Title : Nebbia

PROLOG

"Squalo! Kau sedang apa?" tanya Dino yang berlari menyusul temannya itu saat tiba-tiba Squalo berhenti berjalan di tengah hujan. Dia menatap sebuah gedung tua bekas terbakar yang sudah jadi reruntuhan.

"Voi, apa aku memang di temukan disana?" tanyanya sambil menunjuk gedung itu. Rambutnya yang basah terjuntai, menitihkan tetesan hujan yang terkena sinar lampu jalan dan bersinar. Dino menganggukkan kepalanya. Squalo memandang tangan palsunya dan kembali menatap gedung itu. "Kau yakin?"

"Kau kena gegar otak yang parah. Kau terluka di seluruh tubuh dan tak sadarkan diri berbulan-bulan. Kau masih hidup dan berdiri sekarang saja suatu keajaiban." Squalo masih memandang gedung itu.

"Siapa lawanku?" tanyanya sambil menatap lurus ke arah Dino. "Dia pasti seseorang yang kuat tapi kalau aku sampai terluka seperti itu dan belum mati hanya ada 2 pilihan, aku sudah membunuhnya atau dia orang yang lemah." Dino menatap tangan Squalo yang mengepal.

Dino menghela nafas. "Sayang sekali tapi aku tidak tahu. Anak buahku yang menemukanmu tidak menemukan mayat maupun orang lain disana. Hanya ada kau yang terluka." Dino menggenggam kedua tangan Squalo dan memandangnya sedih.

"Che, aku pasti akan membunuhnya, kalau aku tahu siapa orangnya." Nada suara lelaki berambut putih itu menyiratkan kebencian. Dino menganggukkan kepala. Romario yang membawa payung hendak mendekat namun diusir oleh Dino. Romario menganggukkan kepala dan menyuruh keluarganya yang lain untuk menjauh mengawasi keadaan sekitar.

Dino menekankan kepala Squalo ke pundaknya. "Kau tidak sendiri Squalo, kita teman. Aku ada disini untukmu. Kita akan melaluinya bersama," yakin Dino. Squalo membiarkan Dino sedikit memanjakannya. Kepalanya benar-benar terasa kosong dan sakit. Sangat amat sakit.

Air hujan mengguyur kedua lelaki itu yang berdiri di pinggir jalanan yang sepi. Squalo tidak pernah menangis, Dino tahu itu. Jadi dia membiarkan air hujan menggantikan air mata Squalo yang telah mengering. Dia juga tidak akan menangis. Karena dia tahu Squalo akan membunuhnya kalau dia melakukan hal itu. Suara kapal di kejauhan satu-satunya suara yang dapat mereka dengar selain suara hujan. Perak dan Emas. Mereka pasti akan terlihat amat sangat mencolok jika dilihat dari atas. Dino menatap ke arah gedung itu, meyakinkan diri bahwa mereka sedang dilihat, bukan diawasi dari sana.

O.O

"Bos, apa ini baik?" tanya seorang lelaki berkacamata hitam yang menyembunyikan diri di samping kaca jendela yang rusak. Dia sedang memandangi dua lelaki berambut perak dan pirang itu.

"Ushishishi, kau meragukan perkataan bos?" tawa lelaki yang memakai tiara di kepalanya. Dia sedang duduk di meja yang sudah tergores disana sini dengan tenang. Jaraknya jauh sehingga tidak terlihat dari jendela.

"Captain mungkin tidak akan kembali," ujar lelaki dengan topi kodok besar berwarna hitam. Dia bersandar di salah satu puing yang dulunya pasti tiang yang menyangga gedung itu.

"Yare yare, bos tidak akan melepas asetnya yang berharga tanpa pertimbangan kan?" selidik bayi kecil yang bisa melayang itu. Dia menatap ke arah lelaki dengan bekas luka yang berdiri tepat di tempat lelaki berambut perak itu ditemukan dulu.

"Itu bukan urusan kalian, trash."

"Hah, semoga saja ini berakhir dengan baik," doa lelaki berambut mohawk itu yang kemudian menyingkir dari sisi jendela.

"Ushishishi, ini akan sangat menarik. Benar kan Mammon?" tanya lelaki pirang itu saat bayi di sampingnya duduk di pundaknya.

"Kalo harus memilih captain lagi pasti susah," ucap lelaki berambut hijau itu yang menjauh dari puing tiang.

"Bos..." gumam lelaki berambut hitam berkumis yang sedari tadi memandangi bosnya itu.

"Usishishi, kalau penggantinya tidak berguna boleh aku membunuhnya bos?" tanya lelaki pirang itu sambil memainkan pisaunya.

"Yare yare."

"Ayo kembali!" ajak lelaki yang mereka panggil bos itu. Mereka mengangguk dan mengikutinya, membiarkan hujan menghapus hawa keberadaan mereka dari sana.

O.O

Syntia : Sekian, dan inilah kisah terakhirku.

Tsuna : Hie? Terakhir?

Syntia : Apa kalian sadar? Ini ceritaku yang ke-39 dengan kata lain S-Q-U-A-L-O dan category ku sudah 18 loh! Wow!

Tsuna : Hi...Hibari-san nggak sama Squalo kan...

Syntia : Hmm gimana ya? Aku suka bikin pairing baru sih

Tsuna : HIEE

Syntia : Untuk sementara tidak akan ada cerita baru, tapi rencana update story tetep ada. Jadi...

All : PLEASE REVIEW MINNA!