Summary:

Kim Kai adalah Pemimpin tertinggi dari tiga kelompok Iblis. Mereka sudah menguasai bumi termasuk Seoul selama 10 tahun. Yang mana mereka membuat peraturan untuk para manusia. Mengumpulkan mereka yang berumur 17 tahun sebagai budak dan setelah itu tidak ada yang tau bagaimana kelanjutan untuk mereka yang 'terpilih'.

Do Kyungsoo, seorang pria pendek yang mencoba kabur dari mereka yang selalu mengambil manusia saat manusia itu berumur 17 tahun. Dan mereka yang manusia sebut dengan incubus.

[incubus adalah iblis yang mengambil energi manusia dengan berhubungan badan]

Warning : mature, boylovers/bxb

Prolog : Melarikan Diri

Matahari mulai bersembunyi di balik awan, malu untuk menampakan dirinya yang mulai tidak bersinar. Digantikan dengan bulan yang sekarang memiliki sinarnya. Langit pun mulai menjadi gelap dengan bintang-bintang yang menghiasi.

Malam akan tiba dan orang-orang pun dengan cepat masuk kedalam rumahnya. Bersiap bersembunyi dari makhluk yang tidak diinginkan yang kini hidup bersama mereka.

Malam ini adalah malam untuk mereka yang telah berumur 17 tahun dikumpulkan di tengah kota. Berbaris untuk dipilih oleh makhluk-makhluk tersebut.

Ada keluarga yang pasrah ketika anak atau saudaranya diambil. Ada juga yang menyembunyikan anaknya di tempat yang jauh walau akhirnya makhluk itu dapat menemukannya.

Dan ini adalah malam yang menegangkan untuk keluarga Do. Karena anak terakhir mereka, Do Kyungsoo akan berumur 17 tahun ketika jam menunjukkan pukul 00.00.

"Sayang, aku tidak mau Kyungsoo diambil." Ibu Kyungsoo kini menangis dipelukan suaminya. Mengingat bagaimana anak pertamanya ikut dalam barisan beberapa tahun lalu, yang hampir terpilih. Namun keberuntungan masih menyertainya.

Lalu, kali ini, anak terakhirnya lah yang akan berdiri di barisan itu, yang manusia sebut dengan barisan kematian. Karena tidak ada yang tau apa yang terjadi setelah mereka terpilih.

"Tenanglah sayang, berdoa semoga keberuntungan terus menyertai anak kita."

Di balik pintu, berdiri seorang pria dengan postur tubuh seperti wanita, kecil dan pendek. Wajahnya pun bisa dibilang tampan namun juga imut.

Do Kyungsoo, dia lah yang bersembunyi di balik pintu itu, mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya.

Jujur saja, sedatar-datarnya ekspresi yang ia perlihatkan pada semua orang, namun rasa takut dan gugup menyelimuti dirinya.

Dengan cepat, ia kembali ke kamarnya di lantai atas dengan tergesa-gesa. Mengunci dirinya di dalam sana dan berharap ia pergi ke dunia yang tidak ada makhluk menjijikan yang mengambil manusia seenaknya yang bernama incubus.

"Baekhyun, apa yang harus aku lakukan?" Ucapnya dalam hati setelah ia mengunci kamarnya dan membanting tubuhnya di ranjang besarnya.

Baekhyun adalah kakak kelas serta sahabatnya yang telah diambil oleh incubus sialan itu. Tahun lalu, adalah tahun terakhir ia tertawa dengan Baekhyun.

Setelah kepergiannya, Kyungsoo terpuruk, ia tidak pergi sekolah selama sebulan penuh. Ia juga tidak keluar dari kamarnya, yang membuat kedua orang tua serta kakaknya khawatir padanya.

Sejak saat itulah, ia membeci incubus. Membenci mereka yang telah mengambil sahabatnya. Se-cerewetnya Baekhyun, Kyungsoo tetap menyayanginya.

Kyungsoo menutup wajahnya dengan selimut, suara isakan keluar dari bibir tebalnya. Ia tidak bisa menahan ketakutannya lagi, ia juga tidak ingin bercerita pada siapapun tentang perasaannya kecuali pada Baekhyun.

Suara ketukan pintu menghentikan tangisnya. Suara lembut ibunya memanggilnya pelan. Ia pun bangun dari ranjangnya dan mencuci wajahnya sebelum membuka pintu dengan berat hati.

"Sayang, kau baik-baik saja?" Ibunya memeluk Kyungsoo erat yang membuat orang yang dipeluk menutup wajahnya di sela-sela leher perempuan yang ia sayang.

"Aku baik-baik saja, bu."

"Jangan berbohong pada ibumu. Aku tahu kau takut, Soo."

Sekarang, ibunya menutup pintu kamar Kyungsoo dibelakangnya dan menatap anak terakhirnya dengan serius.

"Aku ingin kau pergi dari sini, Soo."

Kyungsoo membulatkan matanya dan menatap ibunya dengan kaget, "Kenapa?"

"Lebih baik aku kehilangan dirimu yang masih akan baik-baik saja walau bukan bersama ibu daripada aku kehilangan dirimu yang belum tahu apa yang terjadi padamu setelah kau diambil oleh mereka."

"Ibu, tenanglah. Mungkin keberuntungan akan datang pada keluarga kita untuk kedua kalinya seperti hyung."

"Tapi kesempatan kedua juga belum tentu adanya, Soo."

Kyungsoo terdiam, ia tidak tau apa yang harus dikatakannya. Dan sejujurnya ia ingin pergi, tapi ia tidak tau harus kemanakah dirinya setelah ia pergi dari rumah?

"Kau berbeda dari hyungmu. Kau-Kau terlihat manis. Dan makhluk itu suka dengan yang manis."

"Ibu mengataiku atau bagaimana?" Kyungsoo menghela nafasnya pelan. Ia merasa seperti makanan saat ibunya mengatakan hal tersebut.

"Aku serius. Makhluk-makhluk itu memiliki ketua, Soo. Aku tidak tau, mereka mengambil anak-anak tersebut untuk diri mereka sendiri atau untuk ketuanya. Kau juga tau kan mereka ada tiga kelompok?" Kyungsoo mengangguk.

Kyungsoo tau bahwa incubus yang datang ke bumi berasal dari tiga kelompok yang berbeda, namun mereka bertiga bersahabat. Incubus kelompok terakhir bernama Oh.

Dan Incubus yang mengambil sahabatnya adalah incubus tertinggi kedua, yang bernama Park.

Lalu, kelompok yang paling ditakuti manusia adalah kelompok pertama dan paling tertinggi, yang bernama Kim. Semua orang hanya berharap mereka tidak dipilih oleh Kim bahkan kalau bisa tidak dipilih oleh ketiga kelompok tersebut.

"Ibu mohon pergilah sebelum tengah malam datang."

"Tidak bisakah kita berbohong bahwa aku masih berumur 15 atau 16 tahun?"

Ibunya menggeleng lemah, "Tidak, Soo. Mereka bisa mencium anak yang sudah matang atau berumur 17 tahun."

"Jika mereka bisa menciumnnya, apa gunanya aku pergi?"

"Bersembunyilah, kau pergi ke hutan, disana ada sebuah gua yang sulit ditemukan. Hanya keluarga kita yang tau keberadaan gua tersebut."

"Tapi, aku tidak tau ibu."

"Hutan akan menuntunmu kesana. Hatimu akan menuntunmu kesana. Apa kau mau diambil oleh mereka?" Kyungsoo kembali menggeleng.

"Tinggalah disana selama setahun. Besok ibu akan datang kesana, membawakan makanan dan baju untukmu. Kami juga akan sering mengunjungimu."

Setelah perbincangan mereka tersebut. Kyungsoo sudah berdiri di depan pintu rumahnya. Ia berbalik dan melihat kakaknya serta kedua orang tuanya tersenyum sedih kearahnya.

Mereka bertiga memeluk Kyungsoo dengan sedih, "Sehatlah terus nak. Ingat, ayah dan ibu akan mengunjungimu disana."

"Angin akan menuntunmu, hutan akan memanggil namamu dan hatimu akan memberitahumu."

Walaupun tidak mengerti dengan ucapan ibunya, Kyungsoo tetap tersenyum kecil dan mengangguk sebelum keluar dari rumah yang ia tinggali selama 17 tahun itu. Dan malam ini adalah harapannya untuk bisa bebas dari makhluk terkutuk tersebut.

Kini Kyungsoo sudah memasuki hutan dari setengah jam yang lalu, kakinya mulai lelah berjalan. Tidak ada satu pun cahaya yang menerangi jalannya.

Dia pun berhenti di depan pohon yang besar, menyandarkan punggungnya pada pohon tersebut.

"Apa sekarang sudah tengah malam?" Mata besarnya melihat ke atas, menatap bulan purnama yang sedikit tertutup oleh pohon-pohon di dalam hutan.

Sebentar lagi adalah waktu pemilihan. Waktu mereka mengambil manusia dan mengumpulkannya di tengah kota. Dan ini adalah saat-saat yang menegangkan untuk Kyungsoo karena dirinya belum juga menemukan gua yang dibicarakan ibunya.

"Apa yang harus lakukan? Apa?"

Kyungsoo mengacak rambutnya dengan frustasi. Dalam hati dia selalu berdoa agar dia bisa menemukan gua yang dimaksud dengan cepat.

"Tenang Soo, tenang. Kau bisa menemukannya." Kyungsoo menarik nafasnya dalam-dalam dan menenangkan hatinya. Tanpa disadari olehnya, kakinya bergerak dengan sendirinya, berjalan masuk ke dalama hutan yang lebih gelap.

Sampai dia membuka matanya dan menemukan sebuah gua yang besar di depan matanya. Dengan senyum lebar yang terpampang diwajahnya ia pun berteriak dengan pelan.

"Aku menemukannya!"