"Dazai, kau di dalam?" Odasaku mengetuk pintu, lalu berdecak kecil kala lagi-lagi tidak ada jawaban.
Sudah hampir 30 menit pemuda bersurai kemerahan itu menunggu di depan pintu apartemen tersebut, namun orang yang ditunggunya tidak keluar juga. Odasaku berdecak. Apa Dazai sedang tidur di dalam sana?
Pemuda itu sekilas melirik jam tangannya. Waktu menunjukkan pukul 15.39.
"Dazai...?" sekali lagi Odasaku mengetuk pintu.
Tidak ada jawaban lagi. Odasaku berdecak, lalu memegang gagang pintu.
"Dazai—"
Klik
"—eh?"
Odasaku sedikit terkesiap. Pintu apartemen Dazai terbuka ketika ia tanpa sadar memutar gagang pintu tersebut—artinya sejak tadi pintu tersebut tidak terkunci.
Entah kenapa Odasaku dapat firasat buruk.
"Dazai...? Dazai...?" si surai kemerahan memilih untuk masuk.
Langkah kaki Odasaku menggema ketika ia memasuki apartemen tersebut. Pemuda itu beberapa kali memanggil nama sahabatnya sambil terus menyusuri apartemen tersebut.
Srr...
Suara keran air yang menyala terdengar dari arah kamar mandi. Odasaku menoleh. apa Dazai sedang mandi? Lalu kenapa pintu apartemennya bisa tidak dikunci?
"Dazai, kau di sana?" langkah Odasaku berbalik, menuju kamar mandi.
Lagi, tidak ada jawaban.
"Dazai?"
Clak!
