proudly present

x

OUTLIER

Park Chanyeol - Byun Baekhyun

(Genderswitch)

x

by : dnoona

#ig : ddnoona #wattpad : dnoonaa #joylada : dnoona

DASAR PRIA TIDAK BERGUNA !? SUMPAH AKU AKAN MELEMPARINYA SEPATU KALAU PULANG NANTI. BISA-BISANYA DIA TIDAK DATANG DAN MENGURUS BERKAS-BERKAS BODOH IN SENDIRI. DIA BENAR-BENAR INGIN MEMBUATKU KESULITAN HAH? DASAR BODOH, BODOH. PARK CHANYEOL BODOH. ARGH..

Entah sudah berapa kali wanita itu bersumpah serampah dalam hatinya sembari menghentak-hentakkan sepatu high heel sepanjang jalan. Persetan dengan orang-orang yang melihatnya aneh, Baekhyun benar-benar mengutuk Chanyeol atas ini. Hal itu terjadi setelah pengadilan menelponnya untuk melengkapi berkas-berkas perceraian yang seharusnya Chanyeol serahkan sendiri. Tapi pria itu beralibi lagi dengan pekerjaan kantornya. Begitulah pikir Baekhyun.

Seharusnya Baekhyun tidak disini, seharusnya ia melanjutkan wawancara pertamanya tapi ia memilih untuk tidak melanjutkannya. Terserah nanti perusahaan mana yang harus didatanginya lagi setelah ini, yang terpenting perceraiannya dengan Chanyeol harus segera selesai.

.OUTLIER.

Tatapan Chanyeol kosong, sesekali ia menerawang keluar jendela sembari memainkan cincin di jari manisnya. Cincin yang digunakannya untuk mempersunting sang istri, Byun Baekhyun.

Sebenarnya apa yang kau pikirkan, love? Apa pernikahan selama 5 tahun ini belum cukup membuatmu dewasa dan percaya bahwa aku adalah orang yang pantas mendampingimu sampai akhir usia? Dan haruskah pernikahan ini berakhir sebelum maut memisahkan kita? Bahkan ini hanyalah pertengkaran yang sama seperti pertengkaran kita sebelumnya. Apakah kau masih belum bisa menerima semua ini, Sayang?

"Sajangnim?"

"Sajangnim?"

"Apa kau mendengarku?"

"Sajangnim?" -Tuk

Seketika kesadarannya kembali dan ia tampak kebingungan saat melihat orang-orang disekitarnya. "Ah, Nyonya Kim?" Untuk sepersekian detik Chanyeol mencoba mengenyahkan pikiran tentang istrinya. "Maaf, apa aku melewatkan sesuatu—lagi?" Tanyanya ragu.

Sungguh ini sudah kedua kalinya Chanyeol selalu tidak fokus dalam meeting siang ini dan itu selalu berakhir dengan lamunan.

"Sajangnim? Apa Anda sedang tidak enak badan?"

"Tidak. Aku baik, Nyonya Kim"

"Tapi Anda terlihat tidak baik. Apa perlu saya panggilkan dokter?" Tanya wanita itu lagi untuk meyakinkan Chanyeol.

"Sungguh aku baik, Terimakasih. Setelah ini aku akan istirahat." Lalu Nyonya Kim dan beberapa orang disana diam, saling memberi tatapan tak percaya. "Baiklah. Tolong abaikan apa yang telah terjadi tadi. Bisakah Anda menjelaskan lagi pembahasan terakhir kita tadi, Nyonya Kim?" lanjut Chanyeol kemudian.

"B- Baiklah kalau begitu, sajangnim." Ujar wanita itu ragu seraya kembali pada slide sebelumnya.

.OUTLIER.

Sore itu setelah pulang dari pengadilan, hujan turun. Untunglah Baekhyun telah kembali ke rumah. Ia kembali untuk mempersiapkan beberapa berkas terkait kepemilikan rumah. Ide itu tiba-tiba terbesit dalam pikirannya saat di pengadilan tadi. Terang saja Baekhyun ingin menjual rumah tersebut untuk mempercepat proses perceraian mereka.

Ia cukup membagi hasil penjualan rumah tersebut dengan Chanyeol lalu setelah resmi bercerai mereka tidak perlu mempermasalahkan kepemilikkan rumah itu.

Wanita berambut pirang tersebut menaikkan seluruh rambutnya dan mengikatnya asal. Didepannya puluhan tumpukan berkas milik Chanyeol tertata rapi. Sungguh ini adalah pekerjaan berat karena selama 5 tahun Baekhyun tidak pernah sekalipun membereskan semua berkas itu. Chanyeol mecintai kebersihan dan suaminya itu percaya bahwa ia hanya mampu mengingat tempat berkasnya berada kalau ia sendiri yang membereskannya. Alhasil, ruang kerja Chanyeol steril dari tangan manusia manapun termasuk Baekhyun.

"Hhh.. dimana sih Chanyeol menyimpan berkas-berkas itu?" Keluhnya pada tumpukan berkas di depannya. Ia tidak dapat menemukan berkas-berkas yang dicarinya. Berulang kali ia memastikan bahwa tidak ada berkas yang terlewat satupun dari pemeriksaannya. Namun, berapa kalipun ia mencoba mencarinya, Baekhyun tidak menemukannya.

"Chanyeol benar-benar menyulitkanku. Bahkan semua berkas benar-benar terurut berdasarkan warna. Aku sungguh kesulitan kalau begini, terlalu banyak berkas dengan nama yang berbeda namun memiliki warna yang hampir sama dengan dokumen rumah ini. Argghh!" Sungguh Baekhyun dibuat kesulitan karenanya. "Aku harus secepatnya mendapatkan berkas itu supaya Chanyeol tidak membuang-buang waktuku seperti berkas pengadilan itu. Hhhh"

Lalu Baekhyun keluar menuju kamar mereka. Baekhyun berpikir, mungkin saja Chanyeol menyimpannya dilemari. Lalu Baekhyun mencoba membuka satu persatu laci di kamar itu hingga ia menemukan hasil yang sama dengan sebelumnya.

Ah.. Mungkin ada di brankas – Pikirnya.

Kemudian Baekhyun beralih pada brankas suaminya.

271192 – TEEEETT

Bukan

060592 – TEEEET

Bukan juga

TEEEETT

TEEEETT

TEEEETT

TEEEETT

TEEEETT

TEEEETT

BUKAN

BUKAN

BUKAN

BUKAN

BUKAN

BUKAN

"Hghhh... Astaga Chanyeol, tanggal lahir siapa sih yang kau masukkan? Kau mau mengerjaiku, Hah..? Takut kalau aku mengambil semua hartamu? ISh.. Dasar pel-" DEG

Seketika Baekhyun terdiam. Pikirannya melayang entah kemana menjelajah setiap momen bersama Chanyeol. Mungkin saja ada banyak tanggal dan nomor penting dalam hidup Chanyeol tapi hanya ada satu deretan angka yang memiliki arti lebih untuk Chanyeol dan dirinya - Mungkin. "Apa perlu aku mencoba?"

" kita lihat. Apakah ini akan bekerja?"

L

1

4

8

5

– klik

"Tanggal pernikahan kami"

.OUTLIER.

"Love~"

"Ya~ Aku di dapur dear" jawab Baekhyun kemudian.

Ia masih saja sibuk dengan masakkannya. Hingga dua buah tangan memeluknya dari belakang. Itu pasti suaminya - Chanyeol.

"Love~"

"Hey.. Kau ini~ Lepaskan aku Park~ Ganti baju dan cepatlah mandi sana"

"Nanti~ aku ingin memeluk istriku dulu. hmm~" Diciumnya harum tubuh Baekhyun dalam-dalam. Wanita yang baru ia nikahi 2 tahun yang lalu. Lalu diayun-ayunkannya sang istri seperti mainan.

"Hey, aku sedang masak. Jangan menggoyang-goyang badanku seperti itu~"

"Aku suka~ Wangi~ hehe"

"Ish.. dasar maniak." Cemooh Baekhyun kemudian. Mereka terdiam cukup lama. "Oh iya, Memangnya jam berapa ayah dan ibu akan datang?"Tanya Baekhyun penasaran.

"Nanti malam. Jam 8. Kau tidak sabar ya?"Goda suaminya jail.

"Eh, Tidak~ aku hanya gugup dear. Aku takut masakanku tidak enak. Itu saja" Jawabnya lesu. Kepala wanita itu pun tertunduk karenanya.

"Ey~ tidak mungkin. Masakan istriku kan yang teeeerrrbaiiikkk~ hehe" Tukasnya renyah lalu mencubit pipi istrinya gemas.

"Ishh~ Jangan mencubitku !?" Keluhnya.

"Hehe mana boleh begitu?"

"Boleh huh~"

"Oh iya love, memangnya apa yang kau masak malam ini?"

"Hmmm.." Wanita itu tampak berpikir lalu ia melihat ke belakang meja makan. "Hanya Rosti kentang, Pyeonsu, Dalgogi, Steak, Jjampong, Kimchi, dan puding mangga. Cukup?"

"Oh ya? Sebanyak itu? Hahaha.. Itu sudah lebih dari cukup love. Terimakasih ya~ Muah.. muah.. muah..." Dikecupnya pipi Baekhyun sayang.

"Hey~ hentikan Chanyeol~ Kau belum mandi" Namun, tiba-tiba Baekhyun terdiam. Tatapannya terpaku pada sesuatu di bawah perutnya

"Eh.. Dear~"

"Hahaha.. apa? apa sayang?"

"Tanganmu~ itu apa?"

"Hum?" Dahi Chanyeol berkerut, tidak mengerti.

"Iya itu ditangan kananmu. Tato?"

"Ah itu~ iya~ tadi siang Sehun mengajakku ke tempatnya. Jadi aku mencoba satu ditangan."

"Apa tidak apa-apa?"

"Hum?"

"Iya~ Apa tidak apa-apa kalau di kantor seperti itu?"

"Hey~ aku kan pakai kemeja dan jas."

"Hhhh~ tapi kau slalu menggulungnya."

"Oh iya.. hehe~"

"Huh.. dasar~"

"Kau tau artinya?"

"Hum?"

"Hum~ 'L' untuk Love, panggilanmu dan 1485 adalah hari pernikahan kita. Bagaimana? Kau menyukainya, love?"

"Ummm.. hu um" Kepalanya mengangguk malu. "Aku suka" lanjutnya lagi.

"Itu karna aku mencintaimu, I do love you, Love~"

.OUTLIER.

"Uh?"

Ting nong... Ting nong..

Untuk sesaat Baekhyun menyadarkan dirinya dan menemukan air matanya beranak sungai ke pipi. Kemudian ia menyingkirkan air mata itu dan meninggalkan berkas yang masih tercecer di lantai untuk membukaan pintu.

Kalau orang itu adalah Chanyeol, pasti suaminya itu sudah membukanya sendiri tanpa memencet bel. Mungkin saja tamu tapi ia tidak merasa memiliki janji dengan siapapun sore ini. Atau mungkin saja teman Chanyeol atau mungkin juga tukang paket. Ah entahlah, yang jelas setelah itu Baekhyun tetap berencana mencari berkas rumah itu.

CKLEK

"Si..."

Mendadak pertanyaan tercekat saat pintu itu terbuka. Angin dan percikan hujan sore ini masuk menerpa wajah cantik Baekhyun. Namun, bukan segar yang diterimanya tetapi wajah pucat pasi melihat suaminya tengah berdiri dengan kemeja yang basah kuyup dan seorang wanita dalam gendonganya.

Siapa wanita itu?

Apa yang sebenarnya terjadi?

Mengapa ia pulang bersama Chnayeol?

Begitulah kira-kira pikiran Baekhyun.

Bahkan semua pertanyaan itu tidak ingin Baekhyun tanyakan tapi bolehkah ia bertanya,

Apa hubungan wanita itu dengan Chanyeol?

-TBC-