunggu aku! Jangan tinggalkan aku sendirian! Tolong bawa aku bersamamu! Nii-san! KUMOHON JANGAN TINGGALKAN AKU!" Teriak Kuroko tapi sayangnya teriakkan itu tak didengar oleh Mayuzumi.

Lalu dengan ajaibnya waktu yang tadinya berhenti sekarang waktu tersebut sudah kembali berjalan seperti biasa lagi dan api itu mulai membesar lagi.

"TIDAAAK!" Teriak Kuroko.

Di dunia asli…

"TIDAAAK!" Teriak Kuroko seperti dimimpinya.

"Auk!"

"Eh?" Kuroko mulai membuka matanya perlahan-lahan dan dia melihat didepannya ada Nigou yang tengah menggogong kepadanya seolah-olah ingin membangunkan majikannya.

"Auk! Auk! Auk!"

Setelah kesadarannya sudah pulih, Kuroko memposisikan dirinya terduduk sambil memegang kepalanya. " M-Mimpi?"

"…Sungguh mimpi yang sangat buruk." Gumam Kuroko.

Dan dia dapat merasakan dirinya berkeringat. "Ah, aku mengeluarkan keringat…Aku perlu handuk."

Kuroko mulai bangkit berdiri dan berjalan untuk membuka pintu kamarnya. Waktu dia ingin membuka pintu kamarnya, dia melihat tangan kanannya.

Kuroko membelalakkan matanya. 'Are? Tanganku… Apa yang terjadi dengan lukanya? Bagaimana bisa lukanya menghilang? Sepertinya ada sesuatu yang aneh, begitu pun dengan ruangan ini…'

'Eh? Tunggu dulu… Dinding, lantai, dan jendela… Kenapa terlihat berbeda dari biasanya?…!'

Batin Kuroko melihat dinding, lantai dan jendela ruangannya sendiri.

"I-Ini… Ruangan yang berbeda!?" Ucap Kuroko kaget.

"Auk!"

"Ada apa Nigou?"

"Pulpen? Darimana kau mendapatnya?" Tanya Kuroko sambil mengambil pulpen yang diselipkan di kolar Nigou.

'Hm? Lubang? Apakah itu… Lubang yang sama kulihat di mimpiku!?' Batin Kuroko kaget setelah melihat lubang yang ada di dinding dekat rak bukunya.

Kuroko mulai mendekati lubang misterius itu. 'A-Apa yang harus kulakukan? Oh! Tunggu… Bagaimana kalau aku menyentuhnya dengan pen ini? Kurasa tak ada salahnya kan kalau aku mencoba?' Batin Kuroko sambil melihat lubang dan pen yang tadi dia dapatkan secara bergantian.

Kuroko pun mencoba menyentuh lubang misterius itu dengan pen yang tadi dia dapatkan dan waktu pen tersebut bersentuhan dengan lubang misterius itu tiba-tiba keluar cahaya dari lubang misterius itu.

"Uwaa!" Ucap Kuroko sambil memejamkan matanya karena silau.

Dan tiba-tiba Kuroko melihat sebuah ruangan yang kebakaran seperti yang tadi dia mimpikan, lalu ia melihat seseorang bersurai merah yang sedang duduk dan lagi makan roti, lalu ia juga melihat tempat pembuangan sampah, dan itu semua ia lihat hanya sekilas saja seperti cahaya.

"Barusan tadi itu apa!? Dan lubang yang tadi… Menghilang!?" Ucap Kuroko kaget.

"Apa yang terjadi Kuroko?" Teriak seseorang dari luar kamar Kuroko.

"S-Siapa?" Ucap Kuroko.

Cklek! Blam!

"Hah? Kau bilang siapa? Tentu saja aku, tak ada seorang pun selain aku disini." Ucap seorang laki-laki bersurai merah dan mempunyai alis bercabang.

"Eh? K-Kau siapa?" Ucap Kuroko bingung.

"Hah? Oi, masa kau lupa dengan teman kamar sebelahmu ini?" Tanya laki-laki bersurai merah itu.

"Hah? Teman? Kamar sebelah? Eh?" Ucap Kuroko tambah bingung.

"Oi, Kau amnesia ya? Ini temanmu Kagami Taiga! Teman kamar sebelahmu!" Ucap laki-laki bersurai merah itu yang bernama Kagami Taiga.

"K-Kagami Taiga? Apa maksudmu dengan teman kamar sebelahku? Memang nii-san memperbolehkanmu untuk tinggal disini?" Tanya Kuroko sambil mengerutkan alisnya.

"Hah? Kau masih setengah sadar? Dan apa-apaan dengan keringatmu itu?" Ucap Kagami.

Kuroko hanya terdiam sambil memandang Kagami dengan bingung.

"Sarapanmu sudah jadi, tapi mandilah dulu…Oh ya! Yang lain sudah pergi duluan meninggalkanmu karena kau lama." Ucap Kagami.

"Eto, apa yang terjadi dengan nii-san…Um, K-Kagami-kun?" Tanya Kuroko.

"Ha! Aku tau kau pasti masih tertidurkan?" Tebak Kagami.

"Eh? Tidak aku-" Ucap Kuroko yang terpotong oleh Kagami.

"Kau pikir aku tau keberadaan dan dimana kakakmu itu sekarang? Setelah 8 tahun lamanya dia menghilang." Ucap Kagami.

"Apa? Oh…Err…Benarkah?" Ucap Kuroko ragu-ragu.

"Tentu saja! Kau sendiri yang menceritakan padaku, waktu aku mulai tinggal di apartemen ini." Ucap Kagami.

"Eh? Apartemen?" Gumam Kuroko.

'Jadi setelah Nii-san menghilang secara misterius, rumahku berubah menjadi apartemen dan aku tinggal bersama Kagami-kun? Dan katanya Kagami-kun, aku yang menceritakan kalau Nii-san sudah menghilang 8 tahun lamanya… Tapi kenapa aku tak mengingatnya? Apa yang terjadi?' Batin Kuroko.

"Ayolah, kau tidak boleh selamanya melamun terus! Apakah aku harus menamparmu agar kau tersadar kembali?" Ucap Kagami.

"Oh! Aku mengingatnya! Waktu aku masih berumur 5 tahun, nii-san…" Ucap Kuroko mengingat sesuatu.

"Hahh… Sudahlah aku makan sarapannya sendiri saja." Ucap Kagami sambil menghela nafas dan keluar dari kamar Kuroko.

Sekarang hanya tinggal Kuroko dan Nigou di kamar tersebut dan Kuroko masih tetap setia berdiri disana layaknya patung.

'…Iya, benar… Nii-san telah menghilang 8 tahun yang lalu, setelah itu akhirnya aku disuruh oleh nenek untuk pindah ke apartemen ini dan tinggal disini, lalu Kagami-kun bersama yang lain tinggal disini juga… Jadi selama ini hidup bersama dengan nii-san itu hanyalah sebuah mimpi?' Batin Kuroko.

"Auk." Gonggong Nigou untuk menyadarkan lamunan sang majikannya itu.

'Sepertinya Nigou tak banyak berubah ya.' Batin Kuroko sambil mengelus Nigou.

Setelah Kuroko mengelus Nigou, Kuroko membuka pintu kamarnya dan dia melihat ada banyak pintu ruangan yang mempunyai nomornya masing-masing, dan Kuroko menutup pintunya dan dia melihat nomor kamarnya 212 dan dipintu itu juga ada papan namanya lalu Kuroko melihat disebelah kiri pintu kamarnya, ada kamarnya Kagami yang terbukti dari tulisan papan namanya dan nomor kamarnya 210.

'Ternyata benar… Kagami-kun tinggal disebelah kamarku.' Batin Kuroko sambil kembali berjalan mengarah ke ruang makan bersama (Note: Ini adalah ruangan dimana Kuroko dan teman-temannya biasa makan bersama dan biasanya Kagami, Murasakibara, dan Mitobe yang memasakkan makanan untuk teman-temannya) yang ada dilantai dasar.

Saat Kuroko sudah tiba di ruang makan bersama, ia dapat mencium aroma kopi dan teh yang menguar dari ruangan tersebut.

'Wangi kopi dan teh… Tapi kenapa aku merasa seperti setiap hari aku mencium aroma ini?' Batin Kuroko sambil measuring ruangan tersebut.

"Hey, sekarang kau sudah bangun?" Tanya Kagami sambil memakan roti bakarnya.

"Iya." Ucap Kuroko sambil duduk di kursi yang berseberangan dengan kursi yang diduduki Kagami.

"Oi, aku berangkat lebih dulu ya! Kau juga sebaiknya cepetan karena nanti kau terlambat! Ah, dan jangan lupa untuk mencuci piringnya ya!" Ucap Kagami yang dengan kecepatan kilat mencuci piring dan gelas yang habis dia gunakan dan segera berangkat ke sekolah.

"I-Iya…" Ucap Kuroko yang sedikit takjub dengan kecepatan Kagami itu.

Setelah Kagami sudah tak terlihat lagi, Kuroko segera menghabiskan roti bakarnya dan tehnya.

'Sebenarnya yang mana dunia mimpi dan yang mana dunia yang sesungguhnya?' Batin Kuroko sambil kembali ke kamarnya untuk mandi (Note: Di setiap kamar penghuni apartemen tersebut ada ruang tidur, kamar mandi, dan ruang tamu).

Skip Time…

Kuroko sudah selesai mandi dan dia sekarang sedang memakai baju seragam sekolahnya, disaat ia tengah merapikan dasinya ia melihat pen misterius itu yang tergeletak di meja belajarnya.

Kuroko segera mengambil pen itu. 'Apa aku perlu bawa ini pen juga? Tapi tak ada salahnya kan membawanya?'

Setelah itu Kuroko segera memasukkan pen itu kedalam tas nya.

"Ittekimasu Nigou." Ucap Kuroko sambil membuka pintu kamarnya.

"Auk!"

Blam!

Kuroko sekarang sedang tengah berjalan mengarah ke sekolah Teiko, ditengah jalan ia kembali teringat dengan yang tadi ia lihat waktu menyentuhkan pen misterius itu dengan lubang misterus itu.

'Tadi aku sempat melihat ruangan yang kebakaran seperti dimimpiku tapi kenapa sekarang aku tak memimpikannya? Kalau seseorang yang bersurai merah yang sedang duduk dan lagi makan roti itu pasti Kagami-kun dan pemandangan itu seperti sudah biasa aku lihat setiap hari, lalu tempat pembuangan sampah itu entah kenapa aku merasa familiar dengan pemandangan itu tapi kenapa aku tak mengingatnya?' Batin Kuroko bertanya-tanya.

Dan setelah itu Kuroko sudah sampai disekolah waktu bel berbunyi tanda masuk.

'Ah, syukurlah aku datang tepat waktu.' Batin Kuroko sambil berjalan mengarah ke kelasnya.

Dan setelah Kuroko sudah sampai di kelasnya, ia segera duduk di dekat pojok belakang dekat jendela dan tak lama guru yang mengajar jam pelajaran pertama di kelas Kuroko datang.

Skip Time…

Jam pelajaran sudah habis dan ini adalah waktunya untuk pulang, Kuroko yang kini sedang berjalan keluar dari gerbang sekolah hanya menghela nafas.

'Hahhh… Banyak pikiran yang terus mengganjal di otakku sehingga aku tak bisa berkonsentrasi terhadap pelajaran tadi.' Batin Kuroko.

'Hm? Siapa mereka? Mereka sungguh berisik sekali.' Batin Kuroko sambil melirik kearah dua orang murid lelaki yang sepertinya kakak kelasnya.

"Hah? Kau serius? Coba kulihat!" Ucap murid lelaki tersebut sebut saja A.

"Aku benar-benar serius! Aku menemukannya waktu aku sedang piket untuk membuang sampah, bagaimana? aku sungguh beruntung, kan?" Ucap murid lelaki tersebut sebut saja B.

"Hei! Bolehkah aku memiliki setengahnya?" Ucap murid lelaki A.

"Hah? Apa yang akan kau lakukan dengan setengah jam tangan?" Ucap murid lelaki B.

"EH!? Jadi itu jam tangan? Ah, aku kira itu adalah uang…" Ucap murid lelaki A.

'Jam tangan, eh? Aku memang ingin jam tangan tapi sekarang tak akan bisaku dapatkan karena nii-san sudah tak ada…' Batin Kuroko setelah mendengar percakapan dua kakak kelasnya itu.

"TETSU-KUN!" Teriak seseorang.

"Eh, aku?" Tanya Kuroko sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Siapa lagi? Tentu saja itu kau Tetsu-kun! Nah, Riko-san! Ayo katakan!" Ucap seorang perempuan bersurai merah muda yang bernama Momoi Satsuki.

"Ok! Selamat ulang tahun Kuroko-kun!" Ucap perempuan yang bersurai coklat yang bernama Aida Riko.

"Eto, aku tau Momoi-san adalah teman masa kecilnya Aomine-kun, tapi kau siapa?" Tanya Kuroko.

"Eh!? Oh, maaf. Aku Riko, Aida Riko… Aku temannya Momoi-san." Ucap Riko kaget karena Kuroko tak mengenalnya.

"Riko-san, eh? Arigatou untuk ucapan selamat ulang tahunmu." Ucap Kuroko tersenyum tipis.

"Ah! Tunggu dulu Tetsu-kun! Hadiahmu!" Ucap Momoi.

"Eh? Hadiahku?" Ucap Kuroko.

"Riko-san! Kau tadi menyimpan hadiahnya, kan? Ayo keluarkan!" Ucap Momoi.

"Oh, benar juga! Eto… Ah! Ini dia! Ini untukmu Kuroko-kun!" Ucap Riko sambil memberikan Kuroko sebuah jam weker berbentuk anjing.

"Ini adalah hadiah hasil dari uang kami berdua, jadi kuharap Tetsu-kun menyukainya." Ucap Momoi.

"Um, Arigatou." Ucap Kuroko sambil menerima jam weker itu.

"Aku dan Riko-san mendengar kalau kau suka jam jadi kami membelikanmu itu! Dan kalau kau tak menyukainya, kau boleh membuangnya atau apa…" Ucap Momoi.

"Hah? APA? Momoi-san jangan bilang seperti itu!" Ucap Riko kaget mendengar itu.

"Yo, Tetsu!" Panggil seorang laki-laki berkulit dim yang bernama Aomine Daiki.

"Gawat! Itu Dai-chan! Err… Tetsu-kun, aku harus pergi dulu ya! Jaa!" Ucap Momoi sambil berlari.

"Eh! Matte Momoi-san! Um, jaa Kuroko-kun!" Ucap Riko sambil menyusul Momoi.

Setelah Momoi dan Riko pergi Aomine dan teman-temannya mendekati Kuroko.

"Hm? Ada apa dengan mereka berdua? Bisik-bisik sendiri…" Ucap Aomine.

"Mereka memberikanku hadiah ulang tahun." Ucap Kuroko.

"Siapa? Satsuki? Gah! Buang saja hadiah itu!" Ucap Aomine.

"Kenapa? Dia kan sudah bersusah payah membelikan hadiah buatku." Ucap Kuroko.

'Jam untuk hadiah ulang tahunku… Seperti apa yang kuminta dari nii-san kemarin.' Batin Kuroko.

"Ada apa Kuroko-chi? Kau diam saja kaya lagi melamun saja, oh! Jangan-jangan kau senang dengan hadiah yang kau dapatkan dari Momoi-chi dan Riko-chi, tsu?" Ucap seorang lelaki yang bersurai blonde yang bernama Kise Ryouta.

'Oh, ya… Aku harus bertanya kepada mereka siapa tau aku bisa mendapatkan informasi dari mereka.' Batin Kuroko.

"Minna-san, apakah kalian tau tentang nii-san ku? Apa saja yang kalian ketahui… Tolong beritahu padaku." Ucap Kuroko.

"Hm? Kenapa kau tiba-tiba mengganti topik pembicaraannya, Tetsu?" Tanya Aomine.

"Kau tidak seperti biasanya, Kuro-chin~" Ucap lelaki bersurai ungu yang bernama Murasakibara sambil memakan maiubo kesayangannya.

"Aha! Aku tau, tsu! Pasti kau tak mau membicarakan tentang hadiah ulang tahunmu, kan? Tsu." Tebak Kise.

"Benar, kita semua bisa membaca pikiranmu seperti membaca buku walaupun kau menutupinya dengan wajah datar mu itu, nanodayo." Ucap lelaki yang bersurai hijau yang bernama Midorima Shintarou sambil mengelus-elus boneka kelincinya yang katanya benda lucky item nya hari ini.

"Bukan, bukan itu yang kumaksud…" Ucap Kuroko.

'Memang sih, membicarakan tentang hadiahku ini agak sedikit memalukan… Tapi aku ingin tau apa yang orang lain tau tentang nii-san.' Batin Kuroko.

"Jadi, apakah kalian tau sesuatu tentang nii-san ku?" Tanya Kuroko.

"Hm… Kakakmu, ya? Kalau tidak salah… Kakakmu itu tak banyak bicara juga cara bicaranya juga sangat dingin tapi walaupun begitu dia sangat baik." Ucap Aomine.

"Umm, bukannya kau bilang kakakmu itu menghilang secara misterius dan sampai sekarang belum juga ditemukan oleh polisi, tsu?" Ucap Kise.

"Kalau tidak salah kakakmu waktu itu pernah memberikan kita permen, waktu umur kita masih lima tahun." Ucap Murasakibara.

"Aku tidak begitu yakin tentang hal ini tapi… Aku mendengar kalau kakakmu menghilang setelah 8 tahun yang lalu, nanodayo…" Ucap Midorima.

"Yeah, kurasa bisa mendapat gambaran dari informasi kalian… Arigatou, minna-san." Ucap Kuroko.

'Seperti yang dikatakan oleh Kagami-kun…' Batin Kuroko.

"Ada apa Tetsu? Kau baik-baik saja, kan?" Tanya Aomine.

"Hei, kalau kau sakit, sebaiknya kita cepat pulang ke apartemen kalau tidak kau akan Bertambah sakit, nanodayo." Ucap Midorima.

"Kuro-chin~ Daijobu?" Tanya Murasakibara.

"Huwaa! Kuroko-chi! Kalau kau sakit ayo kita ke rumah sakit, tsu!" Ucap Kise panik sambil menarik-narik lengan kanan Kuroko.

"Aku tidak apa-apa kok, jadi kalian semua tak perlu khawatir dan maaf kalau aku sudah menanyakan hal-hal yang aneh pada kalian." Ucap Kuroko.

'Kurasa semua akan selesai setelah pulang.' Batin Kuroko.

"Yosh! Kalau begitu ayo kita pulang sama-sama!" Ucap Aomine.

"Eh! Matte! Kemana Kagami-chi dan Himuro-chi? Apa mereka berdua tidak pulang sama kita, tsu?" Tanya Kise.

"Oh, katanya Muro-chin kita pulang saja duluan karena Muro-chin harus mengerjakan tugas kelompok bersama Kaga-chin dan teman sekelompoknya jadi mereka berdua pulangnya akan terlambat." Ucap Murasakibara panjang lebar.

"Souka, kalau gitu kita langsung pulang saja, tsu!" Ucap Kise sementara yang lain hanya menggangguk.

Di perjalanan menunju apartemen…

"Ne, bagaimana nanti malam kita main psp di kamar Aomine-chi?" Tanya Kise.

"Hekh!? Kenapa dikamarku!?" Tanya Aomine.

"Habisnya minggu lalu, waktu kita bermain dikamarnya Kagami-chi kau kan yang kalah dalam main psp nya jadi kamarmu yang jadi tempat main kita berikutnya, tsu." Ucap Kise.

"A-Aku sudah lupa…" Ucap Aomine.

"Aku tak ikut karena besok ada ulangan sejarah lebih baik kau juga belajar Kise dan Aomine, nilai ulangan kemarin kan kalian yang paling rendah, nanodayo?" Tanya Midorima.

"I-Iya…" Ucap Kise dan Aomine bersamaan.

"Aku juga harus belajar…" Ucap Kuroko.

"Kalau gitu aku harus belajar sama Muro-chin~" Ucap Murasakibara.

Skip Time…

Sesampai di apartemen…

"TADAIMA, TSU!" Teriak Kise.

"Kise! Jangan teriak-teriak dekat telingaku, baka!" Ucap Aomine sambil menggorek-gorek telinga kanannya.

"Benar! Kau mengganggu penghuni di apartemen ini tau! Nanodayo." Ucap Midorima sambil menaikkan megane nya.

"Kise-chin~ Kau sangat berisik~" Ucap Murasakibara sambil melahap satu bungkus snack keripik kentang.

"Kise-kun, ini adalah apartemen bukan rumahmu, jadi diamlah…" Ucap Kuroko masih dengan wajah datar.

"Huwwaa! Hidoi, tsu!" Rengek Kise.

"Oi! Diam!" Teriak seseorang dari ruang nomor 102.

"Sumimasen, Hyuuga-senpai." Ucap Kuroko meminta maaf didepan pintu ruang 102 yang ada papan nama Hyuuga Jumpei.

"Hahh… Lihat, gara-gara kau kita jadi dimarahi oleh senpai kita, nanodayo." Ucap Midorima menghela nafas.

"Kise baka."

"Kise-chin baka."

"Hidoi! Aomine-chi dan Murasakibara-chi kenapa kalian mengatakan aku baka, tsu!?"

"Karena kau itu memang baka, nanodayo."

"Huwee! Kalian jahat! Kuroko-chi tolong aku, tsu!" Ucap Kise sambil memohon pada Kuroko.

"Sumimasen Kise-kun tapi kau urus masalahmu sendiri ya… Aku ingin balik ke kamar dulu." Ucap Kuroko sambil melangkahkan kakinya ke tangga menuju lantai dua.

"MATTE KUROKO-CHI!" Teriak Kise tapi Kuroko mengacuhkannya.

"Kalian! Sudah kubilang diam tapi gak nurut! Dasar kouhai-kouhai yang nakal! Sini aku beri hukuman pada kalian!"

"Huwaa! Hyuuga-senpai marah kaya monster, tsu!"

"SIAPA YANG KAU MAKSUD MONSTER, HAH!?"

"Baka Kise! Kau membuatnya marah, nanodayo!"

"Ne, apa yang harus kita lakukan sekarang~?"

"Um… Yang harus kita lakukan adalah… KABUR!"

"EH!? MATTE AOMINE-CHI JANGAN KABUR SENDIRIAN, TSU!"

"HUWAAA!"

"KALIAN JANGAN KABUR!"

Sementara itu Kuroko yang sudah sampai dilantai dua, dia dapat melihat dari tangga Aomine, Kise, Midorima, dan Murasakibara sedang dikejar-kejar oleh Hyuuga-senpai yang terlihat marah sekali.

Kuroko hanya tersenyum kecil saja melihat tingkah laku temannya yang agak absurd. 'Minna… Masih tetap bertingkah seperti biasanya.' Setelah itu Kuroko kembali ke ruangannya.

"Tadaima, Nigou."

"Auk!"

Kuroko hanya tersenyum melihat Nigou dan tiba-tiba ia teringat dengan hadiah yang diberikan oleh Momoi dan Riko.

"Oh, jamnya."

Kuroko mengeluarkan jam weker itu dari tasnya dan menaruh dimeja belajarnya.

'Jam ini terlihat begitu bagus, tapi kenapa nii-san tak mengatakan sesuatu pada hari ini, di hari ulang tahunku?'

"Besok saja kita bicarakannya disaat kau berumur 13 tahun… Selamat tidur."

Kuroko kembali menggingat apa yang dibicarakan oleh kakaknya lagi.

'Aku rindu nii-san…' Batin Kuroko sedih.

"Auk…"

"Eh? Ada apa Nigou? Are?"

'Hm? Ada kertas yang diselipkan dikolarnya… Mungkin itu juga ikut diselipkan dengan pen yang tadi pagi.'

Kuroko segera mengambil kertas yang diselipkan dikolar Nigou dan membacanya.

"Time Pen adalah pen yang telah diwariskan oleh kakek moyang keluarga Kuroko" Ucap Kuroko sambil membaca isi kertas itu.

'Time Pen? Apakah yang dimaksudnya pen yang tadi pagi aku temukan?'

"Pen itu akan bersinar disaat kondisi masih penuh lalu kau bisa membuka lubang di waktu yang tertentu. Kau akan belajar sisanya di sekolah Teiko Junior High School di dekat tempat pembuangan sampahnya. Kau sudah harus ada disana pada pukul 7 malam, tanggal 31, bulan Januari, tahun 20xx" Ucap Kuroko sambil membaca isi kertas itu lagi.

'Jam 7 malam? Kenapa harus tiba-tiba begini?' Batin Kuroko.

Kuroko melihat kearah jam weker yang diberi Momoi dan Riko, dan sekarang masih jam 6 malam.

'Sekarang jam 6 malam, berarti aku masih punya 1 jam untuk menunggu.' Batin Kuroko.

Kuroko keluar dari ruangannya dan dia melihat Kagami sudah balik.

"Kagami-kun? Kau sudah pulang?" Tanya Kuroko.

"Tentu saja, dan kau mau kemana?" Tanya balik Kagami.

"Aku ingin ke ruang makan… Aku lapar dan Nigou juga terlihat lapar."

"… Kalau gitu aku ikut kau ke ruang makan." Ucap Kagami dan Kuroko hanya menggangguk.

Di ruang makan…

"Are? Kaga-chin kau sudah pulang?" Tanya Murasakibara sambil memasak.

"Ya, sini biar aku bantu." Ucap Kagami ikut membantu Murasakibara dan Mitobe memasak makanan.

"Mou! Masa Kagami-kun boleh ikut menbantu tapi aku tak boleh, sih?" Ucap Momoi sambil menggembungkan pipinya.

'Karena kalau kau yang memasak maka kami akan mati!' Batin semuanya.

"Oh, ya dimana Himuro-kun?" Tanya Kuroko sambil duduk di kursi biasanya.

"Eto… Ah! Itu dia orangnya!" Ucap Momoi.

"Are? Ada apa memanggilku? Dan apa yang terjadi dengan kepala kalian? Kok benjol begitu?" Tanya seorang laki-laki yang bersurai hitam dan poninya menutupi mata sebelah kanannya yang bernama Himuro Tatsuya.

"Dijitak oleh monster…" Ucap Aomine.

"SUDAH KUBILANG JANGAN PANGGIL AKU MONSTER!" Teriak Hyuuga marah.

"Maa…Maa… Hyuuga tenangkan dirimu, kau jangan marah-marah pada kouhai kita." Ucap laki-laki bersurai coklat yang bernama Kiyoshi Teppei.

"GYAHAHAHAHA! SHIN-CHAN KAU TERLIHAT LUCU SEKALI DENGAN BENJOLAN ITU! Ini harus diabadikan!" Ucap seorang laki-laki bersurai hitam yang poninya terbelah yang bernama Takao Kazunari sambil memfoto Midorima dengan hp nya.

"URUSAI BAKAO! DAN JANGAN MEMFOTO YANG TIDAK-TIDAK! CEPAT HAPUS! NANODAYO!" Teriak Midorima sambil berusaha mengambil hp milik Takao.

"Hiks… Kasamatsu-senpai…Hiks…Hiks… Aku dibully oleh Hyuuga-senpai…Hiks…Tolong aku, tsu…" Ucap Kise sambil memberi tatapan puppy eyes no jutsu pada Kasamatsu.

"Urusai!" Teriak seorang laki-laki bersurai hitam jabrik bernama Kasamatsu Yukio sambil menendang Kise sampai Kise terjungkil balik.

"Huwaa! Hidoi na senpai!" Teriak Kise.

'Semua bertingkah seperti biasanya dan tak berubah ya.' Batin Kuroko.

"Oi, makanannya sudah jadi, nih!" Teriak Kagami.

Dan semua mulai berhenti berisik dan mulai mengambil peralatan makanan.

Setelah semua makanan sudah disediakan semua bersama-sama mengucapkan "Itadakimasu!" dan mulai memakan makanan mereka masing-masing.

"Shin-chan~ Suapin aku~" Ucap Takao manja.

"MAKANLAH SENDIRI, NANODAYO!" Teriak Midorima.

"Kali ini aku tak akan kalah cepat makan denganmu Bakagami!" Teriak Aomine.

"Cih! Coba saja kalau kau bisa Ahomine!" Teriak Kagami.

"DAI-CHAN ITU SENDOK PUNYAKU!" Teriak Momoi.

"Hah? Aku pinjam!" Ucap Aomine.

"Kasamatsu-senpai! Aku tak mau sayur ini… Jadi untuk senpai saja ya, tsu~" Ucap Kise.

"Tidak! Pokoknya makan sayur itu sendiri!" Ucap Kasamatsu.

"Eh? Hidoi, tsu!" Ucap Kise.

"Atsushi! Jangan campur sup nya dengan snackmu." Ucap Himuro.

"Eh? Tapi rasanya begitu enak kalau snack ini dicampur dengan sup~" Ucap Murasakibara.

"Aku tak mengerti seleramu Atsushi…" Ucap Himuro sweatdrop.

"Anu, aku sudah selesai makannya." Ucap Kuroko.

"Eh?" Ucap semuanya.

"C-Cepat sekali…" Ucap seorang laki-laki bersurai hitam yang bernama Izuki Shun sementara yang hanya memandang Kuroko cengo.

Kuroko hanya terdiam sambil berjalan ke wastafel dan mencuci piring dan gelas yang tadi dia gunakan dan mengambil makanan anjing dan piring yang bertuliskan Nigou yang disimpan dilemari makanan.

Setelah itu Kuroko naik keatas lantai dua dan masuk ke ruangannya.

"Ini makan malammu Nigou." Ucap Kuroko sambil menuangkan isi makanan anjing itu kedalam piring khusus untuk Nigou.

"Auk!" Nigou menggoyangkan ekornya dengan cepat sambil melahap makanan itu.

Kuroko hanya tersenyum tipis melihat Nigou lagi makan, setelah itu dia melihat jam weker itu, dan sekarang sudah pukul 6 lewat 49 menit .

"Ah, sudah jam segini… Aku harus berangkat."

"Auk!"

Kuroko segera membuka tas nya dan mengambil Time Pen itu dan memandang pen itu sebentar sebelum dia memasukkan kedalam saku celananya.

Setelah itu, Kuroko membuka pintu ruangannya dan dia segera menuruni tangga dan berbelok ke kanan dan akhirnya dia sampai di pintu keluar apartemen.

Saat Kuroko ingin membuka pintu itu, tiba-tiba ada seseorang memanggilnya dari belakang.

"Kau mau kemana, nanodayo?" Tanya seseorang yang ada dibelakang Kuroko.

"Midorima-kun?" Ucap Kuroko sambil berbalik ke belakang.

"Kau berada di dekat pintu pasti kau ingin pergi ke suatu tempat, kan?" Tanya Midorima.

"Eto, aku hanya ingin mencari udara segar… Karena aku terus belajar." Ucap Kuroko bohong.

"…" Midorima hanya melihat Kuroko dengan pandangan ragu-ragu untuk percaya dengan Kuroko.

'Mana mungkin aku bilang akan pergi ke tempat pembuangan sampah di sekolah karena aku ingin memastikan apa yang dikatakan surat itu…' Batin Kuroko.

"Baiklah tapi jangan terlalu lama karena di luar sana sangat dingin t-tapi bu-bukan berarti aku memperdulikanmu! H-Hanya saja, kami akan repot kalau kau sakit, nanodayo." Ucap Midorima sambil menaikkan megane nya.

"Aku mengerti… Arigatou Midorima-kun." Ucap Kuroko sambil berbalik kearah pintu sambil tersenyum tipis tapi sayang Midorima tak melihatnya.

"Ah, ya… Ngomong-ngomong hari ini kau bertindak seperti tidak biasanya… Ada apa? Apakah terjadi sesuatu?" Tanya Midorima.

"Eh? Aku… Tidak apa-apa… Kau tak perlu memikirkannya." Ucap Kuroko sambil membuka pintu apartemen itu.

Cklek! Blam!

Midorima hanya menatap pintu apartemen itu dengan pandangan serius.'Sepertinya ada sesuatu yang salah, nanodayo…'

"Shin-chan~ Apa yang kau lakukan disana?" Tanya Takao.

"Tidak apa-apa, nanodayo." Ucap Midorima sambil berjalan kembali ke kamarnya.

"Hah?" Ucap Takao bingung.

Sementara Kuroko, dia masih terus berjalan mengarah ke sekolah Teiko Junior High School.

Akhirnya Kuroko tiba di sekolahnya dan dia mulai memanjat pagar sekolahnya.

"Hup!" Ucap Kuroko setelah sudah berhasil memanjat pagar sekolahnya itu dan dia segera pergi mengarah tempat pembuangan sampah di sekolahnya.

"Akhirnya aku sampai disini." Ucap Kuroko sambil memandang tempat pembuangan sampah itu yang jelas sampahnya sudah tak ada.

'Eh? Tunggu dulu… Tempat ini… Pernah aku lihat sekilas tadi pagi… Dan tempat ini adalah tempat yang ditujukan oleh surat itu… Berarti akan terjadi sesuatu pada pukul 7 tepat malam ini dan sekarang sudah jam 6 lewat 59 menit berarti tinggal 1 menit lagi!' Batin Kuroko sambil melihat jam dari hp nya.

Kuroko melihat jam hp nya lagi dan dia melihat detik jam hp nya.'Tinggal 55 detik lagi! 56... 57... 58... 59.…60! Nah, apa yang akan terjadi!?'

"Eh?"

Kuroko melihat saku celananya bersinar."Pen… Pen nya bersinar apakah berarti… Aku bisa menggunakannya untuk… membuka lubang?" Tanya Kuroko sambil memegang pen itu.

'T-Tapi bagaimana caranya? Apakah aku harus menggambar lingkaran atau sesuatu?' Batin Kuroko bertanya-tanya.

Dan Kuroko pun mencoba menggambar sebuah lingkaran yang besar dan tiba lingkaran tersebut membentuk sebuah lubang dan menampilkan pemandangan pembuangan sampah itu waktu siang hari tadi.

"Lubang ini terlihat begitu dalam…Hm? Apa itu?" Tanya Kuroko sambil melihat tumpukan sampah di lubang itu ada benda seperti tas kecil berwarna biru muda.

Kuroko mengambil tas kecil berwarna biru muda yang ada di lubang itu, dan setelah ia berhasil mengambilnya dia membuka tas itu dan disana terdapat sebuah amplop.

"Ada surat lagi… Baiklah kali ini isinya apa?" Ucap Kuroko sambil membuka amplop itu.

"Lubang ini dapat menampilkan pemandangan yang terjadi masa lalu, dan lubang itu harus segera ditutup kalau tidak waktu tak akan berjalan lagi, waktu penggunaan pen ini hanya di waktu yang sangat diperlukan saja, setelah kau sudah handal dalam menggunakan pen ini, maka selamatkanlah aku. P.S tas ini untukmu, di memori waktu kau pertama kali membuka lubang ini. - Mayuzumi Chihiro." Ucap Kuroko sambil membaca surat itu.

"… Nii-san!?" Ucap Kuroko kaget setelah membaca surat itu.

Setelah itu Kuroko melihat kearah tas kecil berwarna biru muda itu lagi dan didalam ada jam tangan yang terlihat cukup mahal.

"Eh? I-Ini jam tangan… Yang kuinginkan kemarin… Jadi kemarin itu Bukanlah sebuah mimpi! Oh! Aku harus menutup lubangnya atau tidak waktu tak akan berjalan lagi!" Ucap Kuroko.

"T-Tapi bagaimana cara untuk menutup lubang ini? Oh! Apakah aku harus menekan tombol yang ada diujung sini?" Ucap Kuroko sambil menekan tombol yang ada diujung pen itu dan tiba-tiba lubang tersebut menghilang dan waktu sudah kembali seperti biasa.

"Jadi begini cara menutup lubangnya… Eh? Apa yang…?!" Ucap Kuroko kaget.

Kuroko melihat dirinya sedang berjalan dan dibelakangnya ada 2 dua kakak kelasnya yang tadi menemukan jam tangan yang seharusnya jadi miliknya dan itu hanya sekilas.

"A-Apa yang tadi barusan? Tadi aku melihat itu sekilas" Ucap Kuroko.

Dan tiba-tiba Kuroko bersin-bersin.'Kalau aku terus barada disini, aku bisa kena demam sebaiknya aku pulang dulu dan memikirkan apa yang hari ini terjadi.'

Dan Kuroko segera kembali ke apartemennya dan dia segera masuk ke kamarnya.

Cklek! Blam!

"Auk!" Gonggong Nigou menyambut kedatangan majikannya.

"Nigou… Apakah kau masih ingat waktu aku mencoba memandikanmu? Dan kau memberikanku cakaran." Ucap Kuroko.

"Auk…"

"Aku mengingatnya… Dan itu hanya kemarin."

"Auuuukkk…"

"Tapi apa yang terjadi setelah kemarin? Kenapa rasanya hari kemarin telah menghilang? Dunia dimana aku hidup bersama nii-san…! Aku tau itu bukan mimpi! Pasti itu bukan!" Ucap Kuroko.

Setelah itu Kuroko mengambil pen yang tadi dia simpan di saku celananya dan menatap tajam pen itu.

"Aku akan menyelamatkan nii-san dengan pen gila ini!" Ucap Kuroko sambil memegang erat pen itu.

TBC

Author's Note: Yey! Princess ada disini dengan cerita barunya! Disini masih belum ada Akashi nya jadi mungkin di chapter depan baru ada Akashi nya. Dan story ini terinspirasi dari sebuah game. Yosh! Tak perlu banyak bacot lagi, langsung saja kata terakhirnya.

Mind to review?