Mengejar Cinta Sehun

Pair : KaiHun, HanHun, KrisHun, Chanhun

Chapter 1 by : Rilakkumahun

.

.

Appetizer Fiction. KaiHun Part,

.

.

.Sehun itu baik hati. Dulu sewaktu masih duduk dibangku sekolah menengah pertama teman-temannya sering sekali memanfaatkannya untuk membawakan tumpukan tugas ke ruangan seonsaengnim. Tidak hanya sekali atau dua kali saja, namun hampir setiap ada tugas yang harus diantarkan ke ruangan seonsaengnim maka Sehun selalu berakhir dengan tumpukan buku yang hampir menutupi jalannya. Pernah sekali, saat hari tengah hujan Sehun melintasi koridor panjang untuk sampai ke ruangan yang ditujunya. Namun, yang terjadi adalah dirinya terjerembab jatuh dengan buku-buku yang berserakan disekitarnya. Tidak ada siswa atau siswi lain yang melintas disana selain dirinya, jadi ketika itu dengan menahan sakit pada pinggulnya dirinya menyusun buku-buku itu seperti sebelumnya.

Sekarang pun sama. Hal-hal macam itu seperti sudah berteman baik dengannya.

Tetapi, Sehun itu manis. Kulitnya putih seperti salju dan akan berbintik saat ia merasa dingin. Maka dari itu, setiap musim dingin tiba ibunya selalu membekalinya dengan banyak sekali baju hangat. Bibirnya merah dan sangat mungil, ketika bingung maka dia akan menggigit bibirnya sambil menatap penuh tanya. Rambutnya halus berwarna coklat madu, ia sudah lumayan lama tidak memotong rambutnya dan sekarang mereka tumbuh semakin panjang beberapa diantaranya bahkan menutupi matanya. Omong-omong tentang matanya, Sehun itu terlihat lucu dengan kedua mata sipitnya. Akan menyipit saat ia tersenyum dan akan menghilang saat ia tertawa. Itu salah satu bagian paling difavoritkan oleh beberapa orang yang menyukainya.

Dan satu yang paling penting dia itu primadona. Tapi, ia tidak pernah sadar akan hal itu.

.

Deskripsi bagaimana Oh Sehun tidak berhenti sampai disana. Ia sangat menyukai anak anjing namun, ibunya tak pernah sampai hati memberikannya izin untuk merawat salah satu dari mereka. Merengek seperti apapun Sehun tidak akan diberikan izin memelihara seekorpun puppy. Ibunya selalu akan berkata bahwa 'bayi tidak boleh memelihara bayi'.

Tapi, setelah mengenal salah seorang seniornya di Senior High School keinginannya untuk merasakan bagaimana memelihara puppy akhirnya kesampaian.

Berawal dari seniornya yang bernama Kim Jongin itu memberikan bantuan padanya saat kesulitan membawa tumpukan buku untuk dikumpulkan dan kedekatan yang seperti air sungai mengalir terjadi antara dirinya dan Jongin. Jongin itu lelaki yang sangat baik itu sebabnya Sehun betah dekat-dekat dengannya.

"Kenapa mereka tidak mau makan, makanan dariku hyung?" Sehun mengerutkan keningnya bingung. Ia mengangkat kepalanya yang semula bertumpu diatas lututnya yang tertekuk, sambil terus mencoba memberikan makanan pada anak anjing milik Jongin.

"Jangan-jangan kau sudah memberikan mereka makan saat aku belum datang?" Sehun menuding, tapi tidak menuding juga sih. Nada bicaranya bahkan jauh dari kata menuding.

"Mereka kelaparan Hunna jadi aku memberikan mereka makan" Jongin berjalan mendekati Sehun. Menggendong salah satu dari puppy miliknya. Jongin punya tiga anak anjing tapi Sehun lebih menyukai salah satu dari mereka yang berwarna putih. Lebih mirip dengannya.

"Kenapa? Mereka jadi menolak memakan makanan dariku!"

"Maafkan aku ya?" Tangan Jongin terangkat mengelus kepala Sehun, merasakan betapa halusnya helaian surai Sehun. Aduh kenapa Sehun manis sekali sih?

Sehun hanya menuruti Jongin saja setelahnya. Jongin sudah minta maaf padanya masa dia tidak memaafkannya sih? Padahal ia juga sedikit merasa kesal, bagaimanapun juga kan bagian memberi makan adalah bagiannya.

"Jang-ah kemari, aku bawakan banyak sekali makanan untukmu!" Sehun berseru semangat masih tetap pada usahanya membuat mereka menerima makanan darinya. Namun, tetap saja dirinya diabaikan. Dan berakhir dengan rengutan tak suka darinya.

Itu adalah salah satu cobaan untuk Jongin.

"Hei jangan paksa mereka untuk makan Sehun, mereka bisa memuntahkannya nanti"

Sehun berdiri dari posisinya, diam saja sampai beberapa saat, hanya menatap kebawah dimana beberapa anak anjing Jongin bermain-main dikakinya. Jongin paham bagaimana perasaan pemuda manis yang berada tak jauh darinya. Namun, melihat bagaimana dirinya dengan wajah masam seperti itu justru terlihat sangat lucu.

Tapi akhirnya Jongin meletakan Janggu dilantai membiarkannya bermain bersama temannya. Dan mendekati Sehun untuk menghiburnya dengan sesuatu yang ia sukai. Jangan tanyakan bagaimana Jongin tahu apa-apa yang Sehun sukai. Sejak awal Sehun masuk di sekolah yang sama dengannya Jongin bahkan sudah mencari tahu tentangnya. Ia terlihat sangat lucu saat tidak dapat menemukan dimana kelasnya ketika itu.

"Hey, aku punya beberapa bungkus ramen? Kau mau?"

.

.

.

Dan pada akhirnya Sehun mengikuti Jongin, memasak satu bungkus ramen untuk mereka berdua. Jongin bilang sih dia tidak begitu lapar makanya mengusulkan untuk memasak satu ramen. Padahal kenyataannya adalah dirinya yang ingin makan satu mangkuk dengan Sehun, membayangkannya saja sudah membuat Jongin tersenyum tidak jelas.

Beberapa menit yang lalu kebisingan yang memenuhi ruang dapur hanya bunyi dentingan antara peralatan masak. Namun kemudian suara meringis Sehun terdengar. Akibat tidak ahli dalam memotong sayuran, jemari telunjuknya terluka karena teriris pisau yang dipegangnya. Refleknya adalah Sehun membawa jarinya yang terluka kedalam mulut dan menghisapnya.

"Jangan menghisapnya seperti itu Sehun" Jongin panik, padahal Sehun sudah berhenti meringis. Seperti yang baru saja Sehun lakukan, pemuda tan itu membawa jemari tangan Sehun kedalam mulutnya, menghisap darah yang belum berhenti keluar.

"Apa masih sakit?"

Sehun menggeleng pelan, pipinya merona malu.

Sedangkan Jongin jadi salah tingkah.

Oke bukan maksudnya untuk mencuri kesempatan pada Sehun. Hanya saja Sehun yang terluka 'kan membuatnya panik. Jadi menurut pendapatnya semua sah-sah saja. Tapi kalau berfikir soal menghisap jari Sehun yang terluka setelah sebelumnya Sehun melakukan hal yang sama pada jemarinya, itu sama saja dengan ciuman tidak langsung 'kan? Pantas rongga mulut Jongin terasa manis. Bilang saja Jongin berlebihan dia tidak peduli sama sekali.

Sehun yang lugu bahkan tidak menyadari bahwa hati Jongin sedang berdebar tidak terkendali. Menikmati pemandangan seperti Sehun yang tengah merona saat ini. Tuhan benar-benar giat sekali memberikan Jongin cobaan berat. Andai Sehun tahu Jongin menaruh hati padanya sejak dulu, pasti Jongin lupa bagaimana cara bernafas.

.

.

.

Keesokan harinya, saat Jongin yang pura-pura keren tengah menunggu Sehun untuk menjemputnya berangkat bersama ke sekolah, seorang lelaki berumur dua puluh tahunan keatas menatapnya dengan pandangan tidak santai. Menatapnya dari bawah keatas seperti dia ini seorang pencuri saja. Cih. Badan kecil begitu kok menatapnya dengan tatapan menantang?

"Siapa kau?" Lelaki itu menatapnya dengan satu alisnya yang terangkat.

"Apa aku harus menjawab pertanyaanmu?"

"Mungkin tidak perlu. Aku juga tidak butuh jawaban darimu. Tapi berdiri didepan rumah Sehun dengan pose sok keren itu mengganggu pemandangan indahku"

Kini gantian Jongin yang mengangkat alisnya. Pose sok keren katanya? Ha ha bukan sok keren, Jongin memang keren dari sejak dikandung ibunya.

"Biar ku tebak, -kau pasti salah satu orang yang menyukai Sehun 'kan?" Pria itu menambahkan sambil melipat tangannya didada dia kembali berkata dan menatap Jongin. "Tapi maaf Sehun tidak akan suka pria macam kau"

What the- seenaknya saja pria pendek dihadapannya ini berkata. Jongin bahkan cukup -oke sangat tampan untuk ukuran seorang pria berusia belum sampai dua puluh. "Aku mulai bertanya-tanya memangnya kau fikir dirimu tampan?"

Uh- Pria tadi mengangkat sebelah alisnya -lagi. "Kau bertanya hal yang seharusnya sangat terlihat oleh indramu. Kecuali kalau kau buta"

Jongin menggeretakan giginya. Oh jadi pria dihadapannya ini salah satu lawannya dalam mendapatkan Sehun. "Coba perhatikan tubuh pendekmu! Mana bisa kau melindungi Sehun dengan postur tubuh kurcaci macam itu" Oke Jongin cukup senang mengatakan hal tadi. Faktanya pria yang sejak tadi menjatuhkannya, terdiam dan terlihat marah. Jongin menyeringai,

"Aku tidak tahu kalau Hyung mengenal Jongin Hyung" Sehun mengerutkan kening bingung, ia berjalan mendekati Jongin. Menatap lelaki dengan kaos oblong disebelah Jongin.

"Hyung tidak sama sekali mengenal pria yang sejak tadi berpose sok keren didepan rumahmu ini Sehuna"

Lelaki ini benar-benar. Jongin jadi menampakkan wajah flat begini.

"Benar Hunna aku juga tidak kenal pria yang sejak tadi sok kenal padaku ini"

Jongin dan pria tadi bertatap, wajah mereka datar tapi jauh didalam mata keduanya petir imaginer tengah terhubung. Keduanya menyimpulkan bahwa masing-masing dari mereka adalah lawan yang harus dijatuhkan.

"Kalian cepat sekali akrab!" Suara Sehun memutuskan tatapan menantang Jongin dan pria itu. Thumbs up yang dilakukan Sehun malah akan membuat keduanya tumbang. Karena Sehun melakukannya dengan wajah kelewat manis dan senyum bahagia.

"Berikan Hyung kecupan dulu sebelum kau berangkat"

Hah!?

Jongin membulatkan matanya menatap bagaimana bibir manis Sehun menempel pada pipi lelaki tadi. Damn it- Sehun melakukannya dengan suka rela? Astaga padahal Jongin saja sama sekali tidak berani menyentuh Sehun lebih dari mengusap kepalanya. Dan sekarang apa yang dilihatnya benar-benar sulit dipercaya. Lelaki ini benar-benar menyatakan perang padanya.

.

.

.

"Jongin Hyung ingin mengajakku keluar malam nanti?"

Jongin mengangguk. Menatap Sehun dengan harapan dia tidak menghancurkan perasaan bahagia Jongin dengan menolak ajakannya kali ini. Jongin sudah cukup kenyang ditolak Sehun saat dia mengajak pemuda manis itu untuk keluar -ia mengasumsikannya sebagai kencan-

"Bagaimana?"

Jongin harap-harap cemas, Sehun malah berfikir terlalu lama.

Dan Sehun mengangguk, Jongin rasa dirinya tidak akan bisa menahan perasaan bahagianya yang terlalu meluap-luap saat ini. Beberapa siswa atau siswi yang melintasi koridor menatap aneh Jongin. Jadi, Kim Jongin yang terkenal berandalan bisa menjadi begitu bodoh juga seperti saat ini. Dan itu karena Oh Sehun, siswa pendiam yang kurang terkenal pada awalnya tetapi jadi sangat terkenal saat dua sunbae dari Klub yang berbeda sering sekali bermaksud melakukan pemodusan padanya.

Tapi kebanyakan dari mereka merasa kasihan pada Jongin, karena Sehun selalu terlihat sangat baik pada siapapun. Jongin lebih terlihat seperti tengah diberikan harapan tak pasti dari Sehun.

.

.

.

Jadi, maksud Jongin membawa kencan Sehun itu, adalah pergi ke Namsan Tower dan menaiki kereta gantung, untung-untung sih kejadian terkunci didalam kereta gantung seperti dalam drama boys over flower terjadi padanya. Dia pasti akan jadi laki-laki paling bahagia karena bisa menghabiskan waktu semalaman penuh hanya dengan Sehun.

Membayangkannya saja sudah membuatnya berdebar-debar. Ditambah lagi lingkaran tangan Sehun pada pinggangnya, ia sebenarnya sengaja melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Jongin tidak pernah tahu bahwa Sehun tidak pernah ke Namsan Tower sebelum ini. Jongin tersenyum mendengar seruan kagum dari namja manis disebelahnya itu. "Kau suka?"

Sehun mengangguk dengan senyum lima jari. "Aku tidak tahu bahwa Namsan Tower seperti ini!"

"Kau benar-benar belum pernah kesini sebelumnya?" Jongin melihat Sehun menggeleng. "Kau benar-benar lucu Sehun"

"Hyung berfikir aku lucu?"

Sangat lucu ketika kau bertanya dengan wajah dan ekspresi semacam itu. "Tentu saja. Itu sebabnya aku sangat menyukaimu!"

Sehun lagi-lagi merona dan itu lagi-lagi karena Jongin.

Sedangkan Jongin kelihatannya santai saja padahal jantungnya berdegup tidak karuan. "Kau ingin naik kereta gantung?"

Sehun mengangguk.

Kenapa jadi canggung begini?

.

.

Jongin sebenarnya tidak pernah memiliki masalah tentang Sehun yang tidak mengetahui perasaannya. Ia hanya merasa ingin terus berada disekitarnya dan menempatkan kepentingan Sehun diatas kepentingannya sendiri. Pernah sekali saat seragam Sehun basah karena salah seorang temannya dengan sengaja membuatnya tercebur kedalam kolam renang. Jongin diam-diam membelikannya sebuah seragam baru lengkap dan meletakannya didalam loker Sehun.

Sehun mungkin dengan baiknya tidak melakukan perhitungan apapun dengan temannya itu dan memaafkannya dengan cepat. Namun, tidak begitu dengan Jongin. Dia turun tangan sendiri untuk memberikan sedikit pelajaran kepada orang itu.

Jongin mungkin adalah berandalan yang ditakuti hampir semua murid. Dia membolos saat pelajaran. Hanya tertidur saat terpaksa menghadiri kelas. Tapi, ia akan bersikap sangat manis dihadapan Sehun. Contohnya seperti saat ini.

Dia menyampirkan mantel yang dipakainya pada tubuh Sehun saat melihatnya menggosokan kedua tangannya dan terlihat bergetar. Membelikannya kopi hangat untuk membuatnya merasa baikan. Bahkan tidak ragu untuk memeluknya meskipun disana tidak hanya ada mereka berdua.

"Hyung tidak perlu, aku tahu kau juga kedinginan 'kan?"

Jongin hanya tersenyum. "Aku baik-baik saja"

"Tapi, udaranya sedingin ini tidak mungkin kau baik-baik saja!"

"Aku cukup baik dalam udara dingin" Jongin menoleh pada Sehun. "Eh -hei kenapa kulitmu berbintik?"

Sehun melenguh terkejut. "Astaga! Jangan lihat aku ini memalukan!" Sehun menutupi wajahnya. Menyembunyikannya dari Jongin. Alis Jongin terangkat sebelah. Jadi, kulitnya akan memerah dan berbintik saat kedinginan? Kenapa dia jadi berfikir itu lucu ya?

"Aku benci kebiasaanku yang seperti ini!" Sehun bergumam didalam kedua tangannya. Sedangkan Jongin malah mendekatkan dirinya dan memeluk Sehun dengan erat. Sehun terdiam, melepaskan kedua tangannya dan menatap Jongin yang berada dekat sekali dengannya. Eh? Ia tahu sih Jongin itu tampan. Tapi tidak tahu kalau terlihat luar biasa tampan dari jarak sedekat ini. Kok dia merona karena Jongin terus sih?

"Hei lihat pertunjukan kembang apinya sudah mulai!"

Dan atensinya yang sebelumnya terpaku pada Jongin kemudian beralih pada letupan berwarna-warni yang memenuhi langit malam saat itu.

Jongin tersenyum, entah kenapa ia merasa benar-benar bahagia.

.

.

.

Dan keesokan paginya, ketika Sehun membuka lokernya ia menemukan setangkai bunga dan sekotak coklat yang diberi pita dan terlihat sangat manis. Matanya berbinar ketika tahu bahwa itu adalah coklat kesukaannya. Saat baru saja akan mengambilnya dirinya dikejutkan dengan sebuah note yang terjatuh di dekat kakinya. Ia menunduk untuk mengambilnya. Membuka note yang terlipat itu untuk membaca isinya. Mungkin saja sebuah petunjuk soal siapa orang yang memberikan bunga dan coklat ini padanya. Tapi ia terperangah setelahnya. Bagaimana tidak jika isinya patut membuatnya bertanya-tanya mengenai artinya.

.

Hey manis, aku rasa aku berniat melamarmu setelah ini.

.

Heh. Apa?

.

.

.

-to be continued

AN :

Hallo saya hadir di chapter pertama, ada yang tau siapa saya? Rilakkumahun sepertinya kurang terkenal haha -_-

Maaf ya kalau ini kurang sweet atau kurang enak/? dibaca. Sungguh saya sedang terdampar di pedalaman. -_-

Oke saatnya memberitahukan bagaimana cara mainnya. Mau tau gmna sistem yang kita sepakatin?

Nah, author ch pertama memilih author selanjutnya dengan cara acak alias suka-suka dia buat lanjutin next chap, dan begitu seterusnya dengan catatan kalau author setelahnya itu ga boleh bawain pair yang sama dgn author sebelumnya, karena temanya beberapa seme yang ngerebutin Sehun. Tapi..tapi..tapi, pair itu boleh dibawain setelah udh berselang, tiga atau empat chapter (setiap pair kebagian dua chap). Itu yg menyebabkan saya harus muncul di ch. pertama, karena saya harus nulis KaiHun. -_-

Oia ini bukan hidangan utama, karena satu dan lain hal hidangan utamanya harus tertunda dari yang sudah diperkirakan.

Mari kita saling melengkapi dengan saling memberi masukan~

P.S : Kuberikan tugas selanjutnya untukmu, Kim Hyun Mi~