****Sensitive****
. . . . . . . . .
Presented by angelteuk_bubhie
Genre :: Romance, Yaoi
Rated : T to M (maybe?)
Pairing :: Kyumin? Simin? Henmin? Haemin? Liat aja deh ntar, ha haa
Warning : ini merupakan fic yaoi pertama ku. Bagi yang tidak suka yaoi jangan memaksakan diri untuk membaca. DON'T LIKE DON'T READ okey! Dan fic ini masih jauh dari kata sempurna karna aku orang awam yang hanya mencoba mencurahkan isi pikiran ku boud kyumin *kedipin mata*
. . . . . . . . .
.
.
CHAPTER 1
.
.
"kau ingin apa ajusshi?"
"aku menginginkan muu~…."
"a..apa maksud ajusshi?"
"a—aakkhh"
"he..hentikan ajusshi.. hiks"
"kau begitu manis.. aku ingin sekali menikmati mu"
"hentikan!"
.
.
BUGH!
"hei, ada apa?" tanya seorang namja yang terkagetkan oleh suara meja yang di pukul begitu keras. Ia menatap heran pada namja di sampingnya yang tiba-tiba saja menggebrak meja dan kini berdiri dari tempat duduknya. Mata namja itu terlihat memerah, dan kemungkinan namja itu sebentar lagi akan menangis.
"hiks.. Kenapa aku begitu lemah?" akhirnya namja itu pun mengeluarkan air matanya. Ia terlihat begitu rapuh dan juga menyedihkan.
"maksud mu apa?" tanya namja tampan disebelahnya yang tadi terkagetkan.
"menurut mu, apa aku ini manly?" tanyanya balik tanpa menjawab pertanyaan yang di ajukan namja tampan tadi padanya.
"kenapa kau bertanya seperti itu?"
"jawab saja" ia memandang namja tampan disampingnya dengan tatapan memohon untuk segera menjawab pertanyaannya dengan jujur.
"uumm.. se.. se—sebenarnya.. Kau terlihat begitu manly.. Hanya saja—aa.. Wajah mu tidak menunjukkan kau manly dan juga sikap mu yang begitu lembut sehingga kau terlihat sedikit lemah, mungkin?" namja tampan itu pun akhirnya berucap jujur namun sedikit tidak enak ketika melihat mimik muka namja yang sudah mendesaknya tadi untuk menjawab pertanyaannya.
"apakah benar begitu? Apa ada yang salah dengan wajah ku? Lalu apakah salah jika aku bersikap lembut pada orang-orang?"
"ne! Wajah mu sama sekali tidak salah, bahkan kau terlihat begitu manis. Dan sikap lembut mu juga tidak salah.. Sebenarnya kenapa kau bertanya seperti itu?"
"siwon-ah.." panggil namja yang tadi menangis dan masih menampakkan wajah sedihnya.
"ne.." balas si namja tampan yang di panggil siwon itu. Lengkapnya Choi Siwon.
"aku sangat takut"
"wae? Apa yang kau takutkan?" tanya siwon yang sedari tadi sudah sangat bingung dan penasaran dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi pada namja ini.
"aku pernah mengalami sesuatu yang sangat menakutkan.. Aku ingin sekali melupakan kejadian waktu itu.. Setelah beberapa bulan berlalu aku pun akhirnya bisa melupakannya.. Namun, kejadian itu kembali terulang tadi. Aku benar-benar takut.. Aku terlalu lemah.. hiks" ia mulai bercerita dan kembali terisak. Siwon yang melihat namja tersebut kembali menangis berniat untuk merangkulnya dan memberinya kekuatan agar sedikit tenang, namun belum sempat tangan siwon sampai di pundaknya namja tersebut langsung menjauh dan terlihat ketakutan.
"ja.. jangan sentuh aku" pintanya.
"sebenarnya apa yang terjadi pada mu? Aku benar-benar bingung dan tidak mengerti" siwon terlihat sangat bingung pada namja yang ada di hadapannya sekarang.
"aku hampir saja—a.. Aku hampir saja menjadi bahan pelecehan seksual.. hiks" ucapnya dengan suara yang bergetar.
" MWO? Ba—bagaimana bisa?" tanya siwon sambil membelalakkan matanya tidak percaya.
"sebelum istirahat tadi.. Kau tahu kan aku ijin pergi ke toilet? Di toilet aku.. aku.."
" aku apa?" tanya siwon mendesak.
"aku di hadang 2 namja ketika ingin keluar dari toilet.. Salah satu dari mereka mendorong ku ke tembok.. Dia—a berniat untuk mencium ku…. Namun belum sempat itu terjadi seorangnya lagi menariknya dan berkata 'kim songsaengnim menuju kesini, ayo cepat kita pergi!' dan setelah itu mereka pun pergi. Aku merasa terselamatkan dan sedikit lega. Namun sebelum ia benar-benar keluar dari toilet, ia berkata pada ku bahwa ia akan kembali lagi untuk menemui ku dan mencoba melakukannya lagi.. hiks" siwon yang mendengar penjelasan dari namja yang kini terlihat sangat sedih dan juga ketakutan itu hanya bisa tercengang dan tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"sudah 2 kali.. Sudah 2 kali dengan namja yang berbeda berniat untuk melakukan pelecehan seksual pada ku.. Aku sangat bingung…. Kenapa? Mereka itu namja! Lalu kenapa mereka ingin melakukan itu pada ku? Padahal mereka tahu aku ini juga merupakan namja.." lanjutnya dengan mengepalkan tangannya.
"uumm…. Aku juga kurang mengerti dengan jalan pikiran mereka.. Mungkin saja mereka itu gay dan tidak mempunyai napsu terhadap wanita. Kau merupakan namja yang manis dan… ee.. eheum sedikit berisi. Mungkin itulah yang membuat mereka tertarik pada mu" ucap siwon yang sedikit malu-malu setelah mengucapkan kata 'manis dan sedikit berisi' ia memalingkan wajahnya kesembarang arah dan tidak berani menatap lawan bicaranya itu.
"tapi kenapa harus aku?" tidak ada jawaban dari siwon.
Diam beberapa saat. "kau bisa kan merahasiakan tentang ini, siwon-ah?" ia kembali berucap. Siwon kembali menatap namja itu dan mengganggukan kepalanya.
"tapi siapa 2 orang namja yang berniat menyakitimu ditoilet tadi?" tanya siwon kemudian. Ia jadi merasa sangat kesal dan tidak habis pikir dengan 2 namja yang sudah berusaha menyakiti teman akrab sekaligus teman sebangkunya itu.
Namja yang kini sudah menghentikan isakannya itu kembali duduk di kursinya "aku juga tidak mengenal mereka.. Mungkin mereka kaka kelas kita"
.
.
Cukup lama terdiam dan tidak ada yang berbicara satu pun, namja itu pun kembali membuka suara "mungkin hari ini merupakan hari terakhir ku bersekolah di sini".
"terakhir?" kaget siwon.
"hm! Ku rasa aku akan pindah ke Seoul"
"kenapa kau pindah? Apa karna namja yang sudah berusaha menyakiti mu itu?"
"ne.. Tapi tidak sepenuhnya karna itu, hyung ku ada di Seoul dan aku juga sudah lama tidak bertemu dengannya. Aku sangat merindukan hyung ku itu"
"jadi kau sungguh akan pindah?" tanya siwon lagi. Ia seakan tidak rela teman sebangkunya itu pergi untuk selamanya.
"apa kau sedih aku pindah?" goda namja itu. Ia mengembalikan keceriaannya yang tadi sempat hilang. Buktinya ia tersenyum pada siwon sekarang.
"ne~"
"kau sedih karna tidak ada lagi teman yang akan mendengarkan nasehat-nasehat mu kan?" tanyanya dan kemudian terkekeh pada siwon yang terlihat cemberut karna kata-katanya.
"kau ini! Bukan karna itu.. Aku merasa sudah nyaman mempunyai teman seperti mu.. Pasti akan sangat sulit lagi kalau harus bergaul akrab dengan yang lain"
"benarkah?"
"hm, kalau kau mau aku akan melindungi mu dari namja-namja mesum yang berusaha mendekati mu"
"kau tidak perlu seperti itu.. Aku masih bisa melindungi diri ku sendiri. Yaah meskipun aku terlihat seperti namja yang sangat lemah sekarang. Tapi tidak ada yang tahu kan, mungkin saja nanti aku menjadi kuat dan tidak disangka ternyata didalam diriku ini tersimpan kekuatan yang luar biasa? Hi.. hi.. Lagipula aku percaya Tuhan pasti selalu melindungi ku.." ucapnya sedikit bercanda sambil terkekeh.
"hHhh.. Jadi kau akan tetap pindah?"
"ne. Mianhae siwon-ah.." bel tanda masuk pun berbunyi dan menandakan berakhirnya percakapan 2 orang namja tersebut.
.
.
.
.
"jam berapa besok jadwal penerbangan mu?" tanya siwon yang sedang bersama dengan teman sebangkunya tadi digerbang sekolah.
"uumm.. Aku belum tahu.. Karna eomma yang sudah mengurus semuanya"
"waow! Apa kau sudah lama merencanakan ini?"
"maksud mu?" tanya namja itu bingung.
"bukan kah masalah itu baru tadi pagi terjadi, tapi bagaimana bisa eomma mu sudah mengurus semuanya kalau bukan karna sudah direncanakan sejak lama?"
"heeii! Kita kan punya waktu istirahat kedua, dan waktu istirahat tadi aku habiskan untuk menelpon eomma. Kau ini!" namja itu mendengus menanggapi siwon yang terheran-heran. Siwon pun kembali berkata "kalau begitu nanti malam kau kabari aku berangkat jam berapa? Agar aku juga bisa mengantar mu. Bolos sehari tidak apa-apa kan.. He he.."
"ha haa.. Dasar kau ini! Ne.. Aku pasti akan memberitahu mu. Sekarang aku pulang duluan ne!" pamit namja itu dan kemudian menaiki taksi yang ia stop.
.
.
.
.
"heeii.."
Panggil seorang namja kekar dan tinggi yang sedang berlari sambil menunjukkan kedua lesung pipinya menuju seorang namja aegyo dan wanita paruh baya yang terlihat masih sangat cantik di usianya yang sekarang.
"heh! Kenapa kau baru memberitahu ku pagi tadi? Aku kan menyuruh mu untuk memberitahu ku tadi malam" ucap namja berlesung pipi tadi kesal.
"mianhae.. Tadi malam aku sibuk membereskan semua persiapan yang akan aku bawa ke Seoul, jadi tidak sempat untuk memberitahu mu. Dan setelah beres-beres aku langsung tertidur.."
"apa sudah waktunya pergi?"
"ani, masih ada waktu beberapa menit. Aku ingin membeli kopi hangat dulu sebelum naik pesawat.."
"aku ikut!" siwon mengikuti namja tersebut pergi untuk membeli kopi hangat. Setelah membeli kopi, mereka pun kembali untuk menemui wanita cantik yang tadi mereka tinggalkan.
Karna terlalu asik bercerita dengan siwon sambil berjalan tanpa memperdulikan orang-orang yang sedang berlalu-lalang di bandara, ada seorang namja yang sedang tergesa-gesa dan tidak sengaja menabrak namja yang sedang bersama siwon. Jika dilihat secara seksama namja yang menabrak tersebut mempunyai wajah yang sangat imut dan juga baby face, kulitnya putih seperti salju.
"ah sorry.. Aku tidak sengaja.. Kau tidak apa-apa?" ucap namja tersebut sambil mengulurkan tangannya pada namja yang kini tersungkur di lantai karna tabrakan(?) tadi. Dan jangan lupakan kopi hangatnya yang tertumpah.
Namja yang ditabrak itu hanya melihat uluran tangan namja yang menabraknya tadi. Ia pun berdiri sendiri tanpa menerima uluran tangan namja tersebut.
"kajja siwonnie!" namja itu langsung berjalan bersama siwon disampingnya yang memandangnya bingung. Dan meninggalkan namja yang tadi menabraknya yang juga sedang menampakkan wajah bingung serta tak mengerti. Apa tangannya kotor? Itulah yang sedang ada dalam pikirannya. Tapi tidak mau membuang waktu terlalu lama hanya untuk memikirkan hal itu, ia pun segera pergi karna ia juga sedang tergesa-gesa.
.
.
"eomma! Siwonnie! Aku pergi dulu.. Kalian jangan lupa jaga kesehatan. Arra?"
"ne chagi.. Kau juga.. Baik-baiklah pada hyung mu" ucap sang eomma.
"awas jika kau sampai melupakan ku!" ancam siwon dengan mimik muka yang terlihat benar-benar serius. Dan dia tetap terlihat sangat tampan.
"ne~.. Dah eomma.. Dah siwonnie.. Annyeong.." ia pun pergi dan melambai-lambaikan tangannya menuju pintu masuk ke pesawat.
.
.
*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*
.
.
Di bandara Incheon yang sangat padat dengan orang-orang yang berlalu-lalang, ada seorang namja yang terlihat sedang bingung mencari-cari seseorang. Matanya pun mengarah pada seorang namja tampan yang terlihat sedang menunggu kedatangan seseorang.
"hyuuuunnnngggg~…." panggilnya riang seraya berlari menuju namja yang ia panggil hyung itu.
"sungmin-ah…." balas namja yang di panggil hyung tadi sambil tersenyum lebar pada namja yang ia panggil sungmin. Lebih lengkapnya Lee Sungmin. Dialah namja yang pindah sekolah ke Seoul karna masalah yang ia alami disekolah lamanya.
Mereka berpelukan layaknya orang yang sudah sangat lama tidak bertemu.
"kau semakin tampan saja hyung" ucap sungmin setelah menyudahi pelukannya.
"aish! Kau ini.. Ku kira kau akan mengucapkan kau sangat merindukan ku" ucap sang hyung gemas.
"he he.. Jangan ditanya lagi jika menyangkut masalah merindukan mu hyung. Tentu saja aku sangat merindukan mu.. ETEUK HYUNG KU YANG MENYEBALKAN!" sungmin menjulurkan lidahnya pada hyung yang ia sebut eteuk hyung itu. Nama panjangnya adalah Lee Leeteuk, namun di panggil eteuk oleh sungmin.
"kau ini! Baru saja datang sudah ingin mengajak ku ribut, eoh?" tanya leeteuk yang berpura-pura kesal.
"mian hyung.. ^^v"
"ne.. Sekarang ayo kita ke apartemen" ajak leeteuk yang langsung membawa sungmin menuju parkiran tempat mobilnya berada.
.
.
.
.
Sesampainya di apartemen. Sungmin langsung merebahkan dirinya di sofa. Leeteuk yang melihat tingkah dongsaengnya tersebut hanya tersenyum.
"tingkah mu masih saja seperti anak kecil" ucap leeteuk yang sedang berada dalam kamar untuk membereskan semua pakaian sungmin yang ada di koper ke lemari.
"nde hyung? Aku tidak dengar" sungmin lalu beranjak pergi ke kamar menyusul hyungnya.
"bantu aku membereskan semua barang-barang mu ini. Bawaan mu banyak sekali!" keluh leeteuk.
"aku kan pindah hyung, jadi harus membawa banyak barang" balas sungmin tanpa sedikit pun berniat membantu leeteuk. Ia malah membaringkan tubuhnya di tempat tidur.
"oh ya hyung! Kau sudah menguruskan ku di tempat sekolah ku yang baru kan?" tanya sungmin kemudian.
"ne.. Besok aku akan mengantarkan mu ke sekolah baru mu" jawab leeteuk.
"hei! Sebaiknya kau siapkan makan malam. Karna kau tidak membantu ku, jadi kau yang memasak untuk makan malam kita" lanjut leeteuk menyuruh sungmin.
"hHhh~ ne hyung ku yang tampan!" ucap sungmin yang langsung bangun dan berniat menuju dapur. Sebelum sungmin keluar dari kamar, leeteuk sempat melemparnya dengan pakaian miliknya namun tidak kena. Sedangkan sungmin hanya menjulurkan lidahnya. Mengejek sang hyung.
"tidak kena hyung! Ha ha" tawa sungmin yang kemudian langsung berlari menuju dapur. Leeteuk hanya bisa berdecak sambil menggelengkan kepalanya.
.
.
.
.
*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*
.
.
Pagi ini sungmin dan leeteuk akan pergi ke sekolah baru sungmin. Sungmin mengenakan seragamnya waktu bersekolah di Jepang. Sekolah awal sungmin sebelum ia pindah ke Seoul yaitu di Jepang. Sesampainya di sekolah, sungmin sangat kesal dengan leeteuk. Ia kesal karna awalnya leeteuk berjanji akan menemaninya bertemu dengan kepala sekolah, namun karna tiba-tiba ada urusan mendadak dari atasan akhirnya leeteuk tidak bisa menepati janjinya pada sungmin. Sekarang sungmin harus bertemu sendiri.
Tok.. Tok.. Tok..
"masuk" ucap seorang namja paruh baya yang berstatus sebagai Kepala Sekolah di Kyunghee High School. Sekolah yang akan sungmin tempati.
"kau murid pindahan dari Jepang itu ya? Siapa nama mu?" tanyanya.
"ne. Annyeong haseyo Lee Sungmin imnida" ucap sungmin sopan memperkenalkan diri.
"Lee Sungmin? Kenapa nama mu bermarga Korea? Bukan kah kau dari Jepang?" tanya Kepala Sekolah.
"ani imnida. Saya bukan orang Jepang, tapi saya merupakan asli warga Korea. Hanya saja dari kecil saya tinggal di Jepang bersama orang tua saya" jawab sungmin menjelaskan.
"oohhh.. Begitu ya.. Baiklah" ucap Kepala Sekolah dan kemudian mengecek berkas yang ada di mejanya.
"kau akan…."
"annyeong haseyo.." sapa seorang namja di ambang pintu dan kemudian masuk ke ruangan yang sekarang sedang ada sungmin dan juga Kepala Sekolah. Sapaan namja tersebut membuat sang Kepala Sekolah tidak sempat menyelesaikan ucapannya.
"oh annyeong haseyo! Ada apa?" balas serta tanya Kepala Sekolah.
"saya merupakan siswa pindahan dari China pak" ucapnya.
"ah! Benar juga hari ini memang ada dua siswa pindahan. Satu dari Jepang dan satu lagi dari China. Hmm jadi kau siswa pindahan dari China itu?" tanya Kepala Sekolah dan yang di tanya hanya menganggukkan kepalanya. Sungmin yang merasa pernah mendengar suara namja yang sedang berada di sampingnya itu, kemudian menolehkan wajahnya. Dan betapa terkejutnya ia ketika melihat siapa yang sedang di sampingnya itu, dan begitu juga dengan namja tersebut yang terkejut melihat sungmin.
"kau!" ucap mereka bersamaan.
"kalian sudah saling mengenal?" tanya Kepala Sekolah lagi.
"ani imnida! Kami tidak saling mengenal" ucap sungmin cepat.
"hm. Saya sudah putuskan, kalian berdua akan masuk kelas XI-B. Dan masalah seragam sekolah di sini, kalian bisa mengambilnya besok dengan saya karna hari ini saya belum menyiapkan seragam untuk kalian" ucap Kepala Sekolah.
"maaf. Kelas XI-B ada di lantai berapa?" tanya namja siswa pindahan dari China itu.
"ada di lantai 2. Sebaiknya kalian segera mencari kelas kalian karna semua guru sedang mengajar jadi saya tidak bisa meminta mereka untuk mengantarkan kalian ke kelas"
"ne. Gwenchanayo seongsaengnim" ucap sungmin bersamaan dengan namja di sampingnya. Mereka pun pamit keluar dari ruangan Kepala Sekolah.
.
.
*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*
.
.
Ketika mereka sudah keluar dari ruangan Kepala Sekolah namja yang masih belum di ketahui namanya tersebut mengulurkan tangannya pada sungmin. Dan sungmin hanya mendelik padanya.
"hai! Kita bertemu lagi dan sekarang kita satu sekolah. Perkenalkan Henry imnida" ucapnya riang memperkenalkan diri. Sungmin hanya mengernyitkan dahinya.
"kenapa? Apa ada yang salah dengan ku?" tanyanya heran yang mendapat ekspresi sungmin seperti itu.
"tentu saja ada yang salah! Kita bertemu di bandara Jepang dan tadi kata mu, kau merupakan pindahan dari China. Lalu bahasa korea mu begitu fasih. Bagaimana bisa? Apa kau seorang pembohong?" tanya sungmin ketus. Sepertinya sikap sungmin yang dulunya lembut pada setiap orang sekarang menjadi sedikit angkuh. Mungkin sekarang ia ingin merubah sikapnya yang dulu terlalu lembut dan terlihat seperti namja lemah itu.
"oh itu.. Di Jepang aku menemui kaka ku selama beberapa hari sebelum berangkat ke Korea. Dan ketidaksengajaan ku ketika menabrak mu itu karna aku tergesa-gesa pesawat yang akan aku naiki menuju Seoul akan segera pergi. Dan masalah kenapa aku bisa begitu fasih berbahasa korea? Karna semasa kecil aku juga pernah tinggal lama di korea" jawab henry menjelaskan.
"oh" respon sungmin yang hanya mengucapkan kata 'oh'.
"tapi kenapa waktu itu kau sombong sekali? Tidak menerima uluran tangan ku yang sudah berbaik hati ingin membantu mu berdiri?" lanjut henry mengingat kejadian ketika mereka di bandara.
"apa itu masalah bagi mu?"
"ani. Hanya saja—a .." henry menghentikan kalimatnya dan tersenyum menatap sungmin.
"kenapa kau tersenyum?" tanya sungmin.
"kau begitu manis" ucap henry jujur.
"mm—maksud mu?" sungmin membuang muka ke sembarang arah untuk tidak menatap henry. Jujur saja sungmin jadi tersipu dengan kalimat henry itu. Lihatlah pipinya yang sekarang sedikit tampak memerah. Hanya saja ia masih tetap ingin mempertahankan image barunya yang angkuh itu.
"ne. Awal kita bertemu aku kira kau itu yeoja" jawab henry polos sambil tersenyum menunjukkan deretan giginya yang putih.
"MWO? YEOJA?" pekik sungmin yang terkejut dengan ucapan henry. Ia langsung memandang henry dengan membulatkan kedua matanya. Sedangkan henry hanya menganggukkan kepalanya lugu.
"ya! Mana mungkin namja tampan seperti ku bisa kau kira yeoja! Ck.." sungmin berdecak sebal.
"yasudahlah terserah kau saja. Itu kan hanya perkiraan awal ku. Sekarang kita harus mencari yang mana yang merupakan kelas kita" kini mereka berdua sudah berada di lantai 2. Sungmin yang mendengar suruhan dari henry pun langsung menengadahkan kepalanya ke atas untuk melihat papan yang menggantung di setiap ruangan.
Setelah sampai di ujung, akhirnya mereka menemukan kelas yang mereka akan tempati. Sungmin menyuruh henry untuk mengetok pintu dan bilang kalau mereka berdua merupakan siswa baru. Awalnya henry menolak, karna sungmin seenaknya saja menyuruhnya. Namun setelah sungmin mengatakan bahwa umurnya sudah 17 tahun, akhirnya ia mengalah karna umurnya lebih muda dari sungmin yaitu 16 tahun. Setelah mengetok pintu dan muncul seorang guru wanita yang membukakan pintu, henry pun memulai penjelasannya pada guru tersebut.
"perhatian semuanya! Kita ke datangan 2 murid baru di kelas ini" ucap sang ibu guru pada semua murid di kelas XI-B setelah kembali masuk ke kelas. Banyak murid-murid berbisik-bisik membicarakan 2 orang yang akan menjadi anggota baru di kelas mereka.
"kalian berdua, masuklah.. Perkenalkan diri kalian" songsaengnim mempersilakan kedua namja yang tadi masih di luar untuk masuk dan memperkenalkan diri. Setibanya mereka di dalam kelas, para yeoja langsung berteriak histeris melihat mereka berdua. Ada yang berteriak 'OMO! Jincha kyeopta' dan ada juga yang mengatakan 'aigoo.. Dia manis sekali..' serta ada pula para namja yang kagum melihat 2 orang namja yang sedang berada di depan kelas 'mereka berdua itu namja atau yeoja?' kira-kira itulah yang ada di pikiran mereka dan ada pula beberapa namja yang sempat berpikir untuk menjadikan 2 namja tersebut uke mereka*hwaatt?*
"annyeong haseyo.. Choneun Henry imnida. Murid pindahan from China. Mohon bantuannya.." ucap henry memperkenalkan diri lebih dulu dan kemudian tersenyum. Beberapa yeoja kembali berteriak histeris karna melihat senyumannya.
"annyeong haseyo! Lee Sungmin imnida murid pindahan dari Jepang" giliran sungmin yang memperkenalkan dirinya. Tanpa tersenyum pun sungmin sudah mendapat histeria dari beberapa yeoja.
"baiklah! Sungmin-ssi.. Sekarang kau bisa duduk di sana" ucap songsaengnim sambil menunjuk tempat duduk yang akan di duduki sungmin. Sungmin pun segera menuju tempat duduknya.
"dan kau henry-ssi.. Kau bisa duduk di sana" lanjut songsaengnim menunjukkan tempat duduk untuk henry.
Setelah sungmin dan henry duduk di tempatnya masing-masing, songsaengnim kembali memulai pelajarannya yang sempat tertunda.
"hai! Perkenalkan aku ryeowook.. Kim Ryeowook. Tapi kau bisa memanggil ku wookie. Kalau kau butuh bantuan karna baru di sekolah ini bilang saja pada ku aku akan membantu mu" ucap namja yang merupakan teman sebangku henry sambil tersenyum ramah.
"ne wookie.. xie xie" balas henry yang juga ikut tersenyum.
.
.
'cih!-namja-di-samping-ku-ini-sepertinya-sombong-sekali?-menyapa-ku-saja-tidak-ada!-padahal-kan-aku-murid-baru-di-sini' batin sungmin sambil sesekali melirik ke arah namja berambut auburn yang merupakan teman sebangkunya.
"kalau kau ingin berkenalan dengan ku tidak usah melirik-lirik ku seperti itu" namja yang tadinya ada dalam pikiran sungmin merupakan namja yang sombong akhirnya membuka suaranya.
"mwo?" sungmin membulatkan matanya menghadap namja yang berada di sampingnya itu. Namja tersebut pun ikut menghadap sungmin dan kemudian tersenyum aneh.
"ternyata kau memiliki mata seperti mata kelinci" ucap namja itu sambil memperhatikan kedua mata sungmin.
"mwo?" sungmin semakin membulatkan matanya.
"apa kau hanya bisa berkata mwo saja?" tanyanya lagi.
'namja-ini-menyebalkan-sekali' batin sungmin. Ia tidak menjawab pertanyaan namja tersebut dan malah bergumam pada batinnya. Tanpa sadar, namja tersebut mendekatkan wajahnya pada sungmin.
"kau sedang melamun apa?" tanyanya tepat di depan wajah sungmin. Sungmin yang mendengar ada suara yang menginterupsinya kembali ke alam sadarnya dan betapa terkejutnya ia ketika melihat wajah namja yang merupakan teman sebangkunya itu tepat di depan wajahnya.
"UWWAAAA!"
Semua murid yang awalnya belajar dengan tenang sontak langsung menoleh ke arah sumber suara yang tadi berteriak keras sekali.
"ada apa sungmin-ssi?" tanya songsaengnim.
"a—aa tidak ada apa-apa songsaengnim" jawab sungmin yang berusaha menghilangkan kegugupannya. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan sikap namja yang ada di sampingnya itu. Sekarang namja itu malah menunjukkan ekspresi datar dan bersikap santai sekali tanpa ada rasa bersalah sedikit pun.
"benarkah? Baiklah kita lanjutkan lagi pelajarannya" ucap songsaengnim yang kembali melanjutkan pelajarannya.
"kau tidak seharusnya berteriak seperti tadi" namja itu kembali berucap sambil memperhatikan penjelasan songsaengnim di depan kelas tanpa melihat ke arah sungmin yang sekarang menatapnya kesal.
"ya! Kau! Apa kau tidak di ajarkan sopan santun untuk menyapa orang yang baru kau kenal?" tanya sungmin dengan volume suara yang sengaja di kecilkan agar tidak mengganggu teman lain yang sedang belajar dan menjaga jarak mereka agar tidak terjadi hal seperti tadi.
"kau sendiri? Apa kau di ajarkan?" tanyanya balik yang kali ini kembali menghadap sungmin. Sungmin merasa sedikit merinding apabila melihat tatapan bola matanya yang berwarna hitam kecoklatan itu.
"tentu saja!" jawab sungmin cepat.
"lalu kenapa tadi kau melirik-lirik ke arah ku? Dan tidak menjawab satu pun pertanyaan ku? Apakah sikap mu itu bisa dikatakan sebagai sopan santun?" tanyanya lagi pada sungmin yang kini terlihat cemberut.
"i—ituu.. Karna—a…. "
"kalau kau ingin berkenalan dengan ku harusnya kau tinggal bilang saja" ucapnya memotong apa yang hendak sungmin katakan. Sungmin ingin membalas ucapan namja yang menurutnya sangat sombong itu, namun belum sempat berucap dan membuka mulut untuk mengeluarkan kata-kata. Namja itu malah menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Sungmin yang mendapat perlakuan seperti itu langsung membeku, rasa trauma serasa kembali merasuki dirinya. Ia belum mengenal namja ini, tapi ia sudah berani menyentuhnya.
.
.
T(o) B(e) C(ontinued)
.
.
Ottok'e? Jelek kah? Aneh kah? Ancur kah? Gaje kah? Ngebosenin kah?
Maapkanlah jika fic ini jelek, aneh, ancur, gaje, serta ngebosenin T.T
Ini kan fic yaoi pertama ku.. Jadi mungkin masi rada-rada(?) hehee~
Ini pun sudah ada sedikit perbaikan dari fic ini yang sebelumnya pernah ku publish di akun facebook ku.
Kira-kira ada yang baca dan mau review ga ya? Heumm~~ entahlah~~ hi hi
Oya, salam kenal ya untuk para readers yang udah baca ini fic :D annyeong~~
