CHAPTER ONE

Title:My Unromantic Boyfriend – Three Fucking Months
Author:nanaspineapple
Pairing:Yewook, slight!Kyumin
Genre:Drama, romance
Rating:T
Disclaimer:Kesamaan nama tokoh memang disengaja
Summary:Punya pacar yang tidak romantis memang sulit. Bertahanlah, Kim Ryeowook. Dia mencintaimu, kok.

A/n:sebenernya ini cuma kayak drabble tapi chaptered. Tiap chapter gak ada yang sampe 2000 kata. Jadi jangan minta dipanjangin lagi. Ini ff saya buat tahun lalu. Udah gak bisa (baca:males) diedit/ditambahin lagi


Sambil mengetik pesan pada ibuku bahwa aku akan pulang telat, aku terus berjalan menuruni tangga. Setelah pesan terkirim, aku mempercepat langkahku dan menyusuri lorong kelas satu. Aku hampir saja menabrak pintu ruang guru yang tiba-tiba terbuka.

"Ah, maaf." Sebuah suara barithon muncul dari balik pintu. "Ryeowook-ah?"

Aku mendongak untuk melihat wajah yang sangat kukenal. Mata sipit yang seharusnya tajam tapi justru terlihat polos, menatap mataku. "Wool Hyung.. kau mengagetkanku," kataku sambil menepuk lengannya pelan.

"Maaf. Kau belum pulang?" Jongwoon Hyung menyampirkan tasnya di bahunya sambil menutup pintu ruang guru. Dia melangkah dan aku mengikutinya.

"Belum.. kau sendiri? Kukira kau ada kegiatan klub." Aku mengangkat kepalaku agar bisa melihat wajahnya yang menatap lurus ke depan.

"Suaraku sedang serak jadi aku tidak ikut latihan."

"Kau baik-baik saja?"

"Iya, jangan khawatir."

Lalu hening.

Aaah, selalu saja begini. Walaupun kami sepasang kekasih, tapi kami jarang pulang bersama. Dan sekalinya pulang bersama, selalu kaku begini. Sekarang aku menyesal menerimanya waktu dia memintaku jadi pacarnya. Harusnya aku mengenalnya dulu sebelum jadi pacarnya, kalau begitu aku kan tidak perlu sering terperangkap dalam situasi menyebalkan seperti ini.

Bosan, aku memutuskan untuk memulai pembicaraan. "Emm, kau makan apa malam ini?" dia menatapku sebentar, lalu memalingkan wajah dan berpikir. Aku bertanya begitu karena dia tinggal sendiri—sebenarnya dengan hewan peliharaannya—dan dia tidak terlalu pandai memasak. Dia pasti akan memintaku memasak di rumahnya.

"Aku belum tahu.. aku sedang malas makan," jawabnya sambil menghela napas. "Kau mau ke rumahku dan masak untukku?"

Nah, sip. "Eh?!" aku membelalakkan mataku dengan sengaja. Rencanaku berhasil. Nanti di rumahnya aku mau minta putus! "Baiklah.. kalau begitu, ayo belanja dulu."

Di supermarket, Jongwoon Hyung membawa keranjang belanjaan dan membiarkanku mengambil bahan makanan yang dibutuhkan. Sewaktu aku bilang akan masak nasi goreng, dia hanya mengangguk dan tidak mengatakan apapun.

Lagi-lagi suasana yang kaku dan menyebalkan.. tak apa, tak apa. Sebentar lagi aku akan bebas dari semua ini. Aku hanya perlu bersabar sedikit. Setelah dia selesai membayar, aku mengecek belanjaannya lagi.

"Eh, kau membelikanku pudding ini?" tanyaku sambil mengangkat sebuah cup pudding rasa anggur yang kusukai. Dia tersenyum sambil mengangguk.

"Iya, kau suka, kan? Aku belikan tiga. Tadi aku mau belikan lebih banyak, tapi aku tidak bawa uang sebanyak itu."

Aaah, berhenti mendadak bersikap manis seperti itu!

oooooooooooooo

Saat masuk ke rumahnya, aku menunggunya meletakkan tas belanja di counter sebelum aku berkata jujur bahwa aku ingin mengakhiri hubungan ini.

"Mau masak sekarang? Atau mau istirahat dulu?" tanya-nya sambil menghampiriku. Aku menatapnya dalam-dalam dan mempersiapkan diriku.

"Aku mau pu—"

KRUYUUUUUUUUUUUKK

Hening.

KENAPA HARUS DI SAAT BEGINI SIH?!

"Kau.. kau mau pudding? Tunggu sebentar biar kuambilkan. Kau duduk saja," katanya sambil menghampiri meja makan dan menarik satu kursi untukku duduk.

Tidak! Tidak begini! Aku harus mengatakan sesuatu! "Bu-bukan, aku.."

"Hm?" dia menatapku sambil tersenyum, menungguku untuk melanjutkan kata-kataku. Sekarang aku tidak tahu mau bilang apa. Bentuk mata yang tajam namun terlihat polos itu sudah mengambil alih semua kesadaranku. Kenapa kau harus terlihat begitu polos, Hyung?

"Ambilkan tiga-tiganya.." kataku sambil menunduk dan duduk di kursi. Dia mengangguk dan sedikit berlari ke dapur.

Lagi-lagi aku harus berdebat dengan pikiranku sendiri. Aku melirik Jongwoon Hyung yang sedang membuka tas belanja di atas counter untuk mengeluarkan pudding yang kuminta. Dia mengeluarkan ketiganya dan berbalik untuk menuju ke meja makan. Aku bergegas berbalik dan pura-pura tidak tahu. Tapi tiba-tiba aku merasakan gelas puding yang dingin itu ditempelkan di pipiku.

Sewaktu aku berteriak karena kaget, dua lengan kuat melingkar di sekitar leherku, dan bisa kulihat wajah Jongwoon Hyung di bahuku, tersenyum lebar sambil menatapku. Dia tertawa kecil sambil menekan pipinya di bahuku. Pudding yang ada di tangannya diletakkan di meja dan dia memelukku lebih erat. "Kamu manis sekali," ujarnya.

Tanpa sadar tanganku bergerak naik dan memegang tangannya, seolah mencegahnya agar tidak pergi. Aku menoleh dan kami saling bertatapan, lalu tertawa bersama. Aku tidak tahu kenapa, tapi.. tingkah polosnya ini membuatku lupa semua rencanaku tadi. "Ayo makan puddingnya bersama-sama, Hyung," ajakku. Dia mengangguk sambil melepaskan pelukannya dan duduk di sebelahku.

Selama kami makan pudding itu, dia bercerita padaku seolah aku ini ibunya. Dia bercerita dengan riang, antusias, dan aku mendengarkannya baik-baik. Aku tahu, dia cukup talkative dan aku lebih suka mendengarkan, mungkin karena itulah kami cukup cocok.

Saat dia selesai bercerita, suasana hening lagi. Aku menatapnya yang sedang menyendok pudding ke mulutnya. Mengunyahnya perlahan dan menelannya. Mau tak mau aku menatap lehernya dan tanpa sadar aku menggigit bibirku. Tapi aku cepat-cepat tersadar. "Hyung," panggilku. Dia mendongak dengan mulut masih mengunyah. "Sudah berapa lama kita jadian?"

"Err.. tiga bulan?"

Ya, kami sudah jadian selama tiga bulan sialan. Tak ada perkembangan sama sekali. Di sekolah jarang bertemu, jarang pulang bersama, belum pernah gandengan tangan, kami bahkan belum melakukan ciuman pertama kami.

Tiga bulan lalu saat akhir musim dingin dia memintaku jadi pacarnya. Sekarang hampir di akhir musim semi menjelang musim panas, dan kami bahkan belum punya rencana untuk liburan musim panas kami.

Aku sudah banyak berpikir tentang hubungan ini. Dua bulan awal hubungan kami masih kaku, dan belakangan aku selalu mengajaknya kencan, pulang bareng, atau setidaknya makan siang bersama di sekolah, tapi dia selalu tidak bisa. Aku tidak tahu apa alasannya, dan sekarang aku ragu kalau dia memang menyukaiku.

Kadang aku bisa melihat itu (bahwa dia menyukaiku) dari matanya yang selalu menatapku dengan riang. Satu-satunya hal yang dia lakukan seperti apa yang seseorang lakukan pada pasangannya adalah memeluk dan merangkulku. Sayangnya, itu terjadi bukan pada suasana yang romantis, itu biasa terjadi bahkan dalam hubungan persahabatan, dia melakukannya karena dia senang menyentuh orang lain, senang bersama dengan orang lain. Dan aku mulai berpikir dia ingin jadian denganku karena dia tidak punya banyak teman. Dia jadian denganku agar tidak kesepian. Itu mungkin saja.

Aku tahu di kelasnya dia bersahabat dengan orang China bernama Hankyung. Dia juga anggota paduan suara yang populer, dan di klub itu dia hanya berteman dengan Cho Kyuhyun, Lee Donghae, Lee Jinki dan Shim Changmin yang sering latihan dengannya. Di antara sekitar tiga puluh orang anggota paduan suara, suara Jongwoon Hyung sebenarnya yang paling bagus. Dia ketua dari klub yang paling populer bahkan di luar sekolah kami. Hanya saja, dulu sebelum bergabung dengan klub itu, dia terlalu pendiam dan hampir tidak punya teman. Karena itu, walaupun posisinya sudah seperti sekarang, tidak terlalu mengubah keadaannya. Dia masih pendiam seperti dulu. Dia masih seperti dulu. Mungkin tak ada yang berubah.

"Oh iya, besok hari Minggu kau ada acara?" tanya Jongwoon Hyung, menyadarkanku dari lamunan.

"Emm, sepertinya tidak. Memang kenapa?"

"Klubku akan pergi ke SMA Daeleun untuk lomba. Kau datang, ya. Aku pasti akan semangat menyanyi kalau melihatmu di bangku penonton. SMA kita pasti menang kalau kau datang."

Aku tersenyum dan mengangguk sambil berjanji padanya bahwa aku akan datang. Dia mencubit pipiku dan kami tertawa bersama.

Baiklah, aku akan mencoba untuk bertahan denganmu sebentar lagi..


A/n 2:Merasa familiar dengan jalan ceritanya?

Jujur, saya memang terinspirasi dari manga karangan Yasuko-san berjudul Tsubaki-chan no Nayamigoto (atau di sini judulnya Falling for Tsubaki-chan), ada yang pernah baca?
Sebenernya ide soal bikin ff tentang Jongwoon yang gak romantis udah dari dulu, dari dulu banget. Tapi setelah baca manga itu, saya pinjem dikit lah ceritanya /gak kreatif/

Tapi secara keseluruhan ceritanya beda kok. Jauh malah. Ini paling dasar ceritanya aja yang saya bikin agak sama.

Makasih buat yang udah nyempetin baca, terutama yang nyempetin review :B